Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEKNOLOGI MINERAL

MAGNESIT

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Ir. Soemargono, SU

Oleh :

1. Olvy Dwi Pangesti (1531010030)


2. Yulanda Kartika Utari (1531010034)
3. Rio Aditya (1531010072)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2017

Teknologi Mineral 1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Teknologi Mineral yang berjudul Magnesit.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah teknologi mineral yang


berjudul Magnesit ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Surabaya, November 2017

Penyusun

Teknologi Mineral 2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
I.1 Latar Belakang .................................................................................. 4
I.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5
I.3 Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 6
II.1 Definisi Magnesit ............................................................................. 6
II.2 Karakteristik Magnesit ..................................................................... 6
II.3 Tempat Magnesit Diketemukan ....................................................... 7
II.4 Teknik Penambangan Magnesit ....................................................... 8
II.5 Pengolahan Dan Pemanfaatan Magnesit .......................................... 8
II.6 Pemurnian Magnesit ........................................................................ 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10
III.1 Kesimpulan ..................................................................................... 10
III.2 Saran ............................................................................................... 11

Teknologi Mineral 3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Mineral merupakan sumber daya alam yang proses pembentukannya
memerlukan jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. Mineral dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri/produksi. Dalam hal demikian
mineral lebih dikenal sebagai bahan galian. Betapa pentingnya kedudukan bahan
galian di Indonesia maka melalui Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1980.
Pemerintah Republik Indonesia membagi bahan galian menjadi tiga
golongan yaitu: bahan galian strategis disebut pula sebagai bahan galian golongan
A, bahan galian vital disebut pula sebagai bahan galian golongan B, dan bahan
galian non strategis dan non vital disebut pula sebagai bahan galian golongan C.
Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula sebagai bahan galian
golongan C terdiri dari : nitrat, nitrit, fosfat, garam batu (halit), asbes, talk, mika,
grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas (alum), oker, batu permata, batu setengah
permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gipsum, bentonit, tanah diatomea, tanah
serap (fuller earth), batu apung, trass, obsidian, marmer, batu tulis, batu kapur,
dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepanjang tidak
mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam skala
yang berarti dari segi ekonomi pertambangan.
Secara geologi bahan galian industri yang berkaitan dengan proses ubahan
hidrotermal. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah barit, talk, magnesit, gips,
toseki, pirofilit, dan kaolin. Salah satunya magnesit dimana merupakan bahan
galian industri sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari,
bahkan dapat dikatakan bahwa manusia hidup tidak lepas dari bahan galian
industri.

Teknologi Mineral 4
I.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi magnesit ?


2. Bagaimana karakteristik magnesit?
3. Dimanakah tempat magnesit diketemukan?
4. Bagaimana teknik penambangan magnesit?
5. Bagaimana pengolahan dan pemanfaatan magnesit?

I.3 Tujuan

1. Untuk dapat mengetahui pengertian magnesit.


2. Untuk dapat mengetahui karakteristik magnesit.
3. Untuk dapat mengetahui tempat magnesit diketemukan.
4. Untuk dapat mengetahui teknik penambangan magnesit.
5. Untuk dapat mengetahui pengolahan dan pemanfaatan magnesit.

Teknologi Mineral 5
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi Magnesit


Nama kimia dari magnesit yaitu MgCO3, Magnesium Karbonat, dijumpai
dalam bentuk kompak dan mikrokristalin, bentuk rhombohedral, jarang
didapatkan, warna putih, kuning, atau abu – abu, kadang – kadang
memperlihatkan kenampakan seperti porselin dengan fraktur konkoidal.
Kristal magnesit umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hidrotermal
batu gamping ganggang atau penggantian dolomit amfibolit, piroksenit, diabas,
peridotit, riolit, basalt dan granit.

Gambar 1. Magnesit

II.2 Karakteristik Magnesit


Mineral ini mempunyai tingkat kekerasan 3,5 – 4,5, berat jenis 3,0, tidak
larut dalam asam klorida tetapi berbuih bila dipanaskan, tidak terbakar. Apabila
disinari ultraviolet akan memancarkan warna biru atau hijau.
Magnesit kriptokristalin atau amorf terbentuk dari alterasi larutan
serpentin atau larutan ultrabasa lainnya. Magnesit jenis yang tersebut terakhir ini
umumnya terdapat dalam jumlah sedikit karena sebarannya terbatas hanya
dipermukaan batuan induk.

Teknologi Mineral 6
Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya
berasosiasi dengan batuan sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan
marin, kecuali brukit. Magnesit ditemukan didalam batuan serpentin. Magnesit
umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat
pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn dan Ca yang dapat
menggantikan unsur Mg. Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan
batuan ubahan, sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan
ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung magnesit adalah dolomit
(CaMg(CO3)2, magnesit zedin (MgCO3), epsonil (MgSO4)7H2O, dan brukit
(Mg(OH)2
Magnesium karbonat yang mengkristal dalam sistem trigonal, dimana
sistem trigonal yaitu menghalangi 3 Crystal Habits 2/m adalah format yang pada
umumnya raksasa (masive) seperti daun, fiberous dan mengejar menuju batu
karang yang berjaringan halus. Kristal adalah sangat jarang,, tetapi ketika
ditemukan adalah dalam wujud rombohedron atau prisma bersudut enam dengan
suatu penghentian pinacoid. Perpecahan sempurna di tiga arah yang membentuk
rombohedron. Belahan conchoidal ke tidak seimbang. Karakteristik yang lainnya
berbuih dengan mudah hanya di panas melemahkan zatair-khlor.

II.3 Tempat Magnesit Diketemukan


Di Indonesia mineral magnesit dijumpai antara lain :

1. Daerah Istimewa Aceh : Daerah Kr.Jreue Kab.Aceh Besar (cukup baik,


berupa urat – urat pada batuan ultrabasa berasosiasi dengan talk)
2. Nusa Tenggara Timur : P. Moa (berasosiasi dengan peridotit – serpentinit).
3. Timor Timur : Desa Vemasse dan Laleia antara Manatuto, Baucau
(mengisi rekahan pada batuan ultrabasa, kadar MgO = 6,75 – 9,24%).
4. Sulawesi Tenggara: P.Padamarang (berasosiasi dengan batuan ultrabasa,
peridotit serprntinit yang berumur Pra Tersier); P. Lambasina (berasosiasi
dengan batuan ultrabasa, peridotit serpentinit yang berumur Pra Tersier).

Teknologi Mineral 7
II.4 Teknik Penambangan Magnesit
Teknik penambangan magnesit sama seperti penambangan kaolin yaitu
penambangannya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Tambang terbuka (open pit)


2. Tambang semprot (hydraulicking)
3. Tambang dalam (underground mining)

Dua cara yang pertama lebih banyak diterapkan dibanding cara yang
ketiga. Pada tambang terbuka, pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat
sederhana atau dengan alat mekanis (bulldoser, scrapper, dan lain – lain). Endapan
magnesitnya dapat digali dengan menggunakan excavator antara lain : backhoe
ataupun shovel, kemudian dimuat kedalam truck dan diangkut ke pabrik
pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan tanah penutup lalu
disemprot dengan menggunakan pompa air bertekanan tinggi. Hasil
penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran magnesit dengan air. Kemudian
lumpur tersebut dipompakan ke tempat pengolahan dengan pipa – pipa.

II.5 Pengolahan Dan Pemanfaatan Magnesit

1. Pengolahan
Magnesit hasil dari penambangan dibersihkan dari pengotor/ kontaminan.
Tahap berikutnya disemprot dengan air untuk menghilangkan kotoran
yang masih menempel. Proses lanjutan dapat diperlakukan seperti pada
kaolin. Keterdapatan magnesit alam sangat terbatas, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan dibuat magnesit sintesis dari dolomit atau gamping
dolomitan (dikenal sebagai seawater magnesia).
2. Pemanfaatan
Magnesit digunakan untuk bahan tahan api dimana magnesit yang telah
dipanasi dan mengandung kurang dari 1% CO2 banyak digunakan untuk
pembuatan “batu bata” yang tahan api. Magnesit adalah bahan utama
refraktori yang digunakan dalam tungku-tungku temperatur tinggi, dapat
menahan karat pada pembuatan baja. Magnesit juga digunakan untuk

Teknologi Mineral 8
bahan industri semen, bahan isolasi, pertanian, peternakan, dan industri
karet.

II.6 Pemurnian Magnesit


Magnesit tergolong logam ringan, dan tahan terhadap karat berkat lapisan
oksida magnesium. Proses pemurnian magnesit dapat dilakukan dengan metode
thermal atau Electrolitic.

1. Thermal proses
Thermal proses adalah didasarkan pada reduksi magnesium oksida dengan
karbon, silikon atau unsur lain pada temperatur dan vakum yang tinggi.
 Reduksi pendahuluan bijih
 Reduksi penguapan dan pengembunan uap magnesium
 Peleburan kristal (condensat crystal) menjadi magnesium kasar.
2. Proses Elektrolisis
Proses ini terdiri dari beberapa tingkat, yang prinsipnya adalah pengerjaan
pendahuluan dari garam magnesium anhidrous murni, elektrolisa campuran
dan refining.Masing-masing proses ini dibedakan menurut bijih yang
digunakan (dapat juga carnalite, magnesium, chlorida, dsb), dan cara
pengerjaan pendahuluannya (magnesite chlrorination,dihidration of magnesium
chloride, etc).Elektrolit larutan garam magnesium dalam teknik tidak
digunakan lagi karena magnesium lebih elektro magnetik dibanding dengan ion
hidrogen pada katoda dan tidak ada cara untuk memperbaiki teknik tersebut.
Penggunaan : Magnesium umumnya dipadu dengan unsurunsur lain untuk
memperoleh bahan-bahan struktural terutama digunakan untuk roda pesawat
terbang, panel-panel pesawat.Penggunaan lain adalah untuk Pyrotechnic
Explossive technics” dan “Flash lights.

Teknologi Mineral 9
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Magnesit mempunyai nama kimia yaitu MgCO3, Magnesium Karbonat. Kristal
magnesit umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hidrotermal batu
gamping ganggang atau penggantian dolomit amfibolit, piroksenit, diabas,
peridotit, riolit, basalt dan granit.
2. Magnesit mempunyai tingkat kekerasan 3,5–4,5, berat jenis 3,0 , tidak larut
dalam asam klorida tetapi berbuih bila dipanaskan, tidak terbakar. Apabila
disinari ultraviolet akan memancarkan warna biru atau hijau.
3. Tempat magnesit diketemukan antara lain Daerah Istimewa Aceh, Nusa
Tenggara Timur, Timor Timur, Sulawesi Tenggara.
4. Teknik penambangan magnesit sama seperti penambangan kaolin yaitu
penambangannya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: tambang terbuka
(open pit), tambang semprot (hydraulicking), tambang dalam (underground
mining).
5. Pengolahan magnesit hasil dari penambangan dibersihkan dari pengotor/
kontaminan. Tahap berikutnya disemprot dengan air untuk menghilangkan
kotoran yang masih menempel. Proses lanjutan dapat diperlakukan seperti pada
kaolin. Keterdapatan magnesit alam sangat terbatas, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan dibuat magnesit sintesis dari dolomit atau gamping dolomitan
(dikenal sebagai seawater magnesia).
6. Pemanfaatan magnesit digunakan untuk bahan tahan api, pembuatan “batu
bata” yang tahan api. Magnesit adalah bahan utama refraktori yang digunakan
dalam tungku-tungku temperatur tinggi, dapat menahan karat pada pembuatan
baja. Magnesit juga digunakan untuk bahan industri semen, bahan isolasi,
pertanian, peternakan, dan industri karet.

Teknologi Mineral 10
III.2 Saran
Sebaiknya lebih banyak mengetahui tentang magnesit hal ini agar saat
menjelaskan bisa lebih terinci lagi dan diperbanyak buku referensi mengenai
materi magnesit agar tidak hanya dalam satu buku referensi yang digunakan
sehingga pengetahuan mengenai magnesit jauh lebih luas.

Teknologi Mineral 11

Anda mungkin juga menyukai