Anda di halaman 1dari 5

Empati Kebutuhan Jaman Sekarang

Pendahuluan

Pernah suatu kali saya melihat seorang teman perempuan saya sedang berdiam diri dan
melamun kemudian saya menghampirinya dan menyapa dia. Setelah beberapa saat dia
menceritakan tentang dirinya yang dalam pergumulan, saya merasa empati. Saya menghibur dia
dan berkata sabar kepadanya. Bukannya tenang dia malah marah kepada saya dan berkata
"enak sekali berkata sabar sedangkan kamu tidak pernah merasakan apa yang sekarang saya
rasakan". Beberapa teman saya juga pernah mengalami suasana yang saya alami saat itu yaitu
ditolak ketika berempati kepada orang lain.

Kejadian seperti ini mungkin juga tidak hanya saya dan teman saya saja yang mengalaminya
tetapi lebih banyak lagi orang. kita terkadang sulit menunjukan rasa empati kita dan
menanggapi teman atau saudara yang sedang dalam keadaan duka atau dalam pergumulan.
Menjadi kebingungan kita ketika peduli akan orang lain tetapi takut disalah artikan. Bagaimana
sikap empati atau penempatan rasa empati kita yang dibutuhkan pada jaman sekarang. Pada
jaman sekarang yang plural, yang berkembang pesat, jaman yang manusianya dapat dengan
mudah menyimpulkan segala sesuatu dengan sepihak atau jaman yang egois. jaman yang
membutuhkan usaha yang besar untuk bergaul dengangnya.

Rumusan Masalah
Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menunjukan rasa empati. Biasanya reaksi
empati berdasarkan pengalaman yang kita alami dimasa lalu, terkadang kita merasa semakin
empati saat orang lain memiliki pengalaman yang mirip dengan kita. Jika kita memiliki
pengalaman untuk mengetahui keadaan diri sendiri, maka semakin kita terampil membaca
keadaan orang lain.

Pembahasan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang
merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan
orang atau kelompok lain.1

Pendengar adalah kunci utama berempati 2, yang dimaksud pendengar adalah orang yang
merasa berempati. Kebiasaan tiap orang itu berbeda-beda, jadi cara menanggapi jenis orang-
orang tersebut juga pasti berbeda. Terkadang cara menunjukan rasa empati kita tidak selalu
dengan sebuah kata "sabar ya", melainkan hal yang lain.

Ada beberapa jenis orang yang hanya ingin didengarkan dan menganggap perkataan sang
pendengar hanya hembusan angin yang tak terlihat. Ada juga yang ada masalah tetapi hanya
diam dan tidak mau berkata apapun pada siapapun. Ada orang yang perlu sekali empati kita
tetapi malu ataupun takut kepada perkataan kita yang mungkin mengingatkan mereka kepada
keluarga yang menyakiti mereka.

Selain melihat dari tipe objeknya kita juga harus melihat sisi pendengar, Masing-masing kita
sebagai pendengar memiliki kemampuan reaksi berempati terhadap orang lain yang berbeda-
beda. Daniel Goleman mengungkapkan ada 3 ciri kemampuan empati yang harus dimiliki, 3

1. Mendengarkan dengan baik. Bukan hanya didengar tapi tidak mengerti maksudnya
melainkan disimak dan dipahami.

2. Menerima sudut pandang orang lain agar timbul toleransi

3. Peka terhadap perasaan orang lain. Mampu membaca perasaan orang lain melalui
bahasa verbal maupun non-verbal seperti melihat bahasa tubuh, ekspresi wajah, nada
bicara, gerak-gerik.

Menurut Daniel Goleman orang yang memiliki pengalaman empati yang tinggi memiliki
beberapa ciri dan karakteristik yaitu,4
1. Ikut merasakan: mampu merasakan dan mengidentifikasi keadaan emosi orang lain

2. Dibangun berdasarkan kesadaran diri: semakin orang mengenal keadaan emosinya


sendiri semakin terampil pula membaca keadaan emosi orang lain. Lebih mengerti
keadaannya maka lebih dengan cepat kita bereaksi.

3. Peka terhadap bahasa isyarat: biasanya orang lebih banyak menggunakan bahasa non
verbal atau bahasa tubuh.

4. Mengambil peran: ketika kita sudah menyadari apa yang dirasakan orang lain maka
segera melakukan sesuatu untuk orang lain.

5. Mengontrol emosi: agar kita tidak larut pada keadaan emosi orang lain.

Setelah mengidentifikasi keadaan emosi orang lain, kita bisa menunjukan rasa empati kita
sebagai pendengar dengan cara yang sederhana adalah mengelus bahunya, mengusap air mata,
memeluk, menggenggam tangan mereka menurut kebutuhan mereka.
1
https://kbbi.web.id/empati
2
Yeo. Anthony, Konseling. Suatu Pendekatan Pemecahan Masalah. (Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia, 2003). Hlm 64.
3
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional. (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.1996). Halaman
158.
4
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional. (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. 1996). Halaman
404.

Simpulan

Kita selalu mendengar bahwa manusia adalah makhluk sosial, membutuhkan bantuan orang
lain untuk hidup apalagi pada jaman yang makin berkembang ini. Rendahnya empati kita dapat
menimbulkan rasa egoisme yang sedang tren pada jaman sekarang. Di dalam kehidupan
diperlukan kemampuan empati untuk membantu kita beradaptasi dan diterima dengan baik
oleh lingkungan kita berada.

DAFTAR PUSTAKA

Goleman, Daniel. (1996). Kecerdasan Emosional (edisi Indonesia). Jakarta:PT


Gramedia Pustaka Utama.
https://kbbi.web.id/empati (diunduh 11/12/2017. Pkl 10:45).

Yeo, Anthony. (2003). Konseling. Suatu Pendekatan Pemecahan Masalah (edisi


Indonesia). Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai