Anda di halaman 1dari 20

FahrinNizami SUBSCRIBE

FahrinNizami
Blog Kumpulan Laporan Kasus, Asuhan Keperawatan, SAP dan Contoh Soal Uji
Kompetensi Keperawatan
SUBSCRIBE

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak


Dengan Diare
August 21, 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Di Indonesia, angka kematian bayi akibat diare masih cukup tinggi.


Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, diare merupakan
penyebab nomor tiga kematian pada bayi, setelah gangguan perinatal
dan penyakit sistem pernapasan sedangkan pada balita, diare
merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit sistem
pernapasan (Tin Afifah dkk,2003).

Terjadinya diare disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan satu


sama lain, antara lain faktor lingkungan, gizi, kependudukan, keadaan
sosial ekonomi, dan faktoe perilaku masyarakat. Penatalaksanaan yang
efektif dan rasional dapat memperkecil angka kematian penderita diare
dengan harapan tumbuh kembang yang optimal.

1.2. Rumusan Masalah

1.    Bagaimana konsep dasar penyakit Diare pada Anak?


2.    Bagaimana konsep asuhan keperawatan penyakit Diare pada Anak?

1.3.  Tujuan

      1.  Untuk mengetahui tinjauan teoritis diare


      2.  Untuk mengetahui Pengkajian pada anak dengan diare
      3.  Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan diare
      4.  Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak dengan diare
      5.  Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak dengan
diare
      6.  Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan diare
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Defenisi Diare

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang


terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan
bentuk tinja yang encer atau cair. (Suriadi,Rita Yuliani,  2001).

Ilustrasi Anak Diare


Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan
dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali
atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002).
Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada
masa kanak-kanak, didefenisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi,
konsistensi, dan volume dari feces (Mc.Kinney, Emily Stone et al, 2000).

2.2. Jenis Diare


Ada beberapa jenis diare, yaitu:

1.      Diare cair akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
(umumnya kurang dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak
atau cair yang sering dan tanpa darah, mungkin disertai muntah dan
panas. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi
merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
2.      Disentri, yaitu diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir
dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat
badan dengan cepat, kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif.
3.      Diare persisten, yaitu diare yang mula-mula bersifat akut namun
berlangsung lebih dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai
diare cair atau disentri. Akibat diare persisten adalah penurunan
berat badan dan gangguan metabolisme.
4.      Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut
dan persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti
demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya. Tatalaksana penderita
diare ini berdasarkan acuan baku diare dan tergantung juga pada
penyakit yang menyertainya.

2.3. Etiologi Diare

Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi , malabsorpsi (gangguan


penyerapan zat gizi), makanan, dan faktor psikologis.

1.    Faktor infeksi


a.    Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
Ø Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Aeromonas, dll.
Ø Infeksi Virus: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll.
Ø Infeksi parasit: Cacing  (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris),
Protozoa (entamoeba histolitika, giardia lamblia), jamur (candida
albicans).
b.      Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, seperti OMA, tonsilofaringitis, bronkopneumonia,
ensefalitis, dsb.
2.    Faktor malabsorpsi
a.    Malabsorpsi karbohidrat
b.    Malabsorpsi lemak
c.    Malabsorpsi protein
3.    Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar,
basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan
kurang matang.
4.    Faktor psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, jika terjadi pada anak akan
menyebabkan diare kronis.

2.4. Patofisiologi

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih


patofisiologi/patomekanisme dibawah ini:
1. Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan
elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini
yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak
sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan
puasa makan/minum.
2. Diare osmotik
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik
intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia
yang hiperosmotik (antara lain MgSO4, Mg(OH)2), malabsorpsi umum
dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal pada defisiensi
disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa.
3. Malabsorpsi asam empedu dan lemak
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi
micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati.
4.  efek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport
aktif NA+K+ATPase di enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang
abnormal.
5. Motilitas dan waktu transit usus yang abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas
usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus.
Penyebabnya antara lain: diabetes mellitus, pasca vagotomi,
hipertiroid.
6. Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal
disebabkan adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik pada
usus halus
7. Diare inflamasi
Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare pada
beberapa keadaan. Akibat kehilangan sel epitel dan kerusakan tight
junction, tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah dan limfatik
menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein dan seringkali sel darah
merah dan sel darah putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare
akibat inflamasi ini berhubungan dengan tipe diare lain seperti diare
osmotik dan diare sekretorik.
8. Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari
sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif dan
invasif (merusak mukosa). Bakteri non-invasif menyebabkan diare
karena toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut.

2.5. Manifestasi Klinis

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,


hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare
yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat
dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi
berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan
merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak
lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala
ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam


karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam
(pernapasan Kussmaul)

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa


renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat
timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai


timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

2.6. Pemeriksaan Diagnostik

·      Pemeriksaan tinja.


·      Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,
bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa
gas darah atau astrup, bila memungkinkan.
·          Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi
ginjal.
·          Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad
renik atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien
diare kronik.

2.7. Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala anak yang menderita diare, yaitu:


1.    Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
2.    Suhu tubuh meninggi
3.    Feces encer, berlendir atau berdarah
4.    Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
5.    Anus lecet
6.    Muntah sebelum dan sesudah diare
7.    Gangguan gizi akibat intake makanan kurang
8.      Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran
mukosa kering.

2.8. Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak,


dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti:
1.    Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, hipertonik)
2.    Renjatan hipovolemik
3.    Hipokalemia
4.    Hipoglikemia
5.    Intoleransi laktosa sekunder
6.    Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
7.    Malnutrisi energi protein

2.9. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah
dan mengobati dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit,
malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang
spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk
memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional.

A.  Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni


a.    Jenis cairan
a)    Cairan rehidrasi oral
Ø Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3, KCl, dan Glukosa
Ø Formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau
karbohidrat lain.
b)   Cairan parenteral

b.     Jalan pemberian cairan


a)    Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan
bila anak mau minum serta kesadaran baik.
b)    Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa
dehidrasi, tetapi anak tidak mau minum, atau kesadaran
menurun.
c)    Intravena untuk dehidrasi berat.

c.     Jum;ah cairan


Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia
anak

d.   Jadwal pemberian cairan


a)    Belum ada dehidrasi
Oral : 1 gelas setiap kali anak buang air besar
Parenteral dibagi rata dalam 24 jam
b)   Dehidrasi ringan
1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik.
Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
c)    Dehidrasi sedang
1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik.
Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
b)   Dehidrasi berat
Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak
B.  Pengobatan dietetik
1.      Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanannya adalah:
·          Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah
laktosa dan asam lemak tak jenuh)
·      Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi
tim)
·      Susu khusus, sesuai indikasi kelainan yang ditemukan
2.      Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg.
Jenis makanannya adalah makanan padat atau makanan cair/ susu
sesuai dengan kebiasaan makan di rumah.

2.10. Obat – obatan

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang


melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin,
tepung beras, dll).
1.    Obat antisekresi
2.    Obat antispasmolitik
3.    Obat pengeras tinja
4.    Antibiotika, kapan perlu

                   

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE

3.1. Pengkajian
A.  Identitas Anak
Nama, umur, tempat/ tanggal lahir, alamat/ No telp, tingkat
pendidikan dll.

B.  Riwayat Kesehatan Dahulu


a.    Riwayat kelahiran ; Panjang Lahir, Berat Badan Lahir Rendah
b.      Riwayat Nutrisi ; Mal Nutrisi, KEP, Pola Makan dan Minum, Tipe
Susu Formula
c.    Riwayat diare ; Berulang, Penyebab
d.   Pola Pertumbuhan
e.    Riwayat Otitis media dan atau infeksi lainnya

C.  Riwayat Kesehatan Sekarang


a.    Riwayat Diare : Frekuensi, Penyebab.
b.    Riwayat Tinja : Jumlah, warna, bau, konsistensi, waktu BAB   
c.    Kaji Intake dan Output

D.  Pengkajian Sistem


a.    Pengkajian umum
Ø Kesadaran
Ø Tanda – tanda vital
Suhu tubuh :   pengukuran suhu melalui mulut (anak > 6 th)
Pengukuran axilla (<4 – 6 th)
Nadi : kuat, lemah, teratur/ tidak.
Nafas : kedalaman, irama, teratur/ tidak
TD : Sistolik/ diastolik, tekanan nadi
Ø TB / BB
Ø Lingkar kepala
Ø Lingkar Dada
b.    Pengkajian fisik
Ø Kepala
Kebersihan kepala
Ubun-ubun cekung
Ø Mata
Palpebra : cekung/ tidak
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Ø Hidung
Sianosis, epistaksis
Ø Mulut
Membran mukosa : pink, kering
Ø Telinga
Apakah ada infeksi/ tidak
Ø Sistem kardiovaskuler
Nadi apeks : irama teratur/ tidak
Nadi perifer : irama teratur/ tidak
Bunyi jantung : murni/ bising
Kulit : pucat/ sianosis
Ø Sistem pernapasan
Frekuensi napas
Bunyi napas : murni/ bising
Kedalaman, Pola napas
Ø Sistem persarapan
Tingkat kesadaran
Pola tingkah laku
Fungsi pergerakan : ketahanan, paralysis
Fungsi sensori : Rf fisiologis, Rf patologis
Ø Sistem musculoskeletal
Gaya berjalan
Persendian
Kesimetrisan
Ø Sistem pencernaan
Bising usus : ada/ tidak, frekuensi
 Distensi abdomen : ada/tidak
Mual/ muntah
Ø Sistem eliminasi ( BAB dan BAK )
Frekuensi, konsistensi, bau, warna
e.    Faktor Psikososial
·      Tahap perkembangan anak, kebiasaan di rumah
·      Metode koping orangtua dan anak
·      Interaksi orangtua dan anak
f.     Pengkajian Keluarga
·      Jumlah anggota keluarga
·      Pola komunikasi
·      Pola interaksi
·      Pendidikan dan pekerjaan
·      Kebudayaan dan keyakinan
·      Fungsi keluarga
g.    Pemeriksaan Laboratorium
·          Pemeriksaan tinja : makroskopis dan mikroskopis, pH, kadar
gula
·      Keseimbangan asam basa dalam darah
·      Kadar ureum dan kreatinin ( mengetahui faal ginjal)
·            Elektrolit : Na, K, Ca, F, dalam serum (terutama diare yang
disertai kejang)
·      Intubasi duodenum ( mengetahui jenis parasit)

3.2. Diagnosa Keperawatan

1.    Kurang volume cairan b.d seringnya buang air besar dan encer
Tujuan
Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal yang
ditandai dengan:
1)   Pengeluaran urin sesuai
2)   Pengisian kembali kapiler kurang dari 2 detik
3)   Turgor kulit elastis
4)   Membran mukusa lembab
5)   Berat badan tidak menunjukkan penurunan

Intervensi Rasional

1. Kaji status hidrasi  1. Indikator langsung status cairan/


2. Kaji pemasukan dan perbaikan ketidakseimbangan
pengeluaran cairan 2. Menunjukkan status hidrasi
3. Monitor tanda-tanda vital keseluruhan
Kolaborasi 3. Membantu dalam evaluasi derajat
4. Pemeriksaan defisit cairan/ keefektifan penggantian
laboratorium sesuai terapi cairan dan respon terhadap
program; elektrolit, Ht, pH, pengobatan
serum albumin 4. Memberikan informasi tentang hidrasi,
5. Pemberian cairan dan fungsi organ
elektrolit sesuai protokol 5. Mengisi/ mempertahankan volume
(dengan oralit dan cairan sirkulasi dan keseimbangan elektrolit
parenteral) 6. Menurunkan kehilangan cairan
6. Pemberian obat sesuai 7. Mengobati infeksi supuratif lokal
indikasi
Antidiare
7. Antibiotik

2.      Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya


intake dan menurunnya absorpsi makanan dan cairan
Tujuan
Anak akan toleran dengan diit yang sesuai yang ditandai dengan:
1) Berat badan dalam batas normal
2) Tidak terjadi kekambuhan diare

Intervensi Rasional

1. Timbang berat badan anak setiap hari 1. Memberikan informasi


2. Monitor pemasukan dan pengeluaran tentang diit dan
3. Setelah rehidrasi, berikan minuman oral keefektifan terapi
dengan sering dan makanan yang sesuai 2. Memberikan informasi
dengan diit dan usia dan atau berat badan tentang kebutuhan
anak pemasukan/ defisiensi
4. Lakukan kebersihan mulut setiap habis 3. Diit yang tepat penting
makan untuk penyembuhan
5. Bagi bayi, ASI tetap diteruskan
6. Bila bayi tidak toleran terhadap ASI,
berikan susu formula yang rendah laktosa 4. Mulut yang bersih dapat
meningkatkan rasa makan
5. Mencegah
berkurangnya berat
badan lebih lanjut dan
mempercepat
penyembuhan
6. Mengurangi malnutrisi

3.    Kerusakan integritas kulit b.d kurang pengetahuan


Tujuan
Orangtua dapat berpartisipasi dalam perawatan anak
Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat 1. Hal ini mempengaruhi orangtua untuk menguasai


pemahaman tugas dan melakukan tanggung jawab perawatan
orangtua 2. Memberikan dasar pengetahuan dimana orangtua
2. Jelaskan dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
tentang Komunikasi efektif dan dukungan turunkan cemas
penyakit, dan tingkatkan penyembuhan
pengobatan 3. Menurunkan penyebaran bakteri dan resiko infeksi
dan perawatan serta iritasi kulit dan jaringan
3. Jelaskan 4. Diit yang tepat penting dalam penyembuhan
tentang
pentingnya
kebersihan
(misal, cuci
tangan)
4. Ajarkan
tentang prinsip
diit dan kontrol
diare
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di
Indonesia. Penanganan diare sangat ditekankan pada pemeliharaan dan
penggantian kehilangan cairan dan elektrolit yang akan menyebabkan
berbagai macam komplikasi yang dapat berujung pada kematian.

4.2. Saran

Usaha pencegahan dan penatalaksanaan diare yang tepat sangat


diperlukan untuk mengurangi angka kesakitan dan angka kematian
akibat diare dan komplikasi yang ditimbulkannya
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2000). Buku Ajar Diare. Jakarta: Depkes RI


Ditjen PPM dan PLP.

Doenges,ME, et all. (1999).  Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman


untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Ed.3. Jakarta:EGC.

M.C.Widjaya. (2002).  Mengatasi Diare dan Keracunan pada


Balita. Jakarta: Kawan Pustaka

Subijanto.M.S, et all. (2003).  Manajemen Diare pada Bayi dan Anak.


Jurnal hal 506. Buletin IKA.  Surabaya: Bagian IKA FK Unair/ RSUD dr.
Soetomo Surabaya bekerja sama dengan Yayasan Penyelenggara Informasi
Pediatri.

Staf Pengajar IKA FK UI. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1.  Jakarta:
Bagian IKA FK UI.

Suriadi, S.Kp.,Rita Yuliani,S.Kp., (2001).  Asuhan Keperawatan pada


Anak. Ed.1. Jakarta: P.T. Fajar Intrapratama. 
Anak

Enter your comment...

ARTIKEL POPULER

Contoh Soal Uji Kompetensi Keperawatan Gawat Darurat


Chapter 1
May 03, 2017

BACA SELENGKAPNYA

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak dengan


Sepsis Neonatorum (Sepsis Anak)
March 28, 2016
BACA SELENGKAPNYA

Contoh Soal Uji Kompetensi Keperawatan Gawat Darurat


Chapter 2
May 03, 2017

BACA SELENGKAPNYA

Contoh Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada


Pasien Isolasi Sosial
January 20, 2017

BACA SELENGKAPNYA

Contoh Soal Uji Kompetensi Keperawatan Anak Chapter 1


April 06, 2016

BACA SELENGKAPNYA

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak dengan BBLR


August 21, 2016

BACA SELENGKAPNYA
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Sindrom Steven
Johnson
February 26, 2016

KEEP READING

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gagal Jantung


(Heart Failure)
March 21, 2016

KEEP READING

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Hiperemesis


Gravidarum
February 26, 2016

KEEP READING

Powered by Blogger

Theme images by Michael Elkan

Anda mungkin juga menyukai