Anda di halaman 1dari 13

Assalamualaikum, wr. wb.

Baiklah kawan-kawan, kali ini saya mau berbagi karya ilmiah (KARIL) saya waktu kuliah di jurusan S1
Ilmu Perpustakaan. Karil ini tentunya sudah saya upload di www.karil.ut.ac.id dan sudah lolos
plagiasi. Karil sebagai penentu lulus tidaknya kita dalam menempuh perkuliahan di jurusan Ilmu
Perpustakaan Universitas Terbuka. Karil ini berkontribusi 20 % terhadap nilai keseluruhan sementara
sisa nya 80 % ditentukan oleh TAP dengan tes tulis pada waktu UAS.

Baiklah tanpa perlu panjang lebar berikut karya ilmiah yang sederhana ini.

PENGARUH KINERJA PUSTAKAWAN TERHADAP KEPUASAN


PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN
SD NEGERI BATUWANGI, KADUPANDAK, CIANJUR

Ahmad Surahman[1]

Abstrak

Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang mampu menjawab setiap informasi yang
dibutuhkan oleh setiap penggunanya, oleh karena itu sebuah perpustakaan yang
memiliki kelengkapan koleksi dan memiliki pustakawan yang profesional akan sangat membantu
pengguna dalam melakukan penelusuran informasi yang lebih tepat dan akurat.Peran
pustakawan sebagai pengelola perpustakaan sudah selayaknya memiliki kemampuan dan
dedikasi tinggi untuk melayani para pengguna perpustakaan dengan baik. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat pengaruh kinerja pustakawan serta mengukur kepuasan pengguna
perpustakaan pada perpustakaan SD Negeri Batuwangi, Kadupandak, Cianjur. Pelayanan
pustakawan di perpustakaan SD Negeri Batuwangi akan diteliti menggunakan metode kuantitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket. Dari hasil penelitian ini secara
umum kualitas pelayanan perpustakaan belum memuaskan pengguna perpustakaan. Berdasarkan
hasil penelitian maka penulis menyarankan hendaknya pustakawan banyak belajar yang
berkaitan dengan cara mengelola perpustakaan yang baik dan tata cara berkomunikasi dan etika
dalam pelayanan yang lebih baik terhadap pengguna. Selain itu hendaknya pustakawan
mengetahui kebutuhan pengguna serta mampu menciptakan suasana nyaman dalam pengaturan
koleksi agar memudahkan pengguna perpustakaan dalam mencari bahan pustaka yang
diperlukan.

Kata Kunci: kinerja pustakawan, kepuasan pengguna, perpustakaan

Pendahuluan
Di era globalisasi ini setiap manusia memerlukan informasi. Informasi
menjadi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan sembilan bahan pokok, merupakan komoditas
ekonomi, sumber mata pencarian, serta senjata yang efisien dan efektif untuk menghadapi
persaingan di era global yang semakin kompetitif dan berat.
Informasi sebagai kebutuhan artinya harus dipenuhi, seperti kebutuhan pokok (primer),
sejajar dengan kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Informasi menjadi
kekuatan, yaitu bagi siapa yang menguasai informasi, dialah yang dapat mengalahkan persaingan
dalam berbagai bidang. Hanya orang yang mempunyai wawasan dan pengetahuan luas dapat
menjawab pertanyaan soal-soal tes masuk menjadi siswa, mahasiswa, dapat beasiswa, dan masuk
kerja di instansi pemerintah ataupun swasta. Tanpa informasi manusia akan pasif, tertinggal oleh
perkembangan jaman karena tidak mengetahui perkembangan yang terjadi di sekitarnya.
Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi mempunyai peran sangat penting.
Informasi yang akurat, serta sesuai dengan apa yang diinginkan pengguna akan sangat membantu
pengguna dalam menelusuri informasi yang dibutuhkan.
Perpustakaan yang baik selalu siap menjawab setiap persoalan penggunanya, baik dari
segi informasi maupun kualitas pelayanannya. Koleksi bahan pustaka yang memadai
kemudian didukung oleh pelayanan pustakawan yang handal akan menjadi faktor
penting dalam kepuasan pengguna danmembantu pemustaka mendapatkan informasi yang
diinginkan.
Pelayanan bahan pustaka di perpustakaan merupakan ujung tombak
dari kegiatan perpustakaan, pelayanan bahan pustaka sangat mempengaruhi keberhasilan suatu
perpustakaan karena pelayanan bahan pustaka merupakan interaksi langsung antara pengguna
perpustakaan dengan pustakawan.
Dalam hal pelayanan, pustakawan harus mementingkan kepentingan penggunanya, serta
handal dalam mengelola perpustakaan. Dengan memiliki berbagai kemampuan dan keahlian
tersebut seorang pustakawan akan mampu memberikan pelayanan yang baik kepada
penggunanya.
Selain menguasai beberapa keahlian tersebut seorang pustakawan harus memiliki
kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan memudahkan
perpustakaan dalam menjalin hubungan baik dengan pengguna perpustakaan dan dengan
perpustakaan lain.
Salah satu perpustakaan yang diteliti pelayanan bahan pustakanya adalah perpustakaan
sekolah di SD Negeri Batuwangi, Kecamatan Kadupandak, Cianjur. Perpustakaan di SD
Negeri Batuwangi memiliki satu pustakawan dengan latar belakang pendidikan diploma dua
(D2). Pelayanan yang diberikan terhadap pengguna perpustakaan ini adalah pelayanan terbuka,
dimana para pengguna dengan bebas memilih bahan pustaka yang diinginkan.
Karya ilmiah ini akan mengkaji pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan
penggunaperpustakaan yang dilakukan di SD Negeri Batuwangi. Tulisan ini diharapkan dapat
memberikan gambaran kepada pembaca tentang pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan
penggunaperpustakaan. Serta diharapkan dapat mengetahui kelemahan-kelemahan pustakawan
dalam melayani pengguna perpustakaan dan memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut agar
tercipta pelayanan yang berkualitas dan memuaskan pengguna perpustakaan.

Metode
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data
menggunakan teknik delphy study atau pembagian kuesioner. Metode penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang berfokus pada observasi kejadian-kejadian, fenomena yang diteliti
kompleks, bersifat sosial yang tidak dapat dikuantifikasi dan mencoba mengerti perilaku individu
yang diamati (Hartinah, 2013, p.2.10).
Sedangkan teknik pengumpulan data kuesioner disebut juga teknik delphy study. Teknik
delphy study adalah sebuah prosedur penelitian dengan menggunakan kuesioner, yang didesain
untuk mendapatkan konsensus melalui respons yang diberikan oleh responden (Hartinah, 2013,
p.2.17). Teknik ini dilakukan apabila antara peneliti dan responden tidak dapat bertatap muka
langsung, respon dilakukan melalui surat menyurat berkali-kali sampai dicapai suatu konsensus
yang diinginkan.

Hasil dan Pembahasan


Kepuasan pengguna merupakan bagian dari pelayanan bahan pustaka, karena
dengan tingkatkepuasan yang tinggi dapat disimpulkan bahwa perpustakaan tersebut telah
berhasil dalam hal pelayanan.
Kegiatan vital perpustakaan terletak pada kegiatan pelayanan. Berhasil atau tidaknya
penyelenggaraan perpustakaan ditentukan oleh kepuasan pengguna perpustakaan dan dapat
dilihat dari jumlah kunjungan pengguna ke perpustakaan untuk mencari informasi yang
dibutuhkan. Jumlah kunjungan pengguna ke perpustakaan dipengaruhi beberapa faktor, faktor-
faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan ke perpustakaan salah satunya berasal dari
pengelola perpustakaan itu sendiri, perpustakaan perlu dikelola oleh pustakawan yang
mempunyai kompetensi profesional.
Berhasil atau tidaknya pelayanan di perpustakaan tidak ditentukan dari informasi yang
diberikan saja, akan tetapi ditentukan juga oleh kepuasan terhadap pelayanan yang dilakukan oleh
pustakawan. Sikap dari pustakawan yang diterima oleh pengguna perpustakaan menjadi hal yang
paling penting bagi kepuasan pengguna terhadap pelayanan perpustakaan yang diberikan.
Untuk memenuhi kepuasan pengguna perpustakaan maka pihak perpustakaan perlu
mendapatkan berbagai masukan dari pengguna perpustakaan, hal ini perlu dilakukan agar
pustakawan mengetahui apa yang dibutuhkan pengguna dan apa yang harus dilakukan oleh
pustakawan supaya dapat memenuhi kepuasan pengguna perpustakaan, sehingga menghasilkan
suatu hubungan yang baik antara pengguna perpustakaan dengan perpustakaan yang dikelola oleh
pustakawan.
Perpustakaan SD Negeri Batuwangi memberikan pelayanan bahan pustaka yang terdiri
dari layanan referensi, layanan sirkulasi dan layanan membaca di perpustakaan, Layanan sirkulasi
merupakan layanan bagi anggota perpustakaan berupa layanan peminjaman bahan pustaka
kepada para pengguna. Peminjaman bahan pustaka ini diberikan kepada pengunjung yang sudah
memenuhi syarat untuk meminjam buku di perpustakaan. Layanan referensi diberikan oleh
pustakawan kepada pengguna apabila pengguna hanya mencari informasi saja tanpa meminjam
buku untuk dibawa pulang, ensiklopedia, kamus, direktori, dan sebagainya merupakan contoh
bahan referensi perpustakaan. Sedangkan layanan membaca di perpustakaan, adalah layanan
kepada pengunjung yang hanya membaca saja tanpa bermaksud untuk meminjam bahan pustaka,
pengguna telah disediakan tempat untuk membaca yang terdiri dari kursi, meja, karpet dan
ruangan membaca yang terlihat secara langsung oleh pustakawan.
Dalam melakukan kegiatan layanan, perpustakaan SD Negeri Batuwangi menerapkan
sistem layanan terbuka. Pengguna perpustakaan langsung mencari sendiri bahan pustaka di
rak buku yang ada diperpustakaan.
Baik atau buruknya citra perpustakaan merupakan tanggung jawab yang harus dipikul
oleh seorang pustakawan, oleh karena itu pustakawan tidak boleh cepat puas terhadap pelayanan
yang diberikan tetapi harus meningkatkan pelayanan agar pengguna puas dan semakin nyaman ke
perpustakaan.
Dari hasil penelitian umumnya pengguna menilai proses pelayanan peminjaman koleksi
dinilaicukup memuaskan pemakai, tetapi keramahan serta sopan santun pustakawan dalam
memberikanpelayanan belum memuaskan. Sikap pustakawan menjadi suatu faktor penting agar
pengguna perpustakaan nyaman ke perpustakaan.
Sementara itu jarang ada perpustakaan yang mempunyai koleksi yang serba ada.
Penyebabnya beragam, mulai dari jumlah dana untuk perpustakaan terbatas dalam hal pengadaan
bahan pustaka, sulit mencari bahan pustaka yang dituju di penerbit/toko buku dan lain
sebagainya. Oleh karena itu wawasan dan pengetahuan pustakawan sangat penting dalam
memecahkan masalah ini, karena jika para pengguna perpustakaan menanyakan informasi apa
saja sedangkan sumber informasi yang dituju tidak ditemukan di perpustakaan maka seorang
pustakawan dengan wawasannya harus bisa memecahkan masalah tersebut dengan memberikan
jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan oleh pengguna perpustakaan.
Dari hasil penelitian ini penulis menemukan bahwa perlu adanya peningkatan wawasan
seorang pustakawan hal ini diketahui dari hasil penelitian terhadap pengguna perpustakaan yang
menyatakan sebagian besar pengguna belum puas dengan wawasan yang dimiliki pustakawan.
Meningkatkan wawasan bisa dilakukan oleh pustakawan dengan rajin membaca, karena dengan
rajin membaca maka wawasan dan pengetahuan akan semakin bertambah dan ini berguna bagi
seorang pustakawan dalam menjawab informasi apa yang ditanyakan oleh pengguna
perpustakaan.
Agar para pengguna betah berkunjung ke perpustakaan, kenyamanan
ruangan perpustakaan pun perlu ditingkatkan, ketersedian berbagai peralatan perpustakaan
sebagai penunjang misalnya, kursi, meja, rak penitipan barang, dan lain sebagainya harus selalu
dalam kondisi yang baik dan memadai. Sementara itu kedisiplinan dalam menerapkan peraturan
yang ada di perpustakaan sudah cukup baik. Sebagai contoh, apabila ada pengguna perpustakaan
yang terlambat mengembalikan buku peminjaman ke perpustakaanpetugas perpustakaan dalam
pelayanannya kepada pengguna selalu memberlakukan penarikan denda terhadap pengguna
sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan.
Setelah penelitian ini diharapkan pustakawan mampu melihat kelemahannya dan
memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut dengan berbagai cara agar para pengguna
perpustakaan lebih nyaman mengunjungi perpustakaan dan otomatis akan memperbaiki citra
perpustakaan menjadi lebih baik lagi.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas penulis mencoba menyajikan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pelayanan bahan pustaka yang dilakukan oleh perpustakaan SD Negeri Batuwangi sudah cukup
baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pengguna, hal ini dapat diketahui dari responden
pengguna terhadap sikap pustakawan yang cukup sabar dalam melayani pengguna dalam
membantu mendapatkan informasi
2. Pengguna perpustakaan mempersepsikan bahwa pustakawan belum memiliki wawasan yang luas
3. Keramahan pustakawan harus ditingkatkan lagi
4. Fasilitas perpustakaan yang kurang baik harus diperbaiki atau diganti

Saran
Setelah melakukan penelitian ini maka penulis menyampaikan saran-saran kepada
pustakawan sebagai berikut:
1. Pustakawan hendaknya meningkatkan sifat empatinya kepada pengguna agar pengguna semakin
nyaman ke perpustakaan
2. Hendaknya pustakawan selalu siap dan tahu apa yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan
sehingga pengguna merasa terlayani dan puas terhadap informasi yang dicari di perpustakaan
3. Perpustakaan harus mampu menjalin kerjasama dan mengadakan hubungan denganperpustakaan
lain, sehingga layanan yang diberikan lebih maksimal karena perpustakaan tidak selalu
memenuhi kebutuhan pengguna karena keterbatasan koleksi
4. Seorang pustakawan harus lebih kreatif lagi dalam mempromosikan jasa perpustakaan sehingga
makin banyak pengguna mau berkunjung ke perpustakaan.

Daftar Pustaka

Basuki, Sulistyo. (2010). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Martoatmodjo, Karmidi. (1999). Pelayanan Bahan Pustaka. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Hartinah, Sri. (2013). Metode Penelitian Perpustakaan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sudarsana, Undang dan Bastiano. (2010). Pembinaan Minat Baca. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Rumani, Sri. (2014). Aspek Hukum dan Bisnis Informasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
HUBUNGAN MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 08 SIAWUNG,
KABUPATEN BARRU
EDY SYAM
Program Studi ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka
Email: edhyboyz@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat baca siswa di perpustakaan sekolah
dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deksriptif kualitatif dengan populasi yaitu siswa kelas 6 sebanyak
20 orang. Sedangkan sampelnya sebanyak 20 orang dengan menggunakan teknik penentuan
sampling incidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Teknik pengumpulan
data yaitu data primer dan data sekunder, serta dalam menganalisis data digunakan analisis
data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pada umumnya tanggapan siswa
terhadap hubungan antara minat baca siswa di perpustakaan sekolah di SD Negeri 08 Siawung,
kabupaten Barru pada setiap indikator variable termasuk kriteria tinggi. (2) Hubungan antara
minat baca siswa di perpustakaan sekolah SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru mempunyai
hubungan yang kuat sesuai hasil perhitungan korelasi product momet yaitu nilai koefisien
determinasi sebesar 0,651, di mana berpedoman pada pernyataan bahwa nilai antara 0,600 s/d
0,800 terdapat hubungan tinggi atau kuat.

Kata Kunci: Minat Baca, Prestasi Belajar

PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan sarana pendukung yang sangat penting untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Setiap perpustakaan dapat mempertahankan
eksistensinya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran-peran yang dapat
dilakukan adalah menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi
pengetahuan, menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit
kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat, mengembangkan komunikasi antara pemakai
dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun
komunikasi ilmiah lainnya, motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha
mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Keberadaan perpustakaan sekolah dewasa ini semakin dirasakan. Perpustakaan sekolah


mampu menunjang kegiatan belajar mengajar sebagai pusat kegiatan pelaksanaan kurikulum di
sekolah semakin meningkat. Lebih-lebih sejak di undangkan Undang-undang No.2. Tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional pada Pasal 45 ayat 1 yang menyebutkan : “Setiap satuan
pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuia dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, dan kejiwaan peserta didik”. Hal ini dapat juga dilihat fungsi perpustakaan
sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidiknan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal
11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai : a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah b. Pusat Penelitian sederhana
yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. c. Pusat
membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan)
Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi perpustakaan bersangkutan.
Demikian juga perpustakaan sekolah didirikan dengan tujuan, selain sebagai sumber
informasi dan sumber belajar perpustakaan sekolah juga diharapkan bias atau dapat digunakan
yang sebagai sarana untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, kegemaran
membaca dan budaya baca bagi siswa.
Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan ketersediaan bahan
bacaan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun dalam kualitas bacaan Oleh karena itu
peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca
(Darmono, 2004 : 187). Salah satu langkah yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya
proses belajar mengajar yang diharapkan perlu adanya kegiatan membaca. Membaca pada
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar
melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berfikir psikolinguistik dan metakognitif.
Sebagai proses visual membaca merupakan menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata
lisan. Sebagai proses berfikir, membaca mencakup aktifitas pengenalan kata, pemahaman literal
interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktifitas
membaca kata-kata dengan menggunakan kamus Crawley dan Mountain (dalam Rahim,
2005:2).
Membangun minat baca pada siswa atau anak sebenarnya bisa dimiliki dari sejak anak
usia dini. Di mana lingkungan keluarga memegang peran penting dalam menumbuhkan
minat baca siswa. Terutama kedua orang tua harus memberikan perhatian terhadap anak
dengan cara memberikan kegiatan yang bisa menumbuhkan minat baca pada anak.

Dengan adanya minat yang tinggi pada siswa akan menjadikan siswa lebih bersemangat dan
bergairah dalam belajar. Seseorang yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu biasanya
tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam menguasai ilmu yang dipelajari.
Sebaliknya kalau seseorang belajar atau membaca dengan penuh minat maka akan meluangkan
waktunya yang cukup banyak untuk mendalami mata pelajaran tersebut sehingga diharapkan
prestasi yang dicapai akan lebih baik. Dalam menghasilkan output yang berkualitas, maka dalam
bidang pendidikan diperlukan media pembelajaran yang memadai, untuk mengetahui
keberhasilan proses belajar siswa dapat diketahui dari prestasi yang dicapai siswa. Prestasi
belajar merupakan pencerminan hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan usaha.
Tinggi rendahnya prestasi belajar akan memberikan sumbangan dalam mencapai kesuksesan
masa depan siswa. Untuk mencapai prestasi belajar yang baik, siswa dipengaruhi banyak faktor
baik dari dalam maupun dari luar diri siswa tersebut. Dari dalam diri siswa itu antara lain faktor
kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kesehatan jasmani dan juga usaha untuk meningkatkan
prestasi, sedangkan dari luar siswa meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
peralatan, dan media belajar.

Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam minat baca siswa cenderung
pada pendidik dan orang tua. Di samping itu faktor sarana dan prasarana misalnya perpustakaan
sekolah dapat menentukan dalam membina dan mengembangkan minat baca siswa.
Kenyataan lain menunjukkan bahwa minat baca bukan saja berpengaruh terhadap hasil
belajar. Makin giat membaca makin banyak pengetahuan yang diperoleh. Dan hal ini akan
berpengaruh pada prestasi belajar. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Abu Ahmadi dkk
:“Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam maupun dari luar”

Prestasi belajar merupakan suatu ketrampilan dan penguasaan mata pelajaran dimana
penguasaan mata pelajaran tersebut dinilai dengan angka sebagai perwujudan yang telah
dicapai oleh siswa dalam belajarnya. Prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan
dalam bentuk indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat
keberhasilan, dan sebagainya.

Dengan demikian bahwa minat baca siswa disini merupakan salah satu faktor diri dalam
(internal) yang sangat penting dalam menentukan baik tidaknya prestasi belajar siswa dalam
menempuh pendidikan di SD Negeri 08 Siawung kabupaten Barru.

Salah satu upaya meningkatkan prestasi belajar di tingkat sekolah atas adalah dengan cara
membina serta mengembangkan minat baca siswa menurut jenjang kelas dan jenis bacaan yang
ada di perpustakaan sekolah. Memahami akan pentingnya hal di atas, maka penulis tertarik
melakukan suatu penelitian dengan judul untuk “Hubungan Minat Baca di Perpustakaan
Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa di SD Negeri 08 Siawung kabupaten Barru. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara minat baca di perpustakaan sekolah
dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri 08 Siawung kabupaten Barru.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu untuk menggambarkan atau
melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas 6 yaitu sebanyak 20 orang. Sedangkan sampel 20 orang
dengan menggunakan teknik penentuan sampling incidental yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data. Dengan alasan bahwa bila subyek populasi kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah
subyeknya lebih besar, dapat diambil antara 10 –15 % atau 20 –25 % atau lebih. (Suharsimi
Arikunto, 2006 : 130). Metode pengumpulan data penelitian yaitu melalui observasi, interview
(wawancara), dan dokumentasi atau kepustakaan. Data dianalisis dengan menggunakan statistic
untuk menentukan prosentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perpustakaan sebagai lembaga yang mengelola sumber informasi dan sumber belajar
semestinya menduduki posisi kunci dalam proses pendidikan dan pelatihan baik di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Demikian juga perpustakaan
sekolah didirikan dengan tujuan, selain sebagai sumber informasi dan sumber belajar
perpustakaan sekolah juga diharapkan bisa atau dapat digunakan yang sebagai sarana untuk
menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, kegemaran membaca dan budaya baca bagi
siswa.
Pemanfaatan sumber belajar yang disediakan oleh perpustakaan dalam proses
pembelajaran akan memacu prestasi siswa, karena siswa akan termotivasi membaca buku,
siswa berminat serta perhatian terhadap disiplin ilmu yang diberikan di kelas. Dengan
memanfaatkan sumber belajar yang disediakan perpustakaan, siswa dapat menggunakan
sebanyak mungkin waktu luang diluar jam belajar kelas untuk membaca, mengamati, meresapi,
menghayati dan pada akhirnya memiliki sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu
sebagai hasil belajar atau membaca.

Menumbuhkan kecintaan siswa terhadap buku dengan gemar membaca memang


bukanlah hal yang mudah dilaksanakan. Namun demikian jelas bahwa kegemaran membaca
bagi siswa akan banyak memberikan manfaat dalam kehidupannya terutama bagi kesuksesan
belajar atau pendidikannya sebab kegemaran membaca adalah merupakan modal utama siswa
dalam proses belajar yang dilaluinya. Demikian juga melalui membaca siswa dapat
mengembangkan imajinasi, mengenal karakter kepribadiannya.

Dalam proses belajar mengajar terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari bakat, perhatian, kecerdasan, motivasi, minat dan
kemampuan kognitif. Faktor eksternal terdiri dari kurikulum atau bahan pengajaran, sumber
belajar, guru, sarana dan prasarana, administrasi atau manajemen dan kondisi lingkungan.

Dalam aktivitas belajar kegiatan membaca merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan, hampir
sebagian kegiatan belajar adalah membaca sehingga dengan membaca siswa lebih banyak
mendapat informasi yang belum disampaikan oleh guru dan memperoleh pengetahuan yang
lebih luas lagi. Oleh karena itu sudah sewajarnya bila membaca merupakan suatu masalah yang
patut mendapat perhatian, terutama siswa yang dalam kehidupan sehari-harinya bergelut
dengan buku pelajaran atau buku bacaan lainnya yang berguna untuk menambah pengetahuan.
Di sekolah mungkin saja ada siswa yang senang membaca ada pula yang kurang senang
membaca. Rasa senang membaca dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena
siswa tahu manfaat membaca, siswa menyadari bahwa buku-buku dan bahan pustaka yang baik
dapat memperluas pengetahuannya.
Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal
yang dipelajari di sekolah yang menyangkut penguasaan, pengetahuan atau kecakapan atau
keterampilan yang diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan terhadap materi yang disajikan
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi yang
dicapai oleh siswa merupakan proses pembelajaran yang mengandung serangkaian cara belajar
siswa dan cara mengajar guru, yang kesemuanya berdasarkan keterampilan dan keseringan
guru atau siswa memanfaatkan berbagai sumber informasi pembelajaran di perpustakaan
yang merupakan hubungan timbal balik yang tidak terpisahkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat memberikan gambaran
tentang hubungan minat baca siswa di perpustakaan dengan prestasi belajar di SD Negeri 08
Siawung, kabupaten Barru dengan menggunakan beberapa indikator minat baca di
perpustakaan dan prestasi belajar dan menggunakan skala pengukuran sebagai berikut: sangat
setuju, setuju, cukup setuju, kurang setuju, tidak setuju.

Indikator minat baca adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan aktivitas membaca di
perpustakaan karena dengan membaca, akan diperoleh manfaat bagi dirinya. Minat baca
merupakan faktor psikis yang berasal dari dalam individu yang kemungkinan sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar untuk itu minat baca perlu ditumbuh
kembangkan pada diri siswa, terutama minat baca pada buku-buku pelajaran, ilmu pengetahuan
atau karya-karya ilmiah.

Sesuai data hasil penelitian yang dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan langsung di
perpustakaan SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru dengan menggunakan indikator minat
baca yaitu intensitas pemanfaatan perpustakaan, jenis buku yang dibaca atau dipinjam, waktu
yang digunakan dalam membaca, motivasi membaca di perpustakaan. Indikator ini diukur
dengan skala pengukuran dengan menggunakan pernyataan yang sesuai dengan pertanyaan
setiap indikator, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Intensitas pemanfaatan perpustakaan adalah tingkat keseringan pemanfaatan
perpustakaan oleh siswa dalam kurung waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat intensitas
pemanfaatan perpustakaan akan semakin luas pula wawasan keilmuan siswa. Pengukuran
tingkat intensitas pemanfaatan perpustakaan oleh siswa dapat dilakukan dengan melihat
frekuensi pemanfaatan semua jenis layanan perpustakaan yang digunakan oleh siswa yakni
frekuensi pemanfaatan layanan peminjaman buku, layananan referensi, layanan koleksi
majalah/jurnaldan surat kabar, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa intensitas pemanfaatan perpustakaan di SD Negeri 08


Siawung, kabupaten Barru oleh siswa termasuk kriteria tinggi. Karena data hasil penelitian
diperoleh skor yang terbesar yaitu nilai frekuensi sebanyak 14 siswa atau 51,9% dari 27 orang
siswa sebagai responden penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas
pemanfaatan perpustakaan di SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru yaitu siswa selalu datang
ke perpustakaan baik itu waktu jam istirahat, maupun pada jam pelajaran apabila ada guru yang
memberi tugas untuk datang ke perpustakaan sebagai kewajiban. Hal ini juga dapat dilihat dari
data statistik pengunjung setiap bulan yaitu sebesar 230 orang siswa. Dengan demikian bahwa
untuk meningkatkan minat baca lewat perpustakaan, maka siswa selalu datang ke perpustakaan
baik untuk membaca, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, untuk meminjam buku,
dan lain-lain.

Pemanfaatan sumber belajar yang disediakan oleh perpustakaan dalam proses pembelajaran
akan memacu prestasi siswa, karena siswa akan termotivasi membaca buku, siswa berminat
serta perhatian terhadap disiplin ilmu yang diberikan di kelas. Dengan memanfaatkan sumber
belajar yang disediakan perpustakaan, siswa dapat menggunakan sebanyak mungkin waktu
luang di luar jam belajar kelas untuk membaca, mengamati, meresapi, menghayati dan pada
akhirnya memiliki sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu sebagai hasil belajar
atau membaca.

Dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah siswa lebih berwawasan, kreatif, dan


inovatif dalam proses belajar di sekolah. Hal ini sangat membantu siswa dalam memecahkan
masalah belajar yang dihadapi. Semakin sering siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah
semakin tinggi prestasi yang diraih. Hal ini dapat dibuktikan bahwa siswa yang sering
mempergunakan perpustakaan sekolah lebih pintar dan selalu mendapat nilai yang paling tinggi.

Jenis buku teks yang dibaca atau dipinjam adalah buku-buku yang dibaca atau dipinjam
pulang apabila berkunjung ke perpustakaan. Buku merupakan bentuk cetakan yang tidak bisa
dijauhkan dari aktivitas belajar mengajar. Kebutuhan buku dalam proses pembelajaran menjadi
salah satu kebutuhan wajib di mana peran buku utamanya dapat digunakan sebagai bahan ajar
ataupun sumber belajar. Peranan sebagai bahan ajar sekaligus sumber belajar ini hampir dapat
ditemukan pada setiap proses pembelajaran, hal ini banyak dikarenakan penggunaan buku yang
mudah, murah, dapat digunakan kapan saja dan yang terpenting mampu memuat seluruh materi
serta perangkat yang dibutuhkan dalam pembelajaran dalam sebuah bahan cetak. Buku yang
berada di perpustakaan sekolah harus didominasi oleh buku pelajaran, buku umum (fiksi dan
non fiksi), ataupun referensi lain yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Buku di
perpustakaan sekolah juga harus disesuaikan dengan tingkatan usia dan kemampuan peserta
didik secara umum.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis buku teks yang selalu di baca atau dipinjam
siswa di Perpustakaan SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru adalah buku paket pelajaran.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa skor yang paling banya adalah kriteria sangat tinggi
yaitu sebesar 16 orang siswa atau 59,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis buku
yang dibaca siswa di SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru pada saat berkunjung ke
perpustakaan yaitu buku paket pelajaran (buku teks pelajaran) yang dapat menunjang dalam
kegiatan belajar ataupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Koleksi buku teks pelajaran adalah kumpulan buku sebagai sumber belajar siswa dalam
rangka meningkatkan profesionalismenya. Koleksi buku teks pelajaran disediakan dalam jumlah
banyak agar siswa mendapatkan sumber belajar dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru.

Menurut Dian Sinaga (2011: 50) buku teks terbagi menjadi dua, yaitu buku teks utama dan buku
teks pelengkap. Yang dimaksud dengan buku teks utama yaitu buku-buku yang berisikan materi
pelajaran bidang studi tertentu yang dipergunakan sebagai buku pegangan atau sumber utama
untuk para siswa atau pendidik/guru. Dengan demikian, buku teks utama ini merupakan sumber
utama yang dituntut keberadaannya oleh kurikulum. Contoh buku teks utama yang menjadi
koleksi perpustakaan sekolah adalah buku-buku paket untuk setiap jenis mata pelajaran yang
diajarkan, yang biasanya langsung diberikan dari Departemen Pendidikan.

Koleksi buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber belajar siswa yang dimanfaatkan
untuk kegiatan pembelajaran di sekolah maupun pengisi waktu senggang. Dengan
memanfaatkan koleksi buku teks siswa akan memperoleh pengetahuan, informasi, literature dan
hiburan. Kegiatan yang tampak pada setiap kunjungan siswa ke perpustakaan adalah meminjam
maupun membaca koleksi buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Peran pustakawan
sebagai fasilitator sebaiknya mampu memberikan pengarahan kepada pengguna agar koleksi
buku yang dimilikinya dapat dimanfaatkan oleh siswa secara optimal. Kedudukan perpustakaan
sekolah sebagai salah satu sumber belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam
menunjang kegiatan belajar siswa, sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
di sekolah.

Waktu yang digunakan membaca di perpustakaan yaitu waktu datang berkunjung dan membaca
buku di perpustakaan. Waktu yang sangat singkat (sekitar 15 menit) merupakan waktu yang
sangat berharga bagi siswa. Hampir semua siswa keluar dari ruangan dan melakukan berbagai
aktivitas setelah penat menerima pelajaran dari guru. Kantin dan koperasi merupakan tempat
yang paling banyak dikunjungi siswa untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun kebutuhan alat-
alat pelajaran. Sarana lain yang sering dimanfaatkan siswa adalah halaman bermain bila ada
dan WC, Perpustakaan. Untuk sekolah pinggiran Perpustakaan pengunjungnya mungkin masih
sangat minim, karena masih terbatasnya fasilitas. Meskipun waktu yang sangat terbatas, masih
ada siswa yang benar-benar memanfaatkannya untuk membaca buku baik di perpustakaan atau
di kelas.

Berdasarkan hasil penelitian ada dua waktu yang digunakan oleh siswa datang membaca atau
meminjam buku di perpustakaan SD Negeri Siawung, kabupaten Barru yaitu waktu jam istirahat
dan waktu jam pelajaran yang sudah disusun oleh guru berkaitan dengan tugas yang diberikan.
Dari hasil data penelitian diperoleh bahwa skor yang terbanyak adalah kriteria sangat tinggi
adalah sebanyak 20 siswa atau 74,1% sedangkan waktu jam pelajaran hanya 7 siswa atau
25,9%yang memberi tanggapan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kunjungan siswa
ke perpustakaan di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru untuk membaca dan meminjam buku
yaitu waktu yaitu pada jam istirahat. Karena tidak semua guru memberikan waktu jam pelajaran
untuk datang ke perpustakaan, dan hanya waktu-waktu tertentu yaitu apabila ada tugas yang
diberikan oleh guru atau tugas kelompok, dan ada lomba membaca di perpustakaan.

Motivasi membaca di perpustakaan sekolah adalah dorongan siswa datang ke perpustkaaan


membaca atau meminjam, baik motivasi dari dalam diri siswa (faktor internal) seperti
pembawaan, kebiasaan, dan ekspresi diri maupun dari luar diri (faktor eksternal) siswa seperti
dari lingkungan, baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Membaca adalah
salah satu jalan yang penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada zaman sekarang
sudah banyak bahan bacaan yang bermanfaat bagi pengembangan kehidupan. Pada gilirannya
minat baca seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat belajarnya. Pembinaan minat
baca pada hakikatnya salah satu usaha untuk memperbaiki proses belajar mengajar di sekolah
yang menaunginya.

Motivasi membaca oleh lingkungan sekolah biasanya dilakukan oleh guru dan pustakawan. Guru
dan pustakawan harus dapat memungsikan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
dalam mengembangkan minat baca. Oleh karena itu pengelolaan perpustakaan diasumsikan
sebagai upaya dalam mengembangkan minat baca, hal ini dapat dilihat dari berbagai sumber
yang dikelola dengan baik, sehingga menarik siswa untuk memanfaatkannya.

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan


bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan siswa secara
lambat laun memiliki kesenangan membaca. Mengingat minat baca siswa masih sangat rendah
dan belum berkembang dengan sepenuhnya. Sebab dengan membaca berarti dapat menambah
pengetahuan, menambah ide-ide baru dan memperluas pandangan. Pengembangan merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan, penyempurnaan dan peningkatan. Untuk
membina dan mengembangkan minat baca tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan
membaca. Pembinaan ini dapat berupa pemberian pelayanan yang ada di perpustakaan
sekolah. Semakin baik pelayanan perpustakaan di sekolah, maka minat baca akan semakin
meningkat. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai pusat edukasi, berarti perpustakaan
sekolah berfungsi sebagai guru atau sebagai pusat belajar mengajar yang menyajikan
kebutuhan para siswa. Di perpustakaan sekolah harus tersedia bahan pelajaran yang dituntut
keberadaannya oleh kurikulum. Oleh karena itu perpustakaan sekolah harus menyediakan
koleksi baik buku-buku paket dari departemen pendidikan nasional dan sarana lain yang
diharapkan dapat menunjang proses belajar mengajar. Dengan demikian perpustakaan sekolah
mampu mengembangkan daya pikir siswa secara rasional, serta memenuhi kebutuhan dan
tuntutan siswa akan sumber-sumber bahan pelajaran (Sinaga, 2004 : 26).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator minat baca berupa motivasi siswa
membaca di perpustakaan SD Negeri Siawung, kabupaten Barru yang dipengaruhi oleh faktor
eksternal yaitu orang tua, guru dan pustakawan termasuk kriteria tinggi. Dari data hasil penelitian
bahwa faktor eksternal (orang tua, guru dan pustakawan) yang memiliki skor yang terbesar yaitu
sebanyak 15 siswa atau 55,2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang memberikan
motivasi dalam mengembangkan minat baca di perpustakaan sekolah di SD Negeri Siawung,
kabupaten Barru adalah dari faktor eksternal yaitu orang tua, guru dan pustakawan dengan
berbagai kegiatan membaca. Sedangkan faktor internal atau dari diri siswa tersebut hanya
masuk pada kriteria sedang 18, 5%.

Indikator kedua, prestasi belajar adalah prestasi belajar berarti suatu hasil yang diperoleh siswa
dari aktivitas yang dinamakan belajar. sebagai suatu proses yang melahirkan kegiatan dengan
jalan latihan. Prestasi belajar tentu terkait pula dengan masalah evaluasi atau penilaian. Karena
prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi atau penilaian dengan kriterium
tertentu. Penilaian hasil belajar yaitu penilaian tentang penguasaan murid/siswa sebagai hasil
belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti program bahan pengajaran yang disajikan.
Meliputi aspek kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator prestasi belajar siswa yang terdiri
dari kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan nilai siswa di SD Negeri Siawung, kabupaten
Barru tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan perhitungan frekuensi dan
porsentase yang didapatkan bahwa indikator prestasi belajar siswa sebanyak 15 siswa atau
55,6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di SD Negeri Siawung,
kabupaten Barru termasuk kriteria tinggi.

Pada dasarnya prestasi belajar siswa adalan perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek
(kognitif, afektif dan motorik) seperti penguasaan, penggunaan dan penilaian berbagai
pengetahuan dan ketrampilan sebagai akibat atau hasil dari proses belajar dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang di berikan oleh guru. Menurut
Anni (2005: 4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang
konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Sedangkan
faktor-faktor uang mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2008:132), yaitu: (1)
faktor internal atau faktor dari dalam diri individu, meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa. (2) faktor eksternal atau faktor dari luar diri individu, meliputi kondisi lingkungan
sekitar siswa. (3) faktor pendekatan belajar atau approach to learning yaitu jenis upaya belajar
siswa atau kebiasaan yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Faktor-faktor di atas saling berinterkasi
secara langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka sangat diperlukan
lingkungan yang baik dan kesiapan dalam diri siswa yang meliputi strategi, metode serta gaya
belajar, agar dapat memberi pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dihasilkan.

Hubungan minat baca di perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri
Siawung, kabupaten Barru yaitu minat membaca mempunyai esensi yang strategis dalam
kaitannya dengan belajar siswa. Minat membaca bisa mempengaruhi terhadap berhasil atau
tidaknya siswa dalam menekuni suatu mata pelajaran. Dan dengan kematangan dan
kesanggupan secara sadar dalam minat membaca akan lebih memantapkan proses belajar yang
lebih aktif dan penuh kreatif dalam proses belajar mengajar.

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan pemanfaatan perpustakaaan sekolah dengan hasil
belajar siswa peneliti menggunakan rumus korelasi product moment. Berdasarkan data minat
baca perpustakaan sekolah oleh siswa (X) dan hasil belajar siswa (Y) maka dapat diketahui
besarnya hubungan antara minat baca di perpustakaan sekolah dengan hasil belajar siswa rxy
sebesar 0,651 berarti terdapat hubungan yang kuat antara minat baca siswa di perpustakaan
sekolah (X) terhadap hasil belajar siswa (Y). Adapun besarnya pengaruh minat baca siswa di
perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa menggunakan koefisien determinasi r x
100% di dapat hasil 53,5%. Hal ini berarti hasil belajar dipengaruhi 53,5% oleh dari minat baca
siswa di perpustakaan sekolah, dan selebihnya yaitu 46,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa : (1) pada umumnya tanggapan siswa terhadap hubungan antara minat
baca siswa di perpustakaan sekolah di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru pada setiap
indikator termasuk kriteria tinggi. (2) Hubungan antara minat baca siswa di perpustakaan sekolah
SD Negeri Siawung, kabupaten Barru mempunyai hubungan yang kuat sesuai hasil perhitungan
korelasi product momet yaitu nilai koefisiesn determinasi sebesar 0,651, di mana berpedoman
pada pernyataan bahwa nilai antara 0,600 s/d 0,800 terdapat hubungan tinggi atau kuat.

Saran penulis, bahwa dalam rangka meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan
sekolah SD Negeri Siawung, maka pihak sekolah perlu perbaikan fasilitas perpustakaan seperti
gedung, koleksinya terutama buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran dan koleksi tersebut
mendukung kurikulum belajar mengajar, guru dan pustakawan yang ada selalu memberikan
motivasi terhadap siswa-siswa untuk datang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
belajar. Minat baca yang tinggi tentu mempengaruhi prestasi belajar yang tinggi pula.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi,dkk., (1990). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Anni, Catharina Tri, dkk. (2005). Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK. Universitas Negeri
Semarang.

Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Undang-undang Republik Indonesi Nomor 2


Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen P dan K.

Dian Sinaga. (2011). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Bandung: Bejana Muhibin Syah.
(2004).

Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT.Remaja Rosda karya.


Sinaga, Dian. 2004.

Perpustakaan Sekolah peranannya dalam proses belajar mengajar. Suharsimi Arikunto. (2006).
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai