DENGAN CA OVARIUM
OLEH KELOMPOK X
Assalamualaikum Wr…Wb…
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KEPERAWATAN
MATERNITAS yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN CA
OVARIUM .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr….Wb…
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
II.3 Klasifikasi 6
II.4 Etiologi 8
II.5 Patofisiologi 11
II.7 Komplikasi 13
II.9 Penatalaksanaan 14
III.1 Pengkajian 15
III.2 Diagnosa 17
III.3 Intervensi 17
III.4 Evaluasi 19
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan 20
IV.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
II.1 DEFINISI
Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri dan kanan
uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum
uterus. Setiap bulan folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi yaitu pematangan folikel graaf dan
mengeluarkan ovum. Bila folikel graaf sobek, maka terjadi penggumpalan darah pada
ruang folikel.
Ovarium mempunyai 3 fumgsi, yaitu : Memproduksi ovum,Memproduksi
hormone estrogen, Memproduksi hormone progesterone. Ovarium disebut juga indung
telur, di dalam ovarium ini terdapat jaringan bulbus dan tubulus yang menghasilkan telur
(ovum) dan ovarium ini hanya terdapat pad wanita, letaknya di dalam pelvis di kiri kanan
uterus, membentuk, mengembang serta melepaskan ovum dan menimbulkan sifat-sifat
kewanitaan, misalnya : pelvis yang membesar, timbulnya siklus menstruasi.
Bentuk ovarium bulat telur beratnya 5-6 kg, bagian dalam ovarium disebut
medulla ovary di buat di jaringan ikat, jaringan yang banyak mengandung kapiler darah
dan serabut kapiler saraf, bagian luar bernama korteks ovary, terdiri dari folikel-folikel
yaitu kantong-kantong kecil yang berdinding epithelium dan berisi ovum.
Kelenjar ovarika terdapat pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus,
menghasilkan hormon estrogen dan progesterone. Hormon ini dapat mempengaruhi kerja
dan mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan, misalnya panggul yang besar, panggul sempit
dan lain-lain.
Apabila folikel de graaf sobek, maka terjadi penggumpalan darah di dalam
rongga folikel dan sel yang berwarna kuning yang berasal dari dinding folikel masuk
dalam gumpalan itu dan membentuk korpus luteum tumbuh terus sampai beberapa bulan
menjadi besar. Bila ovum tidak di buahi maka korpus luteum bertahan hanya sampai 12-
14 hari tepat sebelum masa menstruasi berikutnya, korpus luteum menjadi atropi.
Siklus menstruasi, perubahan yang terjadi di dalam ovarium dan uterus dimana
masa menstruasi berlangsung kira-kira 5 hari, selama masa ini epithelium permukaan
dinding uterus terlepas dan terjadi sedikit perdarahan.
Masa setelah menstruasi adalah masa perbaikan dan pertumbuhan yang
berlangsung 9 hari ketika selaput terlepas untuk diperbaharui, tahap ini dikendalikan olen
estrogen, sedangkan pengendalian estrogen dikendallikan oleh FSH (Folikel Stimulating
Hormon) terjadi pada hari ke-14, kemudian disusul 14 hari tahap sekretorik yang di
kendalikan oleh progesterone.
II.3 KLASIFIKASI
II.4 ETIOLOGI
II.5 PATOFISIOLOGI
Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua tumor ovarium.
Dapat ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada usia 50 tahun ke
atas, pada masa reproduksi kira-kira separuh dari itu dan pada usia lebih muda jarang
ditemukan. Faktor predisposisi ialah tumor ovarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti
oleh infiltrasi, jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar.
Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu
tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth, 2002).
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama tumor
ovarium kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas hormonal
dan komplikasi tumor-tumor tersebut.
1. Akibat Pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran
perut, tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya
dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi,
edema, tumor yang besar dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit
2. Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika
tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak
sekonyong-konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan
menimbulkan nyeri perut.
b. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui ligamentum
infundibulo pelvikum terhadap peritonium parietal dan menimbulkan rasa sakit.
c. Infeksi pada tumor
Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman patogen
seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut
d. Robekan dinding kista
Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan dapat sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa nyeri
terus menerus.
e. Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor
diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap
kemungkinan perubahan keganasan (Wiknjosastro,1999).
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dan histiogenesis yang
beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast
(ektodermal,endodermal, mesodermal) dengan sifat histiologis maupun
biologis yang beraneka ragam, kira-kira 60% terdapat pada usia peri
menopause 30% dalam masa reproduksi dan 10% usia jauh lebih muda.
Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar para
aorta, medistinal dan supraclavikular. Untuk selanjutnya menyebar ke alat-alat
yang jauh terutama paru-paru, hati dan otak, obstruksi usus dan ureter
merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor ganas ovarium
(Harahap, 2003).
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala
umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Stadium Awal
a. Gangguan haid
b. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum)18
c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)
d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)
e. Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul)
f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada
lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan
rambut)
2. Stadium Lanjut
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut)
c. Perut membuncit
d. Kembung dan mual
e. Gangguan nafsu makan
f. Gangguan BAB dan BAK
g. Sesak nafas
h. Dyspepsia
II.7 KOMPLIKASI
II. 9 PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Merupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh
insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan
kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.
2. Biopsi
Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung, untuk
mendukung pembedahan.
3. Second look Laparotomi
Untuk memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim
dilakukan laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.
4. Kemoterapi
Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor
ganas ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens
alkylating seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic seperti :
Mtx / metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).
5. Penanganan lanjut
a. Sampai satu tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan sekali
b. Sampai 3 bulan setelah penanganan, setiap 4 bulan
c. Sampai 5 tahun penanganan, setiap 6 bulan
d. Seterusnya tiap 1 tahun sekali
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Anamnesa meliputi:
1) Identitas Klien
a) Nama
b) Umur
c) Alamat
d) Jenis kelamin
e) Agama
f) Pendidikan
g) Pekerjaan
a) Keluhan utama
Nyeri (Jenis, Intensitas, waktu, durasi, daerah yang menyebabkan nyeri bertambah,
atau berkurang), hubungan nyeri dengan menstruasi, seksualitas, fungsi urinaria, dan
gastrointestinal.Perdarahan (pada saat kehamilan, setelah menopause, karakteristik,
faktor pencetus, jumlah, warna, konsistensi) Pengeluaran cairan/secret melalui
vagina (iritasi, gatal, nyeri, jumlah, warna, konsistensi) Keluhan fungsi reproduksi
b) Riwayat penyakit saat ini
Pengembangan keluhan utama dengan PQRST
P (provokes) : apa sebab yang menimbulkan nyeri ?
Q (quality) seberapa berat keluhan nyeri terasa? bagaimana rasanya? apakah tumpul,
tajam, tertekan, dll?
R (region) : lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan/ditemukan? apakah juga
menyebar ke daerah lain/area penyebarannya?
S (severity) : jelaskan skala nyeri dan frekuensi?, apakah disertai dengan gejala
seperti (mual, muntah, pusing, diaphoresis, pucat, nafas pendek, sesak, tanda vital
yang abnormal dll)?
T (timing) : kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan/dirasakan? seberapa
sering keluhan nyeri tersebut dirasakan/terjadi? apakah terjadi secara mendadak
atau bertahap?
c) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah dialamai seperti penyakit kronis pada masa dewasa, riwayat
infertilitas, penyakit gangguan metabolisme/nutrisi, penggunaan obat-obatan radiasi
yang lama, peradangan panggul, rupture appendik peritonitis.
d) Riwayat Genito Reproduksi
Riwayat menstruasi, usia pertama menstruasi, siklus, durasi, jumlah darah yang
keluar, dismenore. Jika menopause, mentruasi terakhir, gejala klimaksterium,
pemeriksaan papsmear, pemeriksaan payudara, riwayat STDS Jika pernah hamil:
waktu persalinan, metoda persalinan, komplikasi saat melahirkan. Aktivitas
seksual : kekuatan respon seksual, rasa nyeri.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
DM, kardiovaskuler, kehamilan kembar, kanker, gangguan genetik, kongenital.
3. Pemeriksaan Fisik
a) Secara umum: tinggi badan berat badan bentuk, sistem pernafasan, sistem
kardiovaskuler, sistem persarafan.
b) Secara khusus:
Pemerikasaan payudara: ukuran, kesimetrisan, massa, retraksi jaringan parut,
kondisi puting susu.
Pemeriksaan abdomen : adanya massa abdominopelvic
c) Genetalia eksterna : inpeksi dan palpasi dengan posisi litotomi bertujuan mengkaji
kesesuaian umur dengan perkembangan sistem reproduksi, kondisi rambut pada
simpisis pubis dan vulva, kulit dan mukosa vulva, tanda-tanda peradangan,
bengkak dan pengeluaran cairan vagina.
d) Pelvis : dengan mengunakan spekulum dilakukan inpeksi servik yaitu warna,
bentuk, dilatasi servik, erosi, nodul, masa, cairan pervaginam, perdarahan, lesi atau
luka. Setelah spekulum dilepas dapat dilakukan pemeriksaan bimanual yaitu :
memasukan dua jari kedalam vagina untuk pemeriksaan dinding posterior vagina
(adanya masa, ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas uterus, mobilitas ovarium,
adneksa).
e) Pemeriksaan rectum dan rekto vagina.
4. Pemeriksaan Diagnostik
5. Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya,
kecemasan terhadap penyakit.
c. Ansietas berdasarkan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan feminitas
dan perubahan bentuk tubuh
a. Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis
Tujuan : Dalam 2 x 24 jam rasa nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Setelah diberi tindakan keperawatan skala nyeri berkurang menjadi 4
Intervensi Rasional
Kolaborasi tindakan pembedahan untuk Pembedahan bertujuan untuk
pengangkatan kanker.Kolabarasi untuk menghilangkan faktor utama penyebab
pemberian terapi analgesik. nyeri.Menghilangkan rasa nyeri
Menurunkan tingkat ketegangan pada
Atur posisi senyaman mungkin. daerah nyeri
b. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
gangguan GI akibat adanya kanker metastasis.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : mual berkurang, nafsu makan pasien meningkat, berat badan stabil,
penambahan berat badan progresif.
Intervensi Rasional
Dorong penggunaan suplement dan makan Suplemen dapat memainkan peran penting
sering atau lebih sedikit yang dibagi-bagi dalam mempertahankan kalori dan protein
selama sehari adekuat.
c. Ansietas berdasarkan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan feminitas dan
perubahan bentuk tubuh.
Tujuan : Rasa cemas klien berkurang
Kriteria Hasil : Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut
intervensi Rasional
d. Gangguan harga diri berdasarkan perubahan seksualitas, fertilitas dan hubungan dengan
pasangan dan keluarga.
Tujuan : meningkatkan harga diri pasien
Kriteria Hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri
dalam situasi.
Intervensi Rasional
Dorong diskusi masalah tentang efek Dapat membantu menurunkan masalah yang
kanker / pengobatan pada peran sebagai ibu mempengaruhi penerimaan pengobatan atau
rumah tangga, orangtua dan merangsang kemajuan penyakitMemvalidasi
sebagainya.Akui kesulitan pasien yang realita perasaan klien dan memberikan izin
mungkin dialami, untuk tindakan apapun untuk mengatasi apa
yang terjadi.
III. 4 Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat.
Kanker ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam
sehingga tidak mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium
lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemana-mana(Wiknjosastro, 1999).
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi
30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak
(benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas (borderlinemalignancy atau
carcinoma of low – maligna potensial) dan jelas ganas (truemalignant) (Priyanto, 2007).
Waspadai tanda dan gejala Kanker Ovarium :
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa:
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala
umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Stadium Awal
a. Gangguan haid
b. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum)18
c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)
d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)
e. Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul)
f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada
lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan
rambut)
IV. 2 Saran
Mahasiswa keperawatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya
tentang”CA OVARY” dan mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien yang
menderita ca ovari dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suddarth and Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8.
EGC. Jakarta.
2. Donges, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
3. Engram, Barbara. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah, Vol.3.
Jakarta : EGC.
4. Farrer, Helen. (2001). Maternity Care, Edisi II. Jakarta: EGC.
5. NANDA 2005, Nursing diagnoses : Definition and classification 2005-2006,
NANDA International, Philadelphia.
6. Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC.
7. Smeltzer , bare (2002).keperawatan medical bedah.vol 2.ed 8.jakarta:EGC