KARAKTERISTIK THYRISTOR
I. Tujuan
2. Menyelidiki hubungan anatara UGT( tegangan penyalaan gate ) dan UBO (tegangan
jatuh konduksi)
II. Pendahuluan
Ketika anoda diberi tegangan positif terhadap katoda, sambbungan J 1 dan J3 berada pada
keadaan dipanjar maju ( forward bias), sebaliknya sambungan J 2berada pada keadaan
dipanjar mundur ( reverse biased). Hanya ada sebagian kecil arus yang mengalir dari
anoda ke katoda yang disebut arus bocor ( leakage current). Pada keadaan mula ini
thyristor dikatakan berapa pada keadaan memblok tegangan maju (forward blocking)
atau dalam keadaan mati dan arus bocor yang mengalir disebut off state current ID.
Ketika tegangan antara anoda dan katoda UAK dinaikan sampai suatu harga tertentu,
sambungan J2yang dipanjar mundur akan tembus. Tegangan UAKyang terukur pada saat
tembus tersebut disebut tegangan maju jatuh konduksi ( forward breakdown voltage )
UBO. Karena sambungan J1 dan J3 sebelumnya sudah berada pada keadaan dipanjar maju,
maka thyristor berubah menjadi konduktor.
Arus yang mengalir pada anoda harus lebih besar dari arus kancing ( latching current )
IL. Arus kancing adalah arus anoda minimum yang diperlukan untuk menjaga thyristor
tetap pada keadaan hidup sesaat setelah thyristor dinyalakan dan arus gate telah
dihilangkan. Karakteristik tipikal dari thyristor dapat dilihat pada Gambar 1.2
Karakteristik thyristor menunjukan hubungan antara tegangan dan arus yang melewati
thyristor. Pada karakteristik tertera harga teganganan maju dan mundur tanpa aru gate
yang dapat ditahan thyristor.
Ketika tegangan di katoda lebih positif dari anoda, sambungan J 2 berada pada keadaan
dipanjar maju, sebaliknya J1 dan J3 pada keadaan dipanjar mundur. Ini seperti dua buah
diode yang dipasang seri dengan tegangan terbalik. Thyristor akan memblok tegangan
dan arus mundur bocor (reverse current) IR, mungkin akan mengalir.
Thyristor dapat dinyalakan dengan menaikan tegangan maju U AK di atas UBO, tetapi
penyalaan seperti ini dapat merusak thyristor. Di dalam praktek, tegangan maju U AK
dipasang di bawah nilai UBO( terlihat dengan gari-garis putus pada Gambar ), dan
thyristor dinyalakan dengan memasukan tegangan positif antara gate dan katoda.
IV. Peralatan
2. Skematik di atas dapat dibuat dengan menyusun panel percobaan seperti gambar di
bawah ini.
3. Atur osiloskop pada mode operasi X/Y dengan kanal 1 pada 10V/div dan kanal 2
4. Masukan input AC 12 volt ke dalam rangkaian. Catu thyristor dengan mengatur R2.
= 10 ohm mengubah sensitifitas kanal 2 dari V/div ke mA/div. Atur UAK untuk 6
buah besaran yang berbeda termasuk harga UAK terkecil, UAK ketika thyristor
menyala dan harga UAK terbesar yang memungkinkan. Besar UAK diatur dengan
mengatur besar UGT dengan merubah harga R2. Baca harga UAK di osiloskop, ukur
6. Gambarkan tampilan osiloskop yang terjadi untuk setiap nilai UAK yang berbeda
Grafik 1.7
VI. Evaluasi
1. Jelaskan fungsi dioda D1!
2. Apa hubungan antara tegangan penyalaan gate (UGT) dengan tegangan jatuh
konduksi (UBO)?
VII. Kesimpulan
1. Karakteristik thyristor menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus yang
melewati thyristor.
2. Thyristor dapat di trigger di bawah UBO (Forward breakover voltage) dengan
memberikan tegangan positif pada gate.
PERCOBAAN 2
KARAKTERISTIK TRIAC
I. Tujuan
1. Menampilkan karakteristik dari TRIAC di osiloskop.
2. Menyelidiki hubungan antara tegangan catu (UGT) dan off state forward voltage
(Up).
II. Pendahuluan
TRIAC merupakan komponen thyristor dua arah dan dapat dianalogikan sebagai dua
buah thyristor yang terhubung secara anti parallel dengan kedua gate terhubung,seperti
terlihat pada gambar 3.1.TRIAC dapat dipandang sebagai saklar elektronis untuk
tegangan arus bolak balik,yang mampu memblok tegangan pada kedua arahnya,tapi juga
mampu meneruskan arus pada kedua arahnya.
Karena TRIAC adalah komponen dua arah,kedua terminalnya tidak dapat dinamakan
sebagai pasangan anoda dan katoda ,melainkan terminal MT1 dan MT2.KArakteristik
TRIAC dapat dilihat pada gambar 3.2.
III. Buku Bacaan
Rashid,Muhammad H.”Power Electronic ,Circuits,Devices and Aplicationes” prentice
Hall International,Inc,New Jersey,1998.
IV. Peralatan
Utama : Modul POWER SUPPLY PTE-047-01
Modul CHARACTERISTIC PTE-047-03
Modul CONTAINER BOX SECTION PTE-047-08
Pendukung: Multimeter digital
Osiloskop penyimpan (storage osiloskop)
V. Langkah Kerja
1. Buat rangkaian sesuai dengan skematik dibawah ini.
2. Skematik diatas dapat dibuat dengan menyusun panel percobaan seperti gambar
dibawah ini.
3. Atur osiloskop pada mode operasi X/Y dengan kanal 1 pada 10V/DIV dank anal 2
pada 0.5V/DIV (Inverted).
4. Masukan input 12V AC ke dalam rangkaian.Trigger TRIAC dengan mengatur besar
R2 .Sumbu mendatar dari osiloskop menggambarkan off state forward voltage Up,
sedangkan sumbu tegak osiloskop menggambarkan arus IT yang melewati TRIAC.
Dengan menggunakan R3 = 10 Ohm ,sensitivitas dari kanal 2 dikonversikan dari
V/div ke mA/div.
5. Gambar oskilogram dari karakteristik TRIAC untuk 4 macam tegangan Up ,termasuk
harga Up terkecil dan terbesar yang mungkin.Ingat bahwa pada TRIAC ,Up
mempunyai dua nilai ,yaitu pada arah maju dan arah mundur.Catat harga UGT yang
terukur pada voltmeter untuk masing masing nilai Up tersebut.
VI. Evaluasi
1. Jelaskan hubungan yang timbul antara tegangan catu thyristor UGT dan off state
forward voltage Up.!
2. Jelaskan perbedaan karakteristik antara TRIAC dan Thyristor!
3. Beri contoh aplikasi TRIAC dan Thyristor dalam praktek!
VII. Kesimpulan
1. Peningkatan tegangan catu TRIAC UGT, mengakibatkan semakin kecil tegangan off-
2. Resspon TRIAC terlihat seperti dua buah thyristor yang dipasang secara antiparallel.
Dia dapat dicatu pada kedua arahnya. TRIAC sering digunakan pada rangkaian
I. Tujuan
1. Menyelidiki respon penyalaan TRIAC pada 4 kuadran kerja.
2. Menentukan holding current IH1 dan IH2
II. Pendahuluan.
Seperti halnya besaran holding current IH juga berlaku bagi TRIAC .Daerah kerja
TRIAC dan polaritas UGT terlihat pada table berikut ini:
Tabel 2.1 Respon Penyalaan TRIAC
KUADRAN
TERMINAL
1 2 3 4
MT1
Jika terminal MT2 lebih positif dari MT1 ,TRIAC dapat dinyalakan dengan memberikan
sinyal positif pada gae relative terhadap MT1 .Sebaliknya jika MT2 lebih negative dari
MT1,TRIAC dapat dinyalakan dengan memberikan sinyal negative pada gate relative
terhadap MT1 .Pada prakteknya ,TRIAC biasanya digunakan pada kuadran I (tegangan
dan arus gate positif) atau pada kuadran III (tegangan dan arus gate negative).
VI. Peralatan
Utama : Modul POWER SUPPLY PTE-047-01
Modul CHARACTERISTIC PTE-047-03
Modul CONTAINER BOX SECTION PTE-047-08
Modul POTENTIOMETER PTE-047-10
Modul VARIABEL POWER SUPPLY PTE-047-02
Pendukung : Multimeter digital
Osiloskop penyimpan (storage osiloskop)
V. Langkah Kerja
1. Buat rangkaian sesuai dengan skematik dibawah ini.
2. Skematik diatas dapat dibuat dengan menyusun panel percobaan seperti gambar
dibawah
3. Perhatikan bahwa terdapat dua macam sumber tegangan ,yaitu 12V AC (U1) dan
12V DC adjustable ( U2).Anoda A1 dari TRIAC adalah titik referensi dari seluruh
suplai tegangan dan pengukuran.
4. Hidupkan kedua sumber tegangan sekarang A2 dan gate G mendapatkan potesial
positif terhadap titik referensi A1 .Mulai tegangan dari 0 Volt ,naikkan U2 sampai
TRIAC terpicu dan lampu L1 menyala.Catat harga UGT dan IGT tepat pada saat
lampu menyala. Penyalaan TRIAC dengan A2 dan G yang diberi tegangan positif
disebut penyalaan pada kuadran 1.
5. Ubah rangkaian dengan memberikan A2 tegangan negative dari sumber tegangan U1.
Hal ini dapat dilakukan dengan membalik polaritas diode D1 seperti yang terlihat
pada gambar dibawah.
10. Kembali picu TRIAC seperti pada percobaan sebelumnya dan catat kembali harga
UGT dan IGT .Penyalaan TRIAC dengan A2 diberi tegangan positif dan G diberi
tegangan negative disebut penyalaan pada kuadran ke IV.
11. Masukkan nilai nilai hasil pengamatan diatas kedalam table berikut ini.Hitung
jumlah daya pengontrolan PZ ( PZ = UGT . IGT) yang dihasilkan pada masing masing
kuadran.
Tabel 2.2 Hasil Pengamatan
Hasil Perhitungan :
Lampiran Gambar :
12. Perhatikan pada kuadran berapa diperlukan daya terbesar! Apa yang dapat
disimpulkan dari perbedaan besar daya pengontrolan ini?
13. Buat rangkaian baru sesuai dengan skematik dibawah ini:
14. Skematik diatas dapat dibuat dengan menyusun ,panel percobaan seperti gambar
dibawah ini.
17. Ulangi percobaan tersebut beberapa kali untuk mendapatkan nilai IH1 dan IH2 yang
lebih akurat.
Tabel 2.3 Tabel IH1 dan IH2
Percobaan IH1 (mA) IH2 ( mA)
1
2
3
4
5
Lampiran Gambar :
VI. Kesimpulan
1. TRIAC dapat bekerja pada 4 kuadran kerja, dengan respon masing-masing kuadran
yang berbeda-beda.
2. Seperti halnya thyristor, holding current IH juga dimiliki oleh TRIAC pada kedua
arahnya.
PERCOBAAN 4
I. Tujuan
Mempelajari aplikasi kegunaan pembangkit pulsa oleh UJT untuk pengontrol fasa.
II. Pendahuluan
Rangkaian kontrol fasa UJT ini adalah rangkaian osilator relaksasi sederhana seperti
pada gambar 8.1.kombinasi antara RT dan CT menentukan waktu antara masuknya
tegangan input (direpresentasikan oleh saklare S1) dan waktu pulsa utama yang timbul.
Harga RT dan CT menentukan frekuensi osilasi.
Operasi dari rangkaian dapat dengan mudah dijelaskan dengan mengamati tegangan
kapasitor. Ketika rangkaian dinyalakan, kapasitor CT terisi dengan kecepatan ditentukan
berdasarkan nilai kapasitornya dan harga Rt sampai tegangannya mencapai nilai puncak
dari emitter UJT. Pada saat itu, UJT berubah menjadi ‘ON’, menyebabkan muatan C T
terbuang melalui resistor RB1 dan gate dari thyristor.Konsekuensi dari pengaturan
frekuensi osilator dengan mengubah-ubah harga RT atau CTadalah terjadinya perubahan
delay waktu pulsa penyalaan yang ampai ke thyristor, atau menyebabkan variasi pada
sudut penyalaan α. Selanjutnya, kontrol fasa gelombang penuh dapat direalisasikan
mengganti thyristor pada rangkaian di atas menjadi TRIAC.
V. Langkah Kerja
1. Susunlah panel sesuai dengan gambar berikut ini. Rangkaian di bawah adalah
kontrol fasa oleh thyristor dengan Catu UJT.
2. Atur osiloskop untuk pengamatan tegangan beban lampu seperti terlihat pada
gambar di atas.Catatan :Awas, tegangan Input AC yang terukur adalah tegangan
jala-jala,dan lengan osiloskop diatur pada mode 10X
3. Hidupkan catu daya. Atur potensiometer panel TRIGGER CIRCUIT pada posisi
minimum.Perhatiakn tampilan pada osiloskop dan nyala lampu ktika potensiometer
diatur.
4. Plot grafik tegangan beban UL.
6. Atur potensiometer pada posisi maksimum .Perhatikan tampilan pada osiloskop dan
nyala lampu ketika potensiometer diatur. Plot tegangan beban UL.
7. Atur osiloskop untuk pengamtan tegangan terminal thyristor, kemudian plot grafik
tegangan yang terjadi.
Grafik 8.4
8. Ubah susunan panel sesuai dengan gambar berikut ini.rangkaian di bawah adalah
kontrol fasa oleh TRIAC dengan catu UJT.
Grafik 8.6
14. Perhatikan nyala lampu antara kontrol oleh thyristor dengan TRIAC. Adakah
perbedaan ?jika ada,Jelaskan!
VI. Evaluasi
Lampiran Gambar :
VII. Kesimpulan
Kontrol fasa dengan menggunakan thyristor hanya terjadi pada salah satu siklusnya,
sedangkan pada setengah siklus yang lain di blok. Sedangkan pada TRIAC dapat
dilakukan control pada kedua setengah siklusnya. Rangkaian di atas banyak digunakan
pada aplikasi untuk beban besar.
PERCOBAAN 5
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Selama siklus positif tegangan input berlangsung, thyristor dipanjar maju. Ketika
thyristor T1 dicatu pada ɯt=α, thyristor Ti konduk dan tegangan beban akan sama
dengan tegangan sumber selama siklus negatif tegangan input, thyristor dipanjar mundur
dan akan memblok tegangan input. Waktu antara tegangan positif input dimulai sampai
thyristor tercatu pada ɯt=α disebut delay atau sudutpenyalaan α.
Gambar 10.1b menunjukan bentuk gelombang tegangan input,tegangan keluaran,
tegangan beban dan tegangan pada thyristor T1. Konverter seperti ini tidak biasa
digunakan dalam aplikasi industri dikarenakan keluaran output yang dihasilkan
mengandung riak yangcukup besar dengan frekuensi yang rendah.Jika Vmadalah puncak
dari tegangan input, maka tegangan rata-rata keluaran Vac penyearahan ini dapat dicari
dari persamaan :
1 𝜋 𝑉𝑚
Vdc=2𝜋 ∫𝛼 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡𝑑(𝜔𝑡) = [− cos 𝜔𝑡]𝜋𝛼 = 𝑉𝑚 (1 + cos 𝛼) (10.1)
2𝜋 2𝜋
1 1
1 𝜋 𝑉2 𝜋 𝑉𝑚 1
Vrms= [2𝛼 ∫𝛼 𝑉𝑚2 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡𝑑(𝜔𝑡)] 2 = [ 4𝜋
𝑚
∫𝛼 (1 − cos 2𝜔𝑡𝑑(𝜔𝑡))] 2 = [𝜋 (𝜋 − 𝛼 +
2
1
sin 2𝛼
)] 2
2
IV. Peralatan
Utama : Modul POWER SUPPLY PTE-047-01
Modul POWER CIRCUIT PTE-047-04
Modul TRIGGER CIRCUIT PTE-047-05
Modul AC LAMP PTE-047-09
Pendukung : Multimeter digital
Osiloskop penyimpan (Stroge ocilloscope)
V. Langkah Kerja
1. Siapkan panel-panel yang diperlukan untuk percobaan. Kemudian susun panel
seperti berikut. Atur switch control voltage pada posisi “ON”.
2. Atur osiloskop sehinnga pada kanal 1 kita dapat mengamati tegangan beban
UL.Catatan Diatas, tegangan input AC yang terukur adalah tegangan jala-jala, dan
lengan osiloskop diatur padamode 10X.
3. Hidupkan catu daya. Amati diagram tegangan antara terminal-terminal yang telah
dinamai pada osiloskop. Atur tegangan keluaran potensimeter UP sehingga
menghasilkan sudut penyalaan 𝛼 terkecil dan terbesar yang mungkin.Gambarkan
diagram tegangan yang terjadi pada grafik berikut ini.
Jadi,jarak pengukuran untuk menyearahkan ini adalah :
4. Jarak berbagai sudut penyalaan 𝛼 , dari persamaan 10.1 sampai 10.3 dan dari
pengukuran multimeter, isilah tabel obarikut ini.
Tabel 5.1 Hasil Pengukuran
NO 𝛼 Vdc1 Vdc2 FF
. Hasil Pengukuran Vrms (Vdc/Vrms)
1 30o
2 45°
3 90°
4 115°
5 180o
Hasil Perhitungan :
Lampiran Gambar:
5. Setelah selesai, Ubah rangkaian modul menjadi seperti yang terlihat di
gambar.beban yang digunakan sekarang adalah beban induktif (motor 95 W).
6. Hidupkan catu daya. Amatilah diagram tegangan antara terminal-terminal yang telah
dinamai pada osiloskop. Atur tegangan keluaran potensiometer UP sehingga
menghasilkan sudut penyalaan 𝛼 terkecil dan terbesar yang mungkin. Gambarkan
diagram tegangan yang terjadi pada grafik berikut ini.
Maka, jarak pengaturan untuk penyearahan ini adalah :
Lampiran Gambar :
VI. Evaluasi
Mengapa bila beban yang digunakan adalah motor, maka tampilan osiloskop masih
terdapat komponen tegangan negative?
VII. Kesimpulan
1. Kualitas dari penyearahan ditentukan oleh kandungan harmonic pada arus input,
tegangan output dan arus output. Biasanya performa dari penyearah dievaluasi
dengan parameter-parameter.
3. Pada beban induktif, arus yang mengalir akan melebihi masa konduksi 180o,
Daftar Isi......................................................................................................................................
Disusun oleh:
NIM : 1602230507.P
Kelas : Malam
Mohammad Hafidz
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
PROGAM STUDY TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG