Anda di halaman 1dari 4

RechtsVinding Online

REFLEKSI ATAS PERAN SAKSI AHLI DI PENGADILAN


DAN TANGGUNG JAWAB INTELEKTUAL
Oleh:
Arfan Faiz Muhlizi*

Rekonstruksi idealisme merupakan hal ini sangat penting dilakukan


bagian yang sangat penting dalam untuk memberikan kontribusi
reformasi hukum, khususnya dalam mengatasi berbagai persoalan
upaya memberantas mafia hukum di bangsa, termasuk memberantas
Indonesia. Rekonstruksi ini tidak hanya mafia hukum.
perlu dilakukan di dalam lembaga Dalam wilayah hukum praktis,
penegakan, tetapi perlu juga bagi peran intelektual ini setidaknya
seluruh intelektual. Hal ini sangat dapat diimplementasikan ketika
penting mengingat hukum merupakan mereka diminta untuk
sebuah sistem yang terbangun dari memberikan keterangan atau
setidaknya substansi hukum, struktur pendapat dalam kapasitas sebagai
hukum dan budaya hukum, di mana Ahli.
intelektual memiliki peran besar di Keterangan Ahli dalam perkara
dalamnya. Sayangnya beberapa pidana berdasarkan Pasal 1 angka (28)
intelektual justru menunjukkan gejala Undang-Undang No. 8 Tahun 1981
sebaliknya dengan menolak menjadi tentang Kitab Undang-Undang Hukum
saksi ahli di pengadilan dengan alasan Acara Pidana adalah keterangan yang
tidak dibayar ketika memberi kesaksian. diberikan oleh seorang yang memiliki
Keberhasilan peranan keahlian khusus tentang hal yang
intelekual dalam pelaksanaan diperlukan untuk membuat terang suatu
reformasi hukum tidak bisa perkara pidana guna kepentingan
dilepaskan dari dukungan orientasi pemeriksaan. Sedangkan Ahli itu sendiri
nilai budaya masyarakat. Dalam hal ini, adalah orang yang dapat memberikan
kaum intelektual itu harus bersikap, keterangan guna kepentingan
berperilaku, dan bertindak sesuai penyidikan, penuntutan dan peradilan
dengan orientasi nilai budaya yang tentang suatu perkara pidana yang ia
mendukung reformasi hukum mempunyai keahlian khusus tentangnya.
Indonesia. Sesuai dengan hal Di dalam Pasal 71 ayat (1) Undang-
tersebut, terdapat setidaknya tiga hal Undang No. 14 Tahun 2002 tentang
yang diharapkan dapat diperankan oleh Pengadilan Pajak dijelaskan pula bahwa
golongan intelektual. Pertama, yang dimaksud dengan Keterangan Ahli
memperluas pendidikan dan adalah pendapat orang yang diberikan di
pencerdasan kehidupan bangsa yang bawah sumpah dalam persidangan
memperkuat peranan golongan tentang hal yang ia ketahui menurut
terpelajar dalam perubahan pengalaman dan pengetahuannya.
kemasyarakatan dan pernerintahan. Ahli berbeda dengan Saksi.
Kedua, perlu menumbuhkan kembali Berdasarkan Pasal 1 angka (26) Undang-
idealisme di kalangan intelektual. Undang No. 8 Tahun 1981 jo. Pasal 1
Ketiga, memperluas bentuk-bentuk angka (1) Undang-Undang No. 13 Tahun
pengabdian profesionalisme 2006 tentang Perlindungan Saksi dan
(M.Dawam Rahardjo, 1993:71). Kedua Korban, yang dimaksud Saksi adalah

1
RechtsVinding Online

orang yang dapat memberikan Nepotisme (KKN), yaitu peran serta


keterangan guna kepentingan masyarakat dalam mewujudkan
penyidikan, penuntutan dan peradilan penyelenggara Negara yang bersih
tentang suatu perkara pidana yang ia memperoleh hak perlindungan hukum
dengar sendiri, ia Iihat sendiri dan ia dalam hal diminta hadir dalam proses
alami sendiri. Keterangan Saksi adalah penyelidikan, penyidikan, dan di sidang
salah satu alat bukti dalam perkara pengadilan sebagai saksi pelapor, saksi;
pidana yang berupa keterangan dari dan saksi ahli, sesuai dengan ketentuan
saksi mengenai suatu peristiwa pidana peraturan perundang-undangan yang
yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri berlaku.
dan ia alami sendiri dengan menyebut Mengenai masalah perlindungan
alasan dan pengetahuannya itu. terhadap Ahli juga diatur dalam
Dari hal tersebut di atas jelas sekali Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
perbedaan antara Saksi dan Ahli. Saksi Anti Korupsi Tahun 2003 yang telah
memberikan keterangan berdasarkan diratifikasi dalam Undang-Undang No. 7
sesuatu yang ia dengar sendiri, ia lihat Tahun 2006 tentang Pengesahan United
sendiri dan ia alami sendiri sedangkan Nations Convention Against Corruption,
Ahli memberikan keterangannya 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-
berdasarkan keahlian khusus yang Bangsa Anti Korupsi, 2003). Di dalam
dimilikinya. Dengan demikian Pasal 32 ayat (1) Konvensi tersebut
penggunaan istilah Saksi Ahli dalam disebutkan bahwa Setiap Negara Pihak
perkara pidana adalah istilah yang tidak wajib mengambil tindakan-tindakan
tepat. Oleh karena Saksi berbeda dengan yang tepat sesuai dengan sistem hukum
Ahli, maka Ahli bukanlah subyek hukum nasionalnya dan dalam kewenangannya
yang berhak mendapatkan perlindungan untuk memberikan perlindungan yang
sebagaimana diatur dalam Undang- efektif dari kemungkinan pembalasan
Undang No. 13 Tahun 2006 tentang atau intimidasi bagi para saksi dan ahli
Perlindungan Saksi dan Korban, padahal yang memberikan kesaksian mengenai
seharusnya Ahli berhak pula kejahatan-kejahatan yang ditetapkan
mendapatkan perlindungan hukum sesuai dengan Konvensi ini dan,
sebagaimana halnya perlindungan yang sebagaimana layaknya, bagi keluarga
diberikan kepada Saksi. mereka dan orang-orang lain yang dekat
Berdasarkan peraturan perundang- dengan mereka.
undangan yang berlaku ditegaskan
bahwa baik Keterangan Ahli maupun Pembayaran Ahli
Keterangan Saksi dalam perkara pidana Sebelum menjawab apakah Ahli
adalah sebagai alat bukti yang sah, oleh yang dimintai keterangannya dalam
karena itu sudah seharusnya perkara pidana baik dalam tahap
perlindungan hukum sebagaimana penyelidikan, penyidikan maupun dalam
diberikan kepada Saksi diberikan pula persidangan di Pengadilan berhak untuk
kepada Ahli. Perlindungan hukum mendapatkan pembayaran atau tidak,
diberikan kepada Ahli hanya sekilas maka terlebih dahulu diuraikan apa yang
disebutkan dalam Pasal 9 ayat (1) huruf menjadi hak dan kewajiban dari seorang
(d) Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 Ahli berdasarkan peraturan perundang-
tentang Penyelenggaraan Negara Yang undangan yang berlaku.
Bersih dan Bebas Kolusi Korupsi

2
RechtsVinding Online

Kewajiban Ahli adalah sebagai yang dapat diterima oleh Ahli dalam
berikut: Pertama, Pasal 179 ayat (1) memberikan keterangan pada tahap
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 pemeriksaan penyelidikan, penyidikan
disebutkan bahwa “setiap orang yang dan di persidangan di Pengadilan.
diminta pendapatnya sebagai ahli Belum adanya peraturan
kedokteran kehakiman atau dokter atau perundang-undangan yang berlaku yang
ahli lainnya wajib memberikan mengatur mengenai siapa yang
keterangan ahli demi keadilan”. Kedua, berkewajiban untuk membayar Ahli
Pasal 160 ayat (4) Undang-Undang No. 8 tersebut, namun untuk sebagai bahan
Tahun 1981 disebutkan bahwa “Jika referensi pembentukan peraturan yang
pengadilan menganggap perlu, seorang mengatur hal tersebut dapat kita lihat
saksi atau ahli wajib bersumpah atau dari peraturan dalam ranah hukum
berjanji sesudah saksi atau ahli tersebut perdata.
selesai memberikan keterangan”. Di dalam Pasal 49 ayat (1-2)
Sedangkan hak Ahli adalah Undang-Undang No. 30 Tahun 1999
mendapatkan perlindungan hukum tentang Arbitrase dan Alternatif
sebagaimana telah tersebut di atas. Penyelesaian Sengketa disebutkan
Selain itu, seorang Ahli mempunyai hak bahwa atas perintah Arbiter atau Majelis
sebagaimana tersebut di dalam Pasal Arbitrase atau atas permintaan para
229 (1) Undang-Undang No. 8 Tahun pihak dapat dipanggil seorang Saksi atau
1981, yaitu bahwa “saksi atau ahli yang lebih, atau seorang Saksi Ahli atau lebih,
telah hadir memenuhi panggilan dalam untuk didengar keterangannya. Biaya
rangka memberikan keterangan di pemanggilan dan perjalanan saksi atau
semua tingkat pemeriksaan, berhak saksi ahli dibebankan kepada pihak yang
mendapat penggantian biaya menurut meminta.
peraturan perundang-undangan yang Dari pasal tersebut jelas bahwa
berlaku”, kemudian di dalam Pasal 229 kewajiban untuk membayar Ahli
ayat (2) disebutkan bahwa “Pejabat yang dibebankan kepada pihak yang meminta.
melakukan pemanggilan wajib Dasar diaturnya hal ini adalah bahwa
memberitahukan kepada saksi atau ahli pada dasarnya pihak yang meminta
tentang haknya sebagaimana dimaksud didatangkan Ahli adalah pihak yang
dalam ayat (1)”. mungkin posisinya menjadi lebih kuat.
Berdasarkan pasal tersebut jelas Hal ini mungkin dapat diterapkan dalam
disebutkan bahwa Ahli berhak untuk perkara pidana, dimana pihak Penyidik,
mendapatkan pembayaran. Jadi Ahli Penuntut Umum atau Tersangka atau
pada saat tahap penyidikan dan di Terdakwa bisa mendatangkan Ahli
pengadilan dalam setiap perkara pidana dengan kepentingan untuk menguatkan
berhak untuk mendapatkan tuntutan atau dakwaan atau pembelaan
pembayaran, namun mengenai jumlah dari mereka dan tentunya kewajiban
besarnya berapa yang harus dibayarkan pembayaran dibebankan pada pihak
kepada Ahli belum ada peraturan yang mendatangkan, karena dengan
perundang-undangan yang didatangkannya Ahli sedikitnya ikut
mengaturnya. Oleh karena itu untuk membantu posisi pihak yang
adanya suatu kepastian hukum mendatangkan Ahli.
Pemerintah membuat aturan yang jelas Permasalahannya adalah tidak
mengenai besarnya jumlah pembayaran semua tersangka atau terdakwa

3
RechtsVinding Online

mempunyai kemampuan ekonomi yang Oleh karena belum adanya


cukup untuk membayar Ahli yang peraturan mengenai siapa yang
mereka datangkan, sehingga berkewajiban untuk membayar Ahli,
dikarenakan ketidakmampuan ekonomi maka perlu dicari formulasi peraturan
para tersangka atau terdakwa tersebut yang tepat yang mengakomodir pihak
tidak mendapatkan keterangan dari Ahli yang berkepentingan terutama
yang mungkin menguatkan posisi kepentingan pihak tersangka/terdakwa
mereka. Hal inilah yang perlu yang secara ekonomi lemah.
mendapatkan pengaturan pula sehingga Meski peraturan menjadi bagian
tidak ada pihak yang merasa dirugikan. penting dalam penguatan peran Ahli,
Ketentuan di dalam Pasal 16 ayat tetapi secara moral sebenarnya terdapat
(1-3) Peraturan Mahkamah Agung No. tanggung jawab yang besar dari seorang
01 Tahun 2008 tentang Prosedur Ahli. Sebagai bagian dari komunitas
Mediasi Di Pengadilan dapat kita rujuk intelektual, seorang Ahli perlu mengikis
untuk memperkaya bahan pembentukan keengganan berderma ilmu kepada
peraturan mengenai kepada siapa masyarakat dan tetap memiliki empati
dibebankan kewajiban untuk membayar sesama manusia dan hidup selaras
Ahli. Di dalam PERMA tersebut dikatakan dengan sesamanya. Hal ini untuk
bahwa (1) Atas persetujuan para pihak mengantisipasi pendapat Durkheim bah-
atau kuasa hukum, mediator dapat wa pada masyarakat yang semakin
mengundang seorang atau lebih ahli modern, rasa individunya akan semakin
dalam bidang tertentu untuk meningkat, dan rasa kesadaran akan
memberikan penjelasan atau kelompoknya semakin rendah
pertimbangan yang dapat membantu (Koentjaraningrat, 1980: 90-92).
menyelesaikan perbedaan pendapat di Sebagaimana ungkapan Geery Spence
antara para pihak. (2) Para pihak harus “…tanpa budi pekerti yang luhur, para
lebih dahulu mencapai kesepakatan ahli (intelektual) hukum hanya akan
tentang kekuatan mengikat atau tidak menjadi monster dari pada malaikat
mengikat dari penjelasan dan atau penolong”.
penilaian seorang ahli. (3) Semua biaya
untuk kepentingan seorang ahli atau
*
lebih dalam proses mediasi ditanggung Arfan Faiz Muhlizi, S.H.,M.H. adalah Analis
oleh para pihak berdasarkan Hukum di BPHN
kesepakatan.
Dari ketentuan tersebut jelas
bahwa biaya pemanggilan ditanggung
oleh para pihak berdasarkan
kesepakatan, namun ketentuan ini akan
sangat sulit untuk diimplementasikan
dalam perkara pidana, hal ini disebabkan
posisi antara tersangka/terdakwa
dengan penyidik/penuntut dalam
kedudukan yang tidak seimbang
sehingga akan sangat sulit sekali terjadi
kesepakatan diantaranya.

Anda mungkin juga menyukai