kelarutan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan, Jenis Pelarut, Suhu,
Pengadukan, Kimia
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan, Jenis Pelarut, Suhu,
Pengadukan, Kimia - Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (solut) dan
pelarut (solven). Pada contoh yang telah diberikan, zat yang dilarutkan
adalah obat puyer sakit kepala berbentuk serbuk. Sedangkan yang
berperan sebagai pelarut adalah air. Kelarutan adalah nilai konsentrasi
maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat dalam larutan. Jadi, kelarutan
digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut
dalam larutan jenuh.
1. Jenis Pelarut
Pernahkan kalian mencampurkan minyak dengan air? Jika pernah, pasti
kalian telah mengetahui bahwa minyak dan air tidak dapat bercampur.
Sebab, minyak merupakan senyawa non polar, sedangkan air merupakan
senyawa polar. Senyawa non polar tidak dapat larut dalam senyawa polar,
begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kedua zat bisa
bercampur, asalkan keduanya memiliki jenis yang sama.
2. Suhu
Kalian sudah mengetahui bahwa gula lebih cepat larut dalam air panas
daripada dalam air dingin, bukan? Kelarutan suatu zat berwujud padat
semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan. Dengan naiknya suhu larutan, jarak
antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan ikatan
antarzat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air,
sehingga zat tersebut mudah larut.
3. Pengadukan
Dari pengalaman sehari-hari, kita tahu bahwa gula lebih cepat larut dalam
air jika diaduk. Dengan diaduk, tumbukan antar partikel gula dengan
pelarut akan semakin cepat, sehingga gula mudah larut dalam air.
Dalam suatu larutan, semua partikel (solut dan solven) berukuran sebesar
molekul atau ion-ion. Partikel itu tersebar secara merata dalam larutan dan
menghasilkan satu fase homogen. Karena sedemikian menyatunya
penyebaran solut dan solven dalam larutan, sifat fisik larutan sedikit
berbeda dengan solven murninya. (Brady, 1999, hlm. 590)
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KELARUTAN April 15, 2011
Suhu
Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu
yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut
dengan suhu lebih rendah.
Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat
dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat
pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih
mudah larut pada suhu tinggi.
Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya,
benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini membantu
kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita harus
melarutkan gula pasir terlebih dahulu kedalam air panas, baru kemudian
ditambahkan air dingin.
Volume pelarut
Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
Pengadukan
1. Gelas 2 buah
2. Pengaduk 2 buah
3. Gelas ukur 1 buah
4. Pembakar spirtus 1 buah
5. Kaki tiga 1 buah
6. Timbangan 1 buah
7. Stopwatch 1 buah
Bahan-Bahan:
1. Air
2. Garam
3. Gula serbuk
4. Gula batu
Langkah kerja:
1. Suhu
1. Siapkan 2 buah gelas, kemudian ukur air dengan volume 100mL.
Masukkan 100mL air kedalam masing-masing gelas
2. Panaskan salah satu gelas dengan air sampai suhu 500C
3. Timbang garam sebanyak 1 gram, kemudian masukkan kedalam masing-
masing gelas
4. Siapkan stopwatch, kemudian jalankan stopwatch ketika garam
dimasukkan dalam gelas
5. Catat waktu hingga semua garam melarut dalam air
2. Volume Pelarut
1. Ukur air dengan gelas ukur 100mL, kemudian masukkan kedalam gelas
pertama
2. Ukur air dengan gelas ukur 50mL, kemudian masukkan air kedalam gelas
kedua
3. Timbang garam sebanyak 1 gram, kemudian masukkan kedalam masing-
masing gelas
4. Siapkan stopwatch, kemudian jalankan stopwatch ketika garam
dimasukkan dalam gelas
5. Catat waktu hingga semua garam melarut dalam air
4. Pengadukan
11. Siapkan 2 buah gelas, kemudian ukur air dengan volume 100mL.
Masukkan 100mL air kedalam masing-masing gelas
12. Timbang garam sebanyak 1 gram, kemudian masukkan kedalam masing-
masing gelas yang telah berisi air
13. Aduk salah satu gelas, sedangkan gelas yang lain tidak perlu diaduk
14. Siapkan stopwatch, kemudian jalankan stopwatch ketika garam
dimasukkan dalam gelas
15. Catat waktu hingga semua garam melarut dalam air
KELARUTAN
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent. Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat
larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya
adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan
pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit
kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,
titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan
yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelarutan
1. Pengaruh pH
Zat aktif yang sering digunakan di dalam dunia pengobatan umumnya
adalah Zat organik yang bersifat asam lemah, dimana kelarutannya sangat
dipengaruhi oleh pH pelarutnya. Kelarutan asam-asam organik lemah seperti
barbiturat dan sulfonamide dalam air akan bertambah dengan naiknya pH karena
terbentuk garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan basa-basa organik
lemah seperti alkoholida dan anastetika lokal pada umumnya sukar larut dalam
air. Bila pH larutan diturunkan dengan penambahan asam kuat maka akan
terbentuk garam yang mudah larut dalam air.