Anda di halaman 1dari 11

Faktor yang mempengaruhi

kelarutan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan, Jenis Pelarut, Suhu,
Pengadukan, Kimia
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan, Jenis Pelarut, Suhu,
Pengadukan, Kimia - Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (solut) dan
pelarut (solven). Pada contoh yang telah diberikan, zat yang dilarutkan
adalah obat puyer sakit kepala berbentuk serbuk. Sedangkan yang
berperan sebagai pelarut adalah air. Kelarutan adalah nilai konsentrasi
maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat dalam larutan. Jadi, kelarutan
digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut
dalam larutan jenuh.

Berdasarkan pengertian kelarutan pada uraian di atas, larutan dibedakan


menjadi tiga, yaitu:
1. Larutan tidak jenuh adalah suatu larutan yang masih dapat
melarutkan zat terlarutnya pada suhu tertentu.
2. Larutan jenuh adalah suatu larutan dengan jumlah zat terlarut
(molekul atau ion) yang telah maksimum pada suhu tertentu.
3. Larutan lewat jenuh adalah suatu larutan dengan zat terlarut
yang melebihi jumlah maksimum kelarutannya pada suhu tertentu.
Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Jenis Pelarut
Pernahkan kalian mencampurkan minyak dengan air? Jika pernah, pasti
kalian telah mengetahui bahwa minyak dan air tidak dapat bercampur.
Sebab, minyak merupakan senyawa non polar, sedangkan air merupakan
senyawa polar. Senyawa non polar tidak dapat larut dalam senyawa polar,
begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kedua zat bisa
bercampur, asalkan keduanya memiliki jenis yang sama.

2. Suhu

Kalian sudah mengetahui bahwa gula lebih cepat larut dalam air panas
daripada dalam air dingin, bukan? Kelarutan suatu zat berwujud padat
semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan. Dengan naiknya suhu larutan, jarak
antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan ikatan
antarzat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air,
sehingga zat tersebut mudah larut.

3. Pengadukan

Dari pengalaman sehari-hari, kita tahu bahwa gula lebih cepat larut dalam
air jika diaduk. Dengan diaduk, tumbukan antar partikel gula dengan
pelarut akan semakin cepat, sehingga gula mudah larut dalam air.

Dalam suatu larutan, semua partikel (solut dan solven) berukuran sebesar
molekul atau ion-ion. Partikel itu tersebar secara merata dalam larutan dan
menghasilkan satu fase homogen. Karena sedemikian menyatunya
penyebaran solut dan solven dalam larutan, sifat fisik larutan sedikit
berbeda dengan solven murninya. (Brady, 1999, hlm. 590)

Senyawa polar tidak dapat bercampur dengan senyawa non polar.

Gula lebih cepat larut dalam air panas.

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KELARUTAN April 15, 2011

Filed under: Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan,Larutan,Uncategorized — jingga @ 6:17


am

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pelarutan?


Untuk mengetahui jawabannya, coba kamu lihat penjelasan dibawah ini:
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu zat melarut
dalam air. Faktor ini berlaku pada larutan dengan zat terlarut padat dan pelarut
cair.
Faktor- faktor tersebut diantaranya:

 Suhu

Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu
yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut
dengan suhu lebih rendah.
Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat
dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat
pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih
mudah larut pada suhu tinggi.
Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya,
benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini membantu
kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita harus
melarutkan gula pasir terlebih dahulu kedalam air panas, baru kemudian
ditambahkan air dingin.

 Ukuran zat terlarut


Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan
dengan zat terlarut yang berukuran besar.
Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan sentuh antara zat terlarut dengan
pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat
larut daripada zat telarut berukuran besar.

 Volume pelarut

Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.

 Pengadukan

Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut


akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan
menjadi semakin cepat.
Apakah kamu percaya dengan semua faktor-faktor tersebut? Untuk
membuktikannya, lakukan percobaan berikut:
Kegiatan 1: Eksperimen faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu zat
melarut dalam air
Alat-Alat:

1. Gelas 2 buah
2. Pengaduk 2 buah
3. Gelas ukur 1 buah
4. Pembakar spirtus 1 buah
5. Kaki tiga 1 buah
6. Timbangan 1 buah
7. Stopwatch 1 buah

Bahan-Bahan:

1. Air
2. Garam
3. Gula serbuk
4. Gula batu
Langkah kerja:

1. Suhu
1. Siapkan 2 buah gelas, kemudian ukur air dengan volume 100mL.
Masukkan 100mL air kedalam masing-masing gelas
2. Panaskan salah satu gelas dengan air sampai suhu 500C
3. Timbang garam sebanyak 1 gram, kemudian masukkan kedalam masing-
masing gelas
4. Siapkan stopwatch, kemudian jalankan stopwatch ketika garam
dimasukkan dalam gelas
5. Catat waktu hingga semua garam melarut dalam air

2. Volume Pelarut
1. Ukur air dengan gelas ukur 100mL, kemudian masukkan kedalam gelas
pertama
2. Ukur air dengan gelas ukur 50mL, kemudian masukkan air kedalam gelas
kedua
3. Timbang garam sebanyak 1 gram, kemudian masukkan kedalam masing-
masing gelas
4. Siapkan stopwatch, kemudian jalankan stopwatch ketika garam
dimasukkan dalam gelas
5. Catat waktu hingga semua garam melarut dalam air

3. Ukuran zat terlarut

6. Siapkan 2 buah gelas, kemudian ukur air dengan volume 100mL.


Masukkan 100mL air kedalam masing-masing gelas
7. Timbang 1gram gula batu, kemudian masukkan dalam gelas pertama
yang telah berisi air
8. Timbang 1 gram gula bau, kemudian masukkan dalam gelas kedua yang
telah berisi air
9. Siapkan stopwatch, kemudian jalankan stopwatch ketika gula dimasukkan
dalam gelas
10. Catat waktu hingga semua gula melarut dalam air

4. Pengadukan

11. Siapkan 2 buah gelas, kemudian ukur air dengan volume 100mL.
Masukkan 100mL air kedalam masing-masing gelas
12. Timbang garam sebanyak 1 gram, kemudian masukkan kedalam masing-
masing gelas yang telah berisi air
13. Aduk salah satu gelas, sedangkan gelas yang lain tidak perlu diaduk
14. Siapkan stopwatch, kemudian jalankan stopwatch ketika garam
dimasukkan dalam gelas
15. Catat waktu hingga semua garam melarut dalam air

Pada kegiatan diatas, kita berhubungan dengan 2 variabel (peubah), yaitu


variabel manipulasi dan variabel kontrol. Variabel manipulasi yaitu sesuatu
yang diatur (diubah) untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Variabel
manipulasi mencakup suhum volume pelarut, ukuran zat terlarut, dan
pengadukan. Selain itu, kita juga berhubungan dengan variabel kontrol.
Variabel kontrol merupakan akibat yang timbul ketika kita mengatur
variabel manipulasi. Termasuk variabel kontrol adalah mudah atau
tidaknya suatu zat melarut dalam air.

Pengaruh Kelarutan – Sebelum lebih jauh mempelajari apa saja faktor-faktor


yang dapat mempengaruhi kelarutan pada suatu zat, mungkin akan lebih afdhol
jika kita mempelajari dan memahami terlebih dahulu definisi atau pengertian
kelarutan. Karena tidak mungkin kan? Kita mempelajari berbagai penyebab
atau faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, namun kita tidak paham
apa arti dari kelarutan itu sendiri. Dan tentunya, setelah kita mengerti definisi
tersebut, maka akan memudahkan kita untuk mempelajari berbagai faktor yang
dapat mempengaruhinya.
Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas dijelaskan
tentang kelarutan atau solubilitas yaitu kemampuan suatu zat kimia tertentu,
zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut
(solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut
dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.
Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih
tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan
bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti
perak klorida dalam air. Istilah “tak larut” (insoluble) sering diterapkan pada
senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus
yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan
yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
- See more at: http://duniabaca.com/faktor-yang-mempengaruhi-
kelarutan.html#sthash.SZHNpt9l.dpuf

KELARUTAN

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent. Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat
larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya
adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan
pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit
kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,
titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan
yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelarutan

Secara kuantitatif,kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai suatu konsentrasi zat


terlarut di dalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan
dinyatakan dalam satuan mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat.
Misalnya 1 gr asam salisilat akan larut dalam 550 ml air. Suatu kelarutan juga
dapat dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen. Pelepasan zat
aktif dari suatu bentuk sediaannya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan
fisika zat tersebut serta formulasinya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain :
1. PH
2. Temperatur
3. Jenis pelarut
4. Bentuk dan ukuran partikel zat
5. Konstanta dielektrik pelarut
adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks, ion sejenis dll.

1. Pengaruh pH
Zat aktif yang sering digunakan di dalam dunia pengobatan umumnya
adalah Zat organik yang bersifat asam lemah, dimana kelarutannya sangat
dipengaruhi oleh pH pelarutnya. Kelarutan asam-asam organik lemah seperti
barbiturat dan sulfonamide dalam air akan bertambah dengan naiknya pH karena
terbentuk garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan basa-basa organik
lemah seperti alkoholida dan anastetika lokal pada umumnya sukar larut dalam
air. Bila pH larutan diturunkan dengan penambahan asam kuat maka akan
terbentuk garam yang mudah larut dalam air.

2. Pengaruh temperatur (suhu)


Kelarutan zat padat dalam larutan ideal tergantung kepada temperatur,
titik leleh zat padat dan panas peleburan molar zat tersebut. Kelarutan suatu zat
padat dalam air akan semakin tinggi bila suhunya dinaikan. Adanya panas (kalor)
mengakibatkan semakin renggangnya jarak antar molekul zat padat tersebut.
Merenggangnya jarak antar molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar
molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik
molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, adannya pengaruh kenaikan
suhu akan menyebabkan kelarutan gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan
karena gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air bila suhu
meningkat.

3. Pengaruh jenis pelarut


Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut
polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar dan ionik, begitu pula sebaliknya.
Kelarutan juga bergantung pada struktur zat, seperti perbandingan gugus polar
dan non polar dari suatu molekul. Makin panjang rantai gugus non polar suatu
zat, makin sukar zat tersebut larut dalam air. Menurut Hilderbrane : kemampuan
zat terlarut untuk membentuk ikatan hydrogen lebih pentig dari pada kemolaran
suatu zat. Senyawa polar (mempunyai kutub muatan) akan mudah larut dalam
senyawa polar. Misalnya gula, NaCl, alkohol, dan semua asam merupakan
senyawa polar sehingga mudah larut dalam air yang juga merupakan senyawa
polar. Sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam senyawa nonpolar,
misalnya lemak mudah larut dalam minyak. Senyawa nonpolar umumnya tidak
larut dalam senyawa polar, misalnya NaCl tidak larut dalam minyak tanah.
Pelarut polar bertindak sebagai pelarut dengan mekanisme sebagai berikut :
 Mengurangi gaya tarik antara ion yang berlawanan dalam Kristal.
 Memecah ikatan kovalen elektrolit-elektrolit kuat, karena pelarut ini bersifat
amfiprotik.
 Membentuk ikatan hidrogen dengan zat terlarut.
Pelarut non polar tidak dapat mengurangi daya tarik-menarik antara ion-ion
karena konstanta dielektiknya yang rendah. Iapun tidak dapat memecahkan
ikatan kovalen dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen. Pelarut ini dapat
melarutkan zat-zat non polar dengan tekanan internal yang sama melalui induksi
antara aksi dipol. Pelarut semi polar dapat menginduksi tingkat kepolaran
molekul-molekul pelarut non polar. Ia bertindak sebagai perantara (Intermediete
Solvent) untuk mencampurkan pelarut non polar dengan non polar.

4. Pengaruh bentuk dan ukuran partikel


Kelarutan suatu zat akan naik dengan berkurangnya ukuran partikel
suatu zat, sesuai dengan persamaan berikut :
Log S/So = 2 v/2,303 RTr
Keterangan :
S = kelarutan dari partikel halus
So = kelarutan zat padat yang ukuran partikelnya lebih besar
r = Tegangan permukaan partikel zat padat
v = volume partikel dalam cm2 per mol
R = jari-jari akhir partikel dalam cm2
T = temperatur absolut
Konfigurasi molekul dan bentuk susunan kristal juga berpengaruh terhadap
kelarutan zat. Partikel yang bentuknya tidak simetris lebih mudah larut bila
dibandingkan dengan partikel yang bentuknya simetris.

5. Pengaruh konstanta dielektrik


Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut
polar mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan zat-zat non
polar sukar larut di dalamnya, begitu pula sebaliknya. Besarnya tetapan dielektrik
ini menurut moore dapat diatur dengan penambahan pelarut lain. Tetapan
dielektrik suatu campuran pelarut merupakan hasil penjumlahan dari tetapan
dielektrik masing-masing yang sudah dikalikan dengan % volume masing-masing
komponen pelarut. Adakalanya suatu zat lebih mudah larut dalam pelarut
campuran dibandingkan pelarut tunggalnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah
co-solvency dan pelarut yang mana dalam bentuk campuran dapat menaikkan
kelarutan suatu zat diseut co solvent. Etanol, gliserin dan propilen glikol adalah
co-solvent yang umum digunakan dalam bidang farmasi untuk pembuatan eliksir.

6. Pengaruh penambahan zat-zat lain


Surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk menaikan
kelarutan suatu zat. Molekul surfaktan terdiri atas dua bagian yaitu bagian polar
dan non polar apabila didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah,
akan berkumpul pada permukaan dengan mengorientasikan bagian polar ke
arah air dan bagian non polar kearah udara, surfaktan mempunyai
kecenderungan berasosiasi membentuk agregat yang dikenal sebagai misel.
Konsentrasi pada saat misel mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik
(KMK).

Anda mungkin juga menyukai