Anda di halaman 1dari 2

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

NOMOR : 75/PER/RS/I/2014
TENTANG
KEBIJAKAN PENELITIAN DI RUMAH SAKIT
DIREKTUR RUMAH

MENIMBANG : a. Bahwa dalam penyelenggaraan penelitian yang melibatkan pasien dan atau
keluarga harus didasari dengan perikEmanusiaan dan pedoman etik penelitian.
b. Bahwa agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah, moral dan
etika, perlu adanya Keputusan Direktur tentang Kebijakan Penelitian RS sebagai landasan
bagi penyelenggaraan penelitian di RS;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit.
2. Peraturan Pemerintah No. 39 / 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Penelitian di Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
KEDUA : Kebijakan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
KETIGA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dan kesalahan dalan keputusan
ini maka akan diadakan adanya perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Semarang
Tanggal :

RUMAH SAKIT

Direktur Utama

TEMBUSAN Yth :
1. Seluruh Manajer
2. Seluruh Kepala Instalasi
3. Arsip

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 75/PER/RSI-SA/I/2014
TANGGAL : 16 JANUARI 2014
1. Pengertian
Penelitian di RS adalah segala jenis kegiatan pengambilan data di RS baik data primer maupun
skunder, peminjaman status/ CM pasien dan sebagainya baik untuk kepentingan pendidikan
atau kegiatan ilmiah atau kepentingan lainnya, kecuali pengambilan gambar dengan cara
memotret

2. Tujuan
Mengatur pelaksanaan penelitian tetap mendukung kegiatan pelayanan kepada pasien
Koordinasi pelaksanaan penelitian dapat berjalan lancar Memudahkan untuk memonitoring
dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian sehingga diperoleh hasil penelitian yang valid
dan berguna

3. Kebijakan :
a. Peneliti harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
– Surat pengantar dari institusi pendidikan atau lembaga penelitian
– Proposal penelitian
– Ethical clearance
– Metodologi penelitian
– Informed consent
b. Peneliti menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang:
– Manfaat penelitian
– Kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan
– Manfaat yang akan didapatkan oleh pasien dan atau keluarganya
– Jaminan anonimitas, keamanan dan kerahasiaan
– Peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek dengan prosedur penelitian
yang diikuti
– Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja

c. Adanya pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien dan atau keluarga didapat
melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh peneliti dan
didampingi oleh Ka. Unit/Bagian/Instalasi, dalam bahasa yang dipahami pasien.
d. Pasien yang menolakan berpartisipasi dan mengundurakan diri dari partisipasi tidak
mempengaruhi akses terhadap pelayanan rumah sakit
e. Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cidera atau stress tambahan maka
subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cidera, kesakitan,
stress, maupun kematian subyek penelitian.
f. Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian harus mendapatkan ethical
clearance dari Komisi Etik RS baik penelitian yang melakukan pengambilan specimen
ataupun yang tidak melakukan pengambilan specimen.
g. Penelitian dilakukan sejak dikeluarkan ethical Clearance sampai dengan batas waktu sesuai
dengan kebutuhan.
h. Penelitian menggunakan prinsip keterbukaan, dilakukan secara jujur, hati-hati, professional,
berperikemanusiaan dan memperhatikan factor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan,
intimitas, psikologis serta perasaan religious subyek penelitian

Anda mungkin juga menyukai