5 Etik Dan Penelitian
5 Etik Dan Penelitian
memberikan tuntunan bagi perawat peneliti. Bab ini juga berisi tindakan-tindakan
etis dasar dalam penelitian;
1. Melindungi HAM subjek
2. Seimbangkan antara keuntungan dan kerugian penelitian
3. Gunakan Inform Consent
4. Susun Proposal penelitian sebagai bahan review institusi
Undang-undang atau peraturan ini termasuk panduan penarikan subjek dari studi
perlindungan subjek dari penderitaan fisik dan mental, luka, ketidakmampuan dan
kematian serta keseimbangan keuntungan dan kerugian. (lihat Tabel 5.1)
Kode ini dirumuskan terutama untuk mengatur perkembangan penelitian
biomedis. Walau bagaimanapun, peraturan dalam UU ini dibutuhkan untuk
perkembangan penelitian bagi ilmu-ilmu lain seperti keperawatan, psikologi dan
sosiologi.
Table 5.1
DEKLARASI HELSINKI
UU Nuremberg memberikan dasar perkembangan Deklarasi Helsinki yang
diadopsi tahun 1964 dan direvisi tahun 1975 oleh World Medical Assembly
(siding Kesehatan Dunia, Declaration of Helsinki 1986; Levine 1979). Deklarasi
Helsinki membedakan penelitian terapeutik dari penelitian non-terapeutik.
Penelitian terapeutik memberikan kesempatan kepada pasien untuk menerima
tindakan eksperimen yang mungkin memberikan hasil yang beretik. Penelitian
non-terapeutik dilakukan untuk mengembangkan ilmu pada undang-undang
tertentu dan hasilnya dapat berguna bagi masa depan pasien tapi mungkin tidak
berguna ketika bertindak sebagai subjek penelitian (Purtilo & Cassel, 1981).
Deklarasi Helsinki:
1. Perawatan lebih lama harus dicobakan untuk melindungi subjek
dari bahaya penelitian non-terapeutik
2. Kuat, kebenaran yang bebas dibutuhkan untuk mengekspos
sukarelawan kesehatan terhadap resiko bahaya dalam menemukan
informasi ilmiah baru.
3. Peneliti harus melindungi kehidupan dan kesehatan subjek
penelitian. (Oddi & Cassidy, 1990)
Deklarasi Helsinki telah diadopsi oleh banyak institusi yang berhubungan
dengan penelitian klinik, bagaimanapun, baik dokumen ini atau UU Nuremberg
telah mencegah beberapa ahli melakukan penelitian non-etis (Beecher, 1966).
penelitian. Tahun 1936, jelas terlihat bahwa pria dengan sifilis memiliki
komplikasi lebih banyak dari pada mereka yang berada pada kelompok
pengontrol.
10 tahun kemudian, tingkat kematian karena sifilis 2 kali lebih tinggi
terjadi pada kelompok pengontrol. Subjek diperiksa secara periodic tetapi tidak
menerima pengobatan penisilin terhadap sifilis sampai ditemukannya obat sifilis
tahun 1940 (Levine, 1986).
Informasi tentang pengobatan yang efektif bagi sifilis telah didapatkan dari
subjek dan langkah yang baik telah diambil untuk melindungi subjek dari
tindakan (Brant,1978). Penerbitan laporan penelitian sifilis Tuskegee dimulai
tahun 1936 dan tulisan tambahan dipublikasi setiap 4-6 tahun. Tidak ada halangan
yang terjadi untuk menghentikan penelitian, dibuktikan tahun 1969, pusat kontor
penyakit memutuskan bahwa penelitian ini harus dilanjutkan. Banyak individu
ikut dalam melanjutkan penelitian ini temasuk 3 generasi dokter pada divisi
penyakit menular di USAPS, para petugas di institute Tuskegee dan RS anggota,
ratusan dokter di Macon Country dan kalangan medis Alabama dan Roserwald
dan Milkbank memorial Furd (Rothman, 1982).
Tahun 1972, perhitungan terhadap penelitian Wasington Star ditunjukan ke
public dan kemudian Department Kesehatan Pendidikan Dan Kesejahtaraan
menghentikannya. Studi telah diteliti dan ditemukan adanya ketidakadilan secara
etis tapi implikasi rasial dari penelitian ini tidak pernah ditentukan (Brant, 1978)
Masih terdapat banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang penelitian
ini seperti: Kapan pengujian dan penyeimbangan dalam pemerintahan dan system
pelayanan kesehatan harus menghentikan penelitian non-etis ini dari
perkembangannya selama 40 tahun? Kenapa satu tindakan etis tidak dilakukan
pada subjek selama bertahun-tahun? Kenapa hanya gugatan dari public yang dapat
menghentikan penelitian?
PENELITIAN WILLOWBROOK
Dari pertengahan tahun 1950-an sampai awal 1970-an, penelitian tentang
hepatitis dikembangkan oleh dokter Saul Krugrant di Willowbrook, sebuah
institusi keterbelakangan mental (Rothman 1982). Subjeknya adalah anak-anak
yang telah terinfeksi virus hepatitis, pada awalnya subjek diberi ekstrak yang
diambil dari individu lain yang terinfeksi dan kemudian subjek menerima injeksi
virus jinak (Levine,1986)
Selama 20 tahun penelitian, Willowbrook tertutup untuk umum karena
situasi yang sangat kacau. Bagaimanapun, penelitian dilanjutkan untuk menerima
subjek baru dan para orang tua diminta mengizinkan anak mereka untuk
bergabung dalam penelitian dengan tujuan untuk memudahkan mereka bergabung
dalam institusi.
Dari tahun 1950-an sampai 1970-an, Tim peneliti Krugman menerbitkan
beberapa artikel yang mendeskripsikan protokol penelitian dan temuannya. Tahun
1966, penelitian Willowbrook diterbitkan oleh Beecher sebagai contoh penelitian
non-etis di Jurnal Medis Inggris. Peneliti menginjeksi anak-anak dengan virus
karena dipercaya banyak anak-anak tersebut mendapatkan infeksi selama proses
masuk intitusi. Mereka juga ditekan dengan keuntungan yang akan diterima
subjek, dengan lingkungan yang lebih bersih, supervise/ peninjauan yang lebih
baik dan perbandingan pasien/ perawat yang lebih tinggi pada penelitian
(Rothman 1982). Meskipun kontroversi penelitian non-etis ini dilanjutkan sampai
awal tahun 1970-an.
Proyek penelitian dialakukan tanpa inform consent dari subjek dan tanpa
review intitusi dan memiliki potensial resiko untuk melibatkan kerugian,
ketidakmampuan bahkan kematian pada subjek penelitian.
PERLINDUNGAN HAM
HAM adalah hak dan tuntutan yang telah dibenarkan oleh individual atau
konsensus kelompok. Kepemilikan terhadap hak perlu untuk kehormatan,
martabat, dan kesehatan diri seorang individu (Sasson and Nelson, 1971).
Penelitian dan peninjauan penelitian memiliki alasan etis untuk mengakui dan
melindungi hak manusia. HAM yang membutuhkan perlindungan dalam
penelitian adalah hak untuk:
1. Determinasi diri
2. Privasi
3. Pemakaian nama samaran dan kerahasiaan
4. Perlakuan yang benar dan adil
5. Perlindungan dari ketidaknyamanan dan bahaya
(American Psychological Association, 1982)
Anak-anak
Tabel 5-2
Petunjuk pemberian inform consent berdasarkan hubungan antara level
kompetensi anak-anak, sifat terapeutik penelitian dan risiko versus keuntungan.
Nonterapeutik Terapeutik
MMR-LB MR-LB MR-LB MMR-HB
Anak, inkompetensi
(usia 0-7 tahun)
Consent orangtua Perlu Perlu Cukup Cukup
Persetujuan anak Pilihan Pilihan Pilihan Pilihan
Anak, competen relatif
(7 tahun-lebih besar)
Consent orangtua Perlu Perlu Cukup Boleh
Persetujuan anak Perlu Perlu Cukup cukup
Keterangan:
MMR (More Than Mminimal Risk/sangat berisiko)
MR (Minimal Risk/risiko minimal)
LB (Low Benefit/keuntungan rendah)
HB (High Benefit/keuntungan tinggi)
Jika tidak ada cara lain, perawat yang melakukan penelitian dengan subjek
anak-anak harus mendapatkan izin dari orangtua/wali. Pada penelitian risiko kecil,
izin dari salah satu orangtua biasanya cukup untuk melakukan penelitian (DHHS,
1983). Bagaimanapun, untuk penelitian yang sangat berisiko dan tidak memiliki
keuntungan langsung bagi subjek, maka kedua orangtua harus memberikan izin
kecuali jika salah satunya meninggal dunia, tidak diketahui, tidak kompeten,
ketidakmampuan yang beralasan atau hanya satu orang yang punya hak secara
hukum merawat anak.
Dewasa
psikosis). Jika seseorang dianggap tidak mampu dan tidak bisa, peneliti harus
mencari subjek lain yang disyahkan secara hukum sehingga bisa berpartisipasi
dalam prosedur penelitian atas nama subjek sebelumnya. Bagaimanapun,
seseorang dapat dianggap dan masih mendapat izin untuk berpartisipasi pada
penelitian berisiko rendah jika mereka mampu mengerti hal-hal yang akan
diperintahkan kepada mereka, untuk membuat pilihan secara bebas dan masuk
akal, dan untuk mengkomunikasikan pilihan mereka secara jelas dan tidak
ambigu (Levine, 1986).
Pasien rawat inap memiliki keterbatasan otonomi karena mereka sakit dan
berada pada kondisi yang dikuasai oleh personel perawat kesehatan. Beberapa
pasien rawat inap merasa berkewajiban menjadi subjek penelitian karena mereka
ingin membantu perawat atau dokter yang meneliti. Yang lain merasa dipaksa
untuk berpartisipasi karena takut perawatan yang diberikan akan menjadi buruk
jika mereka menolak untuk menjadi subjek. Perawat yang melakukan penelitian
dengan pasien rawat inap harus melakukan segala sesuatu untuk melindungi
pasien dari perasaan merasa dipaksa.
2. Hak Privasi
Privasi adalah kebebasan individu untuk menentukan waktu, lama, dan
hal-hal disekelilingnya dalam lingkup informasi pribadi yang akan dibagi atau
dirahasiakan dari oranglain. Informasi privasi termasuk tingkah laku seseorang,
kepercayaan, opini dan dokumennya. Privasi subjek dilindungi jika subjek
berkenan untuk berpartisipsi dalam penelitian dan secara suka rela membagi
informasi pribadi dengan peneliti (Hayter, 1979; Levine, 1986)
Pelanggaran Privasi
kamera atau mikrofon tersembunyi. Pada keadaan ini, subjek tidak mengetahui
bahwa kata-kata atau tindakan yang ditampilkannya justru akan diekspos sehingga
mengganggu privasinya (Kelman, 1977)
Menjaga kerahasiaan
peneliti yang mempelajari pasien kanker paru dan dokter akan menerima bayaran
untuk setiap pasien kanker paru yang dikirimkan kepada peneliti. Etika praktek
ini dipertanyakan karena dokter menerima uang sebagai balas jasa. Apakah hak
pasien dilindungi? Peneliti yang mengeluarkan bayaran ini harus melaporkan
dalam proposal dan komite review harus mengambil tindakan berdasarkan kasus
ini. Beberapa agensi seperti RSU. Massachusetts telah mereview keuntungan dan
kerugian penggunaan bayaran untuk subjek peneliti dan memutuskan tidak
menyetujuinya (Linds, 1990)
b. Ketidaknyamanan Temporer
Penelitian lain menyebabkan ketidaknyamanan temporer
digambarkan sebagai penelitian dengan risiko minimal, dimana
ketidaknyamanan yang dialami subjek hampir sama dengan apa
yang dialami subjek dalam kehidupan sehari-hari. Banyak dari
penelitian keperawatan meminta kelengkapan quisioner dari subjek
yang sering menimbulkan risiko minimal mennyangkut:
untuk merusak subjek secara permanen baik dari segi emosi maupun
sosial. Penelitian yang memeriksa informasi sensitif seperti tingkah kau
seksual, kekerasan pada anak, atau penggunaan obat akan sangat berisiko
bagi subjek. Penelitian tipe ini berpotensi menyebabkan kerugian
permanen terhadap reputasi ataupun personal subjek. Ada juga potensian
kerugian dari segi ekonomi seperti kurang efisiennya pelaksanaan
pekerjaan atau kehilangan pekerjaan.
Pengkajian Keuntungan
Pengkajian Kerugian
Peneliti harus mengkaji tipe, tingkat dan jumlah risiko yang dialami atau
mungkin dialami dengan berpartisipasi dalam penelitian. Risiko yang timbul
tergantung pada tujuan penelitian dan prosedur yang digunakan untuk melakukan
penelitian. Risiko dapat bersifat fisik, emosi, sosial, ekonomi dalam rentang mulai
dari tidak merugikan sampai kepada risiko kerusakan permanen. Penelitian dapat
menimbulkan kerugian aktual dan potensial kepada subjek. Dalam penelitian
dampak bedrest, risiko aktual adalah kelemahan otot dan risiko potensialnya
adalah keram otot.
Beberapa penelitian memiliki risiko potensial dan aktual bagi keluarga subjek dan
lingkungannya. Peneliti harus mencoba menentukan kemungkinan risiko dan
melakukan pencegahan untuk melindungi hak subjek ketika melakukan
implementasi penelitian.
4. Penjelasan Prosedur
Subjek prospektif menerima gambaran lengkap tentang prosedur yang
harus diikuti dan mengidentifikasikan prosedur-prosedur yang akan diteliti
(DHHS,1983). Peneliti menggambarkan variable penelitian dan prosedur
atau mekanisme yang akan digunakan dalam penelitian, pengujian,
6. Gambaran keuntungan
Peneliti juga menggambarkan beberapa keuntungan bagi subjek atau pihak
lain yang diharapkan dalam penelitian (DHHS,1983). Beberapa
keuntungan financial atau penghargaan karena partisipasi dalam penelitian
juga dijelaskan.
7. Pemberian Alternatif
Peneliti juga harus memberikan prosedur alternative juka menguntungkan
bagi subjek (DHHS,1983) contohnya: peneliti dari Tuskegee sifilis Studi
memberitahu subjek yang menderita sifilis bahwa penisilin memiliki efek
yang baik terhadap penyakit tersebut.
tentang penelitian dan hak-haknya, siapa yang bisa dihubungi jika terjadi
kerugian dalam penelitian (DHHS,1983). Dan bagaimana cara
menghubungi orang tersebut. Jika penelitian memiliki banyak resiko,
peneliti biasanya meyakinkan subjek prospektif untuk berkonsultasi
dengan pihak lain yang berkaitan dengan penelitian. Penasehat yang dapat
dipercaya seperti teman, anggota keluarga atau perawat lain dapat
bertindak sebagai konsultan (Levin, 1986).
dapat dimengerti subjek. Selain itu, inform consent harus ditulis dan secara verbal
memiliki terminology, tanpa tangan profesi dan ditampilkan tanpa ada bias yang
dapat mempengaruhi subjek. Kata-kata dalam inform consent tergantung pada
tingkat pendidikan subjek.
Bentuk Formal
Dokumen tertulis memiliki elemen-elemen yang diminta oleh Peraturan
DHHS bagian 46.116. Tambahan, inform consent harus mencakup informasi lain
yang diminta oleh intitusi dimana penelitian ini dilakukan. Inform consent dapat
dibaca oleh subjek atau peneliti. Bentuk susunannya ditandatangani oleh subjek
dan disaksikan oleh peneliti atau asistennya. Tipe ini dapat digunakan pada semua
tipe penelitian dengan resiko rendah sampai tinggi.
Semua pihak yang menandatangani inform consent harus menerima
kopiannya dan dokumen asli disimpan oleh peneliti selama 3 tahun. Penelitian
yang melibatkan subjek dengan keterbatasan membutuhkan inform consent
tertulis. Jika subjek ini memiliki pemahaman terhadap penelitian dan setuju untuk
berpartisipasi sebagai subjek ,mereka harus menandatangani inform consent. Dan
penandatangannya juga dilakukan oleh pihak yang berwewenang terhadap subjek.
Inform consent tertulis yang digunakan dalam penelitian yang beresiko tinggi
harus ditandatangani oleh 2 saksi yaitu peneliti dan pihak lain yang bertindak
sebagai saksi. (Hershey & Miller). Saksi yang paling utama adalah pembela
subjek/ pasien yang bekerja di Institusi. Beberapa perawat diminta juga
menandatangani inform consent sebagai saksi dalam penelitian biomedis. Mereka
harus mengetahui tujuan dan prosedur penelitian serta pemahaman sebjuk
terhadap penelitian sebelum menandatanganinya (Carico & Harrison, 1990;
Chamorro & Appelbcum,1988).
INSTITUTIONAL REVIEW
Tahun 1974, DHEW menerbitkan National Research Act, yang
menghendaki semua penelitian yang melibatkan subjek manusia menyediakan
review institusi. DHHS merevisi penuntun ini tahun 1892 dan 1983. Aturan ini
menjelaskan tentang hubungan antar anggota , fungsi dan cara kerja IRB. IRB
adalah komite yang mereview penelitian untuk meyakinkan bahwa peneliti
melakukan penelitian secara etis. IRB dari DHHS mempunyai 2 subkomite:
Komite protocol review yang setuju / tidak setuju dengan permintaan terhadap
dana dan komite pembela subjek yang bertanggung jawab melindungi hak subjek
dalam penelitian biomedis atau tingkah laku (Armiger,1977). Universitas dan
Rumah Sakit memiliki IRB untuk mempromosikan pelaksanaan penelitian etis
dan melindungi hak subjek prospektif (Schaeter,1988).
Masing-masing IRB memiliki paling kurang 5 anggota dari latar belakang
yang berbeda (budaya, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, ras) untuk
mempromosikan review penelitian yang lengkap dan adekuat yang biasanya
dikembangkan dalam sebuah institusi. Para anggota harus memiliki pengalaman
dan keterampilan dalam mereview penelitian. IRB juga harus melibatkan anggota
lain yang tidak berasal dari bidang ilmu pengetahuan seperti ahli kesusilaan,
hakim atau pendeta. Sekurang-kurangnya satu anggota harus bertindak sebagai
seseorang yang tidak merupakan anggota institusi (DHHS,1983). IRB di RS
sering terdiri dari doter, hakim, ilmuwan, pendeta dan perawat (Chamono &
Appelbcum,1988).
Fungsi dan operasional IRB meliputi review penelitian. Peraturan DHHS
(1983) mengidentifikasi 3 level review:
1. Exempt from Review
2. Expedited Review
3. Complete Review
Level Rivew menghendaki masing-masing penelitian diputuskan oleh
ketua/ anggota IRB dan bukan oleh peneliti. Penelitian biasanya Exempt from
review jika mereka tidak terbukti memiliki resiko bagi subjek penelitian.
Penelitian yang berasal dari Review oleh DHHS (1983) diidentifikasi dalam table
5-3. Penelitian keperawatan yang tidak memilikinresiko atau ketidaknyamanan
bagi subjek biasanya diidentifikasi sebagai Exemp from review oleh ketua dari
komite IRB. Penelitian yang memiliki resiko tapi resikonya tidak besar, tidak
termasuk dalam proses review. Resiko minimal artinya resiko diantisipasi dalam
penelitian tidak besar, mempertimbangkan kemungkinan dan jarak, daripada yang
biasanya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari atau selama penampilan ter fisik/
psikologis rutin (DHHS,1983).
Mempercepat proses review juga bisa digunakan pada review perubahan
mirror pada penelitian terdahulu (DHHS,1983). Dibawah prosedur percepatan
review, review dilakukan oleh ketua IRB atau oleh seseorang/ lebih banyak
pereview berpengalaman. Pada proses review penelitian, pereview menjalankan
semua tindakan dari IRB kecuali penolakan terhadap penelitian. Kegiatan
penelitian akan ditolak hanya setelah review bertemu dengan prosedur yang tidak
diharapkan (DHHS, 1983). Tabel 5-4 mengidentifikasikan penelitian yang
termasuk review yang diharapkan.
Tabel 5-3
Research Qualifying Exemption from IRB Review
Aktifitas Penelitian yang hanya melibatkan subjek manusia akan memiliki
satu atau lebih kategori berikut pengecualian dari regulasi ini jika tidak penelitian
di cover oleh subbagian lain dari bagian ini:
1. Penelitian diadakan dalam established atau commonly accepted pengaturan
pendidikan, meliputi praktek pendidikan normal, seperti:
- Penelitian dari strategi instruksi pendidikan regular dan khusus
- Penelitian dari keefektivan dari atau perbandingan antara teknik
instruksi, curikulum, atau metode manajemen classroom.
program-program ini.
- Perubahan yang mungkin atau alternative program dan prosedur.
- Perubahan yang mungkin dalam metode atau tingkatan pembayaran
untuk keuntungan dan pelayanan dari program ini.
Tabel 5-4
Research Qualifying for Expedited IRB Review
Memajukan review (oleh ketua/anggota) untuk penelitian dibawah ini meliputi
tidak lebih dari resiko minimal yang diinginkan:
1. Mengumpulkan potongan rambut dan kuku dengan benar , gigi susu dan gigi
permanen jika perawatan mengindikasikan perlunya ekstraksi
2. Mengumpulkan secret seperti keringat, saliva, plasenta, dan cairan amnion
yang keluar saat terjadi rupture membrane
3. Menyimpan data dari subjek yang berusia 18 tahun atau lebih tua yang
menjalani prosedur non-invasif secara rutin. Termasuk penggunaan sensor
fisik yang dipublikasikan pada permukaan tubuh atau pada bagian dalam
tubuh dan tidak meliputi input pokok atau jumlah energy dari subjek atau
tindakan invasi terhadap privasi subjek. Termasuk juga prosedur-prosedur
seperti penimbangan BB/ Tes sensorik, EKG, EEG, Termografi, deteksi
radioaktivitas, Ekografi diagnostic, dan elektroretinographi. Tidak termasuk
terekspos radiasi diluar batasan yang terlihat (contoh : x-ray, micromave).
4. Mengumpulkan contoh darah melalui venipuncture, tidak lebih dari 450 ml
selama 8 minggu dan tidak lebih dari 2 kali perminggu. Pada pasien berusia
lebih dari atau sama dengan 18 tahun yang berkondisi sehat dan tidak hamil
5. Mengumpulkan plak dan kalkulus baik gigi supra maupun subgingival.
Prosedurnya tidak lebih bersifat invasive daripada tindakan pengelupasan
gigi dan prosesnya memenuhi teknik profilaksis yang dapat diterima.
6. Perekaman suara dilakukan untuk penelitian terhadap kerusakan berbicara
7. Latihan dilakukan oleh relawan kesehatan
8. Penelitian terhadap data, dokumen, catatan, specimen patologis atau
specimen diagnostic.
9. Penelitian terhadap tingkah laku individu dan kelompok atau karakteristik
individu seperti penelitian terhadap persepsi, kognisi, teori atau
pengembangan tes dimana peneliti tidak memanipulasi tingkah laku subjek
SCIENTIFIC MISCONDUCT
Tujuan penelitian adalah men-generalisasikan ilmu pengetahuan yang
hanya bisa dilakukan melalui tindakan kejujuran, pelaporan dan publikasi sebuah
penelitian. Walau bagaimanapun selama 10 tahun terakhir, peningkatan angka
kajian Fraudelent telah dipublikasikan dalam jurnal keilmuan yang berharga.
Diakhir tahun 1980-an, scientific misconduct telah dipertimbangkan sebuah
masalah yang serius yang diselidiki oleh DHHA. Pada sebuah aturan akhir di
tahun 1989, DHHS menemukan scientific misconduct sebagai pemalsuan,
falsifikasi, peniruan atau praktek lainnya yang secara serius menurun dari sesuatu
yang biasanya diterima oleh komunitas keilmua untuk sebuah tujuan,
pembangunan dan laporan penelitian. Hal ini tidak termasuk perbedaan kejujuran
dalam interpretasi dalam pengakuan sebuah data. Lebih jauh lagi ilmu yang
melenceng termasuk intensional, tidak intensional,scientific misconduct.
Dalam penyelidikannya, DHHS menemukan variasi dari perilaku yang
tidak sesuai pada beberapa situasi. Kajian yang tidak sesuai tidak pernah
ditindaklanjuti dan data serta hasil dibentuk oleh peneliti. Pada beberapa kasus,
penemuan biasanya menyimpang dan beberapa tipe dari penelitian yang tidak
benar diidentifikasi dan digambarkan pada table 5. Dr. Robert Slutsky, seorang
(Thomas, Hamm, Perkins, Raffin & the Stanford University Medical Centre
Committee, 1988).
Sejak hewan digunakan sebagai subjek, apa mekanisme yang digunakan
untuk memastikan hewan diperlakukan secara manusiawi? Sekurang-kurangnya 5
pihak berbeda dibuat untuk melindungi hewan dari tindakan yang salah.
Pemerintahan federal, pemerintahan Negara, organisasi independen,
kelompok professional dan institusi adalah pihak-pihak yang termasuk
meyakinkan bahwa subjek hewan yang digunakan hanya dibutuhkan dan
diperlakukan sebagai manusia (Thomas et al, 1988)
Tambahan lebih dari 700 institusi yang melakukan penelitian kesehatan
memperlihatkan akreditasi dari AAALAC (American Association for Acreditation
of laboratory Animal Care) yang dikembangkan untuk memastikan perlakuan
manusiawi terhadap hewan coba (pardes, et al). Dalam melakukan penelitian,
subjek harus dipilih secara hati-hati dan jika menggunakan hewan harus
dilakukan secara manusiawi.
KESIMPULAN
penelitian, tipe ,tingkat, dan jumlah resiko diperiksa dan potensial keuntungan
diidentifikasi
Apabila memungkinkan resiko harus diminimalisir dan keuntungan
dimaksimalkan. Untuk mencapai kemungkinan terbaik ratio keuntungan resiko.
Inform consent melibatkan transmisi informasi yang penting yang mencakup
semua informasi, kompetensi untuk memberikan persetujuan dan persetujuan
yang tidak dipaksakan dari subjek penelitian.
Panduan untuk mencapai persetujuan dari subjek dan untuk review insitusi
digambarkan.
Pada review pertama, sebuah penelitian itu diperiksa kepedulian etik oleh
sebuah komita yang disebut institusi review atau IRB mengajukan 3 level Review
pembebasan, pencarian, dan lengkap.
Masalah etik serius pada tahun 1980 dan 1990 dalam melakukan pelaporan
dan publikasi dari penelitian Fraualsi
Peneliti memiliki data Fabricated dan hasil penelitian untuk publikasi atau
penemuan penelitian yang dilaporkan secara salah. Autors, coauthors, reviewers
peneliti dan editor jurnal harus berperan aktif untuk mengurangi insiden publikasi
fraudalen semua disiplin ilmu punya tanggung jawab untuk melindungi integritas
ilmu pengetahuan.
Masalah etikakl lain pada saat ini dalam penelitian adalah pe nnggunaan
hewan sebagai suyubjek. Beberapa kelompok pemerhati hewan dengan kampanye
anti-penelitian mereke penelitian kesehatan yang akan datang memngambil
toindakan terhadap: 2 pertanyaan yang diajukann: 1. Haruskah hewan digunakan
sebgai subjek penelitian, apabila hewan digunakan dalam penelitian, mekanisme
apa yang menjamin bahwa mereka diperlakukan secara baik.
ETIK DAN
PENELITIAN
Oleh:
Kelompok V