Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PROBLEM KURIKULUM DAN PEMBELAARAN IPA


“KAJIAN PERMASALAHAN PENGINTERGASIAN POTENSI LOKAL DALAM
PEMBELAJARAN IPA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA PADA
PEMBELAJARAN IPA SMP ”

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed

Oleh:
Sofya Dwi Nugroho
16708251021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004
dan kurikulum 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
Terlebih lagi undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 32 tahun 2013,
Pemerintah menghendaki agar pembelajaran di sekolahan memasukkan unsur-unsur
potensi lokal. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah Negara yang terkenal memiliki
banyak potensi lokal. Pada setiap pulau atau daerah di Indonesia memiliki
keanekaragaman etnik, ras, bahasa, adat istiadat dan kebudayaan yang
melambangkan ciri khas dari suatu daerah tersebut (Atmojo:2015).
Sejak diresmikannya Kurikulum 2013, implementasi Kurikulum 2013
banyak menuai pro dan kontra. Dinamika ini dirasakan wajar terjadi karena tuntutan
paradigma Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan Kurikulum 2006. Perubahan
ini sangat terlihat pada pembelajaran IPA di SMP. Keterpaduan materi Biologi,
Fisika, dan Kimia dalam satu pelajaran menjadi pemahaman tersendiri bagi guru
untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Walaupun pada kenyataannya
Buku Pegangan Guru (BPG) dan Buku Pegangan Siswa (BPS) sudah diterbitkan
untuk membantu pemahaman guru IPA di tingkat SMP, akan tetapi tidak sedikit
guru yang masih bingung dalam mengintegrasikan potensi lokal dengan Standar
Isi yang ditetapkan. Oleh karena itu berdasarkan permasalahan ini kami ingin
mengkaji lebih dalam dan sistematis problem-problem yang terjadi pada
pengintegrasian potensi lokal dalam pembelajaran IPA kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini dapat diidentifikasi, sebagai berikut :
1. Apa permasalahan yang terkandung dalam pengintegrasian potensi lokal dalam
pembelajaran IPA SMP K-13?
2. Apa alternatif pemecahan masalahan yang terkandung dalam pengintegrasian
potensi lokal dalam pembelajaran IPA SMP K-13?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui permasalahan apa saja yang terkandung dalam pengintegrasian
potensi lokal dalam pembelajaran IPA SMP K-13.
2. Mengetahui apa saja alternatif pemecahan permasalahan yang terkandung dalam
pengintegrasian potensi lokal dalam pembelajaran IPA SMP K-13.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan Pengintegrasian Potensi Lokal dalam Pembelajaran IPA SMP
Kurikulum 2013.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 32 tahun 2013, Pemerintah
menghendaki agar pembelajaran di sekolahan memasukkan unsur-unsur potensi lokal.
Hal ini dikarenakan Indonesia adalah Negara yang terkenal memiliki banyak potensi
lokal. Pada setiap pulau atau daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman etnik, ras,
bahasa, adat istiadat dan kebudayaan yang melambangkan ciri khas dari suatu daerah
tersebut.
Permasalahan pengintegrasian potensi lokal dalam pembelajaran IPA SMP K-
13 pada dasarnya berpusat pada sejauh mana keterampilan guru dalam memahami
keterpaduan materi IPA yang akan disampaikan. Berdasarkan data penelitian dan hasil
observasi lapangan yang telah kami lakukan,informasi permasalahan pengintegrasian
potensi lokal dalam pembelajaran IPA yang timbul, juga didukung oleh beberapa
permasalahan lain yang menyebabkan permasalahan inti ada. Adapun penjelasan lebih
lanjut mengenai hasil observasi dan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Dasar Hasil Observasi dan Penelitian Problem- problem

Menurut UU No 20 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Keterbatasan waktu dan


tahun 2003 dan PP No Asri Widowati (2013:78) bahwa anggaran menyebabkan
32 tahun 2013 pemanfaatan potensi lokal masih Guru kesulitan dalam
pembelajaran minim. Berdasarkan hasil angket mengintegrasikan
seharusnya yang diberikan kepada guru guru di konten kearifan lokal
diintegrasikan dengan SMP Negeri Pandak, SMP Negeri dalam pembelajaran.
potensi lokal, Bambanglipuro, SMP Negeri 1 Pengintegrasian potensi
Sedayu dan SMP Negeri 1 lokal masih jarang
Panjangan diperoleh hasil bahwa dilakukan karena masih
baru sekitar 38,23 % guru yang jarangnya model yang
sudah mengemas persoalan dalam dapat diadaptasi dan
RPP atau LKS dengan terbatasnya pedoman
memanfaatkan objek di lingkungan dalam memanfaatkan
pagar sekolah. Kemudian baru 8,82 potensi lokal dalam
% guru yang sudah mencoba pembelajaran IPA
mengemas persoalan dalam RPP dan Siswa kurang mengenal
LKS dengan memanfaatkan objek di potensi lokal yang ada
lingkup radius 1 km dari pagar di daerahnya.
sekolah
Berdasarkan Tabel 1 di atas, didapat simpulan bahwa peserta didik kurang
mengenal potensi lokal yang ada di daerahnya. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran
tidak diintegrasikan dengan potensi lokal yang ada, karena tidak sedikit guru IPA SMP
yang masih merasa bingung dalam mengintegrasikan konten kearifan lokal dalam
pembelajaran IPA. Permasalahan ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya terkait
anggaran dan waktu, terlebih lagi masih jarangnya model yang dapat diadaptasi dan
terbatasnya pedoman dalam memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran IPA.

B. Alternatif Pemecahan Permasalahan Pengintegrasian Potensi Lokal dalam


Pembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013
Berbagai permasalahan yang telah dikemukakan di atas tentunya membutuhkan
sebuah alternatif pemecahan yang efektif. Adapun alternatif permasalahan
pengintegrasian potensi lokal dalam pembelajaran IPA SMP kurikulum 2013 ini dapat
dilihat pada Tabel 2 dibawah ini
Tabel 2. Hasil Observasi Masalah dan Alternatif Pemecahannya
Kenyataan
Berdasarkan Hasil Alternatif
Tujuan Problem- problem
Observasi dan Penelitian Pemecahan
kurikulum 2013 Belum bisa mengintegrasi Keterbatasan waktu Perbaikan kegiatan
dapat pembelajaran dengan dan anggaran pembelajaran
mengakomodasi potensi lokal menyebabkan Guru dengan
konten lokal kesulitan dalam mengintegrasikan
mengintegrasikan kearifan lokal
konten kearifan dengan cara
lokal dalam mengunakan materi
pembelajaran. tematik dalam
pembelajran.
Menurut UU No Hasil penelitian yang Pengintegrasian Menyediakan
20 tahun 2003 dilakukan oleh Asri potensi lokal masih perangkat
dan PP No 32 Widowati (2013:78) jarang dilakukan pembelajaran yang
tahun 2013 bahwa pemanfaatan karena masih memudahkan guru
pembelajaran potensi lokal masih minim. jarangnya model dalam
seharusnya Berdasarkan hasil angket yang dapat mengintegrasikan
diintegrasikan yang diberikan kepada diadaptasi dan kearifan lokal di
dengan potensi guru guru di SMP Negeri terbatasnya dalam
lokal, tetapi Pandak, SMP Negeri pedoman dalam pembelajaran
sampai saat ini Bambanglipuro, SMP memanfaatkan Pelatihan MGMP
masih jarang Negeri 1 Sedayu dan SMP potensi lokal dalam untuk
pembelajaran Negeri 1 Panjangan pembelajaran IPA meningkatkan
yang diperoleh hasil bahwa baru kualitas guru dalam
mengintegrasikan sekitar 38,23 % guru yang menyampaikan
dengan potensi sudah mengemas Siswa kurang materi dengan
lokal yang ada persoalan dalam RPP atau mengenal potensi mengintegrasikan
LKS dengan
memanfaatkan objek di lokal yang ada di kearifan lokal di
lingkungan pagar sekolah. daerahnya. dalamnya
Kemudian baru 8,82 %
guru yang sudah mencoba
mengemas persoalan
dalam RPP dan LKS
dengan memanfaatkan
objek di lingkup radius 1
km dari pagar sekolah

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengadaan perangkat


pembelajaran berbasis potensi lokal ini dirasakan sangat penting . Menurut Smith
(2009:129) manajemen daya ingat peserta didik sangat cenderung lebih ditentukan oleh
ikatan emosional peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran tersebut. Oleh
karena itu dengan materi pembelajaran yang mempertimbangan karakteristik peserta
didik, maka akan menunjang proses pembelajaran yang efektif (Smith, 2009:129).
Kemudian yang kedua, menempatkan kearifan lokal sebagai basis dan atau isu penting
dalam berbagai upaya membangun karakter bangsa (Sayuti, 2010).
Peran sentral pendidikan sebagai media untuk menyampaikan kearifan lokal
dalam penyampaian materi pembelajaran dirasakan penting bagi guru, karena ketika
dalam proses penyampaian materi terkadang guru membutuhkan penjelasan yang
mudah dimengerti oleh siswa sekaligus menambah wawasan siswa terhadap potensi
lokal yang ada di daerahnya. Pengintegrasian potensi daerah ke dalam pembelajaran
akan memberikan wawasan kepada peserta didik terkait potensi daerah dan nilai-nilai
kearifan lokal. Pengenalan potensi daerah dapat meningkatkan respek peserta didik
terhadap potensi lokal, mengenal nilai-nilai kearifan lokal dan mengalami
internalisasi nilai yang dapat mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang
berkarakter (Kistantia Elok Mumpuni, 2013:1-3).
Berdasarkan penjabaran beberapa ahli maka alternatif pemecahan permasalahan
pengintegrasian potensi lokal dalam pembelajaran IPA SMP kurikulum 2013 dapat
dimulai dengan perbaikan kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan kearifan
lokal dengan cara mengunakan materi tematik dalam pembelajran, menyediakan
perangkat pembelajaran yang memudahkan guru dalam mengintegrasikan kearifan lokal
di dalam pembelajaran dan mengadaka pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kualitas
dalam menyampaikan materi dengan mengintegrasikan kearifan lokal di dalamnya.
BAB III
KESIMPULAN

Adapun simpulan yng didapat yaitu:


1. Permasalahan yang terkandung dalam permasalahan pengintegrasian potensi lokal
dalam pembelajaran IPA SMP kurikulum 2013 adalah:
a. Keterbatasan waktu dan anggaran menyebabkan guru kesulitan dalam
mengintegrasikan konten kearifan lokal dalam pembelajaran.
b. Masih jarangnya model yang dapat diadaptasi dan terbatasnya pedoman dalam
memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran IPA.
c. Peserta didik kurang mengenal potensi lokal yang ada di daerahnya.
2. Alternatif pemecahan permasalahan yang terkandung dalam permasalahan
pengintegrasian potensi lokal dalam pembelajaran IPA SMP kurikulum 2013 adalah:
a. Perbaikan kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan kearifan lokal
dengan cara mengunakan materi tematik dalam pembelajran..
b. Menyediakan perangkat pembelajaran yang memudahkan guru dalam
mengintegrasikan kearifan lokal di dalam pembelajaran.
c. Pelatihan MGMP untuk meningkatkan kualitas guru dalam menyampaikan
materi dengan mengintegrasikan kearifan lokal di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Atmojo. (2015). Learning Which Oriented On Local Wisdom To Grow A Positive


Appreciation Of Batik Jumputan (Ikat Celup Method). Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia , 48-55.
Widowati, A., Wibowo, Y., & Hidayati, S. (2013). Pemanfaatan Potensi Lokal Sekolah dalam
Pembelajaran Biologi SMP. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 1(1), 74-82.
Kistantia Elok Mumpuni. (2013).Potensi Pendidikan Keunggulan Lokal Berbasis Karakter
Dalam Pembelajaran Biologi Di Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar
Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS
Sayuti, Suminto A. 2010. Kearifan Lokal dalam Konteks Pendidikan Karakter. Makalah
Seminar Nasional “Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal untuk menghadapi
Tantangan Global. Yogyakarta: Lemlit UNY.
Smith, Mark K. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Mirza Media
Pustaka.
Republik Indonesia. (2003). Undang Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Republik Indonesia. (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai