METABOLISME HEWAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Metabolisme sel adalah proses-proses pengubahan biokamis yang terjadi di dalam sel dan
dapat di bedakan menjadi anabolisme atau penyusunan dan katabolisme atau penguraian.
Penyusunan pada sel-sel hewan tidak seperti yang dalam sel tumbuhan, akan tetapi
katabolismenya mempunyai kesamaan dengan sel tumbuhan meliputi peristiwa respirasi,
yaitu pembokaran zat-zat makanan menjadi energi.
Tanaman dan binatang mengambil makanan yang terdiri atas protoplasma yang dibuat dari
bahan protein, karbohidrat, dan lemak bersama-sama vitamin-vitamin, garam-garam dan air.
Air dan garam anorganik diserap dari saluran pncernaan tanpa perubahan tetapi material
protoplasmatis harus diubah sebelum dipergunakan. Sistim pencernaan ini merupakan suatu
laboratorium.
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan
sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul
organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan
enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolism total merupakan semua
proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di
dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Tiap hari kita membutuhkan paling sedikit 5000-6000 kalori yang diperinci sebagai berikut: 8
jam tidur membutuhkan 568 kal, 8 jam bangun membutuhkan 736 kkal, 8 jam badan aktif
membutuhkan 1568 kkal (minimum). Kebanyakan hanya 15% energi yang diambil dai
makanan yang dipakai sebagai sumber energi mekanik. Kebutuhan kalori tergantung dari
umur, sex, pekerjaan, akifitasnya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
Ø Bagaimanakah cara kerja dari tiap metabolism untuk membantu kehidupan hewan?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apa sajakah jenis-jenis metabolism yang ada pada
hewan dan bagaimanakah cara kerja dari tiap metabolism untuk membantu kehidupan hewan.
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat terutama dalam aspek akademis dimana
masyarakat dapat mengetahui apa sajakah jenis-jenis metabolism yang ada pada hewan dan
bagaimanakah cara kerja dari tiap metabolism untuk membantu kehidupan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Anabolisme
Selain dua macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari hasil reaksi
katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun menjadi protein, asam amino
tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi untuk aktivasi asam amino tersebut berasal
dari ATP. Agar molekul glukosa dapat disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu
juga harus diaktifkan terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP.
Proses sintesis lemak juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi
bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut
menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Senyawa kompleks yang disintesis organisme tersebut adalah senyawa organik atau senyawa
hidrokarbon. Autotrof, seperti tumbuhan, dapat membentuk molekul organik kompleks di sel
seperti polisakarida dan protein dari molekul sederhana seperti karbon dioksida dan air. Di
lain pihak, heterotrof, seperti manusia dan hewan, tidak dapat menyusun senyawa organik
sendiri. Jika organisme yang menyintesis senyawa organik menggunakan energi cahaya
disebut fotoautotrof, sementara itu organisme yang menyintesis senyawa organik
menggunakan energi kimia disebut kemoautotrof.
1. Kemosintesis
adalah proses asimilasi karbon yang energinya berasal dari reaksi-reaksi kimia, dan tidak
diperlukan klorofil. Umumnya dilakukan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Organisme
disebut kemoautotrof. Bakteri kemoautotrof ini akan mengoksidasi senyawa-senyawa tertentu
dan energi yang timbul digunakan untuk asimilasi karbon.
Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C
dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur,
bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh
energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+
(ferri). Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara
mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 ———-> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Nitrosococcus
2. Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat
tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui
pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam
senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat
dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan
seterusnya.
Glukosa diubah —> gula fosfat —> asetilKo-A —> asam lemak.
Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu
memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat —> Asetil
Ko-A. Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam
pirovat, selanjutnya asam piruvat –> gliserol –> fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan
asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak. Lemak berperan sebagai sumber
tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak
menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
3. Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom.
Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul
polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida. Setiap sel dari organisme
mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis
protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang
berperan penting sebagai “pengatur sintesis protein”. Substansi-substansi tersebut adalah
DNA dan RNA.
2.1.2 Katabolisme
Sifat dasar yang pasti dari reaksi katabolisme berbeda pada setiap organisme, dimana
molekul organik digunakan sebagai sumber energi pada organotrof, sementara litotrof
menggunakan substrat anorganik dan fototrof menangkap cahaya matahari sebagai energi
kimia. Tetapi, bentuk reaksi katabolisme yang berbeda-beda ini tergantung dari reaksi redoks
yang meliputi transfer elektron dari donor tereduksi seperti molekul organik, air, amonia,
hidrogen sulfida, atau ion besi ke molekul akseptor seperti oksigen, nitrat, atau sulfat. Pada
hewan reaksi katabolisme meliputi molekul organik kompleks yang dipecah menjadi molekul
yang lebih sederhana, seperti karbon dioksida dan air. Pada organisme fotosintetik seperti
tumbuhan dan sianobakteria, reaksi transfer elektron ini tidak menghasilkan energi, tetapi
digunakan sebagai tempat menyimpan energi yang diserap dari cahaya matahari.
Urutan yang paling umum dari reaksi katabolik pada hewan dapat dibedakan menjadi tiga
tahapan utama. Pertama, molekul organik besar seperti protein, polisakarida, atau lemak
dicerna menjadi molekul yang lebih kecil di luar sel. Kemudian, molekul-molekul yang lebih
kecil ini diambil oleh sel-sel dan masih diubah menjadi molekul yang lebih kecil, biasanya
asetil koenzim A (Asetil KoA), yang melepaskan energi. Akhirnya, kelompok asetil pada
KoA dioksidasi menjadi air dan karbon dioksida pada siklus asam sitrat dan rantai transpor
elektron, dan melepaskan energi yang disimpan dengan cara mereduksi koenzim Nikotinamid
Adenin Dinukleotida (NAD+) menjadi NADH.
Pada setiap organisme, untuk menghasilkan energi tersebut dapat dibagi dalam dua cara,
yaitu sebagai berikut.
1. Respirasi seluler atau respirasi aerob, yaitu reaksi yang menggunakan oksigen sebagai
bahan bakar organik. Secara umum keseluruhan proses pada respirasi seluler berlangsung
sebagai berikut.
>> Senyawa organik + Oksigen -> Karbon dioksida + Air + Energi
Termasuk ke dalam reaksi seluler adalah reaksi glikolisis, siklus Krebs, dan transpor elektron,
dimana diantara glikolisis dan siklus Krebs terdapat sebuah reaksi antara yang disebut
dekarboksilasi oksidatif.
2. Fermentasi, atau respirasi anaerob, yaitu proses pemecahan molekul yang berlangsung
tanpa bantuan oksigen. Termasuk ke dalam fermentasi adalah fermentasi asam laktat,
fermentasi alkohol, dan fermentasi asam cuka.
Pada hakikatnya, respirasi adalah pemanfaatan energi bebas dalam makanan menjadi energi
bebas yang ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam sel, ATP digunakan sebagai sumber energi
bagi seluruh aktivitas hidup yang memerlukan energi. Aktivitas hidup yang memerlukan
energi, antara lain sebagai berikut.
1. Kerja mekanis:
Salah satu bentuk kerja mekanis adalah lokomosi. Kerja mekanis selalu terjadi jika sel otot
berkontraksi.
2. Transpor Aktif:
Dalam transpor aktif, sel-sel harus mengeluarkan energi untuk mengangkut molekul zat atau
ion yang melawan gradien konsentrasi zat.
3. Produksi Panas
Energi panas penting bagi tubuh burung dan hewan menyusui. Energi panas ini, umumnya
timbul sebagai hasil sampingan transformasi energi dalam sel. Misalnya, pada proses
kontraksi otot, terjadi pemecahan ATP. Disamping timbul energi mekanik, timbul juga energi
panas.
a. Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen bebas, jadi oksigen
merupakan senyawa penerima hidrogen terakhir.
b. Respirasi Anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Jadi
sebagai penerima hidrogen terakhir bukan oksigen tetapi senyawa-senyawa tertentu
seperti asam piruvat, asetaldehid.
a. Respirasi Aerob
1. glikolisis
Berlangsung di sitoplasma
Berlangsung secara anaerob
Mengubah satu molekul glukosa (senyawa berkarbon 6) menjadi dua molekul asam
piruvat(senyawa berkarbon 3)
Dihasilkan energi sebesar 2 ATP dan 2 NADH untuk tiap molekul glukosa.
3. Daur Krebs
NADH dan FADH merupakan senyawa pereduksi yang menghasilkan ion hidrogen.
Satu molekul NADH akan melepaskan / menghasilkan 3 ATP, sedangkan satu
molekul FADH akan melepaskan / menghasilkan 2 ATP.
Pada proses glikolisis digunakan 2 molekul ATP sehingga hasil bersih ATP = 38-2 = 36.
b. Respirasi Anaerob
1. Glikolisis
Fermentasi Alkohol :
Glukosa Etanol
Fermentasi Laktat
Aseptornya : Asam Piruvat, hasilnya Asam Laktat, terjadi pada sel hewan.
Katabolisme lemak dimulai dengan pemecahan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Gliserol yang merupakan senyawa dengan 3 atom C dapat dirubah menjadi gliseral dehid 3-
fosfat. Selanjutnya gliseral dehid 3-fosfat mengikuti jalur glikolisis sehingga terbentuk
piruvat. Sedangkan asam lemak dapat dipecah menjadi molekul-molekul dengan 2 atom C.
Molekul dengan 2 atom C ini kemudian diubah menjadi asetil koenzim A. Kalian dapat
menghitung satu.
Asam amino dihasilkan dari proses hidrolisis protein. Setelah gugus amino dari asam amino
dilepas, beberapa asam amino diubah menjadi asam piruvat dan ada juga diubah menjadi
asetil koenzim A. Gugus amino yang dilepas dari asam amino dibawa ke hati untuk diubah
menjadi amoniak (NH3) dan dibuang lewat urine, 1 gram protein menghasilkan energi yang
sama dengan 1 gram karbohirat.
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk struktur dan mesin
tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein.
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas, biasanya dalam
bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan
fosforilasi oksidatif.
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan metabolisme
sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh
dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat.
Siklus asam sitrat sebagai lintasan amfibolik dalam metabolisme (perhatikan jalur
persimpangan jalur katabolisme dan anabolisme) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia
Harper)
Sifat diet atau makanan menentukan pola dasar metabolisme di dalam tubuh. Mamalia,
termasuk manusia harus memproses hasil penyerapan produk-produk pencernaan
karbohidrat, lipid dan protein dari makanan. Secara berurutan, produk-produk ini terutama
adalah glukosa, asam lemak serta gliserol dan asam amino. Semua produk hasil pencernaan
diproses melalui lintasan metaboliknya masing-masing menjadi suatu produk umum yaitu
Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui siklus asam sitrat.
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong sebagai katabolisme
maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis,
glikogenolisis serta glukoneogenesis.
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2
piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini
disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan
lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah
menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat
sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber
energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah
menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.
Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecahan glukosa menjadi:
Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut (pada setiap tahap,
lihat dan hubungkan dengan Gambar Lintasan detail metabolisme karbohidrat):
Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor, sehingga dalam
kondisi fisiologis dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat secara alosterik oleh produk
reaksi glukosa 6-fosfat.
Mg2+
Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD.
Atom-atom hydrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada NAD+
yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat
berenergi tinggi. (+3P)
Catatan:
7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan
sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi
1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP dalam
reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase. Senyawa
sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
Catatan:
Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2 x 1P = 2P.
(+2P)
3-fosfogliserat « 2-fosfogliserat
Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsure yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam
darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini bergantung pada
keberadaan Mg2+ atau Mn2+.
Catatan:
Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil energi
pada tahap ini adalah 2 x 1P = 2P. (+2P)
11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH melalui
pemindahan sejumlah unsure ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi oleh
NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase.
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi
asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s).
Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil
oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik (shuttle).
Kesimpulan:
– jumlah :+10P
+ 8P
– jumlah :+ 4P
+ 2P
Oksidasi piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang
terjadi di dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda
yang bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multienzim yang berkaitan dengan
membran interna mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat
dehidrogenase dan analog dengan kompleks µ-keto glutarat dehidrogenase pada siklus asam
sitrat.
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Kreb’s. Jalur ini juga
merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa
non karbohidrat menjadi karbohidrat.
Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil
KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein, yang
mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Akhirnya flavoprotein
tereduksi ini dioksidasi oleh NAD+, yang akhirnya memindahkan ekuivalen pereduksi kepada
rantai respirasi.
Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam trikarboksilat dan
berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein.
Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA,
dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan
pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan baker jaringan,
dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3-CO~KoA, asetat
aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam
amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut.
Siklus asam sitrat sebagai jalur bersama metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk
bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga
memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi,
yang bertempat di dalam membran interna mitokondria.
Lintasan detail Siklus Kreb’s (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh
enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon
metil pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi,
yang membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan
hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut
selesai dengan sempurna.
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang
mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung
dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat
pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.
Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA mengadakan
kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa terakhir ini
menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.
(terikat enzim)
Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi µ-ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim
isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan komponen penting reaksi
dekarboksilasi. Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada enzim sebagai intermediate
dalam keseluruhan reaksi.
5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya
peran enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).
Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat berenergi
tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi bebas dari dekarboksilasi
oksidatif µ-ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan ikatan berenergi tinggi
disamping pembentukan NADH (setara dengan 3~P.
6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh
penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan kembali
oksaloasetat.
Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase yang terikat
pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda dengan enzim-enzim lain
yang ditemukan pada matriks. Reaksi ini adalah satu-satunya reaksi dehidrogenasi dalam
siklus asam sitrat yang melibatkan pemindahan langsung atom hydrogen dari substrat kepada
flavoprotein tanpa peran NAD+. Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S).
Fumarat terbentuk sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase (fumarat hidratase) mengkatalisir
penambahan air pada fumarat untuk menghasilkan malat.
Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada ikatan rangkap
fumarat dalam konfigurasi trans.
Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat dehidrogenase
juga ditemukan di luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi serupa, sebagian
enzim tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada kenyataannya mungkin bukan merupakan
protein yang sama seperti enzim mitokondria yang mempunyai nama sama (dengan kata lain
enzim tersebut merupakan isoenzim).
Selama melintasi rantai respirasi tersebut, ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3 ikatan
fosfat berenergi tinggi melalui esterifikasi ADP menjadi ATP dalam proses fosforilasi
oksidatif. Namun demikian FADH2 hanya menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi.
Fosfat berenergi tinggi selanjutnya akan dihasilkan pada tingkat siklus itu sendiri (pada
tingkat substrat) pada saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat.
Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:
Jumlah = 12P
Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan dapat kita
hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan
rincian sebagai berikut:
1. Glikolisis : 8P
Jumlah : 38P
Glikogenesis
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir,
mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui
kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen.
Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog
dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot
jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih
banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer µ-D-Glukosa yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses
glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan
simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah,
khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua
simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati
oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus
fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa
1,6-bifosfat.
Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin
difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah
ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen
primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1à4 untuk membentuk rantai pendek
yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat
molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut
hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan
bagian dari rantai 1à4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk
membentuk rangkaian 1à6 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-
cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1àglukosil dan pembentukan
cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total
tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis.
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan
berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah
enzim pembentuk cabang (branching enzyme).
Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak
demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan
enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 1à4 glikogen untuk
menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang
tersisa pada tiap sisi cabang 1à6.
Glikogen Glikogen
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1à6 terpajan. Hidrolisis ikatan
1à6 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik.
Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung.
Tahap-tahap glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh
adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus
Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.
Glukoneogenesis dari bahan protein. Dalam hal ini protein telah dipecah menjadi
berbagai macam asam amino (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita.
Degradasi ini merupakan proses kontinu. Karena protein di dalam tubuh secara terus menerus
diganti (protein turnover). Contoh dari protein turnover, tercantum pada tabel berikut.
– Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom, enzim dll.
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan sebagai
sumber energi jika nitrogen dilepas.
Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari
pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua,
pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino
menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil
sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau
terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan
asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino
memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik
bagi tubuh.
1. Transaminasi
2. Deaminasi oksidatif
Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus asam
sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.
Tempat-tempat masuknya asam amino ke dalam sikulus asam sitrat untuk produksi energi
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk ke
dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui
ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa
tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP
5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan
L-ornitin dan urea.
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi
asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat
utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam
amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon
umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam
lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik
dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi
piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua
asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua
asam amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah
asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil KoA
atau asetoasetil KoA
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan tirosin
bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3
kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka
karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada
di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino esensial.
Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam amino ini
dinamakan asam amino non-esensial.
Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi sederhana.
Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat
aminotransferase, AST.
Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran penting glutamat
adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat
adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus urea.
Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot. Alanin
dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi yang
terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari
otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini
dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul,
alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon
didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga
dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin
dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).
SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi
norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi S-
adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan
adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali
menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran S-
adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein (secara
esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari
ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari fenilalanin
dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi
kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi
intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu
dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran
signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran
penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin dari glutamat
penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin dari
semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi arginin
meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang
menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid.
Semialdehid didaur secara spontan menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian
direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-linked
dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat,
sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat sebagai
donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.
Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk
kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat
dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi
aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain.
Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat transaminase,
AST. Reaksi ini menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat
sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang
dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan glutamin
dari asam α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi
langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk
oleh reaksi amidotransferase.
BAB III
KESIMPULAN
1. Metabolisme sel adalah proses-proses pengubahan biokamis yang terjadi di dalam sel
dan dapat di bedakan menjadi anabolisme atau penyusunan dan katabolisme atau penguraian.
Penyusunan pada sel-sel hewan tidak seperti yang dalam sel tumbuhan, akan tetapi
katabolismenya mempunyai kesamaan dengan sel tumbuhan meliputi peristiwa respirasi,
yaitu pembokaran zat-zat makanan menjadi energi.
b) Sintesis Lemak. Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam
metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs.
c) Sintesis Protein. Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA
dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan
membentuk molekul polipeptida.
a) Metabolisme Karbohidrat
Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita.
Degradasi ini merupakan proses kontinu. Karena protein di dalam tubuh secara terus menerus
diganti (protein turnover)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2009.Anabolisme.http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/Biologi%203.htm. Diakses tanggal 10 Maret 2009
Hendrotomo, Muhardi. 2009. Pemberian Nutrisi Parenteral pada Penderita Gangguan
Pencernaan.http://search.yahoo.com/search?fr=ytff-acd&p=&ei=UTF-8 . Diakses tanggal 10
Maret 2009
Misbah Djalinz .2009. Pemberian Dini Makanan lewat Pipa pada Pasien Postoperasi
http://search.alot.com/web?q=&pr=tbar&src_id=11125&client_id=9878683f1c9898a8a42cac
b8&camp_id=-1&install_time=2009-03- . Diakses tanggal 10 Maret 2009
Iklan
Report this ad
Report this ad
Terkait
7 Komentar »
1. makasi infonya yah……
tugas quw jadi kelar dweh….
^^
3. tolong ya.. jelaskan fisiologi, morfolgi, tingkahlaku katak.. kirim ke email ku. thx b4
4. makasih yach
smga blog anda banyak yg bca…..
smga sukses
6. Gan Mau Tanya kalau untuk Hewan (burung) makanan apa atau Vit apa yang dapat
mempercepat metabolismenya.Tq
7. sangat lengkap Pak, kalau betkenan kunjungi blog Biologi sederhana saya di
http://zonebiologikita.blogspot.com/
Tinggalkan Balasan
« Sebelumnya | Berikutnya »
SINOPSIS
BLOG INI BERISI SEMUA MATERI TENTANG BIOLOGI DAN PENDIDIKAN YANG
DIBUAT OLEH ORANG YANG HAUS AKAN ILMU DAN BERCITA-CITA TINGGI
UNTUK MENJADI DOSEN DAN MEMAJUKAN ILMU PENGETAHUAN
DIMANAPUN DIA BERADA DAN MENGABDI
IKLAN
Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan???
Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin
membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah
bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda
hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan
akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat
berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person
081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya
jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di
zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG
DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN
ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF
PAKAR PEMBELAJARAN
KAOS KARTUN
BLOG INDONESIA
Kategori
o ANFISMAN
o Belajar Dan Pembelajaran
o BIOKIMIA
o Biologi Umum
o Bioteknologi
o BTR
o BTT
o CONTOH LKTM
o Contoh PKM
o Dasar-Dasar Ilmu Gizi
o Ekologi Hewan
o Ekologi Tumbuhan
o Evaluasi Pendidikan
o Evolusi Organik
o Fisiologi Hewan
o Fisiologi Tumbuhan
o Fitofarmaka
o Genetika Dasar
o KAOS BELAJAR
o KWD
o Metodologi Penelitian Biologi
o MIKROBIOLOGI
o MIKROTEKNIK
o Morfologi Tumbuhan
o PARASITOLOGI
o Pengetahuan Lingkungan
o PPD
o Profesi Kependidikan
o PTK
o SBB
o SBM
o TEKNIK ELEKTRO
o Uncategorized
o Vertebrata
Tulisan Terakhir
o Metode Problem Solving
o bisnis sambil ngantor
o Tinjauan tentang Lesson Study Berbasis Sekolah
o 081938633462 JASA PEMBUATAN MAKALAH
o Pengukuran kepuasan pernikahan
Arsip
o Juni 2015
o Maret 2015
o Februari 2015
o Januari 2015
o Desember 2014
o November 2014
o Oktober 2014
o September 2014
o Agustus 2014
o Juli 2014
o Juni 2014
o Mei 2014
o April 2014
o Maret 2014
o Februari 2014
o Januari 2014
o Desember 2013
o November 2013
o September 2013
o Juli 2013
o Mei 2013
o April 2013
o Januari 2013
o Desember 2012
o November 2012
o Oktober 2012
o September 2012
o Agustus 2012
o Juli 2012
o Juni 2012
o April 2012
o Maret 2012
o Februari 2012
o Januari 2012
o Desember 2011
o November 2011
o Oktober 2011
o Juli 2011
o Juni 2011
o Mei 2011
o November 2010
o Agustus 2010
o Juni 2010
o Mei 2010
o April 2010
o Februari 2010
o Januari 2010
o Desember 2009
o November 2009
o Oktober 2009
o September 2009
o Juli 2009
o Juni 2009
o Maret 2009
o Februari 2009
o Januari 2009
Klik tertinggi
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o os-kaos.com
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o masaulia.net/download-pro…
o zaifbio.files.wordpress.c…
Tulisan Teratas
o Sistem Respirasi Manusia
o PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN BAHAN MAKANAN SERTA
PERMASALAHANNYA
o RANAH PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK
o ”KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN PROTEIN”
o MENJELASKAN TEORI, PRINSIP, DAN MEKANISME EVOLUSI
BIOLOGI
o SISTEM SARAF MANUSIA
o Pertumbuhan dan Perkembangan
o PEMBELAHAN SEL
o PERANAN ISOLASI DALAM MEKANISME EVOLUSI
o Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Komentar Terbaru
Iklan
Report this ad
KAOS PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Lisensi Artikel dan Informasi
Copyleft 2012 Hak Cipta Hanyalah Milik Allah SWT
Maret 2009
S S R K J S M
« Feb Jun »
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Info Diri
Huzaifah Hamid
Saya adalah seorang pria yang dilahirkan di sebuah pulau yang terletak di Flores
Timur tepatnya di Desa Lohayong,lulusan S1 Universitas Muhammadiyah Malang
Jurusan Pendidikan Biologi tahun 2011 dengan Predikat Lulusan Terbaik Tingkat
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM, bercita-cita tinggi untuk menjadi
seorang dosen dan membangun pendidikan doakan ya semoga berhasil, jika ingin
berkenalan hubungi 081938633462
Anda Pengunjung Ke
Rent a Minivan
Blog Stats
o 11,079,680 hits
Blogroll
o Biologi-online Blog Biologi 0
o WordPress.com 0
o WordPress.org 0
BIOLOGI ONLINE
Blog di WordPress.com.