Anda di halaman 1dari 1

PG-322 0758: Dina Muthmainnah dkk.

dengan alokasi energi yang dikeluarkan untuk pergerakan Tabel 6. Kualitas air rawa di lokasi penelitian pada awal dan akhir
dan pertumbuhan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Umar & Astuti (2006) yang menunjukkan bahwa ikan dari No. Parameter Awal Akhir
genus Channa di Danau Sentani Papua memiliki nilai b =
1. pH 6,0 7.0
2,9569. Nilai koefesien korelasi yang tinggi menunjukkan
2. DO (mg/l) 6,08 5.7
hubungan yang erat antara pertambahan berat dengan
pertambahan panjang dan sebaliknya. 3. CO2 (mg/l) 7,04 11.0
4. Alkalinitas (mg CaCO3/l) 6,8 9.0
D. Rasio Konversi Pakan 5. Hardness (mg CaCO3/l) 17,0 21.0
Untuk memperoleh derajat konversi pakan lebih tinggi,
harus disesuaikan dengan cara atau kebiasaan pakan dari Huet (1971) menyatakan bahwa pH antara 6,5-7,5 baik
masing-masing jenis ikan, serta bentuk pakan. Konversi untuk budidaya ikan. Juga dinyatakan bawha ikano tropis
pakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5. memberikan pertumbuhan terbaik pada suhu 24-30 C dan
dapat melakukan reproduksi dan perkembangan larva.
Tabel 5. Faktor konversi pakan (FCR) pelet selama penelitian Somboon et al. (2001) menyatakan bahwa budidaya di
karamba memberikan banyak keuntungan seperti mudah
No. Perlakuan FCR untuk pemberian pakan, papen juga dapat dilakukan di air
1. 50 individu/m 2 6,17 yang mengalir.
2. 100 individu/m2 4,76
3. 150 individu/m2 4,93
IV. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Rasio konversi pakan adalah jumlah berat makanan yang 1. Sintasan terbaik adalah ikan pada padat tebar 50
dibutuhkan oleh ikan, hanya 10% saja yang digunakan individu/m2 yaitu 80,67%.
untuk tumbuh atau menambah bobot tubuhnya selebihnya 2. Padat tebar terbaik adalah 50 individu/m2 yang akan
digunakan untuk tenaga atau memang tidak dapat dicerna menghasilkan ikan yang lebih montok dengan nilai b =
(Mujiman, 1984). 3,161.
Huet (1971) menyatakan bahwa bahwa faktor konversi 3. Pertambahan berat terbaik pada ikan dengan padat
pakan ikan berkisar antara 1,5–8. Makanan nabati faktor tebar 150 individu/m2 yaitu 96,60 g dengan biomassa
konversinya lebih besar daripada makanan hewani. Ini 15,45 kg/m2.
berarti untuk menambah berat 1 kg daging ikan dibutuhkan
4. Konversi pakan berkisar antara 4,76 – 6,17 selama
makanan nabati lebih banyak daripada makanan hewani.
penelitian, dan ini masih memberikan keuntungan
Konversi makanan dipengaruhi oleh jumlah gizi dan cara
pemberian makanan serta bobot dan umur ikan. Pascual untuk nilai jual per kilogram ikan.
(1984) menjelaskan bahwa semakin rendah nilai konversi 5. Dapat disarankan bahwa budidaya ikan gabus dapat
pakan, semakin baik karena jumlah pakan yang dihabiskan dikembangkan di berbagai lokasi perairan rawa lebak.
untuk menghasilkan berat tertentu adalah sedikit.
Selanjutnya Schmittows (1992) menyatakan bahwa tinggi
rendahnya nilai rasio konversi pakan dapat dipengaruhi DAFTAR PUSTAKA
oleh beberapa faktor terutama kualitas dan kuantitas pakan, [1] Boonyaratpalin, M., E. W.McCoyand & T.
spesies ikan, ukuran ikan dan kualitas perairan. Selanjutnya Chittapalapong. 1985. Snake-head Culture and its
dikatakan New (1986) konversi pakan sangat diperlukan Socio-Economics in Thailand. NACA Report.
untuk mengetahui baik tidaknya mutu pakan yang [2] Brown, M. E. 1957. The Physiology of Fishes Volume I,
diberikan pada ikan yang dipelihara. Metabolism. Academic Press Inc. Florida.
Bila harga 1 kg pakan adalah Rp 4.500,- maka modal
[3] De Robert, A., & K. William. 2008. Weight-legth
untuk budidaya ikan gabus selama 5 bulan membutuhkan
relationship in fisheries studies: the standard allometric
biaya pakan sebesar Rp 21.000,- hingga 27.500,- per kg ikan.
Untuk pasar di Palembang, dengan nilai jual tiap model should be applied with caution. Transaction of
kilogrammnya mencapai Rp 50.000,- - 100.000,-, nilai rasio the American Fisheries Society, 137: 707-719.
konversi pakan ini masih menguntungkan. [4] Effendie, M. I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
E. Kualitas Air Rawa [5] Froese, R. 2006. Cube law, condition factor and weight
Budidaya ikan adalah aktivitas yang dilakukan dalam length relationship: history, meta-analysis and
kondisi terkontrol disesuaikan dengan habitat ikan tersebut. recommendations. Journal of Applied Ichthyology, 22:
Mutu air rawa yang dipasang karamba dapat dilihat pada 241-253.
Tabel 6. [6] Fafioye, O.O. & Oluajo, O.A. 2005. Length-weight
relationship of five fish species in Epe lagoon, Nigeria.
African Journal of Biotechnology Vol. 4 (7): 749 – 751.

Anda mungkin juga menyukai