ITS Paper 19313 3109106040 Paper PDF
ITS Paper 19313 3109106040 Paper PDF
Abstrak
Tekla Structures 14 merupakan program bantu dalam dunia teknik sipil yang dapat
digunakan untuk memodelkan elemen-elemen struktur, menggambarkan detail penulangan
struktur, dan menyajikan volume material dari elemen struktur tersebut dengan tampilan yang
lebih menarik dan cara yang lebih mudah. Selain itu Tekla Structures 14 dapat dihubungkan
dengan program analisa struktur seperti STAAD pro V8i (2007 build 05) melalui linkage untuk
menganalisis struktur tersebut. Dengan kegunaan dan kelebihan tersebut, program ini lebih
banyak diaplikasikan pada struktur baja. Untuk itu, perlu dilakukan studi kasus aplikasi progam
ini pada bangunan yang berorientasi pada beton bertulang.
Gedung Hartono Elektronik Showroom adalah gedung dengan struktur utama beton
bertulang yang terdiri dari enam lantai. Gedung ini terletak disurabaya dengan zona gempa
sedang. Dengan latar belakang tersebut, maka studi kasus aplikasi Tekla Structures 14 dilakukan
pada gedung ini dengan modifikasi pada sistem yang digunakan yaitu sistem precast.
Tujuan akhir dalam modifikasi perencanaan gedung ini adalah pemanfaatan program
Tekla Structures v.14 dan linkage Tekla Structures V.14 dengan STAAD pro V8i pada gedung
dengan sistem precast yang disesuaikan dengan peraturan – peratauran yang berlaku seperti
PPIUG 1983, SNI 03-2847-2002, SNI 03-1726-2002 serta PCI Design HandBook Sixth Edition..
Kata Kunci : Linkage Tekla Structures 14, STAAD pro V8i, Precast.
1
mengakomodasi perencanaan bangunan beban gravitasi, angin, bahkan beban gempa
precast. Tetapi pada kenyataannya (Elliot 2002).
penggunaan Tekla Structures di Surabaya Indonesia sendiri telah mengenal
hanya digunakan oleh perusahaan yang sistem pracetak yang berbentuk komponen,
bergerak dalam bidang pabrikasi baja seperti tiang pancang, balok jembatan,
maupun beton precast. kolom dan pelat lantai sejak tahun 1970-an.
Sistem pracetak semakin berkembang
Permasalahan utama dengan ditandai munculnya berbagai inovasi
Bagaimana mengaplikasikan seperti sistem Column Slab (1996), sistem
L-Shape Wall (1996), sistem All Load
program Tekla Structures pada modifikasi
Bearing Wall (1997), sistem Beam Column
perencanaa gedung Hartono Elektronik Slab (1998), sistem Jasubakim (1999),
Showroom dengan sistem precast yang sistem Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap
terletak dikota surabaya dengan wilayah (2000).
zona gempa 3 dan kondisi tanah lunak?
Sambungan pada beton precast
Tujuan utama Dalam perencanaan sambungan
Mengaplikasikan program Tekla beton pracetak diperlukan prinsip-prinsip
perencanaan. Adapun prinsip dalam
Structures pada modifikasi perencanaa perencanaan sambungan pada beton
gedung Hartono Elektronik Showroom pracetak adalah sebagai berikut (Tjahjono
dengan sistem precast yang terletak dikota dan Purnomo 2004):
surabaya dengan wilayah zona gempa 3 dan 1. Sambungan kuat (strong connection),
kondisi tanah lunak. bila sambungan antar elemen pracetak
tetap berperilaku elastis pada saat
Gempa kuat, sistem sambungan harus
Manfaat
dan terbukti secara teoritis dan
Pengaplikasian Tekla Structures eksperimental memiliki kekuatan dan
akan mendukung perkembangan ketegaran yang minimal sama dengan
perencanaan bangunan teknik sipil dan akan yang dimiliki struktur sambungan beton
menciptakan opsi baru dalam penggunaan monolit yang setara.
software bantu yang tepat guna khususnya 2. Sambungan daktail (ductile connection),
perencanaan sistem precast bangunan bila pada sambungan boleh terjadi
gedung. Selain itu dengan pengaplikasian deformasi inelastis, sistem sambungan
Tekla Structures pada bangunan precast juga harus dan terbukti secara teoritis dan
mempermudah dan mempercepat eksperimental memenuhi persyaratan
pembangunan gedung sehingga pengguna kehandalan dan kekakuan struktur tahan
gedung dapat menggunakan gedung tersebut Gempa.
lebih cepat dengan keamanan yang terjamin.
4. Sambungan konsol
3
- Beban gempa (diatur dalam SNI 03-
1726-2002 untuk bangunan tahan
gempa).
Kombinasi pembebanan
Adapun kombinasi beban yang disyaratkan
dalam SNI 03-2847-2002 adalah :
1. 1.4 D
2. 1.2 D + 1.6 L + 0.5 (A atau R)
3. 1.2 D + 1.0 L + 1.6 W + 0.5 (A atau R)
Gambar kelebihan Tekla Structures dalam 4. 0.9 D + 1.6 W
penggambaran hasil analisa struktur 5. 1.2 D + 1.0 L + 1,0 E
6. 0.9 D + 1.0 E
dimana :
D = Beban mati
L = Beban hidup
A = Beban atap
R = Beban hujan
W = Beban angin
E = Pengaruh beban gempa
METODOLOGI
Gambar kelebihan Tekla Structures dalam Dalam metodologi, diuraikan langkah -
penggambaran hasil analisa struktur langkah atau urutan pengerjaan penyelesain
tugas akhir. Langkah - langkah ataupun urutan
Objek perencanaan penyelesaian tugas akhir dimulai dari
Dalam pengaplikasian Tekla Structures pengumpulan data, tinjaun terhadap program
pada bangunan precast, bangunan yang Tekla Structures, pengumpulan data, studi
digunakan sebagai objek perencanaan adalah literatur, preliminary design (struktur primer
gedung Hartono Elektronik Showroom. Berikut dan sekunder), analisa beban (gravitasi, angin,
adalah data umum gedung Hartono Elektronik gempa), analisa elemen (primer dan
Showroom : sekunder),dan pedoman perencanaan (kontrol
- Tipe bangunan : Showroom barang output program Tekla Structures), sampai
elektronik dengan kesimpulan akhir dari analisa struktur
- Lokasi bangunan : Jl. Kertajaya indah ini yaitu untuk mendapatkan perencanaan
timur No.35, Surabaya gedung. Adapun tahapan dalam perencanaan
- Jumlah lantai : 6 lantai gedung Hartono Elektronik Showroom dapat
- Struktur bangunan : Beton bertulang dilihat pada diagram alir berikut ini :
- Struktur atap bangunan: Beton bertulang
- Struktur pondasi : Tiang pancang
- Mutu beton f’c : 30 MPa
- Mutu baja tulangan fy : 400 Mpa
Pembebanan gedung
Adapun dalam perhitungan struktur
bangunan gedung Hartono Elektronik
Showroom meliputi:
- Beban mati gedung (diatur dalam
PPIUG 1983).
- Beban hidup gedung.
- Beban angin.
4
Mulai
Selesai
Pemodelan bangunan pada Tekla Structure
(Struktur primer dan sekunder) Gambar diagram alir penyelesaian tugas
akhir
Pembebanan bangunan pada
program HASIL PERENCANAAN
Preliminary design
Berdasarkan SNI 03-2847-2002
Analisa Tekla Structure
pasal 11.5 (tabel 8), maka rencana dimensi
balok yang didapat adalah sebagai berikut :
Output Tekla Structure
Balok induk : 600 × 800
Balok anak : 400 × 600
NO
Kontrol output : 250 × 350
Tekla Structure Balok elevator : 300 × 450
Tie beam : 400 × 600
YES
Sedangkan dimensi pelat dan kolom
adalah sebagai berikut :
Pelat : 120 mm
Gambar diagram alir penyelesaian tugas Kolom : 800 mm × 800 mm
akhir
Perencanaan struktur sekunder
- Penulangan pelat
Arah x : Ø 12 – 200 mm
Arah y : Ø 12 – 200 mm
- Penulangan pelat tangga
Arah y : D16 – 110 mm
Arah x : D 10 – 200 mm
- Penulangan balok anak 25/35
Letak Tul. Tul.
Tipe Tul. geser
tulang tump lap
balok (mm)
an (mm) (mm)
atas 4 D 16 2 D 16 Ø 10-145
BA
25/35
bawah 2 D 16 3 D 16 Ø 10-145
5
- Penulangan balok anak 40/60 Tabel gaya gempa bangunan
Tipe Letak
Tul. Tul. Tul. Untuk letak pusat masa bangunan dapat
tump lap geser
balok tulangan dilihat pada :
(mm) (mm) (mm)
Ø 12- Lantai. Koordinat pusat massa baru
atas 7 D 22 3 D 22 h (m) Titik ditinjau
BA 200 ke- X (m) Y (m)
40/60 Ø 12- 1 3.75 27.34 18.03
bawah 3 D 22 6 D 22
200 2 8.30 27.43 18.01
3 12.85 23.19 18.01
As B-9
4 17.40 23.99 18.07
- Penulangan balok elevator 30/45
5 21.95 23.82 18.03
Tul. Tul. Tul. Atap 26.50 26.04 18.04
Tipe Letak
tump lap geser
balok tulangan Tabel gaya letak pusat massa baru
(mm) (mm) (mm)
Ø 10- Untuk analisa terhadap T-Raylegh adalah
atas 5 D 19 2 D 19
BA 150 sebagai berikut :
30/45 Ø 10- Wi Fi di Wi × di2 Fi × di
bawah 3 D 19 3 D 19 Lt.
h (m)
150 ke- kg kg (mm) kg mm
2
kg.mm
Atap 26.50 2,095,984.79 520,206.04 62.03 8,063,464,395.60 32,265,779.63
57.31 7,494,309,469.82 26,884,839.42
Pembebanan gedung 5 21.95 2,282,082.98 469,145.28
4 17.40 2,276,224.85 370,941.82 49.08 5,483,969,808.86 18,207,308.29
Data umum perencanaan gedung Hartono 3 12.85 2,186,733.75 263,172.45 37.25 3,034,066,839.51 9,802,910.59
Elektronik Showroom adalah sebagai 2 8.30 2,403,925.36 186,870.38 22.81 1,250,424,009.91 4,261,952.76
7.57 156,625,142.33 726,959.80
berikut : 1 3.75 2,735,356.97 96,069.75
Jumlah 25,482,859,666.02 92,149,750.48
- Mutu beton (f’c) = 30 Mpa
- Mutu baha tulangan (fy) = 400 Mpa Tabel perhitungan terhadap T-Raylegh
- Fungsi bangunan = Pusat
perbelanjaan elektronik Kontrol T-raylegh adalah sebagai berikut :
2
- Beban hidup bangunan = 400 kg/m 2548285966 6.02
- Tinggi bangunan = 40 m T1 6,3 1.06 det
9800 92149750,48
- Jumlah tingkat = 6 lantai
Nilai T yang diijinkan :
- Tinggi tiap tingkat = 4,0 m
T = 1.06 – (20% × 0,1.06) = 0,85 det
- Jenis bangunan = Beton
Karena T1 = 0.8538 det > TRayleigh = 0,85
bertulang
det, maka T1 hasil empiris yang dihitung
- Dimensi balok induk = 600 × 800
sudah memenuhi ketentuan pasal 6.2.
- Dimensi balok anak = 400 × 600
= 250 × 350
Untuk kinerja batas layan dan batas ultimate
- Dimensi balok elevator = 300 × 450
adalah sebagai berikut :
- Dimensi kolom = 800 × 800
- Zona gempa = 3 (tiga) Lt. ∆s
drift ∆s antar syarat drift
Keterangan
h (m) tingkat ∆s
Adapaun gaya gempa bangunan adalah ke-
mm mm (mm)
sebagai berikut : Atap 26.50 68.33 6.04 24.82 OK
5 21.95 62.29 10.87 24.82 OK
Lt. ke- h (m) Wi (kg) Wi × hi (kg.m) V (kg) Fi (kg) 4 17.40 51.42 14.59 24.82 OK
3 12.85 36.83 16.70 24.82 OK
1 3.75 2,735,356.97 10,257,588.62 1,906,405.73 96,069.75 2 8.30 20.13 14.88 24.82 OK
2 8.30 2,403,925.36 19,952,580.52 1,906,405.73 186,870.38 1 3.75 5.25 5.25 20.45 OK
2,186,733.75 28,099,528.71 1,906,405.73 263,172.45
3 12.85 Tabel kontrol terhadap batas layan
4 17.40 2,276,224.85 39,606,312.46 1,906,405.73 370,941.82
5 21.95 2,282,082.98 50,091,721.39 1,906,405.73 469,145.28
Atap 26.50 2,095,984.79 55,543,596.85 1,906,405.73 520,206.04
∑ ########### ############
6
drift ∆s antar drift ∆m antar syarat
Lt. Ket
h (m) tingkat tingkat drift ∆m
ke-
mm mm mm
Atap 26.50 6.04 5.98 91.00 OK
5 21.95 10.87 10.76 91.00 OK
4 17.40 14.59 14.44 91.00 OK
3 12.85 16.70 16.53 91.00 OK
2 8.30 14.88 14.73 91.00 OK
1 3.75 5.25 5.20 75.00 OK
7
mengenai penyimpanan file dapat dilihat struktur balok, kolom, poer, dinding
pada gambar berikut geser, dan pelat.
Adapun hasil dari pemodelan struktur
dapat dilihat pada gambar berikut :
8
- Pembebanan bangunan pada STAAD Pemilihan jenis komponen dapat
pro 2007 dilakukan dengan cara memilih menu
Beban yang dimasukkan pada STAAD pro “Detailing” kemudian pilih menu
2007 yaitu berupa beban sendiri, beban “Component” dan pilih “Catalog
mati, beban angin, dan beban gempa. Component” atau bisa juga dilakukan
dengan tombol “CTRL + F” pada
- Analisis struktur pada STAAD pro keyboard. Untuk lenih jelasnya dapat
2007
dilihat pada berikut :
Setelah pembebanan selesai dilakukan dan
parameter-parameter yang digunakan dalam
anilisis dan perencanaan telah dipilih, maka
pemodelan struktur tersebut sudah dapat
diproses. Adapun cara untuk menjalankan
analisis adalah dengan cara memlihi menu
“Analyze” pada toolbar dan kemudian
dipilih “Run Analyze”. Selain cara tersebut
kita juga dapat melakukan perintah “Run
Analysis dengan cara “ CTRL + F5 “ pada
Gambar pemilihan jenis componen struktur
keyboard.
pada menu toolbar Tekla Structures v.14
- Kontrol hasil analisis pada STAAD
pro 2007
Setelah analisis struktur selesai dilakukan , 2. Pengaturan gambar detailing yang sesuai
maka hasil dari analisis tersebut harus dengan perhitungan
Setelah pemilihan komponen yang tepat
dikontrol terlebih dahulu. Kontrol hasil
untuk penggambaran hasil analisa, maka
analisis dilakukan dengan cara manual, yaitu
langkah selanjutnya adalah pengaturan
dengan cara membandingkan reaksi join
elemen-elemen tulangan sehingga sesuai
yang didapat dari hasil analisis dengan
dengan perhitungan. Sebagai contoh
manual. Hal ini dilakukan untuk
dalam pengaturan elemen-elemen
menghindari adanya input beban yang ganda
tulangan dapat dilihat pada berikut:
sehingga mempengaruhi hasil analisis. Pada
kondisi secara umum, reaksi join yang
didapat dari hasil analisis dan dengan cara
manual tidak ada selisihnya. Pada kondisi
tersebut, maka kita dapat menggunakan
hasil analisis pada proses selanjutnya.
9
3. Output gambar detailing
Setelah pendetailan tulangan selesai
dilakukan, tahapan selanjutnya adalah
output hasil penulangan. Adapun
tahapan dalam Output gambar adalah
sebagai berikut :
a. Pilih elemen yang akan dikeluarkan
hasil pendetailannya dengan cara
mengklik elemen tersebut.
b. Pilih menu “Drawings and Reports”
kemudian pilih menu Numbering
dan Numbering part.
c. Setelah itu pilih menu “Drawings
and Reports” lalu pilih drawing lists,
kemudian pilih gambar detailing Gambar untuk penulangan balok interior
yang akan dijadikan hasil laporan.
d. Tentukanlah pengaturan pada
gambar detailing seperti skala
gambar, jumlah gambar dalah satu
lembar gambar, pengaturan kertas,
layout, damn lain sebagainya.
e. Setelah semua sudah diatur dan
ditentukan, maka gambar diexport ke
format DWG dan kemudian setelah
itu dapat langsung dicetak.
Adapun output dari pendetailan
suatu elemen (sebagai contoh elemen
balok dapat dilihat pada berikut:
10
Sedangkan hasil penulangan tie beam adalah pracetak ataupun perletakannya ditarik
sebagai berikut : pergerakannya.
Sedangakan untuk tahapan pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
1. Setelah pembongkaran bekisting kolom
lantai dasar. Dilakukan pemasangan
scaffolding sebagai penopang sementara
untuk bekisting sambungan balok
dengan kolom.
Kondisi ini dapat dilihat pada gambar
berikut :
Perencanaan sambungan
Pada umumnya persyaratan dalam
merencanakan suatu sambungan adalah
sebagai berikut :
1. Kekuatan
Suatu sambungan harus mempunyai 2. Pemasangan tulangan penyaluran balok
kekuatan untuk menahan gaya-gaya ke kolom
yang dipikul salama umur yang - Pada perancangan ini, kolom
direncanakan pada sambungan tersebut. didesain sebagai kolom konvensional
2. Daya tahan (cor ditempat), sedangkan balok
Suatu sambungan yang diperkirakan didesain sebagai balok precast.
akan langsung dapat bersentuhan dengan - Penyambungan tulangan ini
cuaca harus dilakukan tindakan dilakukan sebelum balok diinstal.
perlindungan dengan beton atau dengan Kondisi ini dapat dilihat pada gambar
cat. Daya tahan yang buruk dapat berikut :
diakibatkan oleh retak, spelling beton
dan yang paling sering diakibatkan oleh
korosi dari komponen baja elemen beton
pracetak.
3. Perubahan volume
Kombinasi pemendekan atau perubahan
volume akibat dari rangkak, susut dan
penurunan suhu dapat menyebabkan
beberapa tegangan pada elemen beton
pracetak ataupun perletakannya ditarik Gambar Proses penginstalan komponen
pergerakannya. pracetak – 2
4. Kesederhanaan sambungan
Kombinasi pemendekan atau perubahan 3. Instalasi balok pracetak
volume akibat dari rangkak, susut dan - Instalasi balok pracetak
penurunan suhu dapat menyebabkan menggunakan bantuan alat berat
beberapa tegangan pada elemen beton (Mobile Crane dan juga Tower
11
Crane), guna memudahkan dalam
pelaksanaannya.
Kondisi penggunaan tower crane pada
penginstalan komponen pracetak dapat
dilihat pada berikut
12
6. Pengecoran Overtopping pelat lantai Hasil perencanaan pondasi adalah sebagai
bersamaan dengan grouting antar berikut :
sambungan. Untuk pelaksanaan Kebutuhan jumlah tiang pancang
overtopping pelat dapat dilihat pada Adapun kebutuhan jumlah tiang
gambar berikut : rencana untuk pondasi tersebut adalah
sebagai berikut :
P 2066,63KN
n 3.64buah
Ql 567.8KN
direncanakan menggunakan 6 buah tiang
pancang dengan konfigurasi 2 × 3.
Untuk jarak antar tiang pancang
dapat ditentukan dengan batasan 2.5D ≤ S ≤
3D dan untuk jarak tiang pancang ke tepi
pile cap digunakan batasan 1.5D ≤ S1 ≤2D.
Dengan ketentuan tersebut didapatkan :
Untuk jarak antar tiang didapat :
Gambar Proses penginstalan komponen 2 .5 D S 3 D
pracetak – 6 2.5 50 S 3 50
125cm S 150 cm
Digunakan Sx = 130 cm dan Sy = 125 cm
Sedangkan untuk jarak tiang pancang ke tepi
pile cap didapatkan :
1.5 D S 3D
1.5 50 S 3 50
75cm S 150cm
Digunakan S1 = 75 cm
Berikut konfigurasi tiang pancang serta
dimensi poer pada pondasi kolom.
13
dikorelasikan dengan nilai kepadatan tanah
timbunan yang digunakan, yaitu 40% ( nilai
SB.y
CBR).
1 2 3
SB.x
K 800 x 800
4 5 6
My
P
18,5
14
1 2 15,68 0,835
1 1 0.00212
15,68 400
1 2 3
K 800 x 800
Digunakan ρ = 0.0035
4 5 6 As = 0.0035 1000 887,5 = 3106,25 mm2
Digunakan tulangan lentur D25-150
(As=3272.5 mm2)
Penulangan arah y
Q
Berat poer (qu) = 2.75 1 2400 = 6600
kg/m’
Pt Pt = 3 Pmaks = 3(636,28 KN) = 1908,84 KN
Gambar Pemodelan poer arah x
Pt
Momen yang terjadi pada poer akibat gaya
Q
1 2 3
sebagai berikut :
4 5 6
1
M u Pt x qu x 2
2
Gambar Pemodelan poer arah y
1
M u 1272,56 1.3 98.4 2.05 2 1447,565KNm
2
Momen yang terjadi pada poer akibat gaya
yang terjadi seperti gambar diatas adalah
0.85 f c' 1 600
sebagai berikut :
bal
fy 600 f y 1
M u Pt x qu x 2
2
0.85 30 0.85 600
bal 0.0325 1
400 600 400 M u 1908,84 0.5 1.25 66 1.375 2 1130,634KNm
2
max 0.75 bal
Mu 1130,634 10 6
max 0.75 0.0325 0.024 Rn 0.426
bd 2 0.8 4100 900 2
1
1.4 1.4
min 0.0035 2mRn
f y 400 1 1
m fy
fy 400 1 2 15,68.0,426
m 15,68 1 1 0.00107
0.85 30 15,68
'
0.85 f 400
c
Mu 1447,565 10 6
Rn 0,835 Digunakan ρ = 0.0035
bd 2 0.8 2750 887.5 2
As = 0.0035 1000 900 = 3150 mm2
Digunakan tulangan lentur D25-150
1 2mRn
1 1 (As=3272,5 mm2)
m fy
15
Kontrol gaya geser ponds = 6.800 mm
Pada perancangan poer perlu sehingga;
diperhatikan mengenai geser ponds yang 2 1
terjadi. Kontrol geser ponds bertujuan untuk = 1 fc' bo d
βc 6
mengontrol pengaruh retak pada poer yang
2 1
diakibatkan hubungan kolom dengan poer. = 1 30 6800 900
Dalam pengaruhnya ini dapat dibagi 1 6
menjadi dua; yaitu sebagai kerja balok lebar = 16.760.310,26 N
dan sebagai kerja dua arah.
1. Sebagai kerja dua arah αs d fc' bo d
2. Vc = 2
Untuk bidang kritis pada poer sebagai bo 12
kerja dua arah dapat dilihat pada [SNI 03-2847-2002, Pasal 13. 12. 2. 1b]
Gambar 10.7 berikut ini : Dimana:
αs = 40, untuk kolom dalam.
sehingga;
PENAMPANG KRITIS
UNTUK KERJA DUA ARAH =
40 900 30 6800 900
6800 2
TRIBUTARY AREA K 800 x 800
12
= 20.375.279,14 N
1
3. Vc = fc' bo d
3
[SNI 03-2847-2002, Pasal 13. 12. 2.
Gambar Penampang kritis pada poer sebagai 1c]
1
kerja dua arah = 30 6800 900
3
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, Pasal = 11.173.540,17 N
13.12(2) poin (a), (b), dan (c), untuk Dari ketiga nilai Vc diambil nilai yang
beton non-prategang, maka Vc harus terkecil, maka nilai Vc yang dipakai
memenuhi persamaan berikut dengan adalah 11.173.540,17 N.
mengambil nilai Vc terkecil. dimana Vc φ. Vc = 0,75 × 11.173.540,17 N
diambil dari nilai terkecil persamaan- = 8.380.155,13 N
persamaan berikut: Perhitungan beban pondasi:
Berat poer = 1 × 4,1 × 2,75 × 2400
2 1
1. Vc = 1 fc' bo d
β c 6
= 27060 kg
Pkolom = 206.663 kg +
[SNI 03-2847-2002, Pasal 13. 12. 2. 1a]
ΣP = 233.732 kg
Dimana:
βc = rasio dari sisi panjang
Maka, nilai Vu pada as kolom adalah:
terhadap sisi pendek
Vu = σu × luasan kritis
kolom = 800/800 = 1
P
bo = keliling dari penampang = × [(luas total poer –
A
kritis
luas pons )² ]
= 4 × (d/2 + b kolom + d/2)
= 4 × (900/2 + 800 + 900/2) = 233732 × [ (4,1 × 2,75) – (1,7×1,7 )²]
4,1 2,75
16
= 173.815,28 kg = 233732 × (0,75 × 2,75)
= 1.738.152,8 N 4,1 2,75
. Vc > Vu = 42.755,85 kg
8.380.155,13 N > 1.738.152,8 N = 427.558,5 N
( jadi poer tidak perlu tulangan geser) Sehingga;
φ. Vc > Vu
2. Sebagai balok lebar 462.140,90 N > 427.558,5 N
Untuk bidang kritis pada poer sebagai ( jadi poer tidak perlu tulangan geser)
kerja balok lebar dapat dilihat pada
Gambar 10.8 berikut ini : Penutup
Kesimpulan
Dari hasil perencanaan struktur
gedung Hartono Elektronik Showroom
K 800 x 800 dengan penggunaan program bantu Tekla
Structures v.14, dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Pada program Tekla Structures 14,
penyajian hasil analisa gaya dalam
seperti momen, gaya geser, dan gaya
normal sudah dapat dilaksanakan dengan
Gambar penampang kritis pada poer sebagai bantuan program lain yaitu STAAD Pro
kerja balok lebar V8i yang dihubungkan dengan Tekla
Structures.
2. Penggunaan Tekla Structures 14
bo = (0,5 × bpoer)-(0,5 × bkolom) – d
memiliki banyak manfaat penting bagi
= (0,5 × 4100) - (0,5 × 800) – 900 perencana. Salah satu manfaat yang
= 750 mm diberikan dari program ini adalah
1 pendetailan hasil tulangan salalu up-
Vc = fc' bo d
6 date. Pendetailan tulangan sendiri dapat
1 disertai dengan bar bending schedule
= 30 750 900 dan kebutuhan material tiap elemen
6
bangunan. Selain itu gambar pendetailan
= 616.187,877 N
struktur dapat dilakukan dari semua
tampak dan dalam kondisi 2D ataupun
φVc = 0,75 ×616.187,877 N 3D, sehingga gambar pendetailan lebih
= 462.140,90 N mudah dipahami.
Perhitungan beban pondasi: 3. Selain memiliki banyak manfaat, Tekla
Perhitungan beban pondasi: Structures 14 juga memiliki kekurangan,
diantaranya : component catalog yang
Berat poer = 1 × 4,1 × 2,75 × 2400
belum mendukung untuk semua elemen
= 27060 kg struktur khususnya pada struktur beton,
Pkolom = 206.663 kg + sehingga dapat mempengaruhi hasil
ΣP = 233.732 kg output gambar. Selain itu Tekla
Maka, nilai Vu pada as kolom adalah; Structures 14 khususnya dalam hal
Vu = σu × luasan pons penggambaran hasil perencanaan sedikit
P
rumit.
= × (bo × bw) 4. Tekla Structures 14 tidak dapat
A
memodelkan dan menggambar untuk
struktur precast sebagian (menggunakan
17
overtopping), sehingga Tekla Structures DAFTAR PUSTAKA
14 ini kurang tepat digunakan untuk
struktur precast dan lebih tepat Badan Standardisasi Nasional.2002.SNI 03-
digunakan pada struktur baja. 2847-2002 Tata Cara Perhitungan
5. Hasil dari perencanaan struktur gedung Struktur Beton Untuk Bangunan
Hartono Elektronik showroom adalah
Gedung, Bandung.
sebagai berikut :
a. Pelat lantai dengan tebal 120 mm (70
mm adalah tebal pelat precast dan 50 Badan Standardisasi Nasional.2002.SNI 03-
mm adalah overtopping pelat) 1726-2002 Tata Cara Perencanaan
b. Kolom : 800 mm × 800 mm Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
(diameter tulangan lentur adalah D25 Gedung, Bandung.
mm dan diameter tulangan geser
adalah Ø 12 mm)
Departemen Pekerjaan
c. Balok induk : 600 mm × 800 mm
(diameter tulangan lentur adalah D25 Umum.1983.Peraturan Pembebanan
mm dan diameter tulangan geser Indonesia Untuk Gedung 1983. Jakarta:
adalah Ø 12 mm) Direktorat Jenderal Cipta Karya.
d. Balok anak : 400 mm × 600 mm
(diameter tulangan lentur adalah D22 PCI.2004.PCI Design Handbook Precast
mm dan diameter tulangan geser
and Prestress Concrete Sixth
adalah Ø 10 mm)
e. Balok anak : 250 mm × 350 mm Edition.Chicago:Illinois.
(diameter tulangan lentur adalah D16
mm dan diameter tulangan geser Purwono, Rachmat.2005.Perencanaan
adalah Ø 10 mm) Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa.
f. Tiang pancang yang digunakan Surabaya : ITS Press
adalah tipe lingkaran (hollow)
dengan diameter 50 cm kedalaman Tjahjono, Elly.,dan Purnomo, Heru.2004.”
22 m. Pengaruh Penempatan Penyambungan pada
Saran Perilaku Rangkaian Balok Kolom Beton
1. Penerapan Tekla Structures 14 dengan Pracetak Bagian Sisi Luar.” Makara
versi terbaru perlu dilakukan, karena Teknologi Volume.8 No. 3 (Desember) : 90
pada dasarnya semakin baru versinya – 97.
semakin sempurna dari versi
sebelumnya. Tetapi perlu diperhatikan Wibowo, Nurwadji.2006.”Sambungan pada
tentang mampu atau tidaknya versi
tersebut terkoneksi dengan program Rangka Batang Struktur Beton Pracetak.”
analisa struktur. Jurnal Teknil Sipil Volume.7 No.1
2. Penggunaan Tekla Structures 14 lebih (Oktober) : 80 – 96.
tepat pada struktur bangunan baja,
sehingga untuk penelitian/ Bowles,E Joseph.1986. Analisa dan Desain
pengaplikasian program ini pada studi Pondasi .Jakarta : Erlangga
selanjutnya lebih baik digunakan pada
struktur baja. Nasution, Amrinsyah.2009.Analisis dan
Desain Struktur Beton Bertulang.
Bandung : ITB
18