Anda di halaman 1dari 5

FARMAKOLOGI

CARA KERJA OBAT dan EFEK SAMPING


“LAKTASIF, ANTI DIARE,ANTI EMETIC”

(Dosen Pengampu :Ns. Niken S.,M.Kep)

Disusun Oleh :
Dewi Meivita Ningrum
Ditha Indah Pratiwi
Enrico Alfayed
Evita Agustiara
Ferry Adi Setiawan
Fransisca
Fina Oktavia

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN


WIDYA HUSADA SEMARANG
2017/2018

1
BAB IPENDAHULUANA.

Latar Belakang
Farmakologi berasal dari kata “pharmacon” (obat) dan logos (ilmu pengetahuan),
sehingga secara harapiah farmakologi berarti ilmu pengetahuan tentang obat. Namun,secara umum
farmakologi di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan carakerjanya pada system biologi.
Disamping itu juga mempelajari asal-usul (sumber) obat,sifat fisika-kimia, cara pembuatan, efek biokimiawi
dan fisiologi yang dtimbulkan, nasibobat dalam tubuh, dan kegunaan obat dalam terapi.
Farmakoterapi atau terapi dengan obat mempunyai cakupan yang lebih
luasadibandingkan farmakologi. Farmakoterapi tidak berhubungan dengan cara
pemberian, penilaian pasien, dan keputusan klinik. Pengetahuan
farmakoterapi bagi paramedic jugasesuatu yang penting berkaitan dengan
pemberian obat, efek samping yang kemungkinantimbul karena pemberian obat,
dan pemberian obat kepada pasien. Untuk
itu, pemahaman dan pengetahuan farmakologi mengenai cara pemberian, jenis-
jenis obat,dan kegunaan obat adalah hal-hal penting yang harus diketahui oleh
paramedis.

B.

Ruang Lingkup Masalah


1.

Pengertian Obat2.

Obat Ulkus dan Gastritis Jenis Antasida dan Antiulserasi3.

Anti Spasmodika4.

Obat diare (obat sakit perut)


C.

Tujuan
Untuk Mengetahui apa saja jenis-jenis obat, indikasi dan kegunaan obat adalah hal-hal penting yang harus
diketahui oleh paramedis dalam sistem pencernaan
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.( Perubahan frekuensi &
konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya
bisa mencapai lebih dari 90%.Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada penyebabnya.,
dapat dijelaskan sebagai berikut
 untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur)
atau loperamide.
 untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
 diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan
garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan garam.Anti
diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang
tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak menyebabkan
ketergantungan..Contoh antidiare :
1. Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem tubuh dalam
mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
2. Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna
3. Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan P
aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
4. Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.

2.2.4 OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)


Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau
jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka penyakitnya harus diobati.
Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat.
Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan sumber serat yang baik.Golongan obat-obat pencahar
yang biasa digunakan adalah :
1. Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa
menambahkan serat pada tinja.
2. Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
3. Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh.
4. Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja
menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan
merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula
(laktulosa dan sorbitol).
5. Pencahar Perangsang.
langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Mengandung
substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor.
bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut. Dalam
bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.jangka
panjang menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini
sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Indikasi : untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati
konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya
narkotik).Adapun salah satu contoh dari obat laksatif yang biasa digunakan oleh masyarakat luas
adalah DULCOLAX.
 DULCOLAX
 Indikasi:
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum dan
sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi.
 Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus buntu,
penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap
bisacodyl atau komponen lain dalam produk
 Komposisi:
1 tablet salut enterik mengandung 5 g:
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)
Zat tambahan:
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit L100 dan
S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white, carnauba wax, shellac..
 Cara Kerja Obat:
Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai laksatif
perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan peristaltis usus besar
setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.
 Dosis dan Cara Pemberian:
Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:
1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik
Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:
2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.
Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria anak.
Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi pada esok
paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum bersama-sama dengan susu
atau antasida.
Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.

2. Untuk Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi


Bila DULCOLAK digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik abdomen atau persiapan
sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX harus dikombinasi dengan supositoria, agar didapat
evakuasi yang sempurna dari usus.
Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1 sipositoria
pada esok paginya.
 Peringatan dan Perhatian:
Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam waktu yang
sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab terjadinya konstipasi.
Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan
hipokalemia, dan dapat mengendapkan onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan
pada pasien yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada menunjukkan bahwa kejadian tersebut akan
terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau dengan respon
vasovagal terhadap sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut
terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan DULCOLAX. Penggunaan supositoria dapat
menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa.
Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.
 Masa Hamil dan Menyusui
Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan. Namun
demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus dengan petunjuk
medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu atau tidak. Oleh karena itu, penggunaan
DULCOLAX selama menyusui tidak dianjurkan.
 Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram, sakit perut,
dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid juga dilaporkan terjadi
sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.
 Interaksi:
Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko
ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan. Ketidaseimbangan
elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensitivitas glikosida jantung.
 Overdosis:
Gejala
Bila dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan berkurangnya kadar kalium
serta elektrolit lainnya secara nyata.
Overdosis kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia,
hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan otot akibat
hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan laktasif kronis.
 Terapi
Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat dikurangi atau
dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung.Dalam hal ini mungkin diperlukan penggantian
cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. Ini sangat diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda.
Pemberian antipasmodik mungkin ada manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai