PENDAHULUAN
Distosia yang secara literatur berarti persalinan yang sulit, memiliki karakteristik kemajuan
persalinan yang abnormal atau lambat. Persalinan abnormal atau lambat umum terjadi bila
ada disproporsi antara ukuran bagian terbawah janin dengan jalan lahir. Pada presentasi
kepala, distosia adalah indikasi yang paling umum saat ini untuk seksio sesaria primer. CPD
(cephalopelvic disproportion) adalah akibat dari panggul sempit, ukuran kepala janin yang
besar, atau lebih sering kombinasi dari kedua di atas. Setiap penyempitan diameter panggul
yang mengurangi kapasitas pelvis dapat mengakibatkan distosia selama persalinan. Panggul
sempit bisa terjadi pada pintu atas panggul, midpelvis, atau pintu bawah panggul, atau
umumnya kombinasi dari ketiganya. Karena CPD bisa terjadi pada tingkat pelvic inlet,
outlet dan midlet, diagnosisnya bergantung pada pengukuran ketiga hal tersebut yang
dikombinasikan dengan evaluasi ukuran kepala janin.
Persalinan normal adalah suatu keadaan fisiologis, normal dapat sendiri tanpa intervensi
penolong. Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor “P” utama yaitu kekuatan ibu (power),
keadaan jalan lahir (passage), dan keadaan janin (passanger), faktor lainnya adalah psikologi
ibu (respon ibu), penolong saat bersalin dan posisi ibu saat melahirkan. Dengan keseimbangan
dengan faktor “P” tersebut persalinan normal diharapkan dapat berlangsung. Bila ada gangguan
pada satu atau lebih faktor “P” ini, cepat terjadi kesulitan atau gangguan pada jalannya
persalinan. Kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut distosia. Salah satu penyebab
adalahgawat janin. Distosia berpengaruh buruk terhadap ibu maupun janin. Pengenalan dini dan
penanganan tepat menentukan prognosis ibu dan janin
1
I.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi
yang berhubungan dengan lima factor persalinan. (Bobak, 2004 : 784).
Distosia adalah persalinan yang sulit. Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan.
(Rustam Mukhtar, 1994)
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan (American College of
Obstretician and Gynaecologist)
B. PENYEBABA DISTOCIA
1. Kelainan Tenaga ( power)
Kelainan tenaga adalah his yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat
kelancaran persalinan Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain kehamilan primi gravida tua
atau multi gravida, herediter, emosi dan kekuatan, kelainan uterus, kesalahan pemberian obat,
kesalahan pimpinan persalinan, kehamilan kembar dan post matur, dan letak lintang Kelainan his
dapat berupa inersia uteri hipotonik dan hipertonik.
3
1) Inersia uteri primer, terjadi pada permulaan fase laten. Sejak awal telah terjadi his yang
tidak adekuat ( kelemahan his yang timbul sejak dari permulaan persalinan ), sehingga
sering sulit untuk memastikan apakah penderita telah memasuki keadaan inpartu atau
belum.
2) Inersia uteri sekunder, terjadi pada fase aktif kala I atau kala II. Permulaan his baik,
kemudian pada keadaan selanjutnya terdapat gangguan / kelainan.
Berkaitan dengan variasi ukuran dan bentuk ruang pelvis ibu, atau keabnormalan saluran
reproduksi yang dapat mengganggu dorongan dari pengeluaran janin.
4
b. Kalainan traktus genitalia
1) Pada vulva terdapat edema, stenosis dan tumor yang dipengaruhi oleh ganggua gizi,
radang atau perlukaan dan infeksi.
2) Pada vagina yang mengalami sektrum dan dapat memisahkan vagina atau beberapa
tumor.
3) Pada ovarium terdapat beberapa tumor
4) Pada serviks karena disfungsi uterin action atau karena parut/ karsinoma.
5) Pada uterus terdapatnya mioma atau adanya kelainan bawaan seperti letak uterus
abnormal
5
C. Manifestsasi Klinis
Manifestasi yang dapat dirasakan dan dilihat pada ibu dan anak adalah sebagai berikut
1. Ibu
Suhu tubuh meningkat
Nadi dan pernapasan cepat
Edema pada vulva dan serviks, serta bisa jadi ketuban berbau
2. Janin
DJJ cepat dan tidak teratur
6
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe.
b. Mata :
Biasanya konjungtiva anemis
c. Thorak :
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang
tertinggal saat pernafasan
d. Abdomen :
7
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau
menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau
tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab
pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan
kandung kemih.
e. Vulva dan Vagina :
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik,
biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba
jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
f. Panggul :
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan
tulang belakang
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak
efektif
2. Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD
3. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan cairan
4. Resiko tinggi cedera maternal b/d kerusakan jaringan lunak karena persalinan lama
5. Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive
6. Cemas b/d persalinan lama
C. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak
efektif
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
Kriteria :
- Klien tidak merasakan nyeri lagi
- Klientampak rilek
- Kontraksi uterus efektif
- Kemajuan persalinan baik
8
Intervensi :
a. Tentukansifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri tekan
abdomen
Rasional : Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan
kepala pada servik yang berlangsung lama akan menyebabkan nyeri
b. Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
Rasional : Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, denga
skala dapat diketahui intensitas nyeri klien
c. Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
Rasional : Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat
derajat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri
d. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri, Bantu
klien dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur
Rasional :Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa
nyeri
e. Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga
Rasional : Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat
mengurangi tingkat kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa
diperhatikan dan perhatian terhadap nyeri akan terhindari
f. Kolaborasi :
1. Berikan narkotik atau sedative sesuai instruksi dokter
Rasional : Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi nyeri hebat
Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan
2. Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD.
Tujuan : Cedera pada janin dapat dihindari
Kriteria :
+ DJJ dalam batas normal
+ Kemajuan persalinan baik
9
Intervensi :
b. Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik, pantau dengan sering
perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodic pada respon terhadap kontraksi uterus
Rasional : DJJ harus direntang dari 120-160 dengan variasi rata-rata percepatan
dengan variasi rata-rata, percepatan dalam respon terhadap aktivitas maternal,
gerakan janin dan kontraksi uterus.
c. Catat kemajuan persalinan
Rasional : Persalinan lama/ disfungsional dengan perpanjangan. Fase laten dapat
menimbulkan masalah kelelahan ibu, stress berat, infeksi berat, haemoragi karena
atonia/ rupture uterus.Menempatkan janin pada resiko lebih tinggi terhadap
hipoksia dan cedera.
d. Infeksi perineum ibu terhadap kutil vagina, lesi herpes atau rabas klamidial
Rasional : Penyakit hubungan kelamin didapat oleh janin selama proses
melahirkan karena itu persalinan sesaria dapat diidentifikasi khususnya klien
dengan virus herpes simplek tipe II
e. Catat DJJ bila ketuban pecah setiap 15 menit
Rasional : Perubahan pada tekanan caitan amnion dengan rupture atau variasi
deselerasi DJJ setelah robek dapat menunjukkan kompresi tali pusat yang
menurunkan transfer oksigen kejanin
f. Posisi klien pada posisi punggung janin
Rasional :Meningkatkan perfusi plasenta/ mencegah sindrom hipotensif telentang
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Distosia merupakan istilah persalinan sulit yang digunakan kalau tidak ada kemajuan dalam
persalinan, sebab-sebab distosia dapat dibagi dalam tiga
golongan besar yaitu:
a) Distosia Karena Kelainan Tenaga
b) Dsytocia karena kelainan presentas, posisi atau kelaianan janin
c) Dsytocia karena panggul sempit/kelainan jalan lahir
B. Saran :
Diharapkan dengan selesainya makalha ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi
dan kajian kesehatan nasional khususnya mengenai masalah ibu bersalin beresiko distocia, dan
semoga bermanfaat bagi kami dan kawan-kawan masyarakat secara umum.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://wwwduniakeperawatan.blogspot.co.id/2013/01/distosia.html
http://yanuarparty333.blogspot.co.id/2012/12/asuhan-keperawatan-distosia_7.html
http://askeprhynatutu.blogspot.co.id/2014/11/askep-distosia.html
http://ugranerspenuhkasih.blogspot.co.id/2011/01/mengenal-distocia-pada-kehamilan12.html
12