Anda di halaman 1dari 22

HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan yang sebesar-besarnya pada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat kasih dan rahmatNya maka kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang di tujukan untuk memenuhi kewajiban mengerjakan tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan bermanfaat sebagai acuan untuk mengetahui bagaimana hidup
berbangsa dan bernegara serta mengetahui apakah itu negara hukum, hak asasi
manusia, adat istiadat, dan karakter bangsa dan sebagainya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Hak Asasi Manusia
dalam NKRI, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber mulai
dari mencari informasi di internet, serta referensi. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Dan tak lupa juga
kami ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya
atas terselesaikannya karya tulis ini Penulis sangat berharap agar materi yang saya
tuangkan dalam karya tulis ini akan membawa manfaat yang besar dan banyak untuk
yang membacanya.

Medan, September 2017

Tim Penyusun

Hal - 1 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

LATAR BELAKANG

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan
sesuatu yang harus diperoleh.

Hak asasi manusia (HAM) sebagai gagasan serta kerangka konseptual tidak lahir
secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal Declaration of Human Right
pada tanggal 10 Desember 1948, namun melalui suatu proses yang cukup panjang
dalam sejarah peradaban manusia. Awal perkembangan HAM dimulai ketika
ditandatangani Magna Charta (1215), oleh Raja Jhon Lacklaand, kemudian juga
penandatanganan Petition of Right pada tahun 1628 oleh Raja Charles I. Dalam
hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia ini sangat erat hubungannya
dengan perkembangan demokrasi.

Indonesia merupakan negara hukum yang mana di dalam negara hukum selalu ada
pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Semua manusia akan
mendapat perlakuan yang sama kedudukannya dalam hukum, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan. Termasuk juga hak seorang anak ini semua telah di atur di dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28B ayat 2
yang berbunyi “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekersan dan diskriminasi”. Dapat
terlihat jelas bahwa di negara Republik Indonesia dijamin adanya perlindungan hak
asasi manusia berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum dan bukan kemauan
seseorang atau golongan yang menjadi dasar kekuasaan (Didi Nazmi, 1992).

Di Indonesia sendiri hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat di pisahkan dengan
pandangan filsafat Indonesia yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD NKRI 1945) yang dinyatakan
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia1945
“Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Dalam pernyataan ini terkandung jelas
pengakuan secara yuridis hak asasi manuia tentang kemerdekaan sebagaimana yang
terkandung dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Pasal 1.

Hal - 2 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama
dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era
reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan
hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan
sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan
atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum (rechtsstaat) dan
bukan sebagai negara yang berdasarkan atas kekuasaan (machtsstaat). Tidak ada
institusi maupun personalnya, baik itu militer (TNI), kepolisian (Polri), maupun sipil
kebal terhadap ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku bila melakukan suatu
tindak pidana pada umumnya, termasuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat
kategori kejahatan terhadap kemanusiaan. Segala upaya untuk memberi perlindungan
terhadap pelanggaran HAM berat kategori kejahatan terhadap kemanusiaan di
berbagai negara termasuk Indonesia, tidak dapat diterima begitu saja, tapi memerlukan
proses panjang yang terkait dengan tiga variabel utama, yaitu adanya dinamika
internasional, instrumen hukum yang ada, dan bagaimana menentukan pendekatan
terhadap warisan masa lalu.

Hal - 3 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari Hak Asasi Manusia ?
2. Apa hak asasi manusia menurut UUD 1945 ?
3. Apa hubungan antara Hak Asasi Manusia dan UUD 1945 ?
4. Contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia di indonesia ?
5. Bagaimana cara mengatasi adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia ?
6. Penjabaran HAM dalam UUD 1945 ?

Hal - 4 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA


Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita
sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai
manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata-mata karena ia manusia, bukan karena
pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak
tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi
diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak
yang tidak dapat diabaikan.

Hak Asasi Manusia atau sering kita sebut sebagai HAM adalah terjemahan dari istilah
human rights atau the right of human. Secara terminologi istilah ini artinya adalah Hak-
Hak Manusia. Namun dalam beberapa literatur pemakaian istilah Hak Asasi Manusia
(HAM) lebih sering digunakan dari pada pemakaian Hak-hak Manusia. Di Indonesia
hak-hak manusia pada umumnya lebih dikenal dengan istilah “hak asasi” sebagai
terjemahan dari basic rights (Inggris) dan grondrechten (Belanda), atau bisa juga
disebut hak-hak fundamental (civil rights). Istilah hak-hak asasi secara monumental
lahir sejak keberhasilan Revolusi Perancis tahun 1789 dalam “Declaration des Droits
de L’homme et du Citoyen” (hak-hak asasi manusia dan warga negara Perancis),
dengan semboyan Liberte, Egalite, Fraternite. Istilah HAM berkembang sesual dengan
perkembangan zaman.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi
manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal,
artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh
siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat
kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau
berhubungan dengan sesama manusia.

Hal - 5 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu, selain ada hak asasi manusia, ada
juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi
terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi
Manusia, kita wajib untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi
yang juga dimiliki oleh orang lain.

Kesadaran akan hak asasi manusia, harga diri, harkat dan martabat kemanusiaannya,
diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak-hak
kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati
yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia
ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia. Hak Asasi Manusia di
Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia
mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada
Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus
memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila.
Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan
dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan
yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini
disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara
multak tanpa memperhatikan hak orang lain.

Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak
memperhatikan hak orang lain, maka yang terjadi adalah benturan hak atau
kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Negara Republik
Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar
manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia
yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia, yakni:
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
4. Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat
dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :

Hal - 6 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

5. Hak-hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan


pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
6. Hak-hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu,
hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
7. Hak-hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk
mendirikan partai politik.
8. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan (rights of legal equality).
9. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights). Misalnya hak
untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
10. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan,
penggeledahan, dan peradilan.
11. Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam
Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.

2. PEMBAGIAN BIDANG, JENIS DAN MACAM HAK ASASI MANUSIA


Pembagian HAM berdasarkan bidang dapat dilihat sebagai berikut :
a) Hak Asasi Pribadi / Personal Right
- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat.
- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
- Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.
- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing.
b) Hak Asasi Politik / Political Right
- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
- Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
- Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasipolitik
lainnya.
- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
c) Hak Asasi Hukum / Legal Equality Right
- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
- Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil/PNS.

Hal - 7 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

- Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.


d) Hak Asasi Ekonomi / Property Rigths
- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
- Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll.
- Hak kebebasan untuk memiliki susuatu.
- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
e) Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
- Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan
penyelidikan di mata hukum.
f) Sosial Budaya / Social Culture Right
- Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.
- Hak mendapatkan pengajaran.
- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakatdan minat.

Pembagian HAM berdasarkan Jenis-Jenis HAM dapat dilihat sebagai berikut :


Isi UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan (amandemen) mengatur hak asasi
manusia dalam 7 pasal antara lain adalah pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34. Namun
setelah UUD 1945 dilakukan perubahan (amandemen) maka ada bagian khusus
tentang hak asasi manusia yaitu dengan rincian sebagai berikut :
 Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
 Pasal 28 B
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
 Pasal 28 C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya,
berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

Hal - 8 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan


haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya.
 Pasal 28 D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
 Pasal 28 E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
 Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
 Pasal 28 G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik
dari negara lain.

Hal - 9 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

 Pasal 28 H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
 Pasal 28 I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun.
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
4) Perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
 Pasal 28 J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang dijalankan.
3) Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak
azasi manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis.
Keberadaan suatu negara hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya

Hal - 10 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

hak azasi manusia dan kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya


perlindungan hukum terhadap hak azasi manusia adalah bahwa hak azasi
manusia adalah hak dasar kodrati setiap orang yang keberadaannya sejak
berada dalam kandungan, dan ada sebagai pemberian Tuhan, negara wajib
melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia di Indonesia secara yuridis
didasarkan pada UUD Negara RI 1945.

3. HAK ASASI MANUSIA MENURUT UUD 1945


2.1. Hak Asasi Manusia dalam pembukaan UUD 1945
Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 hak untuk menentukan nasip sendiri “bahwa
kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskann karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan. Pengakuan bahwa kemerdekaan adalah “hak segala bangsa” adalah
pengakuan HAM kolektif dari satu bangsa untuk hidup bebas dari segala penindasan
oleh bangsa lain. Pegakuan ini menegaskan kedudukan yang sejajar semua bangsa di
dunia karena penjajahan pada dasarnya adalah bertentangan dengan “peri
kemanusiaan dan peri keadilan”.

Alinea kedua pembukaan menyebut Indonesia sebagai negara yang “adil” dan
“makmur”. Kekuasaan hendaklah dijalankan dengan adil, artinya negara tidak dapat
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Prinsip negara hukum mengakui
adanya asas legalitas, yaitu tindakan aparatur negara haruslah didasarkan pada
hukum dan bukan didasarkan pada kekuasaan.

Alinea ketiga menyebutkan hasrat bangsa Indonesia untuk “berkehidupan kebangsaan


yang bebas”, yang menekankan HAM kolektif yang dimiliki sebuah bangsa.

Alinea keempat pembuakaan menegaskan tujuan pembentukan pemerintahan negara


Indonesia untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia”, dan ini memuat pula intisari doktrin
HAM. Pada alinea ini merupakan pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi dalam
bidang sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.

Hal - 11 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

2.2. Hak-hak Asasi dalam Batang Tubuh UUD 1945


Batang tubuh UUD 1945 yang terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan,
dan 2 ayat aturan tambahan juga memuat rumusan-rumusan yang cukup luas
mengenai materi HAM, baik secara ekspisit maupun implisit. HAM dalam batang tubuh
UUD 1945 dicantumkan dalam pasal-pasal berikut :
1. Hak akan warga negara, pasal 26 UUD 1945 “yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang sebagai warga negara (ayat 1), dan syarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang” (ayat 2).
2. Pasal 27 tentang persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak bagi
kemnusiaan. 7 Pasal 27 ayat (1) telah menetapkan bahwa segala warga negara
bersamaa kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjujung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal 27 ayat (2) telah
menetapkan pula bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28 UUD 1945 menyatakan dengan tegas tentang kemerdekaan berserikat
dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
dijamin oleh Pemerintah dan Peamerintah akan mengundangkan Undang-undang
yang akan mengaturnya.
4. Pasal 29 UUD 1945 dalam ayat (2) dengan tegas menyatakan bahwa Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
5. Pasal 30 UUD 1945 dalam pasal ini dinyatakan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang syarat-
syaratnya diatur dengan Undang-undang.
6. Pasal 31 UUD 1945 menegaskan tentang hak-hak asasi di bidang pendidikan,
bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, yang untuk itu maka
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajara
nasional yang diatur dengan Undang-undang.
7. Sejalan dengan pendidikan pasal 32 menyatakan bahwa pemerintah memajukan
kebudayaan nasional Indonesia, jadi dalam arti ini setiap unsur-unsur kebudayaan,
macam-macam kebudayaan yang ada yang telah dimiliki penduduk mempunyai
hak untuk dilindungi dan dikembangkan.

Hal - 12 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

8. Tentang Hak Ekonomi di atur dalam pasal 33 UUD 1945 yang dengan tegas
menyatakan, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan, cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hayat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, Bumi dan air dan
kekayaan alam dan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
9. Pasal 34 UUD 1945 tentang kesejahteraan sosial, fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh negara.

2.3. Hak-hak Asasi dalam Penjelasan UUD 1945


HAM dalam penjelasan meliputi :
1. Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan, yang termuat dalam penjelasan
pasal 24 dan 25 UUD 1945 “kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang
merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubungan
dengan itu, harus diadakan jaminan dalam undang-undang tentang kedudukan
para hakim”.
2. Hak mempertahankan tradisi budaya, yang termuat dalam penjelasan pasal 32
UUD 1945 “kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah
usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang
terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah diseluruh
Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus
menuju ke arah kemajuan adab, budaya, persatuan dengan tidak menolak bahan-
bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta memperingati derajat kemanusiaan
bangsa Indonesia”
3. Hak mempertahankan bahasa daerah, yang termuat dalam penjelasan pasal 36
UUD 1945, “di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara
oleh rakyat dengan baik-baik bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara
juga oleh negara. Bahasa-bahasa itu pun merupakan sebagian dari kebudayaan
Indonesia yang hidup.”

Hal - 13 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

4. HUBUNGAN HAM DENGAN UUD 1945


Hubungan HAM dengan UUD 1945 dapat diterjemahkan dalam moral bangsa sebagai
berikut :
a) Kebijaksanaan harus diarahkan pada kebijaksanaan politik dan hukum, dengan
perlakuan serta hak dan kewajiban yang sama bagi siapapun, perorangan atau
kelompok yang berada di dalam batas wilayah NKRI.
b) Kebijaksanaan Ekonomi dan Kesejahteraan, dengan kesempatan serta beban
tanggungjawab yang sama, bagi siapapun yang ingin berusaha atas dasar
persaiangan yang sehat.
c) Kebijaksanaan Pendidikan dan Kebudayaan, dengan kebebasan serta batasan-
batasan yang perlu menjaga ketahanan dan pertahanan mental terhadap anasir
dan eksploitasi dari dalam dan luar negeri.
d) Kebijaksanaan luar negeri, meningkatkan kehormatan bangsa yang merdeka yang
bias mengatur diri sendiri, serta mampu menyumbang pada hubungan baik antara
bangsa-bangsa di dunia.

5. PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA


5.1. Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok termasuk aparat
negara, baik disengaja ataupun tidak, atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi atau mencabut HAM yang telah dijamin oleh undang-undang,
dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar. Pelanggaran HAM tergolong berat, baik berupa kejahatan
genosida dan kemanusiaan. Sedangkan pelanggaran selain dari keduanya tergolong
ringan. Untuk menyikapi kejahatan dan pelanggaran HAM, berdasarkan hukum
internasional dapat digunakan retroaktif, diberlakukan pasal tentang kewajiban untuk
tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dalam undang-undang, seperti tercantum
dalam pasal 28 J ayat 2 UUD 1945.

5.2. Contoh atau Bukti Pelanggaran HAM


1) Tragedi Tanjung priok
Tragedi ini terjadi pada September 1984. Saat itu hampir tengah malam, tiga
orang juru dakwah, Amir Biki, Syarifin Maloko dan M. Nasir berpidato berapi-api di
jalan Sindang Raya, Priok.

Hal - 14 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

Mereka menuntut pembebasan empat pemuda jamaah Mushala As-Sa’adah yang


ditangkap petugas Kodim Jakarta Utara. Empat pemuda itu digaruk tentara karena
membakar sepeda motor Sertu Hermanu. Anggota Babinsa Koja Selatan itu
hampir saja dihajar massa jika tak dicegah oleh seorang tokoh masyarakat di
sana. Ketika itu, 7 September 1984, Hermanu melihat poster ”Agar para wanita
memakai pakaian jilbab. ” Dia meminta agar poster itu dicopot. Tapi para remaja
masjid itu menolak. Esoknya Hermanu datang lagi, menghapus poster itu dengan
koran yang dicelup air got. Melihat itu, massa berkerumun, tapi Hermanu sudah
pergi.

Maka beredarlah desas-desus ada sersan masuk mushola tanpa sepatu dan
mengotorinya. Massa rupanya termakan isu itu. Terjadilah pembakaran sepeda
motor itu. Maka, pengurus Musholla pun meminta bantuan Amir Biki, seorang
tokoh di sana agar membebaskan empat pemuda yang ditahan Kodim itu. Tapi ia
gagal, dan berang. Ia lantas mengumpulkan massa dijalan Sindang Raya dan
bersama-sama pembicara lain, menyerang pemerintah. Biki dengan
mengacungkan badik, antara lain mengancam RUU Keormasan.

Pembicara lain, seperti Syarifin Maloko, M. Natsir dan Yayan, mengecam


Pancasila dan dominasi Cina atas perekonomian Indonesia. Di akhir pidatonya
yang meledak-ledak, Biki pun mengancam, ”akan menggerakkan massa bila
empat pemuda yang ditahan tidak dibebaskan. ” Ia memberi batas waktu pukul 23.
00. Tapi sampai batas waktu itu, empat pemuda tidak juga dibebaskan.

Maka, Biki pun menggerakkan massa. Mereka dibagi dua; kelompok pertama
menyerang Kodim. Kelompok kedua menyerang toko-toko Cina. Bergeraklah dua
sampai tiga ribu massa ke Kodim di jalan Yos Sudarso, berjarak 1,5 Km dari
tempat pengerahan massa. Biki berjalan di depan. Tapi di tengah jalan, depan
Polres Jakarta Utara, mereka dihadang petugas. Mereka tak mau bubar. Bahkan
tak mempedulikan tembakan peringatan. Mereka maju terus, menurut versi
tentara, sambil mengacung-acungkan golok dan celurit. Masih menurut sumber
resmi TNI, Biki kemudian berteriak, Maju…serbu…’ dan massa pun menghambur.
Tembakan muntah menghabiskan banyak sekali nyawa. Biki sendiri tewas saat itu
juga. Keterangan resmi pemerintah korban yang mati hanya 28 orang. Tapi dari
pihak korban menyebutkan sekitar tujuh ratus jamaah tewas dalam tragedi itu.

Hal - 15 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

Setelah itu, beberapa tokoh yang dinilai terlibat dalam peristiwa itu ditangkapi;
Qodir Djaelani, Tony, Ardy, Mawardi, Noor, Oesmany, dan Al-Hamidy. Ceramah-
ceramah mereka setahun sebelumnya terkenal keras; menyerang kristenisasi,
penggusuran, Asaa Tunggal Pancasila, Pembatasan Izin Dakwah, KB, dan
dominasi ekonomi oleh Cina. Empat belas jam setelah peristiwa itu,
Pangkopkamtib LB Moerdani didampingi Harmoko sebagai Menpen dan Try
Sutrisno sebagai Pangdam Jaya memberikan penjelasan pers. Saat itu Benny
menyatakan telah terjadi penyerbuan oleh massa Islam di pimpin oleh Biki, Maloko
dan M. Natsir. Sembilan korban tewas dan 53 luka-luka, kata Benny.

Contoh yang lainnya yaitu:


1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu
mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada
setiap mahasiswa.
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap
para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir
jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
4. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu
jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak,
sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan
bakatnya.
5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang
artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang.
6. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika
masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses
hukum nya sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan
kesalahan misalkan korupsi, proses hukum nya sangatlah lama.
7. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat
penganiayaan dari majikannya.
8. Kasus pengguguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang
kawin diluar nikah.

Hal - 16 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

6. UPAYA PENCEGAHAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI


INDONESIA
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia
adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan keamanan yang terjadi di era Orde Baru dengan mengedepankan
upaya represif tidak boleh terulang kembali. Untuk itu, supremasi hukum dan
demokrasi harus ditegakkan.
2. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka
melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan
pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan
kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan
kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
3. Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi. Desentralisasi
melalui otonomi daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah perlu dilanjutkan. Otonomi daerah
sebagai jawaban untuk mengatasi ketidakadilan tidak boleh berhenti, melainkan
harus ditindaklanjuti dan dilakukan pembenahan atas kekurangan yang selama ini
masih terjadi.
4. Reformasi aparat pemerintah dengan merubah paradigma penguasa menjadi
pelayan masyarakat dengan cara melakukan reformasi struktural, infromental, dan
kultural mutlak dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik
untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah.
Kemudian, perlu juga dilakukan penyelesaian terhadap berbagai konflik horizontal
dan konflik vertikal di tanah air yang telah melahirkan berbagai tindak kekerasan
yang melanggar HAM dengan cara menyelesaikan akar permasalahan secara
terencana, adil, dan menyeluruh.
5. Kaum perempuan berhak untuk menikmati dan mendapatkan perlindungan yang
sama di semua bidang. Anak-anak sebagai generasi muda penerus bangsa harus
mendapatkan manfaat dari semua jaminan HAM yang tersedia bagi orang
dewasa. Anak-anak harus diperlakukan dengan cara yang memajukan martabat
dan harga dirinya, yang memudahkan mereka berinteraksi dalam masyarakat.
Anak-anak harus mendapatkan perlindungan hukum dalam rangka menumbuhkan
suasana fisik dan psikologis yang memungkinkan mereka berkembang secara

Hal - 17 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

normal dan baik. Untuk itu perlu dibuat aturan hukum yang memberikan
perlindungan hak asasi anak.
6. Perlu adanya social control (pengawasan dari masyarakat) dan pengawasan yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan HAM
yang dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan pula sikap proaktif DPR untuk turut
serta dalam upaya perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM
sesuai yang ditetapkan dalam Tap MPR No. XVII/MPR/1998.
7. Dalam bidang penyebarluasan prinsip-prinsip dan nilai-nilai HAM, perlu
diintensifkan pemanfaatan jalur pendidikan dan pelatihan dengan, antara lain,
pemuatan HAM dalam kurikulum pendidikan umum, dalam pelatihan pegawai dan
aparat penegak hukum, dan pada pelatihan kalangan profesi hukum.

Pelanggaran HAM tidak saja dapat dilakukan oleh negara (pemerintah), tetapi juga
oleh suatu kelompok, golongan, ataupun individu terhadap kelompok, golongan, atau
individu lainnya. Selama ini perhatian lebih banyak difokuskan pada pelanggaran HAM
yang dilakukan oleh negara, sedangkan pelanggaran HAM oleh warga sipil mungkin
jauh lebih banyak, tetapi kurang mendapatkan perhatian. Oleh sebab itu perlu ada
kebijakan tegas yang mampu menjamin dihormatinya HAM di Indonesia.

Hal ini perlu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.
3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.

7. PENJABARAN HAM DALAM UUD 1945


Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan filosofis
tentang manusia yang melatarbelakanginya. Menurut Pancasila sebagai dasar dari
bangsa Indonesia hakikat manusia adalah tersusun atas jiwa dan raga, kedudukan
kodrat sebagai makhluk Tuhan dan makhluk pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai
mahluk individu dan makhluk sosial.

Hal - 18 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia telah lebih dulu dirumuskan
dari Deklarasi Universal hak-hak asasi manusia PBB, karena Pembukaan UUD 1945
dan pasasl-pasalnya diundangkan pada tanggal 18 Agustus 1945, adapun Deklarasi
PBB pada tahun 1948. Hal itu merupakan fakta pada dunia bahwa bangsa Indonesia
sebelum tercapainya pernyataan hak-hak asasi manusia sedunia oleh PBB, telah
mengangkat hak-hak asasi manusia dan melindunginya dalam kehidupan bernegara
yang tertuang dalam UUD 1945. Hal ini juga telah ditekankan oleh para pendiri negara,
misalnya pernyataan Moh. Hatta dalam sidang BPUPKI sebagai berikut :

“Walaupun yang dibentuk itu Negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan
beberapa hak dari warga Negara agar jangan sampai timbul negara kekuasaan
(Machsstaat atau negara penindas)”.

Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya termuat dalam naskah Pembukaan UUD
1945, dan Pembukaan UUD 1945 inilah yang merupakan sumber normatif bagi hukum
positif Indonesia terutama penjabaran dalam pasal pasal UUD 1945.

Berdasarkan pada tujuan Negara sebagai terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
tersebut, Negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia pada
warganya terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah
maupun rohaniah, antara lain berkaitan dengan hak-hak asasi di bidang politik,
ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan agama.

Hal - 19 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

PENUTUP

1. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu
kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam
kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana
setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan
HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan
HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah sedemikian kuat, baik dari dalam negeri
maupun melalui tekanan dari dunia internasional, namun masih banyak tantangan
yang harus dihadapi. Untuk itu perlu adanya dukungan dari semua pihak, seperti
masyarakat, politisi, akademisi, tokoh masyarakat, dan pers, agar upaya penegakan
HAM bergerak ke arah positif sesuai harapan kita bersama.

Penghormatan dan penegakan terhadap HAM merupakan suatu keharusan dan tidak
perlu ada tekanan dari pihak mana pun untuk melaksanakannya. Pembangunan
bangsa dan negara pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi
warga negaranya. Diperlukan niat dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat
penegak hukum, dan para elite politik agar penegakan HAM berjalan sesuai dengan
apa yang dicita-citakan dan memastikan bahwa hak asasi warga negaranya dapat
terwujud dan terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi kewajiban bersama segenap
komponen bangsa untuk mencegah agar pelanggaran HAM di masa lalu tidak terulang
kembali di masa kini dan masa yang akan datang.

2. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM
orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula
HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.

Hal - 20 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyesuaikan dan mengimbangi antara
HAM kita dengan orang lain. Dan kita juga harus membantu negara dalam mencari
upaya untuk mengatasi atau menanggulangi adanya pelanggaran-pelanggaran HAM
yang ada di Indonesia.

Hal - 21 | 22
HAK ASASI MANUSIA DALAM NKRI

DAFTAR PUSTAKA

Besar. 2016. HUBUNGAN PANCASILA DAN HAK-HAK ASASI MANUSIA DI


INDONESIA. Binus University, Jakarta.

Hendardi. 2001. HAK ASASI MANUSIA, NEGARA KESATUAN RI, DAN ALAT
POLITIK. Jakarta

http://mayastruggle.blogspot.co.id/2012/03/ham-dan-pendidikan-pancasila.html,
diakses tanggal 20 September 2017.

http://lina-maria-ulfa-fisip14.web.unair.ac.id/artikel_detail-115117-pkn-Makalah
Pendidikan Kewarganegaraan Negara Hukum Dan Hak Asasi
Manusia.html, diakses tanggal 20 September 2017

Yulis, Achmad Nur., Risa Fauziyah., Heny Rachmawati. 2014. HAK ASASI MANUSIA
MENURUT UUD. Sidoarjo : Institut Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Hal - 22 | 22

Anda mungkin juga menyukai