Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum bioteknologi dengan judul ”BIOINFORMATIKA”.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, baik kepada dosen
pembimbing, Bapak Bawon Triatmoko,S.Farm.,M.Farm.,Apt dan kakak asdos yang telah
membantu dalam penyampaian materi mengenai bioinformatika sehingga saya selaku penulis
dapat menyelesaikan pengerjaan laporan praktikum ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada laporan praktikum ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih
banyak di kemudian hari. Semoga laporan praktikum ini berguna bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui proses perubahan yang terjadi dari DNA hingga menjadi protein
1.3.2 Untuk mengetahui struktur dan motif protein yang diamati
1.3.3 Untuk mengetahui fungsi dari gen AR dan bagaimana mekanisme kerjanya
1.3.4 Untuk mengetahui OMIM dan penyakit yang berhubungan
3
1.3.5 Untuk mengetahui jalur pathways dari gen yang dianalisis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Bioinformatika
Bioinformatika adalah ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk
mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang ini mencakup penerapan metode-
metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah
biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang
berkaitan dengannya. Bioinformatika merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan
teknologi informasi dibidang molekular. Pembahasan dibidang bioinformatik ini tidak
terlepas dari perkembangan biologi molekular modern, salah satunya peningkatan
pemahaman manusia dalam bidang genomik yang terdapat dalam molekul DNA. Contoh
topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran
sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein
maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen.
Ilmu ini mengajarkan aplikasi, analisis, dan mengorganisir miliaran bit informasi
genetik dalam sel mahluk hidup. Studi bioinformatika terutama didukung uleh studi
genomik, biologi komputasi, dan teknologi komputer. Penerapan utama bioinformatika,
diantaranya sebagai basis data sekuens biologis, penyejajaran sekuens, prediksi struktur
protein, pemodelan protein komparatif, dan analisis ekspresi gen. Sesuai dengan jenis
informasi biologis yang disimpannya, basis data sekuens biologis dapat berupa basis data
primer untuk menyimpan sekuens primer asam nukleat maupun protein, basis data sekunder
untuk menyimpan motif sekuens protein, dan basis data struktur untuk menyimpan data
struktur protein maupun asam nukleat. Basis data utama untuk sekuens asam nukleat saat ini
adalah GenBank (Amerika Serikat), EMBL (Eropa), dan DDBJ (Inggris
2.2.Sekuen DNA
Sekuens DNA merupakan suatu proses mengurutkan atau mensekuens DNA yang
terdapat dalam makhluk hidup agar dapat dibaca dengan mudah. Sekuen DNA merupakan
sebuah seri huruf-huruf yang mewakilkan struktur primer dari molekul DNA atau "strand"
nyata atau hipotetis. Huruf yang digunakan adalah A, C, G, dan T, mewakili empat
5
nukleotida yang merupakan subunit dari untai DNA (adenin, sitosin, guanin, timin), dan
biasanya ditulis berjejer tanpa spasi, seperti dalam sekuens berikut AAAGTCTGAC. Sekuens
ini kadang disebut informasi genetik. Sebuah deretan dari nukleotida yang lebih dari empat
jumlahnya dapat disebut sebuah sekuens. Sekuens DNA merupakan informasi paling
mendasar dari suatu gen atau genom karena mengandung instruksi yang dibutuhkan untuk
pembentukan tubuh makhluk hidup.
Sekuens DNA dapat dimanfaatkan untuk menentukan identitas maupun fungsi gen
atau fragmen DNA lainnya dengan cara membandingkan sekuens-nya dengan sekuens DNA
lain yang sudah diketahui. Teknik ini digunakan dalam riset dasar biologi maupun berbagai
bidang terapan seperti kedokteran, bioteknologi, forensik, dan antropologi.
Sekuens DNA menyandikan informasi yang diperlukan bagi makhluk hidup untuk
melangsungkan hidup dan berkembang biak. Dengan demikian, penentuan sekuens DNA
berguna di dalam ilmu pengetahuan 'murni' mengenai mengapa dan bagaimana makhluk
hidup dapat hidup, selain berguna dalam penerapan praktis. Karena DNA merupakan ciri
kunci makhluk hidup, pengetahuan akan sekuens DNA dapat berguna dalam penelitian
biologi manapun. Bioteknologi dapat pula memanfaatkan sekuens DNA, pengetahuan akan
sekuens DNA berguna untuk mengetahui sekuens asam amino yang disandikan oleh gen.
2.3.Struktur Protein
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam struktur
yang khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh asam amino yang
berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan
bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa mengalami
pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-macam. Adapun struktur protein
meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener.
Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino
yang tersusun secara linear dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur sekunder
merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan hidrogen
antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh
struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated. Struktur tersier dari suatu protein adalah
lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan
6
tak beraturan dari ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Dan struktur
kuarterner adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam ruang.
Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan
membentuk protein kompleks yang fungsional. Ikatan yang berperan dalam struktur ini
adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik.
7
BAB III
METODE
Klik beberapa link pada halaman tersebut : Entrez gene, GenBank, NCBI
Sequence Viewer, dan OMIM
Entrez Gene
8
GenBank
Klik CDD Search Result untuk melihat domain fungsional dari protein
target
Klik pada anak panah (superfamily). Pada tampilan super family banyak
link yang dapat diklik untuk memperoleh informasi lebih lanjut
Masukkan protein yang ingin dicari, pilih salah satu hasil pencarian
dengan cara mengklik link tersebut maka akan diperoleh struktur
Pilih salah satu kode akses yang telah diperoleh sebelunya pada PDB,
maka akan muncul tampilan find pada PDBsum
9
c. Mencari tranduksi sinyal terkait dengan protein tertentu
10
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Mencari sekuen DNA, sekuen asam amino, struktur protein dan domain fungsional.
1. Buka situs www.genename.org. Masukan nama protein “AR” lalu klik search.
11
3. Klik bagian protein yang dicari
12
Tampilan Entrez Gene
Klik link protein untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai sekuens protein tertentu
Scroll kebawah, tampilan entrez gene sebagai berikut :
13
Klik link pathways untuk mengetahui pathways suatu protein.
Tampilan pathways suatu protein dari “Prostate cancer conserved biosystem” :
14
Tampilan GenBank
15
Atg, start kodon
CDS (Coding
sequence)
16
Klik link protein ID, selanjutnya klik link CDD search result untuk mengetahui domain
fungsional protein
17
Hasil klik CDD Search result untuk melihat domain dari protein target, tampilanya adalah
sebagai berikut, selanjutnya klik pada anak pabah (super family) :
Banyak link yang dapat diklik untuk memperoleh informasi lebih lanjut
18
Tampilan NCBI Sequence Viewer
Tampilan OMIM
19
B. Mencari struktur sekunder suatu protein
1. Buka situs pdb www.rcsb.org , masukan protein yang ingin dicari
2. Pilih salah satu hasil pencarian yaitu “5HKV” dengan cara mengklik link tersebut
20
3. Akan diperoleh struktur kuartener suatu protein
21
5. Hasil tampilan find pada pdbsum
22
6. Klik protein chain untuk memperoleh struktur sekunder. Hasilnya adalah sebagai berikut:
23
C. Mencari transduksi sinyal terkait dengan protein tertentu
1. Buka situs http://cgap.nci.nih.gov/Pathways
2. Klik pathway searcher, masukan nama protein yang akan dicari pathway-nya (protein
query) pada kolom keyword lalu Klik Go, hasil tampilan pathway searcher
24
3. Pilih H (human) untuk melihat transduksi sinyal dimanusia
25
Pathway yang berkaitan dengan protein tersebut dapat dijelaskan dengan melihat keterangan
pada legend
26
BAB V
PEMBAHASAN
27
5.2.Struktur dan Motif protein
Struktur dari protein nya adalah sekunder, yang terdiri dari RNA ribosom 23s
meliputi rantai x: RNA ribosom 5s. Rantai y: 50s protein ribosom l2. Rantai a:. 50s protein
ribosom l3 dan rantai b: Protein ribosom 50s l4. Dan motif proteinnya beta turn, gama turn
dan hairpin.
Reseptor androgen (AR), juga dikenal sebagai NR3C4 adalah sejenis reseptor yang
diaktifkan dengan mengikat hormon androgenik, testosteron, atau dihidrotestosteron.
Reseptor androgen paling erat kaitannya dengan reseptor progesteron, dan progestin dalam
dosis tinggi dapat menghambat reseptor androgen. Protein AR termasuk dalam golongan
reseptor nuklir yang disebut reseptor steroid kelas I yang aktif, yang juga mencakup reseptor
glukokortikoid (GCCR; 138040), reseptor progesteron (PGR; 607311), dan reseptor
mineralokortikoid (NR3C2; 600983). Reseptor ini mengenali elemen respons androgen
androgen (ARE), yang merupakan pengulangan terbalik 5-prime-TGTTCT-3-prime. Domain
utama AR meliputi domain aktivasi N- dan C-terminal, yang merupakan fungsi aktivasi yang
dinanti-1 (AF-1) dan AF-2, domain pengikatan ligan, dan saluran poliglutamin.
Gen reseptor androgen lebih dari 90 kb panjang dan kode untuk protein yang memiliki 3
domain fungsional utama: domain N-terminal, domain pengikatan DNA, dan domain
pengikat androgen. Protein berfungsi sebagai faktor transkripsi hormon steroid. Setelah
mengikat ligan hormon, reseptor terlepas dari protein aksesori, mentransmisikan ke dalam
nukleus, dimerisasi, dan kemudian merangsang transkripsi gen responsaks androgen. Gen ini
mengandung 2 segmen repeat trinucleotide polimorfik yang mengkodekan saluran
poliglutamin dan poliglikin di domain transaktivasi N-terminal proteinnya. Perluasan saluran
poliglutamin dari pengulangan normal 9-34 sampai pengulangan patogen 38-62
menyebabkan atrofi otot bulbul spinal. Mutasi pada gen ini juga terkait dengan sensitivitas
androgen lengkap (CAIS). Splicing alternatif menghasilkan beberapa variasi transkrip yang
mengkodekan isoform yang berbeda.
Fungsi utama reseptor androgen adalah sebagai faktor transkripsi mengikat DNA yang
mengatur ekspresi gen. Gen androgen yang diatur sangat penting untuk pengembangan dan
28
pemeliharaan fenotip seksual pria. Kang et al. (1999) menunjukkan bahwa gen ARA54
(RNF14; 605675) dapat berfungsi sebagai koaktivator untuk transkripsi androgen-dependent
pada reseptor androgen.
Pathways yang dipilih adalah kanker prostat. Kanker prostat merupakan masalah
kesehatan utama di negara-negara Barat. Ini adalah kanker yang paling sering didiagnosis di
antara pria dan penyebab utama kedua kematian akibat kanker pada pria. Identifikasi
perubahan molekuler kunci pada sel kanker prostat melibatkan pertahanan karsinogen
29
(GSTP1), jalur signaling faktor pertumbuhan (NKX3.1, PTEN, dan p27), dan androgen (AR)
sebagai faktor penentu penting fenotipe kanker prostat. Sel Glutathione S-transferases
(GSTP1) adalah enzim detoksifikasi. Sel neoplasia intraepitel prostat, tanpa GSTP1,
mengalami kerusakan genom yang dimediasi oleh karsinogen. NKX3.1, PTEN, dan p27
mengatur pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel prostat pada prostat normal. Tingkat
PTEN dan NKX31 yang tidak adekuat menyebabkan penurunan kadar p27 dan peningkatan
proliferasi dan penurunan apoptosis. Reseptor androgen (AR) adalah faktor transkripsi yang
biasanya diaktifkan oleh ligan androgennya. Selama terapi penarikan androgen, jalur
transduksi sinyal AR juga dapat diaktifkan dengan penguatan gen AR, dengan mutasi gen
AR, atau dengan aktivitas AR coactivator yang berubah. Melalui mekanisme ini, sel tumor
mengarah pada munculnya kanker prostat androgen-independen.
30
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Proses perubahan DNA menjadi protein meliputi proses replikasi, transkripsi dan
translasi.
Struktur dari protein nya adalah sekunder, yang terdiri dari RNA ribosom 23s
meliputi rantai x: RNA ribosom 5s. Rantai y: 50s protein ribosom l2. Rantai a:.
50s protein ribosom l3 dan rantai b: Protein ribosom 50s l4.
Fungsi utama reseptor androgen adalah sebagai faktor transkripsi mengikat DNA
yang mengatur ekspresi gen. Gen androgen yang diatur sangat penting untuk
pengembangan dan pemeliharaan fenotip seksual pria.
OMIM berfungsi untuk mengetahui informasi yang mengandung entri untuk
penyakit yang terpaut genetik dan gen-gen yang secara langsung menyebabkan
penyakit tertentu. Penyakit yang berhubungan dengan gen AR yaitu kanker
prostat.
Pathways yang dipilih adalah kanker prostat. Reseptor androgen (AR) adalah
faktor transkripsi yang biasanya diaktifkan oleh ligan androgennya. Selama terapi
penarikan androgen, jalur transduksi sinyal AR juga dapat diaktifkan dengan
penguatan gen AR, dengan mutasi gen AR, atau dengan aktivitas AR coactivator
yang berubah. Melalui mekanisme ini, sel tumor mengarah pada munculnya
kanker prostat androgen-independen.
31
DAFTAR PUSTAKA
32