Anda di halaman 1dari 9

ANATOMI FISIOLOGI

MANUSIA SISTEM
INDERA
Sabtu, 16 April 2016
bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum wr wb pada malam ini saya akan mempublikasikan laporan saya tentang ANATOMI
SISTEM INDERA tanpa banyak kata lagi langsung saja....

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Setiap individu diciptakan dengan sistem indera yang digunakan yang lengkap untuk
mampu berinteraksi dengan keadaan lingkungan sekitar,yang dapat diperoleh melalui
indera,yaitu Mata,Telinga,Hidung,Lidah,dan Kulit. Informasi tersebut dihantarkan ke otak
untuk diolah dan diartikan sehingga individu dapat
melihat,mendengar,mencium,mengecap,dan meraba. Jadi masing-masing alat indera
memiliki kepekaan terhadap rangsangan dari luar yang disebut reseptor (Setiadi, 2007).
Alat indera kita memiliki bagian yang dapat menerima rangsangan berupa ujung-ujung
saraf sensorik atau sel-sel reseptor. Satu macam reseptor hanya mampu menanggapi satu
macam rangsangan ,rangsangan yang diterima oleh sel reseptor terlebih dahulu diubah
menjadi implus saraf dan kemudian diantarkan kepusat susunan saraf melalui serabut saraf
sensorik. Didalam pusat susunan saraf,implus saraf tersebut diolah dan diartikan sehingga
individu mengetahui apa yang terjadi disekitar kita. Setelah itu,otak memerintahkan jenis
tanggapan yang akan diberkan. Perintah dari otak disampaikan ke otot atau kelenjar sebagai
efektor yang bertugas memberi tanggapan terhadap rangsangan tersebut (Setiadi, 2007).
Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau menerima
rangsangan dari lingkungan sekitar. Manusia mempunyai lima macam indera yaitu indera
penglihatan (Mata),Indera pendengaran (Telinga),Indera penciuman/pembau
(Hidung),Indera pengecap (Lidah) dan Indera peraba (Kulit) (Setiadi, 2007).

1.2 Maksud percobaan


Maksud dari percobaan ini adalah bagaimana mengetahui Anatomi dan Fisiologi sistem
indera pada manusia serta fungsi dari sistem indera.

1.3 Tujuan percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui Anatomi dan Fisiologi sistem indera
pada manusia serta fungsi dari sistem indera.
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
11.1. Teori Umum
Sistem indera pada manusia dibagi menjadi:
1. Indera penglihatan (Mata).
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak
didalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak (Arrington, 1972).
Mekanisme kerja penglihatan yaitu mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang
dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda,
maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai
berikut: (Moriwaki, 1994).
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap oleh mata,menembus kornea dan diteruskan
melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat dibintik kuning.
d. Pada bintik kuning,cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang,kemudian disampaikan ke
otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehingga kita bisa
mengetahui apa yang kita lihat.

2. Indera pendengaran (Telinga)


Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara.
Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frukuensi antara 20-20.000 Hz. Selain
sebagai alat pendengaran,telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia
(Pearce, 2009).

Mekanisme kerja pendengaran,suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga,
kemudian sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran
ini diteruskan oleh tiga tulang dan diteruskan kerumah siput. Didalam rumah siput,cairan
limfe akan bergetar sehingga merangsang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan
implus saraf yang ditunjukan ke otak (Pearce, 2009).

3. Indera Pengecap (Lidah)


Lidah adalah indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki
otot yang tebal,permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita
dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan.
Reseptor itu adalah Papilla pengecap atau kuncup, pengecap kuncup merupakan kumpulan
ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki
tonjolan-tonjolan pada permuakaan lidah. Didalam Papilla terdapat banyak kuncup-kuncup
pengecap yaitu suatu bagian berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel
pengecap yang berfungsi sebagai reseptor (Pearce, 2009).

4. Indera Peraba (Kulit)


Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf sebagai reseptor
peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan,tekanan
panas ,dingin dan nyeri atau sakit.

Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit.
Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendetaksi
rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (Berpapilla). Sel perata juga terdapat
pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul dipermukaan kulit tersentuh oleh
suatu benda sel-sel saraf akan terangsang (Sulaksono, 1987).

5. Indera Penciuman / Pembau (Hidung)


Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang
berupa gas. Didalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan
sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (Silia Olpaktori)
diujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atau rongga hidung. Pada daerah
sensitif ini terdapat 2 jenis sel yaitu sel penyokong berupa epitel-epitel, dan sel-sel pembau
sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf (Hau, 2003).

Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan
mula-mula berjalan cepat alam 2-3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat.
Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membau sesuatu walau kadarnya diudara
sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena
mempunyai reseptor pembau lebih banyak (Hau, 2003).
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang
menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau.
Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang
terlalu banyak.
11.2. Uraian Probandus
Manusia (www.Pitecantropus.com)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chardata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Genus : Phytecantropus
Species : Phytecantropus erectus

11.3. Uraian Bahan


1. Aquades (Fi Edisi lll, 1979 :hal 96).
Nama resmi : Aqua destilata.
Nama lain : Air suling, Aquades.
RM / BM : H2O / 18,02.
Kelarutan : Larut dalam etanol aliser.
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
2. Kopi
Kingdom : Plantae.
Sub Kingdom : Tracheobionta.
Super Divsi : Spermatophyta.
Divisi : Magnoliophyta.
Class : Magnoliopsida.
Sub class : Asteridae.
Ordo : Rubiales.
Family : Rubiaceae.
Genus : Coffea.
Species : Coffea robusta.

3. Asam Jawa
Kingdom : Plantae.
Sub Kingdom : Tracheabionta.
Super Divisi : Magnoliophyta.
Divisi : Spermotophyta.
Class : Magnoliopsida.
Sub Class : Rosidae.
Ordo : Generaniales.
Genus : Sarchoteca.
Species : Sarchoteca diversifolia.
4. Gula (Fi Edisi lll, 1979: hal 725)
Nama resmi : Sakrosa.
Nama lain :Gula.
RM / BM : C12H22O11 / 342,20.
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau massa hablur atau serbuk warna putih;
tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian etanol (95%) P.

5. Garam (Fi Edisi lll, 1979: hal 403)


Nama resmi : Natrii Chloridum.
Nama lain : Natrium klorida, garam dapur.
RM / BM : Na-Cl /_
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam kurang lebih 10 bagian
gliserol p: Sukar larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sumber ion klorida dan ion natrium.

BAB lll
METODE KERJA
111.1. Alat dan Bahan.
111.1.1 Alat yang digunakan.
a. Martil reflex.
b. Handphone.
111.1.2 Bahan yang digunakan.
a. Aquadest.
b. Kopi.
c. Asam jawa.
d. Gula.
e. Garam.
111.2. Prosedur Kerja
1. Gerak refleks.
a. Refleks Lutut.
1. Probandus duduk bertumpang kaki (kaki kanan diatas) dan mengalihkan perhatiannya
kesekelililng.
2. Penguji memukul hingga mentum Patella kaki kanan probandus (kaki yang tertumpuk diatas)
dengan martil refleks.
3. Diamati gerak refleks yang terjadi, catat hasilnya.

b. Refleks Tumit.
1. Probandus berdiri dengan kaki kiri dibengkokkan dan diletakkan pada kursi. Probandus
mengalihkan perhatiannya kesekelililng.
2. Penguji memukul tendu Achilles kaki kiri probandus (yang dibengkokkan) dengan martil
refleks.
3. Diamati dan catat gerak refleks yang terjadi.
c. Refleks Bisep.
1. Lengan kanan probandus diluruskan secara pasif dan diletakkan diatas meja. Probandus
mengalihkan perhatiannya.
2. Penguji memukul tendom bisep braki lengan tersebut dengan martil refleks.
3. Diamati dan catat gerak refleks yang terjadi.
d. Refleks Thisep
1. Lengan kiri probandus dibengkokkan secara pasif,alihkan perhatian probandus
kesekelililngnya.
2. Penguji memukul tendom trisep braki dengan lengan tersebut dengan martil refleks.
e. Indera Pengecap.
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditutup mata probandus.
3. Diambil semua bahan yang telah diletakkan di cawan porselin.
4. Dilakukan proses mengecap oleh probandus dengan bahan yang telah disiapkan mulai dari
gula,garam,asam jawa,dan kopi, kemudian dicatat hasil yang didapat.
f. Indera Penglihatan.
1. Probandus menutup mata dalam beberapa detik kemudian membuka matanya dan
mengarahkan penglihatannya ketitik yang jauh.
2. Penguji mengarahkan cahaya sekitar mata probandus dan dilihat apa ada pergerakan refleks
dari mata probandus.
g. Indera Peraba.
1. Probandus mentup mata dengan masker,setelah itu probandus diberi rangsangan pada
kulitnya dengan cara dicubit tangan dari probandus.
2. Penguji mengamati dan mencatat gerak dari siprobandus apakah dia merasakan sakit atau
tidak.
h. Indera Pendengaran.
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Probandus menutup mata dengan menggunakan masker.
3. Penguji mendekatkan suara musik ketelinga probandus kemudian penguji menanyai
probandus, suara apakah yang didengarkan itu, jika probandus menjawab benar berarti
probandus tersebut tergolong normal pendengarannya.
4. Dicatat hasi pengamatan.
i. Indera Penciuman / Pembau
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditutup mata probandus dengan menggunakan masker.
3. Penguji menyemprotkan parfum disekitar probandus.
4. Ditanya probandus apakah bau tersebut, jika probandus menjawab benar berarti probandus
tergolong normal. Kemudian dicatat hasil pengamatan.
BAB 1V
HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan.
a. Gerak Refleks.

No Probandus Trisep Bisep Lutut Tumit


1. SAENUDDIN +++ +++ + +++
2. SITI FARIZA +++ +++ + +++
3. ANUGRAH +++ - + +++
4. RAHMAN +++ +++ + +++
Ket = [+ + +] = (Sangat Baik) [ +] = (Kurang
Baik) [ + + ] = (Baik) [-]=
(Tidak Baik)
b. Indera Penglihatan (Mata)

No Probandus + -
1. RISWANTA +
Ket= [ + ] = (Ada Respon)
[ - ] = (Tidak Ada Respon)
c. Indera Peraba (Kulit)

No Probandus Respon
1. HANDIKA +++

d. Indera Pengecap (Lidah)

Ujung Pangkal Tepi Tepi


No Probandus Sampel
Lidah Lidah Lidah Lidah atas
1. MARHAN Gula pasir (+++) - - -
Garam - - - (+++)
Asam jawa - - (+++) -
Kopi - (+++) - -
Ket = [ + + + ] = ( Sangat Baik) [ + ] = (Kurang Baik)
[ + + ] = (Baik) [ - ] = (Tidak Baik)
e. Indera Pendengar (Telinga)

No Probandus + -
1. MUH.FARID +
Ket= [ + ] = (Ada Respon)
[ - ] = (Tidak Ada Respon)
BAB V
PEMBAHASAN
Tubuh manusia mempunyai panca indera yaitu mata,telinga,kulit,lidah, dan hidung.
Dengan demikian Indera tersebut, maka manusia mampu mengenal lingkungannya dan
memberikan respon terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan tersebut.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 5 macam indera yaitu dimulai dari,
indera peraba (kulit), Indera penglihatan (Mata), Indera penciuman / pembau (Hidung),
Indera pendengaran (Telinga), dan indera perasa (Lidah).
Pada pengujian indera peraba dilakukan percobaan mengenai gerak refleks yang
terjadi pada probandus yang pertama yaitu Saenuddin dan diperoleh hasil ( + + + Sangat
baik), pada keadaan trisep,pada keadaan bisep diperolah hasil ( + Kurang baik ), dan pada
tumit diperoleh hasil ( + + + sangat baik ), pada probandus kedua bernama Siti fariza, dan
diperoleh hasil yang sama dengan probandus pertama,lalu pada probandus ketiga bernama
Anugrah diperoleh hasil, pada refleks trisep ( + + + Sangat baik ), pada refleks bisep ( - Tidak
baik ),dan pada refleks lutut yaitu ( + + + Sangat baik ). Sedangkan pada probandus keempat
diperoleh hasil yang sama dengan probandus pertama dan kedua.
Pada pengujian indera penglihatan dilakukan refleks mengedip yang melibatkan
bantuan cahaya kamera handphone dan probandusnya yaitu Riswanta dan diperoleh hasil
positif dengan respon ( + Ada respon ).
Pada pengujian indera pengecap dilakukan pengujian dengan cara menggunakan
bahan-bahan,seperti kopi,gula,garam,dan asam jawa. Yang melibatkan 1 probandus atas
nama Marhan. Pada bahan gula pasir, pada ujung lidah probandus sangat baik mengecap rasa.
Pada pengujian rasa asin, diperoleh hasil ( + + + Sangat baik ), lalu pada pengujian rasa asam
diperoleh hasil ( + + + Sangat baik ), kemudian yang terakhir pada pengujian rasa pahit
diperoleh hasil ( + + + Sangat baik ).
Pada indera pendengaran probandus yang digunakan hanya 1 orang yaitu Muh.Farid
dan diperoleh hasil,bahwa indera pendengaran pada probandus adalah normal yaitu ( + Ada
respon ). Pada indera peraba lainnya,probandus yang digunakan 1 orang dan diperoleh hasil
adalah normal yaitu ( + + + Sangat baik ).
Adapun hasil yang diperoleh dari literature yaitu cara kerja serta hasil pengujian yang
dilakukan telah sesuai dengan apa yang ada pada literature misalnya pada pengujian indera
peraba (Kulit) yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan,tekanan panas,dingin, nyeri
dan rasa sakit. Pada pengujian indera penglihatan (Mata),pada literature dikatakan bahwa
hasil penglihatan bagian mata kiri dan kanan berbeda dan memiliki rata-rata penglihatan yang
berbeda pula. Dan pada pengujian indera pengecap memiliki bagian-bagian yang telah
difungsikan untuk mendeteksi rasa manis,pangkal lidah dapat mendeteksi rasa pahit, dan tepi
lidah bagian depan mendeteksi rasa asin sedangkan bagian tepi dalam mendeteksi rasa asam.
Dan adapun faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya kesalahan dalam percobaan
yang dilakukan adalah metode kerja pengujian yang tidak sesuai dan adanya kerusakan fungsi
dari organ indera yang diujikan.
BAB V1
PENUTUP
V1.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki system indera
berupa indera penglihatan (Mata), Penciuman (Hidung), Pengecap (Lidah), Pendengaran
(Telinga), dan peraba (Kulit) yang masing-masing terdiri dari organ tertentu dan mekanisme
kerja tertentu.

V1.2. Saran
Sebaiknya para peraktikan harus lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum agar
tidak terjadi kecelakaan pada saat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Arrington,L, 1972. Anatomi dan Fisiologi manusia. Malang
Dalimartha,Setiawan, 2003. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 3. Jakarta.
DEPKES RI., 1979. Farmakope Indonesia Edisi lll : Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Hau, 2003. Anatomi dan Fisiologi manusia: Jakarta.
Moriwaki,k, 1994. Anatomi dan Fisiologi manusia: Jakarta: EGC.
Pearce,Evelyn, 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis: Jakarta: EGC.
Setiadi, 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk manusia: Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulaksono, 1987. Anatomi dan Fisiologi untuk keperawatan: Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai