Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dalam perekonomiannya Indonesia
mulai mengalami kemajuan dan perubahan-perubahan menuju kearah negara yang
maju. Indonesia yang kita tau mempunyai banyak penduduk dan tidak mudah untuk
menghadapi dan mengatasi persoalan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Berbagai bentuk
usaha dan upaya sangat diperlukan untuk mengatasinya dan diantaranya adalah dengan
Koperasi.
Koperasi pada dasarnya adalah pembentukan badan usaha yang bertujuan untuk
menggalang kerja sama di antara orang-orang yang mempunyai keterbatasan ekonomi guna
mencapai tujuan bersama. Pembentukan badan usaha koperasi tersebut dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi para anggota, baik yang bersifat individual
maupun kelompok. Namun dalam perkembangannya, koperasi yang salah satu lembaga
ekonomi harus siap mencari untung dan bukannya sekedar mengejar sisa hasil usaha setia
berperan dalam perekonomian nasional.
Perekonomian nasional mempunyai tujuan utamanya yaitu pemerataan dan
pertumbuhan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab, tanpa perekonomian nasional
yang kuat dan memihak rakyat maka mustahil cita-cita tersebut akan tercapai. Kuncinya
harus ada strategi ekonomi makro-mikro yang ramah pada pasar tetapi juga ada keberpihakan
pada sektor ekonomi rakyat. Ekonomi makro-mikro tidak bisa dipisahkan dan dianggap
berdiri sendiri, sebaliknya keduanya harus seimbang dan saling meneguhkan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana koperasi dan tujuan ekonomi?
2. Bagaimana sistem ekonomi koperasi?
3. Bagaimana koperasi dalam ekonomi makro?
4. Bagaimana koperasi operasi sebagai soko guru perekonomian?
5. Bagaimana koperasi dalam trilogi pembangunan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui koperasi dan tujuan ekonomi.


2. Untuk mengetahui sistem ekonomi koperasi.
1
3. Untuk mengetahui koperasi dalam ekonomi makro.
4. Untuk mengetahui koperasi sebagai soko guru perekonomian.
5. Untuk mengetahui koperasi dalam trilogi pembangunan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KOPERASI DAN TUJUAN EKONOMI

Koperasi adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum dan berlandaskan asas
kekeluargaan dan juga asas demokrasi ekonomi serta terdiri dari beberapa anggota
didalamnya. Koperasi merupakan salah satu kegiatan organisasi ekonomi yang bekerja dalam
bidang gerakan potensi sumber daya yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan
anggotanya. Sumber daya ekonomi yang ada dalam koperasi terbatas sehingga lebih
mengutamakan kesejahteraan dan kemajuan anggotanya terlebih dahulu. Agar suatu koperasi

2
bisa berjalan lancar, koperasi harus bisa bekerja secara efisien dan mengikuti adanya prinsip
dan kaidah ekonomi yang ada.
Sistem kerjasama yang ada dalam koperasi berdasarkan pada sebuah rasa persamaan
suatu derajat, tidak membeda- bedakan antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya. Kerja koperasi juga didasari atas adanya rasa kesadaran yang dimiliki oleh seluruh
anggotanya. Koperasi dijadikan sebagai salah satu wadah sosial dan juga wadah demokrasi
ekonomi. Sistem kerja yang terjadi didalam sebuah koperasi disesuaikan dengan kemauan
anggotanya yang dihasilkan melalui proses mufakat yang telah disetujui oleh seluruh anggota
koperasi.
Koperasi tetap memiliki tujuan dimana tujuan tersebut dititik beratkan pada
kepentingan para anggota dan bukan menimbun kekayaan sendiri. Berikut ini adalah tujuan
koperasi, bukan hanya untuk anggota melainkan juga untuk para konsumennya atau
pelanggan.
1. Bagi Koperasi Produsen
Keinginan untuk menawarkan barang dengan harga yang cukup tinggi. Contohnya
Koperasi Perajin Tahu dan Tempe (Jakarta Selatan), koperasi ini beranggotakan UMKM
yang menekan biaya produksi serendah-rendahnya, dan menjual produk dengan harga
yang lebih tinggi, sehingga menghasilkan keuntungan untuk mensejahterakan
anggotanya.
2. Bagi Koperasi Konsumen
Keinginan untuk memperoleh barang baik dengan harga yang lebih rendah. Koperasi
konsumen dikatakan sebagai perantara antara produsen dan konsumen, karena koperasi
ini memperoleh barang atau jasa dengan harga yang lebih murah dan mudah didapat yang
menghasilkan keuntungan untuk mensejahterakan anggotanya.
3. Bagi Usaha Kecil
Keinginan untuk mendapatkan modal usaha yang ringan dan mengadakan usaha bersama.
Contohnya Koperasi Simpan Pinjam.
Dari tiga tujuan jenis koperasi diatas, dalam poin tiga (3) dijelaskan bahwa, tujuan
dari koperasi tidak hanya mensejahterakan anggotanya saja, tetapi juga membantu usaha kecil
dalam hal peminjaman modal usaha ataupun bergabung untuk mengadakan usaha bersama.
Jadi, koperasi memiliki fungsi yang sama sesuai dengan tujuan perekonomian Indonesia,
salah satunya pertumbuhan ekonomi. Contohnya dalam jenis koperasi simpan pinjam,
koperasi dapat meminjamkan modal kepada konsumen untuk modal usahanya, sehingga akan
terjadi pertumbuhan di sektor produksi.

2.2 SISTEM EKONOMI KOPERASI


3
Ekonomi Koperasi terdiri dari dua kata yaitu “ekonomi” dan “koperasi”. Kata
“ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau rumah dan
“nomos” yang berarti aturan. Jadi secara ekonomi dapat diartikan sebagai “aturan rumah
tangga”, Sehingga ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia
dalam memilih dan menciptakan kemakmuran.
Sedangkan koperasi adalah sebuah badan usaha bersama yang dibangun dengan
modal bersama semua anggotanya. Semua modal yang dimiliki oleh badan koperasi berasal
dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan penyisihan sisa hasil usaha dari semua
anggotanya, namun ada juga bantuan modal dari pihak luar, seperti pemerintah ataupun
swasta. Koperasi merupakan suatu organisasi yang bersifat terbuka dan sukarela. Tujuan
koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan untuk mencapai tujuan tersebut
anggota koperasi mempunyai kewajiban, yakni membayar iuran simpanan pokok dan
simpanan wajib.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Ekonomi Koperasi adalah suatu organisasi bersama yang
berasaskan kekeluargaan yang bertujuan untuk mencari profit atau keuntungan baik untuk
anggota itu sendiri dan juga untuk masyarakat umum yang ada disekitarnya. Dalam
perkembangannya koperasi dianggap sebagai suatu sistem, seperti yang dikatakan Paul
Hubbert Casselman, yang menyatakan bahwa koperasi adalah suatu sistem dengan unsur
sosial. Adapun ciri-ciri yang membedakan sistem ekonomi koperasi dengan sistem
perekonomian pada umumnya:
1. Sistem Permodalan Gotong Royong
Maksudnya adalah setiap anggota koperasi di berikan suatu kewajiban untuk membayar
simpanan wajib dan simpanan pokok yang sudah di tentukan bersama
2. Sistem Pengelolaan dan Operasional dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan
pada Anggota
Artinya kepemilikan koperasi adalah milik semua anggota, bukan hanya milik anggota
tertentu saja, sehingga memiliki kesetaraan dalam kedudukan pengelolaan dalam
pengelolaan kegiatan operasional koperasi.
3. Diperuntukkan dan Diprioritaskan Untuk Kepentingan Anggotanya
Maksudnya adalah dalam rangka untuk memenuhi kepentingan anggotanya
Sistem ekonomi koperasi dengan tujuan-tujuan koperasi yang dijelaskan UU No.25
tahun 1992, saling berkaitan dengan tujuan perekonomian Indonesia, seperti meningkatkan
stabilitas perekonomian, pertumbuhan sektor industri, dan pemerataan pendapatan dan
kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.

2.3 KOPERASI DALAM EKONOMI MAKRO

4
Kebijakan ekonomi makro mendorong agresivitas para pelaku usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) serta koperasi dalam mengembangkan usahanya. Kebijakan ekonomi
makro telah mendorong para pelaku UMKM dan koperasi. Ada 4 kontribusi-kontribusi dalam
beberapa bidang :

a. Politik
Kontribusi – kontribusi yang potensial terhadap pembangunan politik, sejumlah harapan
dari dampak belajar para anggota koperasi, yang berpartisipasi secara aktif dalam
lembaga-lembaga koperasi yang diorganisasi secara demokratis.
b. Sosial
Kontribusi – kontribusi yang potensial terhadap pembangunan sosial budaya. Wadah ini
sebagai perkumpulan yang bersifat sukarela dalam proses pembangunan dari bawah
diharapkan akan bertitik tolak dari struktur sosial yang ada, dan akan merangsang inovasi
– inovasi tertentu yang dapat mengubah masyarakat tradisional tanpa merusaknya.
c. Ekonomi Sosial
Jika koperasi berhasil meningkatkan pelayanannya secara efisiensi bagi para anggotanya
yang secara sosial ekonomis lemah dan miskin, maka ia telah memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap proses integrasi ekonomi dan sosial.
d. Pendidikan
Koperasi juga berperan di bidang pendidikan karena didalam koperasi ini terdapat ilmu-
ilmu atau nilai-nilai yang seharusnya diajarkan sejak dini kepada anak-anak usia sekolah.
Dengan demikian, siswa dapat menerapkan ilmu, seperti bagaimana bekerjasama dengan
orang lain dalam organisasi yang nantinya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
e. Ekonomi
Kontribusi – kontribusi yang potensial terhadap pembangunan ekonomi:
 Perubahan secara bertahap perilaku para petani dan pengusaha kecil dan menengah
yang semula berpikir tradisional menjadi termotivasi dan akan memperoleh
kesempatan untuk memanfaatkan sumber dayanya sendiri.
 Diversivikasi struktur produksi, perluasan usaha pengadaan bahan makanan dari
bahan mentah.
 Peningkatan pendapatan dan perbaikan situasi ekonomi para petani, pengrajin, dan
pekerja lepas dapat mengurangi kemiskinan di pedesaan.
 Peningkatan kegiatan pembentukan modal dan perbaikan “modal manusia” melalui
pendidikan latihan manajer, karyawan, dan anggota.
 Transformasi secara bertahap para petani yang orintasinya pada pemenuhan
kebutuhan dasar ke dalam suatu system ekonomi yang semakin berkembang, melalui
pembagian kerja dan spesialisasi yang semakin meningkat.

5
 Pengembangan pasar, perbaikan stuktur pasar, perilaku pasar dan prestasi pasar, dan
persaingan semakin efektif akan memperbaiki koordinasi yang saling membantu dari
berbagai rencana ekonomi konsumen dan produsen berbagai barang dan jasa.

2.4 KOPERASI SEBAGAI SOKOGURU PEREKONOMIAN

. Koperasi memiliki tujuan ekonomi yang saling berkaitan dengan tujuan


perekonomian bangsa Indonesia dan juga memberikan manfaat atau kontribusi bagi
Indonesia, terutama dalam membantu terwujudnya kebijakan ekonomi makro, maka koperasi
dianggap sebagai sokoguru perekonomian Indonesia. Koperasi sebagai sokoguru
perekonomian Indonesia, memiliki arti bahwa koperasi sebagai pilar atau penyangga utama
atau tulang punggung perekonomian Indonesia. UUD 1945 pasal 33 memandang koperasi
sebagai sokoguru perekonomian nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4
UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33
UUD 1945 tersebut, koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:

1. Koperasi mendidik sikap self-helping.


2. Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat harus lebih
diutamakan daripada kepentingan diri atau golongan sendiri.
3. Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4. Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.

Koperasi merupakan salah satu usaha pemerintah untuk melaksanakan pembangunan


nasional di Indonesia. Dalam pembangunan nasional ini koperasi termasuk didalamnya yang
mengandung asas-asas pembangunan nasional. Ada 9 asas pembangunan nasional yang harus
diperhatikan dalam setiap pelaksanaan pembangunan (GBHN, 1988) yaitu:

1. Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahwa segala
usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang
menjadi landasan spiritual, moral dan etika dalam rangka pembangunan nasional sebagai
pengamalan pancasila.
2. Asas Manfaat, bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat
dan pengembangan pribadi warga negara serta mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur
budaya bangsa dan pelestarian fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang
berkesinambungan dan berkelanjutan.

6
3. Asas Demokrasi Pancasila, bahwa upaya mencapai tujuan pembangunan nasional yang
meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dilakukan dengan
semangat kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong-royong, persatuan dan
kesatuan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Asas Adil dan Merata, bahwa pembangunan nasional yang diselenggarakan sebagai
usaha bersama harus merata di semua lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah tanah
air.
5. Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan, bahwa
dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara berbagai kepentingan, yaitu
keseimbangan, keserasian, keselarasan antara kepentingan dunia dan akhirat, jiwa dan
raga, individu, masyarakat dana negara, dan lain-lain.
6. Asas Kesadaran Hukum, bahwa dalam pembangunan nasional setiap warga negara dan
penyelenggara negara harus taat pada hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran,
serta negara diwajibkan untuk menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
7. Asas Kemandirian, bahwa dalam pembangunan nasional harus berlandaskan pada
kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepada kepribadian
bangsa.
8. Asas Kejuangan, bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional,
penyelenggaraan negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat
pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi/golongan.
9. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam pembangunan nasional dapat
memberikan kesejahteraan lahir batin yang setinggi-tingginya, penyelenggaraannya perlu
menerapkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan tekonologi secara seksama dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

2.5 KOPERASI DALAM TRILOGI PEMBANGUNAN

Cita – cita di bidang ekonomi pada hakekatnya juga tercermin dalam Trilogi
Pembangunan yang pada gilirannya dapat mewujudkan cita – cita masyarakat adil dan
makmur, sejahtera, dan bahagia berdasarkan Pancasila. Trilogi Pembangunan yaitu
menciptakan pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi, dan stabilitas nasional dan dinamis adalah sangat strategis dan juga harus
dijadikan sebagai misi yang melekat pada masing – masing pelaku ekonomi, baik negara,
swasta maupun koperasi di dalam sistem ekonomi nasional yang kita bangun.
Selanjutnya, rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi
diantara BUMN, koperasi, dan perusahaan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan
7
kedudukan yang setara. BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing
– masing dengan memanfaatkan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Keunggulan
komparatif yang dimaksud disini ialah bahwa masing – masing pelaku ekonomi mempunyai

suatu kelebihan di satu bidang jika dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya yang dilihat
dari cita – cita organisasi masing – masing pelaku ekonomi.
1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilitator dan perintis
perekonomian nasional.
2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang pertumbungan
ekonomi nasional.
3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan hasil –
hasilnya.
Secara singkat, keunggulan komparatif ketiga pelaku ekonomi ini dapat digambarkan
oleh gambar di bawah ini.

Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa keunggulan pelaku ekonomi BUMN
lebih terfokus dalam bidang stabilitas, sedangkan Swasta lebih diarahkan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi. Koperasi ditinjau dari aspek prinsip – prinsip organisasinya, lebih
menitikberatkan pada asas pemerataan. Akan tetapi, seiring dengan perubahan ruang,
waktu, dan nilai, dalam perjalanannya, koperasi juga berperan dalam pencapaian
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional.
Dari pembahasan ini diketahui bahwa, koperasi memiliki sangat banyak manfaat dan
peran dalam mewujudkan cita –cita perekonomian bangsa Indonesia, sesuai dengan nilai
– nilai bangsa Indonesia.

8
9
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang dibidang sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan
ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Salah satu peranan dan
dampak koperasi dalam pembangunan ekonomi dan sosial yaitu membantu terciptanya suatu
tatanan sosial yang bersifat demokratis serta melindungi hak dan kewajiban semua orang dan
membantu meningkatkan penghasilan dan kemakmuran khususnya anggota dan masyarakat
pada umumnya.

3.2 Saran
Pemerintah harus memperhatikan koperasi di Indonesia sehingga dapat membantu
terciptanya suatu tatanan ekonomi sosial yang bersifat demokratis, berjalan sesuai tujuan
yang diharapkan bersama serta melindungi hak dan kewajiban semua orang dan membantu
meningkatkan penghasilan dan kemakmuran khususnya anggota dan masyarakat pada
umumnya. Dalam pembangunan sosial dan ekonomi, koperasi secara perlahan dapat
mensejahterakan dan memakmurkan masyarakat Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Sitio, Tamba Halomoan. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.
Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia, Yogyakarta: BPFE-UGM.

KOPERASI & UMKM

11
“KOPERASI DAN TUJUAN EKONOMI, SISTEM EKONOMI
KOPERASI, KOPERASI DALAM EKONOMI MAKRO, KOPERASIS
EBAGAI SOKO GURU PEREKONOMIAN INDONESIA, KOPERASI
DALAM TRILOGI PEMBANGUNAN”

Kelompok 3

Mandur B. Morin 1306305089


Luh Nopia Yudiastuti 1406305029
Anak Agung Ayu Mas Bhuwaneswari 1406305034
I Putu Bayu Suyadnya Pratama 1406305035

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017

12

Anda mungkin juga menyukai