Anda di halaman 1dari 18

OPTIMASI FORMULASI SNACK BAR RENDAH KALORI

DAN KAYA SERAT BERBASIS TEPUNG SORGUM PUTIH


(Sorghum bicolor L. Moech), TEPUNG TEMPE DAN BEKATUL
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR

ARTIKEL
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Sidang Sarjana
Di Program Studi Teknologi Pangan

Oleh :

Dewanti Kusumawardhani
143020467

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

OPTIMASI FORMULASI SNACK BAR RENDAH KALORI


DAN KAYA SERAT BERBASIS TEPUNG SORGUM PUTIH
(Sorghum bicolor L. Moech), TEPUNG TEMPE DAN BEKATUL
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR

Dewanti Kusumawardhani *),


Ir. Sumartini, MP **), dan Dr. Ir. Willy Pranata W. M.Si. ***)
*)
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung
**)
Dosen Pembimbing Utama, ***)Dosen Pembimbing Pendamping

Snack bar low calories and rich dietary fiber is one kind of snack bar-shaped
contains so many dietary fiber and low calories. Which can be used as a snack or as
a functional food. This snack bar also can be usefull for digestive track and contains
dietary fiber. The benefit of this research was to provide formulation reference for
making snack bar with the basic ingredients of sorghum flour, soybean flour and
bran as snack that contain low calories and rich in dietary fiber. Provide appropriate
information and preferred formulations panelists to make a snack bar with basic
ingredients sorghum flour, soybean flour and bran. And produces snack bar low in
calories and rich in fiber with affordable price for Indonesian's civil.
Research carried out two stages: preliminary research and primary research.
The first stage was preliminary research consisting of raw materials analysis and
then determine the temperature and time, besides that tested the A's response to the
color, smell, taste and appearance results will be used in the main study. Based on
preliminary research results, temperature and time produce the most preferred snack
bar panelists are temperatures of 150oC for 30 minutes at a time.
Selected samples were IV formulation with a lot of raw materials was 25gram
sorghum, soybean bran as much as 20 grams and 20 grams. Prices were produced
from the resulting linier program is Rp 3822 / 100gram protein content of 12.86%,
65.60% carbohydrate content, crude fiber content of 8.24%, 26.55% levels of dietary
fiber, antioxidant activity was 540ppm, tannin content of 0.1836% and 99.41 Kcal
total calory.

Keywords: Snack bar low in calories and rich in fiber, linier regression, sorghum
flour, Tempeh and rice bran.

PENDAHULUAN obesitas yang merupakan salah satu


faktor terjadinya dislipidemia (Saputra
Snacking dapat didefinisikan & Budiman, 2010). Data dari National
sebagai asupan makanan tambahan Health and Nutrition Examination
yang dikonsumsi dalam keadaan tidak Survey dalam penelitian Liu, (2012),
lapar. Kebiasaan snacking yang menemukan bahwa prevalensi
diterapkan dalam jangka waktu lama snacking meningkat dari 71% menjadi
akan menjadi salah satu penyebab
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

97% antara tahun 2003 dan 2006 di 100 ml cairan. Klaim high vitamin dan
Amerika Serikat. mineral adalah sebanyak 15% dari
Perkembangan snack di NRV per 100 g dapat diklaim sebagai
Indonesia sangat pesat bahkan source vitamin (Rufaizah, 2010).
diperkirakan bahwa pertumbuhan Pemanfaatan sorgum di
penjualan snack meningkat 20% dari Indonesia masih kurang populer dan
2008 hingga 2013 (Hariyadi, 2011). belum optimal. Selama ini sorgum
Menurut Ginting, (2012), pesatnya hanya dijadikan sebagai pakan ternak,
perkembangan snack di Indonesia padahal sorgum sangat cocok untuk
terjadi karena snacking (“ngemil”) dijadikan sebagai komoditas
merupakan salah satu bagian dari agroindustri karena ketahanannya yang
budaya kehidupan di Indonesia. Hal ini tinggi pada kondisi kering, daya
terlihat pada menjamu tamu yaitu tuan adaptasi terhadap lahan tinggi, serta
rumah akan menyajikan makanan biaya produksi yang rendah
ringan/snacks food untuk tamu sebagai (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
bentuk penghormatan. Begitu pula dan Hortikultura, 1996). Sorghum
dalam acara formal seperti rapat, mulai spp merupakan salah satu tanaman
rapat kantor bahkan sampai rapat yang dapat digunakan sebagai sumber
pemerintah sering juga disajikan hijauan bagi ternak ruminansia, bijinya
snacks food untuk peserta rapat dapat digunakan untuk bahan pangan
(Ginting, 2012). maupun pakan dan batangnya dapat
Snack bar adalah makanan diproses untuk bioenergy
kecil lezat untuk diet jantung sehat (Agribisnisinfo, 2015).
yang dibuat dari kacang-kacangan, dan Pemanfaatan tempe secara
buah-buahan kering. Snack bar optimal dan agar tempe semakin
mengandung antioksidan, kalsium dan digemai oleh masyarakat adalah
protein. Kebanyakan dari snack bar dengan diversifikasi produk tempe
tidak mengandung glutein (Pradipta, yang memiliki variasi pada warna,
2011). Snack bar merupakan makanan bentuk, aroma dan rasa. Diversifikasi
padat berbahan dasar tepung dengan tempe dalam bentuk tepung tempe
tambahan ingredient lain melalui menjadikan tempe lebih fleksibel
proses baking. Snack bar dapat dalam penggunaannya dan lebih lama
dikembangkan sebagai Emergency masa simpannya (Murni, 2015).
Food Product dengan memenuhi Bekatul secara teknis
persyarakan kritis (Darniadi, 2012). merupakan produk sampingan dari
Snack berupa energi bar sudah proses penggilingan padi. Menurut
banyak dijual di pasar swalayan dan (Astawan, 2009), bekatul dihasilkan
pasar tradisional merupakan jenis setelah melalui beberapa proses. Bila
snack sehat yang banyak mengandung gabah dihilangkan bagian sekamnya
energi, protein dan serat. Klaim tinggi melalui proses penggilingan
serat, hanya boleh digunakan untuk (pengupasan kulit), akan diperoleh
produk yang paling tidak mengandung beras pecah kulit (brown rice). Beras
serat 5 gram per 100 gram (padat) atau pecah kulit terdiri atas bran (dedak dan
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

bekatul), endosperm, dan embrio bahan dasar produk pangan


(lembaga). Endosperma terdiri atas memungkinkan untuk dihasilkannya
kulit ari (lapisan aleuron) dan bagian suatu makanan ringan berupa snack
berpati. Selanjutnya, bagian bar yang rendah kalori dan kaya serat.
endosperma tersebut akan mengalami Berdasarkan uraian di atas penulis
proses penyosohan, menghasilkan tertarik mengembangkan produk
beras sosoh, dedak, dan bekatul. dengan memanfaatkan tepung sorgum,
Proses penyosohan merupakan proses tepung tempe dan bekatul pada snack
penghilangan dedak dan bekatul dari bar rendah kalori dan kaya serat
bagian endosperma beras. Secara sebagai makanan ringan dengan
keseluruhan proses penggilingan padi karakteristik paling disukai. Terdapat
menjadi beras akan menghasilkan lima formula yang dihasilkan, dengan
16,28 persen sekam, 6-11 persen jumlah adonan yang berbeda,
dedak, 2-4 persen bekatul, dan sekitar kemudian dipilih formula yang paling
60 persen endosperma. banyak disukai oleh panelis.
Penggabungan tepung sorgum,
tepung tempe dan bekatul sebagai METODOLOGI
Bahan yang digunakan dalam 96% dan aquadest dan seperangkat
pembuatan snack bar ini, yaitu tepung bahan analisis kalori.
sorgum putih yang diperoleh dari Bahan yang digunakan untuk
Ganesha Farmhouse Bandung, tempe penelitian produk terpilih adalah
yang diperoleh dari hasil tempe yang seperangkat bahan yang digunakan
disangrai kemudian ditumbuk, bekatul untuk analisis lemak dengan metode
yang diperoleh dari Setiabudhi Soxhlet: aquadest, larutan n-heksana,
Supermarket, kacang tanah yang serta hulls, dan seperangkat bahan
disangrai, susu UHT rendah lemak, yang digunakan untuk analisa
kismis, madu, dan margarin. Bahan antioksidan dengan metode dpph.
yang digunakan untuk analisis yaitu Alat-alat yang digunakan
seperangkat bahan yang digunakan dalam proses pembuatan snack bar
untuk penelitian utama yaitu analisis sorgum antara lain adalah pengaduk,
protein dengan metode Kjeldahl : gelas ukur, loyang aluminium, oven,
tablet katalis, batu didih, H2SO4 pekat, pisau stainless steel, blender,
H2O2 30%, H3BO4, indikator methyl pengaduk, wadah alumunium, panci,
red, dan HCl 0,2 N, seperangkat bahan kompor gas, dan wadah plastik. Alat
analisis karbohidrat dengan metode untuk analisis yang digunakan adalah
Luff Schoorls: larutan KI 20%, asam neraca analitik, gelas kimia, gelas
sulfat 25%, Na tiosulfat 0,1 ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, labu
N, indikator amilum 1%, larutan HCl takar, labu didih, batu didih, eksikator,
3%, dan natrium hidroksida 30%, gelas piala 100ml, pipet tetes hot
analisis serat kasar dengan plate, cawan, desikator, cawan
menggunakan metode Gravimetri : porselen, tanur, segitiga porselen,
H2SO4 1.25%, NaOH 3.25%, etanol kawat kasa, kaki tiga, Bunsen, labu
Kjeldahl, alat destilasi, pipet tetes, labu
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

takar, batang pengaduk, erlenmeyer, Penelitian utama merupakan


buret, pipet volumetric, refraktometer kelanjutan dari penelitian
dan pH meter. pendahuluan. Penelitian utama
Penelitian pendahuluan yaitu untuk mengetahui kadar
dilakukan untuk menentukan protein, kadar karbohidrat, kadar
perlakuan-perlakuan yang diterapkan serat dan jumlah kalori. Penelitian
pada penelitian utama, yaitu : utama terdiri dari rancangan
perlakuan, rancangan percobaan,
1. Analisis kimia bahan baku yang rancangan analisis dan rancangan
akan digunakan dalam penelitian respon.
utama. Yaitu penentuan bahan Formula snack bar yang
baku apa saja yang akan digunakan digunakan adalah formula yang
pada pembuatan snack bar rendah visible berdasrkan program linear.
kalori dan kaya serat berbasis Jika formulasi yang dihasilkan
tepung sorgum putih, tempe dan tidak visible maka akan digunakan
bekatul. formulasi lain hingga diperoleh
2. Penentuan suhu dan waktu produk snack bar dengan formulasi
pemanggangan untuk yang visible. Nilai koefisien dari
menghasilkan snack bar dengan masing-masing variabel untuk
karakteristik yang terbaik dan penentuan formula-formula visible
disukai, yaitu: diperoleh dari hasil analisis kimia
Suhu1=140oC,waktu1=40menit bahan baku dan dari nutrition fact
Suhu2=150oC,waktu2=30menit yang ada dalam kemasan produk.
Suhu3=160oC,waktu3=20menit
Table 1. Formulasi Pembuatan Snack Bar
No Bahan Baku Formulasi
I II III IV V
1. Tepung Sorgum 20 20 20 25 25
2. Tepung Tempe 15 20 10 20 5
3. Bekatul 15 10 20 5 20
4. Susu Cair 10 10 10 10 10
5. Kacang Tanah 10 10 10 10 10
6. Kismis 8 8 8 8 8
7. Madu 15 15 15 15 15
8. Margarin 7 7 7 7 7
Total 100% 100% 100% 100% 100%

Tahap-tahap optimalisasi formula Fungsi tujuan yang


snack bar dengan program linear dipergunakan bersifat minimasi,
adalah sebagai berikut: yaitu minimasi biaya yang
dikeluarkan untuk pembuatan
1. Menetukan Fungsi Tujuan snack bar. Persamaan linear fungsi
Pembuatan Snack Bar tujuannya adalah:

5
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

Z1 = C1X1 + C2X2 + C3X3 + C4X4 + a. Variabel keputusan (variabel


C5X5 + C6X6 + C7X7 + C8X8 berubah) : Tepung Sorgum (X1);
Keterangan: Tepung Tempe (X2); Bekatul
Zn : Fungsi tujuan (minimasi (X3); Susu Cair (X4); Kacang
biaya) pembuatan snack bar Tanah (X5); Kismis (X6); Madu
Cn : Harga per satuan unit jenias (X7) dan Margarin (X8).
bahan baku / gram yang digunakan b. Variabel perubahan keputusan
Xn : Jenis bahan baku ke-n yang (variabel tetap) : Protein (a1),
digunakan dalam pembuatan snack Karbohidrat (a2), dan Serat (a3).
bar Pemodelan dari program linear
dalam pembuatan snack bar dapat
2. Menentukan model variabel antara dilihat pada tabel 2.
komponen kimia bahan baku dan
jenis bahan baku yang akan dicari
formulasi optimalnya, yaitu:
Table 2. Model Variabel Komposisi Kimia Bahan Snack Bar

Bahan Baku (Xn) Kandungan Gizi (an) % Biaya (Cn)


Protein (a1) Karbohidrat (a2) Serat (a3) (Rp/g)
Tepung Sorgum (X1) a11 a21 a31 c1
Tepung Tempe (X2) a12 a22 a32 c2
Bekatul (X3) a13 a23 a33 c3

3. Menentukan Fungsi Pembatas


Fungsi pembatas diambil pembatas terbagi atas dua jenis
berdasarkan interaksi antara jenis yaitu:
bahan baku (X1...X3) dengan 1. Fungsi pembatas yang membatasi
komponen kimiabahan baku presentase kandungan gizi yang
(a1...a3) yang terbatas, yaitu aiXn terkandung dalam produk akhir.
yang bersifat minimum atau Nilai kandungan gizi yang ingin
maksimum. Fungsi pembatas dicapai, ditentukan berdasarkan
ditentukan untk mencapai kandungan gizi produk sejenis
kandungna gizi produk akhir snack yang ada di pasaran, seperti yang
bar yang diinginkan. Fungsi terlihat pada tabel 3.
Table 3. Pembatas Kandungan Gizi Produk Akhir Snack Bar

Kandungan Gizi Persyaratan Satuan


Protein 9.52 %
Serat 4.8 %
Karbohidrat 71.43 %
(Sumber : USDA Snacks, granola bars, Kroger, oats and honey)
2. Fungsi pembatas yang membatasi baku yang digunakan. Dimana
presentase penggunaan bahan nilai pembatas penggunaan bahan

6
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

baku ditentukan berdasarkan Keterangan :


jumlah minimal atau maksimal Xnm : Jenis bahan baku ke-n pada
penggunaan bahan baku hingga formulasi snack bar
diperoleh formula snack bar yang ainm : Nilai jenis kandungan gizi ke-
visible. i pada jenis bahan baku ke-m yang
a. Fungsi pembatas komponen kimia digunakan pada formulasi snack bar
1. Fungsi Pembatas Protein minimal ke-n.
b1 br : Nilai minimum presentase
a11X1 + a12X2 + a13X3 + a14X4 + kandungan gizi produk akhir snack bar
a15X5 + a16X6 + a17X7 + a18X8 ≥ b1 QT : Jumlah atau bayaknya produk
(X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 akhir yang akan dibuat (gram).
+ X8) Qnm : Jumlah bahan baku ke-m
2. Fungsi pembatas Karbohidrat (gram) yang ditambahkan dalam
minimal b2 pembuatan snack bar ke-n.
a21X1 + a22X2 + a23X3 + a24X4 + Respon kimia terhadap snack
a25X5 + a26X6 + a27X7 + a28X8 ≤ b2 bar rendah kalori berbasis tepung
(X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 sorgum putih, tepung tempe dan
+ X8) bekatul meliputi analisis kadar protein,
3. Fungsi pembatas Serat minimal b3 kadar karbohidrat dan kadar serat.
a31X1 + a32X2 + a33X3+ a34X4 + Produk terpilih berdasarkan
a35X5 + a36X6 + a37X7 + a38X8 ≥ respon kimia dengan nilai kadar
b3 (X1 + X2 + X3+ X4 + X5 + X6 + protein dan serat yang paling tinggi
X7 + X8) yang dihasilkan dari penelitian utama,
b. Fungsi pembatas bahan baku juga harga yang paling rendah
1. Fungsi pembatas bahan baku selanjutnya dilakukan pengujian
keseluruhan: X1+X2+X3= QT proksimat. Uji proksimat yang
2. Fungsi pembatas Tepung dilakukan, yaitu kadar serat pangan,
Sorgum (X1): X1 = Q1 x QT uji kadar tanin dan kadar antioksidan
3. Fungsi pembatas Tepug Tempe dengan metode dpph.
(X2): X2 = Q2 x QT
4. Fungsi pembatas Bekatul (X3): 1. Persiapan Bahan
X3 = Q3 x QT Bahan baku yang akan digunakan
5. Fungsi pembatas Susu Cair untuk pembuatan snack bar
(X4): X4 = Q4 x QT sorgum adalah tepung sorgum,
6. Fungsi pembatas Kacang tepung tempe, kacang tanah,
Tanah (X5): X5 = Q5 x QT bekatul, susu cair evaporated,
7. Fungsi pembatas Kismis (X6): kismis, madu dan margarin. Tempe
X6 = Q6 x QT dan kacang tanah ditumbuk
8. Fungsi pembatas Madu (X7): terlebih dahulu dan disaring yang
X7 = Q7 x QT kemudian disangrai dengan
9. Fungsi pembatas Margarin saringan 3mesh yang sama.
(X8): X8 = Q8 x QT

7
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

2. Pencampuran I bahan yang sudah diratakan


bertujuan agar kadar air dalam
Pencampuran kering ini bahan sedikit berkurang sebelum
dilakukan untuk bahan baku kering dilakukan pengovenan.
yaitu tepung sorgum, tepung
tempe, kacang tanah dan bekatul. 6. Pemanggangan
Pemanggangan dilakukan
3. Pancampuran II dengan suhu 150o C selama 30
menit. Sehingga menghasilkan
Setelah dilakukan
snack bar yang diharapkan.
pencampuran kering maka bahan
baku dilakukan pencampuran,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menambahkan susu cair
Penelitian Pendahuluan
evaporated, kismis, madu, air dan
Analisis bahan baku utama
margarin
dilakukan untuk mengetahui kadar
4. Pencetakan dalam loyang protein, karbohidrat dan serat yang
terkandung dalam bahan baku utama
Pencetakan ke dalam yaitu, tepung sorgum, tempe dan
loyang dengan ukuran 28 x 25 x bekatul yang hasilnya akan digunakan
2cm dilakukan setelah dalam penelitian utama. Hasil analisis
pencampuran menghasilkan bahan komponen kimia yang diperoleh
baku yang agak lengket dan digunakan sebagai data input variabel
diratakan dengan menggunakan tetap dalam pemograman linier
spatulla. sehingga diharapkan data output yang
dihasilkan adalah formulasi yang
5. Pembekuan benar-benar optimal dari segi
Proses pembekuan kandungan gizinya yang dapat dilihat
dilakukan selama 10 menit agar pada tabel 4.
Table 4. Tabel Hasil Penelitian Pendahuluan Analisis Bahan Baku

No. Sampel Kadar Serat Kasar (%) Kadar Protein (%) Kadar KH (%)
1. Sorgum 2.81 10.50 81.11
2. Bekatul 8.87 12.35 54.19
3. Tempe 3.21 30.02 16.61
Analisis kadar tanin yang digunakan untuk bahan baku adalah
dilakukan pada bahan baku sorgum sorgum putih sehingga kandungan
didapatkan hasil sebesar 0.8425%. taninnya tidak terlalu tinggi. Selain itu,
Menurut Suarni (2013) tanin umumnya dengan adanya proses perendaman
terkandung dalam sorgum yang selama proses dalam pembuatan
memiliki testa atau kulit biji yang tepung banyak tanin yang terbuang
berwarna gelap seperti sorgum coklat yang menyebabkan kadar tanin
dan merah. Sedangkan sorgum yang menjadi berkurang.

8
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

Penelitian pendahuluan Untuk mendapatkan hasil


selanjutnya adalah penentuan waktu snack bar yang terbaik dan disukai
dan suhu pemanggangan untuk maka dilakukan uji kesukaan yang
mendapatkan hasil snack bar yang dilakukan oleh 20 orang panelis semi
terbaik dan disukai pada satu formulasi terlatih (mahasiswa Teknologi Pangan
dengan respon warna, aroma, rasa dan Universitas Pasundan). Hasil uji
kenampakan. organoleptik untuk perbedaan suhu
dan waktu pemanggangan adalah:
1. Warna
Table 5. Hasil Uji Hedonik Respon Warna
Perlakuan Rata-rata panelis Taraf Nyata
s1 (T= 140, t= 40menit) 2.15
a
s2 (T= 150, t= 30menit) 4.83
c
s3 (T= 160, t= 20menit) 3.90
b
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata di taraf 5%
pada uji lanjut Duncan

Perlakuan s2 memiliki nilai mengatakan bahwa perbedaan warna


penerimaan tertinggi dibandingkan yang terjadi juga karena proses
perlakuan lainnya, karena warna yang pemanggangan. Secara alamiah
dihasilkan produk pada pelakuan s2 pigmen atau warna dirusak oleh
menunjukkan warna yang diharapkan adanya pemanasan. Hasilnya, pangan
yaitu warna cokelat tua yang tidak olahan kehilangan warna dan dapat
gosong dan lebih merata dibandingkan menurunkan nilai sensorik. Menurut
dua pelakuan lainnya. Warna yang Deman (1997), warna karamel dapat
berbeda yang dihasilkan pada produk dihasilkan dari berbagai sumber
snack bar yang digunakan diduga karbohidrat. Karamel dan melanoidin
berasal dari reaksi Maillard dan terdapat dalam sirop dan produk
karamelisasi karena adanya pemanasan serealia, terutama jika produk itu
dengan oven. Rufaizah (2011) mengalami pemanasan.

2. Aroma aroma tersebut harus sampai


Aroma atau bau makanan sering menyentuh silia sel olfaktori. Aroma
menentukan kelezatan bahan makanan. yang diterima oleh hidung dan otak
Aroma lebih banyak berhubungan merupakan campuran empat bau utama
dengan panca indera pembau. Aroma yaitu harum, asam, tengik, dan hangus
baru dapat dikenali apabila berbentuk (Winarno 1997).
uap dan molekulmolekul komponen

9
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

Table 6. Hail Uji Hedonik Respon Aroma

Perlakuan Rata-rata Panelis Taraf Nyata


s1 (T= 140, t= 40menit) 3.30 a
s2 (T= 150, t= 30menit) 4.53 a
s3 (T= 160, t= 20menit) 4.53 a
Keterangan:Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata di taraf 5% pada
uji lanjutDuncan
Ketiga sampel yang tidak Walaupun, suhu dan waktu yang
bepengaruh nyata dalam digunakan dalam pemanggangan
perhitungan ANAVA terhadap produk berbeda, tetapi aroma yang
respon aroma menunjukkan bahwa dihasilkan tidak berbeda jauh atau
faktor pemanggangan dengan hampir sama antara produk satu
menggunakan oven tidak banyak dan lainnya.
mempengaruhi aroma dari produk.
3. Rasa
Table 7. Hasil Uji Hedonik Respon Rasa

Perlakuan Rata-rata Panelis Taraf Nyata


s1 (T= 140, t= 40menit) 3.50 a
s2 (T= 150, t= 30menit) 4.60 b
s3 (T= 160, t= 20menit) 4.58 b
Keterangan:Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata di taraf 5% pada
uji lanjutDuncan
Faktor yang mempengaruhi Menurut Chandra (2010) rasa
perbedaan rasa diantaranya adalah merupakan faktor yang menentukan
adanya perbedaan suhu dan waktu tingkat kesukaan konsumen pada
pemanggangan pada masing- produk pangan. Atribut rasa meliputi
masing produk, selain itu asin, asam, manis, pahit, dan umami.
perbedaan persepsi terhadap rasa Sebagian dari atribut ini dapat
masing-masing orang berbeda, terdeteksi pada kadar yang sangat
yang disebabkan oleh: usia, jenis rendah. Rasa makanan sangat
kelamin, dan perokok berat (lebih ditentukan oleh formulasi produk
dari 20 batang perhari) maka akan tersebut. Rasa dinilai dengan adanya
memberikan respon yang buruk. tanggapan rangsangan kimiawi oleh
Selain itu reaksi pencoklatan lidah.
(Maillard) juga mempengaruhi
respon rasa karena adanya reaksi
antara protein dan karbohidrat
yang terkandung dalam masing-
masing sampel produk.

10
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

4. Kenampakan
Table 8. Hasil Uji Hedonik Respon Kenampakan

Perlakuan Rata-rata Panelis Taraf Nyata


s1 (T= 140, t= 40menit) 2.40 a
s2 (T= 150, t= 30menit) 4.88 b
s3 (T= 160, t= 20menit) 3.80 b
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata di taraf 5%
pada uji lanjutDuncan

Produk yang dengan perlakuan belum matang sempurna. Sehingga


s1 ( suhu 140oC dan waktu 40 menit) para panelis kurang menyukai
yang dihasilkan mengalami case kenampakan dari sampel produk
hardening yaitu bagian permukaan dengan perlakuan s1.
produk sudah matang kecoklatan gelap
namun bagian dalam produk masih
Penelitian Utama
Analisis Kimia Snack Bar
Table 9. Hasil Analisis Kimia Snack Bar

Analisis Kimia Pembatas Formulasi (%)


No USDA (%)
I II III IV V
1. Kadar Protein Min. 9.52 12.19 12.33 12.83 12.86 12.90
2. Kadar Karbohidrat Maks. 71.4 62.35 63.27 64.97 65.60 66.10
3. Kelayakan Layak Layak Layak Layak Layak
1. Kadar Protein terdapat dalam snack bar dapat
Kadar protein snack bar yang dipengaruhi oleh penambahan dan
dibuat dengan menggunakan pemakaian bahan baku yang
formulasi V (12.90) lebih tinggi digunakan terutama bahan baku
dibandingkan dengan kadar protein tempe yang memiliki kadar protein
dengan formulasi lainnya. Dari semua paling tinggi diantara bahan baku
formulasi yang dibuat maka lainnya yaitu sebesar 30.03%. Selain
kelimanya sudah memenuhi syarat tempe yang berpengaruh, bahan baku
berdasarkan komposisi yang terdapat bekatul juga berpengaruh terhadap
dalam komposisi snack bar yang kadar protein karena kadar protein
dijadikan sebagai acuan. Dan dari bahan baku bekatul juga cukup tinggi
perhitungan fungsi pembatas dari yaitu 12.35%. Tinginya kadar protein
kelima formulasi dihasilkan hasil yang terdapat dalam bahan baku
yang lebih besar dari pembatas. sorgum, tempe dan bekatul
Berbedanya kadar protein yang mempengaruhi kadar protein dari

11
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

snack bar yang dibuat atau terlalu tinggi. Sedangkan pada


dihasilkan. formulasi V memiliki kandungan
Suhu yang digunakan dalam karbohidrat tertinggi karena komposisi
pemanggangan menggunakan oven sorgum yang digunakan adalah sebesar
adalah sebesar 150oC selama 30 menit. 25% dan bekatul 20%, sedangkan
Hal ini yang menyebabkan turunnya tempe digunakan hanya 5% saja.
kadar protein. Protein akan mengalami Karbohidrat dalam serealia
koagulasi apabila dipanaskan pada merupakan bagian terbesar yang
suhu 50°C atau lebih ( Poedjiadi dan merupakan sumber energi bagi tubuh
Supriyanti, 2005). Koagulasi kita. Kandungan karbohidrat pada
merupakan proses lanjutan ketika tepung sorghum lebih tinggi, jika
molekul protein yang didenaturasi dibandingkan kandungan karbohidrat
membentuk suatu massa yang solid. tepung terigu menurut USDA (2009),
Cairan telur (sol) diubah menjadi pada yaitu 76.3%. Karbohidrat kompleks
atau setengah padat (gel) dengan adalah pati (starch), glikogen
proses air yang keluar dari struktur (simpanan energi di dalam tubuh),
membentuk spiral-spiral yang selulosa, serat (fiber) atau dalam
membuka dan melekat satu sama lain. konsumsi sehari-hari karbohidrat
Hasil dari proses koagulasi protein kompleks dapat ditemui terkandung di
biasanya mampu membentuk dalam produk pangan seperti, nasi,
karakteristik yang diinginkan. Yaitu kentang, jagung dan bahan pangan
mengental yang mungkin terjadi pada lainnya (Irawan 2006).
proses selanjutnya setelah denaturasi 3. Kadar Serat Kasar
dan koagulasi. Kekentalan hasil Kadar serat kasar tertinggi
campuran telur mempengaruhi adalah pada formulasi V dibandingan
keinginan untuk menyusut atau dengan formulasi lainnya. Kadar serat
menjadi lebih kuat (Vickie, 2008). dari formulasi V adalah sebesar
13.33%. Kadar serat yang dijadikan
2. Kadar Karbohidrat acuan adalah merupakan kadar serat
Snack bar yang ingin pangan atau Dietery fiber sehingga
dihasilkan dari penelitian ini adalah hasil dari kadar serat kasar ini tidak
snack bar yang rendah kalori dan kaya bias dibandingkan dengan kadar serat
serat, oleh sebab itu apabila dilihat dari yang terdapat pada kandungan gizi
tabel 14, maka kadar karbohidrat snack bar yang dijadikan acuan.
terendah dari kelima formulasi adalah Sehingga dari kadar serat kasar yang
formulasi ke I yaitu sebesar 62.35%. tinggi tersebut dilakukan lagi
Formulasi 1 memiliki kandungan pengujian serat pangan yang brtujuan
kabohidrat paling rendah diantara untuk mengetahui kdar serat pangan
formulasi lainnya dapat dipengaruhi yang terdapat dalam formulasi V.
oleh adanya penambahan komposisi Karena kadar serat kasar yang terlalu
tempe dan bekatul yang cukup tinggi tinggi tidak baik untuk pencernaan dan
yaitu sebesar 15% yang memiliki dapat menyebabkan terganggunya
kandungan karbohidrat yang tidak system pencernaan, berbeda dengan

12
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

serat pangan yang malah semakin snack bar rendah kalori dan kaya serat
tinggi maka semakin baik bagi proses pada model pencampuran bahan baku
pencernaan. dengan penyelesaian program linear
Serat kasar adalah senyawa dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan
yang biasa dianalisa di laboratorium, yaitu:
yaitu senyawa yang tidak dapat Minimasi = 40 X1 + 22 X2 +
dihidrolisis oleh asam atau alkali. 70X3 + 6X4 + 7X5 + 16X6 + 115X7 +
Serat kasar adalah serat tumbuhan 7X8
yang tidak larut dalam air, kadar serat Bahan baku yang digunakan
kasar dalam suatu bahan makanan harus dibatasi dalam jumlah tertentu
dapat dijadikan indeks kadar serat untuk menekan biaya produksi, selain
makanan karena umumnya didalam itu snack bar yang dihasilkan
serat kasar ditemukan 0.2 – 0.5 karakterisitiknya dapat diterima oleh
bagian jumlah serat makanan konsumen dan memenuhi standar
(Winarno 2002). kadar protein, karbohidrat dan serat
Serat kasar adalah bagian dari dalam snack bar. Batasan yang
pangan yang tidak dapat terhidrolisis digunakan untuk menyusun fungsi atau
oleh bahan-bahan persamaan adalah protein 9.25%,
kimia yang digunakan untuk karbohidrat 71.4% dan serat 4.8%.
menentukan kadar serat kasar yaitu Karena belum adanya SNI
asam sulfat (HSO4 1,25%) dan mengenai snack bar, maka pembatas
natrium hidroksida (NaOH kendala yang diacu adalah berasal dari
1,25%). Serat kasar merupakan produk snack bar yang memiliki
bagian dari karbohidrat dan komposisi yang hampir serupa dengan
didefinisikan sebagai fraksi yang snack bar yang dibuat, yaitu snack
tersisa setelah didigesti dengan bar dengan bahan dasar Kroger,
larutan asam sulfat standar dan granola bars, oats & honey. Produk
sodium hidroksida pada kondisi yang tersebut diperoleh dari wesite USDA
terkontrol. Pengukuran serat kasar Branded Food Products Database
dapat dilakukan dengan yaitu dengan batasan protein sebanyak
menghilangkan semua bahan yang 9.52/ 100 gram dan batasan
larut dalam asam dengan pendidihan karbohidrat sebanyak 71.43/ 100gram.
dalam asam sulfat (Hunter, Fungsi tujuan dan fungsi kendala
2002).Bahan makanan yang atau fungsi pembatas minimal bahan
mengandung banyak serat kasar lebih yang digunakan dalam menyelesaikan
tinggi kecernaannya dibanding bahan metode program linear dan merespon
makanan yang lebih banyak dengan ditandai The Problem Has
mengandung bahan ekstrak tanpa been Solved. Optimal Solution
nitrogen (Arif, 2006). Achieved menandakan bahwa data
tersebut sudah diterima hasil formula.
Analisis Harga Snack Bar
Informasi biaya dari bahan (C1)
yang digunakan dalam pembuatan

13
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

Table 10. Hasil Perhitungan Analisis Harga dengan Program Linier

Formulasi Harga /100gram Hasil Analisis (%)


(Rp)
Protein Serat Kasar Karbohidrat
I 4212 12.19 11.44 62.27
II 3972 12.33 8.02 63.25
III 4452 12.79 8.78 64.88
IV 3822 12.79 8.18 65.56
V 4542 12.90 13.26 66.07

Produk Terpilih yang digunakan dalam pembuatan


Sampel terpilih dari penelitian snack bar (Maizena dan Tapioka).
utama yaitu berdasarkan kadar protein Menurut Penelitian yang sudah
dan kadar serat tertinggi diantara dilakukan dari Unimus (2013) agar
kelima formulasi dan juga dari harga madu dapat digunakan dengan baik
yang murah. Apabila dilihat dari hasil pada industri makanan, seseorang
penelitian utama analisis kimia maka harus mengenal sifat-sifat madu
sampel terpilih adalah formulasi ke IV dengan baik. Madu merupakan larutan
dengan banyak bahan baku sorgum gula super jenuh yang mengandung
adalah 25gram, tempe sebanyak protein dan mineral dalam jumlah
20gram dan bekatul sebanyak 20gram. yang kecil. Viskositas madu sangat
Harga yang dihasilkan dari program dipengaruhi oleh kadar air, suhu, dan
linear yang dihasilkan adalah sebesar jenis flora bunganya. Viskositas madu
Rp 3822/ 100gram untuk 1 buah snack menurun kalau suhu atau kadar airnya
bar. Harga tersebut sudah meningkat. Pengaruh peningkatan
ditambahkan dengan harga bahan kadar air 1% kira-kira setara dengan
tambahan untuk membuat snack bar peningkatan suhu 3.50C. Madu bersifat
rendah kalori dan kaya serat. Harga menurunkan titik beku. Suatu cairan
tersebut tentu saja dapat bersaing 15% madu akan menjadi beku pada
apabila kita melihat banyaknya produk 1.42 – 1.530C, sedang larutan 68%
snack bar yang tersebar di Indonesia. akan beku sekitar 120C.
Karena apabila dilihat dari kandungan Snack bar ini juga bermanfaat
dan gizinya maka harga tersebut cukup bagi penderita DM tipe 2 karena
murah dan ekonomis bagi masyarakat menurut Fathurrizqiah (2015) dalam
Indonesia. peelitiannya mengatakan bahwa
Produk terpilih ini memiliki kandungan pati resisten pada bahan
tekstur yang sedikit rapuh. Hal ini makanan dapat ditingkatkan melalui
dapat disebabkan karena penggunaan proses retrogradasi amilosa. Selain itu
madu yang cukup sedikit dan juga amilosa juga bermanfaat untuk
tidak digunakannya bahan yang dapat penderita DM tipe 2. Hasil sebuah
dijadikan sebagai perekat bahan-bahan penelitian menunjukkan bahwa diet

14
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

tinggi amilosa dapat menurunkan gula dalam snack bar ini, maka snack bar
darah dan kurva respon insulin. Subjek ini sudah dapat mencukupi kebutuhan
dengan hiperinsulinemia rata-rata serat pangan per harinya.
kadar gula darahnya menurun setelah 4
sampai 13 minggu mengkonsumsi Aktivitas Antioksidan
makanan tinggi amilosa (70% amilosa,
Dari formulasi produk terpilih
30% amilopektin) dibandingkan
yaitu formulasi 4 didapatkan bahwa
dengan amilopektin. Hal ini
aktivitas antioksidannya adalah
dikarenakan amilosa memiliki struktur
sebesar 540 ppm hal tersebut
tidak bercabang dan kompak
menunjukkan bahwa dalam produk
dibandingkan dengan amilopektin
snack bar ini dapat dikatakan hampir
sehingga lebih lama di cerna dan
tidak ada aktivitas atau rendah sekali
peningkatan glukosa darah lebih
aktivitas antiosidannya. Hal tersebut
rendah daripada bahan pangan tinggi
bisa disebabkan karena kandungan
amilopektin.30,31 Hasil penelitian lain
antioksidan yang terdapat dalam snack
menunjukkan bahwa respon glikemik
bar merupakan sisa-sisa antioksidan
menurun setelah mengasup makanan
yang berasal dari bahan baku yaitu
yang mengandung 45% amilosa dan
sorgum.
55% amilopektin dibandingkan dengan
Inhibitor Concentration (IC-50)
makanan yang mengandung 100%
adalah konsentrasi efektif zat dalam
amilopektin.
sampel yang dapat menghambat 50%
Kadar Serat Pangan absorbansi DPPH. Nilai IC-50
Rekomendasi konsumsi serat
berbanding terbalik dengan
pangan : 10-13 g/1000 kkal, sehingga
kemampuan zat atau senyawa yang
untuk konsumsi sekitar 2100 kkal
bersifat antioksidan.Semakin kecil IC-
dibutuhkan serat pangan sebesar 25 g
50, maka semakin kuat daya
serat per orang per hari. Serat pangan
pertumbuhan antioksidannya.Hal ini
ini dapat diperoleh dari sayuran, buah-
karena semakin kecil absorbansi, maka
buahan, serealia, biji- bijian, aditif
kemampuan untuk meredam radikal
pangan dan suplemen pangan (Hartoyo
bebas DPPH semakin besar atau
2008). Menurut Koeswara (2010)
kandungan antioksidan semakin besar
jumlah serat pangan yang harus
(Susilo, dkk.,).
dikonsumsi oleh orang dewasa adalah
Nilai IC50 yang semakin rendah
20– 35 g/hari atau 10–15 g/1000 kkal.
menunjukkan bahwa aktivitas
Kebutuhan serat pangan pada
antioksidan semakin tinggi. Hal ini
masyarakat Indonesia menurut
sejalan dengan pendapat Molyneux
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(2004) yang mengatakan bahwa
(2004), adalah sebanyak 19-30
semakin kecil nilai IC50 menunjukkan
gr/kap/hari.
semakin tinggi aktivitas
Dari formulasi ke IV didapatkan
antioksidannya. Tingginya kandungan
kadar serat pangan sebesar 26.55%.
antioksidan juga dipengaruhi besarnya
apabila dilihat dari banyaknya
kandungan antioksidan pada bahan
kandungan serat yang terkandung

15
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

baku dan rendahnya total padatan penurunan kadar tannin dapat


dalam bahan (Huse, dkk., 2010). disebabkan oleh beberapa hal salah
Menurut penelitian yangtelah satunya adalah karena adanya
dilakukan oleh Isdamayanti (2015) pemanasan dan perendaman. Selain
perendaman biji sorgum dapat dari aktivitas mikroba, penurunan
menyebabkan penurunan aktivitas kandungan tanin disebabkan karena
antioksidan setelah produk diolah. tanin mudah larut dalam air. Semakin
Sorgum yang direndam terlebih dahulu lama fermentasi, semakin lama biji
sebelum diolah secara dipanggang sorgum mengalami kontak dengan air
menunjukkan aktivitas antioksidan mengakibatkan kandungan tanin
yang lebih rendah. menurun
Dengan adanya kandungan Menurut Isdamayanti (2015), tanin
antioksidan maka menurut yang terkandung pada sorgum
Isdamayanti (2015) penderita DM tipe menimbulkan rasa pahit pada produk
2 mengalami stress oksidatif yang olahan sorgum. Cara yang dapat
ditandai dengan peningkatan radikal dilakukan untuk mengurangi rasa pahit
bebas dan penurunan fungsi pada produk olahan sorgum yaitu
antioksidan primer (antioksidan dengan merendam biji sorgum. Hal ini
endogen) seperti superoxide dismutase diterapkan pada pengolahan snack bar
(SOD), catalase (CAT), dan ini dengan harapan produk ini dapat
glutathione peroxidase. Oleh diterima dari segi rasanya. Akan tetapi,
karenanya, penderita diabetes mellitus komponen fenolik lainnya seperti
tipe 2 perlu mengasup pangan sumber flavonoid juga mengalami penurunan.
antioksidan (antioksidan eksogen) Komponen flavonoid sorgum seperti
sebagai antioksidan sekunder yang luteolin, apigenin, kampferol,
membantu kerja antioksidan primer. hypersoid, quercetin, catechin,
Di dalam tubuh, fungsi antioksidan christin, dan naringenin menunjukkan
makanan dapat diamati melalui penurunan setelah perendaman.
biomarker plasma antioxidant Penurunan total fenol, flavonoid, dan
capacity (PAC). PAC meliputi tanin setelah perendaman disebabkan
aktivitas antioksidan dari makanan dan oleh larutnya komponen fenol ke
antioksidan endogen. PAC dalam air rendaman.
menunjukkan biomarker penyerapan KESIMPULAN DAN SARAN
antioksidan makanan dalam tubuh. Kesimpulan
Apabila antioksidan makanan terserap,
PAC akan meningkat. 1. Berdasarkan hasil penelitian
Kadar Tanin pendahuluan, suhu dan waktu
Kadar tannin dari formulasi IV yang menghasilkan produk snack
adalah sebesar 0.011% dari yang bar yang paling disukai panelis
semula bahan baku Sorgum memiliki adalah suhu sebesar 150oC dengan
kadar tannin sebesar 0.8425% yang waktu selama 30 menit.
berarti mengalami penurunan. Menurut 2. Perbedaan dari komposisi tepung
Setiarto dan Widyastuti (2016) sorgum, tempe dan bekatul pada

16
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

kelima formulasi menghasilkan Balai Besar Litbang Pertanian


bahwa adanya perbedaan Pasca Panen
kandungan protein, karbohidrat Deman, J. M. 1997. Kimia makanan.
dan seratnya pada snack bar yang Penerbit ITB. Bandung
telah jadi. Fatthurizqiah, R. 2015. Kandungan
3. Sampel terpilih adalah formulasi Pati Resisten, Amilosa dan
ke IV dengan banyak bahan baku Amilopektin Snack Bar Sorgum
sorgum adalah 25gram, tempe sebagai Alternatif Makanan
sebanyak 20gram dan bekatul Selingan bagi Penderita Diabetes
sebanyak 20gram. Harga yang Melitus Tipe 2. Jurnal -
dihasilkan dari program linear Universitas Diponegoro. Semarang
yang dihasilkan adalah sebesar Rp Ginting, HSP. 2012. Konsumsi
3822/ 100gram dengan kadar Makanan Tinggi Karbohidrat,
protein 12.86%, kadar karbohidrat Protein, Lemak sebagai Faktor
65.60%, kadar serat kasar 8.24% , Risiko Kejadian Dislipidemia
kadar serat pangan 26.55%, pada Dosen Universitas Gadjah
aktivitas antioksidan sbesar Mada yang Melakukan Medical
540ppm, kadar tanin sebesar Check Up di GMC – Health
0.1836%, kadar air sebesar 12.2% Center Yogyakarta.
dan total kalori 99.41 Kkal. http://etd.repository.ugm.ac.id/inde
Saran x.php?mod=penelitian_detail&sub
1. Perlu dilakukan penelitian lebih =PenelitianDetail&act=view&typ
lanjut mengenai kualitas =html.. [14 Mei 2016]
mikrobiologi dari snack bar rendah Huse, M. A., Wignyanto, dan Dewi, I.
kalori dan kaya serat. A. 2010. Aplikasi Edible Coating
2. Perlu dilakukan penelitian lebih dari Karagenan dan Gliserol
lanjut untuk mengetahui adanya untuk Mengurangi Penurunan
pengaruh bahan pengemas dan Kerusakan Apel Romebeauty.
daya simpan produk snack bar Jurusan Teknologi Industri
rendah kalori dan kaya serat. Pertanian. FTP-Universitas
3. Penggunaan madu dapat diganti Brawijaya, Malang
atau ditambah produk tambahan Murni, M. 2015. Jurnal : Kajian
seperti maizena atau tapioka agar Penambahan Tepung Tempe
produk tidak rapuh (menghasilkan pada Pembuatan Kue Basah
serpihan yang banyak apabila Terhadap Daya Terima
dipatahkan). Konsumen. Peneliti pada
DAFTAR PUSTAKA Baristand Industri Surabaya
Darniadi, S. 2012. Pengembangan Poedjiadi, A. 2005. Dasar-dasar
Teknologi Fortifikasi dan Biokimia Edisi Revisi. UI-Press.
Pengemasan Produk Pangan Jakarta.
Darurat Berbasis Tepung Ubi Pradipta, I. 2011. Karakteristik
Jalar dan Kacang-kacangan. Fisikokimia dan Sensoris Snack
Bars Tempe dengan

17
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear

Penambahan Salak Pondoh Protein dan Tinggi Karbohidrat


Kering. Universitas Sebelas terhadap Asupan Kalori dan
Maret. Surakarta. Interval Waktu Makan. JKM
http://eprints.uns.ac.id/8187/1/ Vol.10 No.1 Juli 2010:18-23
208711711201104421.pdf. [17 Mei Suarni, Subagio H. Potensi. 2013.
2016] Pengembangan Jagung dan
Sorgum Sebagai Sumber Pangan
Rufaizah, U. 2010. Pemanfaatan Fungsional. Jurnal Litbang
Tepung Sorgum (Sorghum Pertanian
bicolor L. Moench) Pada Susilo, J., Istianus, S., Syyamsul, R.
Pembuatan Snack Bar Tinggi tt.Uji Aktivitas Antioksidan
Serat Pangan dan Sumber Zat Ekstrak Etanol Daun Poslen
Besi untuk Remaja Putri. Institut Dengan Metode DPPH. Program
Pertanian Bogor. Bogor Stuido Farmasi. Ngadi Waluyo
Saputra, Yenny dan Budiman, Iwan.
2010. Pengaruh Snacking Tinggi

18

Anda mungkin juga menyukai