ARTIKEL
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Sidang Sarjana
Di Program Studi Teknologi Pangan
Oleh :
Dewanti Kusumawardhani
143020467
Snack bar low calories and rich dietary fiber is one kind of snack bar-shaped
contains so many dietary fiber and low calories. Which can be used as a snack or as
a functional food. This snack bar also can be usefull for digestive track and contains
dietary fiber. The benefit of this research was to provide formulation reference for
making snack bar with the basic ingredients of sorghum flour, soybean flour and
bran as snack that contain low calories and rich in dietary fiber. Provide appropriate
information and preferred formulations panelists to make a snack bar with basic
ingredients sorghum flour, soybean flour and bran. And produces snack bar low in
calories and rich in fiber with affordable price for Indonesian's civil.
Research carried out two stages: preliminary research and primary research.
The first stage was preliminary research consisting of raw materials analysis and
then determine the temperature and time, besides that tested the A's response to the
color, smell, taste and appearance results will be used in the main study. Based on
preliminary research results, temperature and time produce the most preferred snack
bar panelists are temperatures of 150oC for 30 minutes at a time.
Selected samples were IV formulation with a lot of raw materials was 25gram
sorghum, soybean bran as much as 20 grams and 20 grams. Prices were produced
from the resulting linier program is Rp 3822 / 100gram protein content of 12.86%,
65.60% carbohydrate content, crude fiber content of 8.24%, 26.55% levels of dietary
fiber, antioxidant activity was 540ppm, tannin content of 0.1836% and 99.41 Kcal
total calory.
Keywords: Snack bar low in calories and rich in fiber, linier regression, sorghum
flour, Tempeh and rice bran.
97% antara tahun 2003 dan 2006 di 100 ml cairan. Klaim high vitamin dan
Amerika Serikat. mineral adalah sebanyak 15% dari
Perkembangan snack di NRV per 100 g dapat diklaim sebagai
Indonesia sangat pesat bahkan source vitamin (Rufaizah, 2010).
diperkirakan bahwa pertumbuhan Pemanfaatan sorgum di
penjualan snack meningkat 20% dari Indonesia masih kurang populer dan
2008 hingga 2013 (Hariyadi, 2011). belum optimal. Selama ini sorgum
Menurut Ginting, (2012), pesatnya hanya dijadikan sebagai pakan ternak,
perkembangan snack di Indonesia padahal sorgum sangat cocok untuk
terjadi karena snacking (“ngemil”) dijadikan sebagai komoditas
merupakan salah satu bagian dari agroindustri karena ketahanannya yang
budaya kehidupan di Indonesia. Hal ini tinggi pada kondisi kering, daya
terlihat pada menjamu tamu yaitu tuan adaptasi terhadap lahan tinggi, serta
rumah akan menyajikan makanan biaya produksi yang rendah
ringan/snacks food untuk tamu sebagai (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
bentuk penghormatan. Begitu pula dan Hortikultura, 1996). Sorghum
dalam acara formal seperti rapat, mulai spp merupakan salah satu tanaman
rapat kantor bahkan sampai rapat yang dapat digunakan sebagai sumber
pemerintah sering juga disajikan hijauan bagi ternak ruminansia, bijinya
snacks food untuk peserta rapat dapat digunakan untuk bahan pangan
(Ginting, 2012). maupun pakan dan batangnya dapat
Snack bar adalah makanan diproses untuk bioenergy
kecil lezat untuk diet jantung sehat (Agribisnisinfo, 2015).
yang dibuat dari kacang-kacangan, dan Pemanfaatan tempe secara
buah-buahan kering. Snack bar optimal dan agar tempe semakin
mengandung antioksidan, kalsium dan digemai oleh masyarakat adalah
protein. Kebanyakan dari snack bar dengan diversifikasi produk tempe
tidak mengandung glutein (Pradipta, yang memiliki variasi pada warna,
2011). Snack bar merupakan makanan bentuk, aroma dan rasa. Diversifikasi
padat berbahan dasar tepung dengan tempe dalam bentuk tepung tempe
tambahan ingredient lain melalui menjadikan tempe lebih fleksibel
proses baking. Snack bar dapat dalam penggunaannya dan lebih lama
dikembangkan sebagai Emergency masa simpannya (Murni, 2015).
Food Product dengan memenuhi Bekatul secara teknis
persyarakan kritis (Darniadi, 2012). merupakan produk sampingan dari
Snack berupa energi bar sudah proses penggilingan padi. Menurut
banyak dijual di pasar swalayan dan (Astawan, 2009), bekatul dihasilkan
pasar tradisional merupakan jenis setelah melalui beberapa proses. Bila
snack sehat yang banyak mengandung gabah dihilangkan bagian sekamnya
energi, protein dan serat. Klaim tinggi melalui proses penggilingan
serat, hanya boleh digunakan untuk (pengupasan kulit), akan diperoleh
produk yang paling tidak mengandung beras pecah kulit (brown rice). Beras
serat 5 gram per 100 gram (padat) atau pecah kulit terdiri atas bran (dedak dan
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
5
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
6
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
7
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
No. Sampel Kadar Serat Kasar (%) Kadar Protein (%) Kadar KH (%)
1. Sorgum 2.81 10.50 81.11
2. Bekatul 8.87 12.35 54.19
3. Tempe 3.21 30.02 16.61
Analisis kadar tanin yang digunakan untuk bahan baku adalah
dilakukan pada bahan baku sorgum sorgum putih sehingga kandungan
didapatkan hasil sebesar 0.8425%. taninnya tidak terlalu tinggi. Selain itu,
Menurut Suarni (2013) tanin umumnya dengan adanya proses perendaman
terkandung dalam sorgum yang selama proses dalam pembuatan
memiliki testa atau kulit biji yang tepung banyak tanin yang terbuang
berwarna gelap seperti sorgum coklat yang menyebabkan kadar tanin
dan merah. Sedangkan sorgum yang menjadi berkurang.
8
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
9
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
10
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
4. Kenampakan
Table 8. Hasil Uji Hedonik Respon Kenampakan
11
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
12
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
serat pangan yang malah semakin snack bar rendah kalori dan kaya serat
tinggi maka semakin baik bagi proses pada model pencampuran bahan baku
pencernaan. dengan penyelesaian program linear
Serat kasar adalah senyawa dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan
yang biasa dianalisa di laboratorium, yaitu:
yaitu senyawa yang tidak dapat Minimasi = 40 X1 + 22 X2 +
dihidrolisis oleh asam atau alkali. 70X3 + 6X4 + 7X5 + 16X6 + 115X7 +
Serat kasar adalah serat tumbuhan 7X8
yang tidak larut dalam air, kadar serat Bahan baku yang digunakan
kasar dalam suatu bahan makanan harus dibatasi dalam jumlah tertentu
dapat dijadikan indeks kadar serat untuk menekan biaya produksi, selain
makanan karena umumnya didalam itu snack bar yang dihasilkan
serat kasar ditemukan 0.2 – 0.5 karakterisitiknya dapat diterima oleh
bagian jumlah serat makanan konsumen dan memenuhi standar
(Winarno 2002). kadar protein, karbohidrat dan serat
Serat kasar adalah bagian dari dalam snack bar. Batasan yang
pangan yang tidak dapat terhidrolisis digunakan untuk menyusun fungsi atau
oleh bahan-bahan persamaan adalah protein 9.25%,
kimia yang digunakan untuk karbohidrat 71.4% dan serat 4.8%.
menentukan kadar serat kasar yaitu Karena belum adanya SNI
asam sulfat (HSO4 1,25%) dan mengenai snack bar, maka pembatas
natrium hidroksida (NaOH kendala yang diacu adalah berasal dari
1,25%). Serat kasar merupakan produk snack bar yang memiliki
bagian dari karbohidrat dan komposisi yang hampir serupa dengan
didefinisikan sebagai fraksi yang snack bar yang dibuat, yaitu snack
tersisa setelah didigesti dengan bar dengan bahan dasar Kroger,
larutan asam sulfat standar dan granola bars, oats & honey. Produk
sodium hidroksida pada kondisi yang tersebut diperoleh dari wesite USDA
terkontrol. Pengukuran serat kasar Branded Food Products Database
dapat dilakukan dengan yaitu dengan batasan protein sebanyak
menghilangkan semua bahan yang 9.52/ 100 gram dan batasan
larut dalam asam dengan pendidihan karbohidrat sebanyak 71.43/ 100gram.
dalam asam sulfat (Hunter, Fungsi tujuan dan fungsi kendala
2002).Bahan makanan yang atau fungsi pembatas minimal bahan
mengandung banyak serat kasar lebih yang digunakan dalam menyelesaikan
tinggi kecernaannya dibanding bahan metode program linear dan merespon
makanan yang lebih banyak dengan ditandai The Problem Has
mengandung bahan ekstrak tanpa been Solved. Optimal Solution
nitrogen (Arif, 2006). Achieved menandakan bahwa data
tersebut sudah diterima hasil formula.
Analisis Harga Snack Bar
Informasi biaya dari bahan (C1)
yang digunakan dalam pembuatan
13
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
14
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
tinggi amilosa dapat menurunkan gula dalam snack bar ini, maka snack bar
darah dan kurva respon insulin. Subjek ini sudah dapat mencukupi kebutuhan
dengan hiperinsulinemia rata-rata serat pangan per harinya.
kadar gula darahnya menurun setelah 4
sampai 13 minggu mengkonsumsi Aktivitas Antioksidan
makanan tinggi amilosa (70% amilosa,
Dari formulasi produk terpilih
30% amilopektin) dibandingkan
yaitu formulasi 4 didapatkan bahwa
dengan amilopektin. Hal ini
aktivitas antioksidannya adalah
dikarenakan amilosa memiliki struktur
sebesar 540 ppm hal tersebut
tidak bercabang dan kompak
menunjukkan bahwa dalam produk
dibandingkan dengan amilopektin
snack bar ini dapat dikatakan hampir
sehingga lebih lama di cerna dan
tidak ada aktivitas atau rendah sekali
peningkatan glukosa darah lebih
aktivitas antiosidannya. Hal tersebut
rendah daripada bahan pangan tinggi
bisa disebabkan karena kandungan
amilopektin.30,31 Hasil penelitian lain
antioksidan yang terdapat dalam snack
menunjukkan bahwa respon glikemik
bar merupakan sisa-sisa antioksidan
menurun setelah mengasup makanan
yang berasal dari bahan baku yaitu
yang mengandung 45% amilosa dan
sorgum.
55% amilopektin dibandingkan dengan
Inhibitor Concentration (IC-50)
makanan yang mengandung 100%
adalah konsentrasi efektif zat dalam
amilopektin.
sampel yang dapat menghambat 50%
Kadar Serat Pangan absorbansi DPPH. Nilai IC-50
Rekomendasi konsumsi serat
berbanding terbalik dengan
pangan : 10-13 g/1000 kkal, sehingga
kemampuan zat atau senyawa yang
untuk konsumsi sekitar 2100 kkal
bersifat antioksidan.Semakin kecil IC-
dibutuhkan serat pangan sebesar 25 g
50, maka semakin kuat daya
serat per orang per hari. Serat pangan
pertumbuhan antioksidannya.Hal ini
ini dapat diperoleh dari sayuran, buah-
karena semakin kecil absorbansi, maka
buahan, serealia, biji- bijian, aditif
kemampuan untuk meredam radikal
pangan dan suplemen pangan (Hartoyo
bebas DPPH semakin besar atau
2008). Menurut Koeswara (2010)
kandungan antioksidan semakin besar
jumlah serat pangan yang harus
(Susilo, dkk.,).
dikonsumsi oleh orang dewasa adalah
Nilai IC50 yang semakin rendah
20– 35 g/hari atau 10–15 g/1000 kkal.
menunjukkan bahwa aktivitas
Kebutuhan serat pangan pada
antioksidan semakin tinggi. Hal ini
masyarakat Indonesia menurut
sejalan dengan pendapat Molyneux
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(2004) yang mengatakan bahwa
(2004), adalah sebanyak 19-30
semakin kecil nilai IC50 menunjukkan
gr/kap/hari.
semakin tinggi aktivitas
Dari formulasi ke IV didapatkan
antioksidannya. Tingginya kandungan
kadar serat pangan sebesar 26.55%.
antioksidan juga dipengaruhi besarnya
apabila dilihat dari banyaknya
kandungan antioksidan pada bahan
kandungan serat yang terkandung
15
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
16
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
17
Optimasi Formulasi Snack Bar Rendah Kalori Dan Kaya Serat Berbasis Tepung Sorgum
Putih (Sorghum Bicolor L. Moech), Tepung Tempe Dan Bekatul Dengan Menggunakan
Program Linear
18