Anatomi Hewan
Anatomi Hewan
Oleh :
Kelompok 4 C
PENDAHULUAN
bereproduksi, peka terhadap rangsang dan lain-lain. Seluruh makhluk yang hidup
mengalami proses tumbuh dan berkembang. Proses tumbuh dan berkembang pada
makhluk hidup di jalankan dari beberapa sistem organ yang saling berkoordinasi.
Sistem organ dapat bekerja dari kumpulan organ yang saling bekerjasama satu
sama lain. Organ merupakan kumpulan dari jaringan yang saling berfungsi dan
jaringan tersusun atas beberapa sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Berbagai macam jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup baik
hewan maupun tumbuhan. Sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
Jaringan memiliki fungsi yang berbeda-beda jika salah satu jaringan pada
terdapat salah satu organ yang tidak berfungsi. Pentingnya mempelajari sel dan
jaringan pada hewan dan tumbuhan untuk mengetahui berbagai bentuk sel dan
adalah untuk mengetahui perbedaan dan bentuk serta bagian-bagian dari sel
tumbuhan dan sel hewan serta jaringan pada tumbuhan dan hewan.
BAB II
Diponegoro, Semarang.
2.1. Materi
adalah preparat awetan sel hewan (villi usus Tikus Putih), daun Rhoeo discolor
segar, preparat awetan jaringan monokotil tumbuhan Jagung (Zea mays), preparat
digunakan meliputi kaca objek yang berfungsi untuk tempat preparat dan kaca
penutup yang berfungsi sebagai penutup preparat yang akan dilihat dengan
mikroskop, silet untuk membuat sayatan pada daun Rhoeo discolor, mikroskop
biologi untuk melihat bentuk sel pada preparat, pipet tetes untuk menetesi preparat
yang digunakan.
2.2. Metode
2.2.1. Pengenalan Sel
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah menyayat daun Rhoeo
kaca objek yang sudah bersih lalu meneteskan air dan menutup dengan kaca
dan tumbuhan monokotil adalah dengan mengamati preparat awetan dikotil dan
dan 40 x.
BAB III
Sel adalah unit terkecil penyusun makhluk hidup. Hal tersebut sesuai
organisme tersusun atas sel-sel yang saling terhubung membentuk suatu fungsi
tertentu dalam tubuh. Organisme terdapat dua jenis yaitu uniseluler dan
dan tumbuhan. Sel adalah segumpal protoplasma yang berinti sebagai individu
dan merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Unit
fungsional kehidupan yang paling sederhana adalah sel. Sel setelah tumbuh dan
menjadi epidermis, ada yang menjadi tempat persediaan makanan dan lain-lain.
Seluruh mahluk hidup tersusun atas sel. Sel merupakan unit terkecil dari
kehidupan. Hal ini sesuai dengan pendapat Anthony dan Sudjadi (2005) yang
menyatakan bahwa semua organisme pada dasarnya dibentuk atau tersusun atas
sel. Sebagai bagian-bagian terkecil mahluk hidup, sel tidak dapat dibagi-bagi lagi
villi usus Tikus Putih dengan perbesaran 100 x (sisi kiri) dan gambar pembanding
Sel memiliki ukuran yang berbeda-beda antar makhluk hidup. Hal ini
sesuai dengan pendapat George (2006) yang menyatakan bahwa bentuk sel hewan
relatif tidak tetap dan bisa berubah. Sel mikroskopik yang berdiameter sekitar 10
vakuola, sitosol, selaput inti, badan golgi dan lisosom. Bagian dalam sel memiliki
fungsi dan letak yang relatif tetap. Hal ini sesuai dengan Setiadi (2007) yang
menyatakan bahwa ukuran sel dibatasi agar tidak tumbuh terlalu besar karena sel
harus mempertahankan suatu area permukaan yang memadai untuk menampung
discolor dengan perbesaran 100 x (sisi kiri) dan gambar pembanding (Yartim et
al., 2014).
Rata-rata sel pada tumbuhan memiliki ukuran yang sangat kecil. Hal ini
sesuai dengan Kimball (2000) yang menyatakan bahwa biasanya ukuran sel
memiliki vakuola, dinding sel, lisosom, dan lain-lain. Bentuk sel tumbuhan adalah
tetap karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa, kitin,
asam amino dan karbohidrat kompleks. Hal ini sesuai dengan pendapat George
mempunyai organel vakuola, plastida dan dinding sel sedangkan sel hewan tidak
memiliki organel vakuola, plastida dan dinding sel. Hal ini sesuai dengan
ukuran yang lebih besar, bentuk sel tetap, mempunyai dinding sel, mempunyai
klorofil dan mempunyai vakuola yang besar. Sel hewan memiliki lisosom, flagel
dan sentriol, sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki organel lisosom, flagel dan
sentriol. Hal ini sesuai dengan Karmana (2004) yang menyatakan bahwa sel
hewan terdapat sentriol, lisosom, vakuola yang berukuran kecil dan flagelata.
.
3.2. Pengenalan Jaringan
yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya
yang mendukung pertumbuhan pada tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Mukhtar (2001) yang menyatakan bahwa sekumpulan sel yang memiliki struktur
dan fungsi sama disebut jaringan. Jaringan hewan ada empat macam jaringan
dasar berdasar atas fungsi dan strukturnya yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat,
jaringan penguat, dan jaringan pengangkut. Hal ini di dukung oleh pendapat
bunga sepatu dengan perbesaran 100 x (sisi kiri) dan gambar pembanding
(Atinirmala, 2006).
berkeping satu. Struktur pada jaringan monokotil terdapat berkas pembuluh yang
menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem
tidak di temukan kambium. Hal ini sesuai dengan pendapat Saktiyono dan
pertulangan daun sejajar, dan biji berkeping satu. Bagian korteks dan empulur
pada batang tumbuhan monokotil tidak dapat di bedakan dengan jelas sehingga
disebut jaringan dasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Atinirmala (2006) yang
Jagung dengan perbesaran 100 x (sisi kiri) dan gambar pembanding (Atinirmala,
2006).
pengangkut, salah satunya tipe kolateral terbuka dimana antara xilem dan floem
dapat di jumpai kambium. Hal ini sesuai dengan pendapat Yartim et al. (2014)
yang menyatakan bahwa jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas
sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis dimana sel-
selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya. Tumbuhan
dikotil bagian tengah batang tersusun atas jaringan parenkim yang memiliki ruang
antar sel dan disebut empulur. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiadi (2007) yang
menyatakan bahwa jaringan pada tumbuhan dikotil terdiri atas jaringan epidermis,
SIMPULAN
4.1. Kesimpulan
mempunyai organel plastida dan dinding sel sedangkan sel hewan tidak memiliki
organel tersebut. Sel hewan memiliki lisosom dan sentriol sedangkan sel
kambium dan berkeping dua serta berkas pembuluhnya yaitu xilem dan floem
tumbuhan monokotil tidak berkambium dan hanya berkeping satu serta xilem dan
4.2. Saran
praktikum dapat berjalan dengan lancar. Khususnya pada mikroskop dan pipet
tetes.
DAFTAR PUSTAKA
Yartim, A., H.F. Trianto dan M.I. Ilmiawan. 2014. Pengaruh pajanan
monosodium glutamat terhadap histologi duodenum tikus putih. Adi
Bintang Media. 15 (2) : 166 − 172.