2. Kernig
b) Fleksikan sendi panggul tegak lurus (90°)dengan tubuh, tungkai atas dan bawah pada posisi tegak
lurus pula.
c) Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari
135° terhadap paha.
d) Bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135°, karena nyeri atau spasme
otot hamstring / nyeri sepanjang N.Ischiadicus, sehingga panggul ikut flesi dan juga bila terjadi
fleksi involuter pada lutut kontralateral maka dikatakan Kernig sign positif.
3. Brudzinski I (Brudzinski’s neck sign)
Pasien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan dibawah kepala pasien yang
sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu lagi sebaiknya ditempatkan didada pasien untuk mencegah
diangkatnya badan kemudian kepala pasien difleksikan sehingga dagu menyentuh dada. Test ini adalah positif
bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi di sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara
reflektorik.
4. Brudzinski II
Pasien berbaring terlentang. Tungkai yang akan dirangsang difleksikan pada sendi lutut, kemudian tungkai
atas diekstensikan pada sendi panggul. Bila timbul gerakan secara reflektorik berupa fleksi tungkai
kontralateral pada sendi lutut dan panggul ini menandakan test ini postif.
• Hasil : Brudzinski III (+) timbul gerakan reflektorik berupa fleksi pada kedua lengan & kedua siku
Pasien tidur terlentang tekan simpisis pubis dengan kebua ibu jari tangan pemeriksaan. Bila timbul fleksi
reflektorik kedua sendi lutut dikatan positif.
“Bila salah satu positif maka dikatakan meningeal sign positif meskipun pada pemeriksaan yang lain negatif.
Biasanya di mulai dengan pemeriksaan kaku kuduk, bila positif berarti meningeal sign positif (paling peka). Bila
negatif maka dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan yang lain seperti Kernig, Brudzinski. “