BISNIS
OLEH :
NI MADE ITA PURNAMI (1506205109 / 22)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat
dan karunianyalah penyusunan tugas kuliah mata kuliah Komunikasi Bisnis ini selesai
penulis susun sesuai dengan apa yang diharapkan, dan tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih atas semua pihak yang ikut membantu penyusunan tugas mengenai dilema
Penyusunan tugas ini tidak lain bertujuan untuk mengetahui seperti apa
komunikasi yang dulu, sekarang dan yang akan datang dan yang terakhir sebagai
penulis tidak lupa mohon saran dan kritik dari segala kekurangan baik itu dari susunan
paper, isi, ataupun kosa kata yang terdapat pada paper ini. Akhir kata saya ucapkan
Terima Kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
VISI DAN MISI
UNIVERSITAS UDAYANA
VISI
MISI
berikut:
(4) Mengembangkan Tridharma Perguruan Tinggi berlandasan iptek dan kearifan lokal.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dapat melakukan hal apa saja termasuk berbisnis. Pada dasarnya komunikasi
terbagi menjadi dua macam yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non
verbal. Dalam dunia bisnis komunikasi yang digunakan pun sama yaitu
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Bahasa Gaul Dalam Komunikasi Bisnis
Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada
tahun 1980-an hingga saat ini menggantikan bahasa prokem yang lebih lazim dipakai pada tahun-tahun
sebelumnya. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
pergaulan. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasa anak jalanan. Namun, seiring bertambahnya
waktu bahasa prokem yang tadinya hanya dipakai para preman atau anak jalanan sebagai bahasa rahasia
beralih fungsi menjadi bahasa gaul. Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi
di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa
tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja
untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak
dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya.
Pada dasarnya ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah, dan kreatif. Banyak
kasus kosakata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang diperpendek
melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek. Hal itu dapat dilihat dari
penggunaan awalan ‘e’ kata ‘emang’ yang merupakan bentukan dari kata ‘memang’ yang disisipkan
bunyi ‘e’. Di sini jelas terlihat terjadi pemendekan kata berupa menghilangkan huruf depan ‘m’.
Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya. Kombinasi ‘k,
a, g’ kata ‘kagak’ bentukan dari kata ‘tidak’ yang bunyinya ‘tid’ diganti ‘kag’. Huruf konsonan pada kata
pertama diganti dengan k huruf vokal ‘i’ diganti ‘a’ huruf konsonan kedua diganti ‘g’, sehingga kata
‘tidak’ menjadi ‘kagak’. Sisipan ‘e’ kata ‘temen’ merupakan bentukan dari kata ‘teman’ yang huruf vokal
‘a’ menjadi ‘e’. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
2
Cara pengucapan bahasa gaul dilafalkan secara sama seperti halnya bahasa Indonesia. Partikel
yang sering dipakai adalah sih, nih, tuh, dong, merupakan sebagian dari partikel-partikel bahasa prokem
yang membuatnya terasa lebih hidup dan menghubungkan satu anak muda dengan anak muda lain
dan membuat mereka merasa berbeda dengan orang-orang tua yang berbahasa baku. Partikel-partikel
ini walaupun pendek namun memiliki arti yang jauh melebihi jumlah huruf yang menyusunnya.
Kebanyakan partikel mampu memberikan informasi tambahan kepada orang lain yang tidak dapat
dilakukan oleh bahasa Indonesia baku seperti tingkat keakraban antara pembicara dan pendengar,
suasana hati dan ekspresi pembicara, dan suasana pada kalimat tersebut diucapkan. Contoh yang sering
diucapkan oleh kebanyakan orang adalah ‘sudah pasti dong’ yang artinya dalam bahasa baku Indonesia
adalah ‘sudah pasti’ atau ‘tentu saja’. Perkembangan bahasa gaul ini di dukung oleh perkembangan
kognitif yang menurut Jean Peaget telah mencapai tahap operasional formal. Sejalan dengan
perkembangan psikis remaja, sebetulnya mereka sedang berada pada fase pencarian jati diri, pada
tahap ini kemampuan berbahasa pada remaja mulai berbeda meskipun terkadang menyimpang dari
norma umum.
Oleh karena itu, kondisi remaja pada tahap ini merupakan kondisi paling sulit antara berbuat
“sama” atau “tidak sama” dengan teman-temannya, jika mereka berbahasa “tidak sama” artinya mereka
tidak akan dapat diterima dikelompoknya atau mungkin dikatakan sebagai “remaja kolot”.
Menurut Alatas, bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk berteman dan bersahabat di tengah
masyarakat. Bahasa gaul merupakan bentuk ragam bahasa yang digunakan oleh penutur remaja. Dalam
konteks modern, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan sebagai
bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial. Media-media populer seperti
televisi, radio, dunia perfilman nasional, juga merupakan pemakai bahasa gaul.
3
2.2 Asal-Usul Bahasa Gaul Dalam Komunikasi Bisnis
dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Tapi
karena sering juga digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah-istilah tersebut
jadi bahasa sehari-hari. Kita pasti sering mendengar istilah-istilah gaul seperti cupu,
jayus, atau jasjus, dan sebagainya. Bahkan mungkin kita sendiri sering menggunakannya
dalam obrolan sehari-hari dengan teman-teman. Sebagai anak gaul, ya kita sih senang-
senang saja menggunakan kosakata yang enggak ada dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Paling - paling guru bahasa Indonesia atau orang tua kita saja yang agak
Seharusnya mereka enggak perlu merasa terganggu mendengar bahasa gaul remaja
zaman sekarang. Di saat mereka muda dulu, mereka juga punya bahasa gaulnya sendiri.
Bahasa gaul enggak hanya muncul belakangan ini saja, tapi sudah muncul sejak awal
1970-an. Waktu itu bahasa khas anak muda itu biasa disebut bahasa prokem atau bahasa
okem. Salah satu kosakata bahasa okem yang masih sering dipakai sampai sekarang
adalah "bokap". Bahasa okem awalnya digunakan oleh para preman yang kehidupannya
dekat sekali dengan kekerasan, kejahatan, narkoba, dan minuman keras. Istilah-istilah
baru mereka ciptakan agar orang-orang di luar komunitas mereka enggak mengerti.
Dengan begitu, mereka enggak perlu lagi sembunyi-sembunyi untuk membicarakan hal
negatif yang akan maupun yang telah mereka lakukan. Karena begitu seringnya mereka
menggunakan bahasa sandi mereka itu di berbagai tempat, lama-lama orang awam pun
mengerti yang mereka maksud. Akhirnya mereka yang bukan preman pun ikut-ikutan
menggunakan bahasa ini dalam obrolan sehari-hari sehingga bahasa okem tidak lagi
menjadi bahasa rahasia.
4
Dengan motif yang lebih kurang sama dengan para preman, kaum waria juga
menciptakan sendiri bahasa rahasia mereka. Sampai sekarang kita masih sering
mendengar istilah "bencong" untuk menyebut seorang banci? Nah, kata bencong itu sudah
ada sejak awal 1970-an, hampir bersamaan deh dengan bahasa prokem. Pada
perkembangannya, konon para waria atau banci inilah yang paling rajin berkreasi
Kosakata bahasa gaul yang berkembang belakangan ini sering enggak beraturan
alias enggak ada rumusnya. Sehingga kita perlu menghafal setiap kali muncul istilah
baru. Misalnya untuk sebuah lawakan yang enggak lucu, kita biasa menyebutnya garing
atau jayus. Ada juga yang menyebutnya jasjus. Untuk sesuatu yang enggak oke, biasa
kita sebut cupu. Jayus dan cupu bisa dibilang kosakata baru.
1. Sebagai sarana komunikasi yang menarik bagi alayers karena menurut mereka
dengan menggunakan bahasa alay berarti mereka telah menganekaragamkan
bahasa khususnya pada remaja yang semula hanya menggunakan bahasa daerah
atau bahasa Indonesia.
2. Sebagai sarana penuangan kreativitas dalam penulisan-penulisan yang non
formal agar terlihat unik, karena dengan penulisan bahasa alay yang berbeda
dengan penulisan bahasa pada umumnya yang berupa penggabungan huruf dan
angka maupun penambahan komponen huruf di setiap kata mereka (alayers)
5
dianggap kreatif karena bisa menciptakan tulisan tulisan yang unik dan
menarik pada penulisan non formal.
1. Jaim
saudara-saudara sebagai pegawai negeri kita harus Jaim, apa itu Jaim
Jaim itu yah...Jaga Imej itulah awal kata-kata Jaim itu populer,
kalo jadi cewek harus Jaim..!!!! Santi bengong dengan muka begonya dia
nanya Pa...Jaim it! u apa seh..? Pak Dhar langsung keluar kamar Santi
sembari ngomong Jaim itu Jaga Imej... Santi yang masih bengong
cuman ngucapin ooooh. Nah hari seninnya Santi pas upacara bendera
dia ditugaskan jadi pembaca UUD 1945, diakhir kata dia gak sengaja
Santi dan nanya ke Santi apa tuh Jaim Santi dengan santai jawab Jaga
Ooohh.
2. ALAY
Singkatan dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. Alay sering
diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
3. KOOL
Sekilas cara membacanya sama dengan “cool” (keren), padahal kata ini merupakan
singkatan dari KOalitas Orang Lowclass, yang artinya mirip dengan Alay.
6
4. LEBAY
Merupakan hiperbola dan singkatan dari kata “berlebihan”. Kata ini populer di tahun
2006an.
5. GARING
Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”. Karena
seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun menjadi populer di
6. BELAH DUREN
Berasal dari istilah yang digunakan dalam lagu dangdut berjudul sama yang
dinyanyikan oleh Julia Perez, kata “Belah Duren” merupakan istilah yang ditujukan buat
para pengantin muda yang menikmati malam pertama.
7. JUTEK
Berasal dari kata yang sering digunakan oleh para PSK di awal tahun 2000an untuk
menggambarkan pria yang sombong dan jarang tersenyum. Kata ini akhirnya menjadi kata
umum yang digunakan untuk melukiskan orang yang menyebalkan, judes, galak, emosian,
dan sombong.
8. KATROK
Orang kampung / orang desa. Kata ini dipopulerkan oleh Tukul Arwana saat
membawakan acara Empat Mata sekitar tahun 2007an (kini berubah menjadi
acara Bukan Empat Mata). Kata ini kemudian menjadi bahasa umum untuk
menggambarkan orang yang kampungan/norak banget
9. KRIK
Dengan latar belakang suara jengkrik, mana kala seseorang bercanda namun tidak
lucu. Pemakaiannya cukup sederhana, yaitu saat menanggapi komentar/ucapan
seseorang, penulis tinggal menulis kata “Krik” berulang-ulang, menandakan bahwa
penulis menganggap ucapan orang itu gak lucu banget.
10. EMBER
Kata ini merupakan plesetan dari kata “Memang Begitu”. Pertama kali
dipopulerkan oleh Titi DJ yang secara tidak sengaja menyebut kata ini saat
7
menjawab pertanyaan orang. Sejak itu, kata ini sering digunakan di berbagai
kesempatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan bahasa dalam komunikasi berkembang sangat pesat seiring
berjalannya waktu. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap
kehidupan manusia dalam berbagai aspek dan dimensi yang cukup besar dan kompleks.
sehingga mendorong keingintahuan kita untuk meramalkan bagaimana perkiraan
bahasa gaul dalam komunikasi masa depan dan bagaimana cara mengantisipasi
derasnya bahasa gaul yang memiliki arti negatif, sehingga masyarakat siap untuk
memanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan eksistensi dlam
melakukan bisnis.
Masa depan teknologi yang tentu saja semakin modern, semakin canggih, dan
meretas batasan jarak dan waktu tersebut yang beriringan dengan perkembangan
bahasa gaul yang engan cepat diketahui oleh semua orang, tidak dapat diterima dengan
instan. Kita perlu mempersiapkan kelahiran teknologi dan bahasa-bahasa yang baru
tersebut mulai dari sekarang. Melalui edukasi dan literasi, melalui pemahaman tentang
etika berbahasa dalam komunikasi bisnis. Dengan demikian masyarakat diharapkan
dapat lebih siap dalam menerima lahirnya berbagai bahasabarudalam komunikasi bisnis
di masa depan. Sehingga bahasagaul dalam komunikasi dan informasi dapat
dimaksimalkan dengan sebaik mungkin, dan bukan malah disalahgunakan untuk hal
yang negatif atau hanya sekedar digunakan untuk mengikuti trend perkembangan
jaman saja, namun disempurnakan dan di kembangkan menjadi bahasa yg lebih baik.
8
DAFTAR PUSTAKA