Anda di halaman 1dari 12

KD 3.

2 Mendeskripsikan jenis-jenis energisebagai penggerak mula


1. PLTA

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit tenaga


listrik yang mengubah energi potensial air (energi gravitas air) menjadi energi
listrik. Mesin penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi
potensial air menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor generator
untuk menghasilkan energi listrik.

Keterangan gambar:

1. Sungai/Kolam Tandon, untuk tempat penampungan air


2. Intake, pintu masuk air sungai/tandon
3. Katup pengaman, berfungsi sebagai katup pengatur intake
4. Headrace tunnel, pipa antara tandon dan sebelum masuk penstock
5. Surge tank, berfungsi sebagai pengaman tekanan air yang tiba-tiba naik saat
katup pengatur ditutup.
6. Penstock (pipa pesat), untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke turbin serta
untuk mendapatkan tekanan hidrostatis yang besar.
7. Main stop valve, berfungsi sebagai katup pengatur turbine
8. Turbine, mengubah energi potensial air menjadi energi gerak
9. Generator, menghasilkan energi listrik dari energi gerak
10. Main transformer, untuk transfer energi listrik antar dua sirkuit
dengan induksi elektromagnetik.
11. Transmission line, penyalur energi listrik ke konsumen

Cara kerja PLTA dapat dilihat dari siklus di atas, air dari tandon/sungai masuk pada
turbin melalui penstock untuk memperbesar tekanan hidrostatis. Katup pengaman
berguna untuk mengatur aliran air yang masuk ke headrace tunnel, juga untuk
menghentikan aliran air. Energi potensial air menggerakkan turbin sehingga
menghasilkan energi gerak yang dikonversi menjadi energi listrik oleh generator.
Energi listrik dari generator ini diatur dan ditransfer oleh main transformer agar
sesuai dengan kapasitas transmission line (tegangan, daya, dll) untuk dibagikan ke
rumah-rumah.

Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dari sungai secara langsung
disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung dahulu (bersamaan
dengan air hujan) dengan menggunakan kolam tando atau waduk sebelum
disalurkan untuk memutar turbin.

Daya listrik yang dibangkitkan dapat dihitung menggunakan pendekatan rumus :

P = 9,8 Q X H X ή t x ή g( kW )

Dimana :

P = Daya yang dihasilkan (kW)

Q = Debit air dalam (m3/detik)

H = Tinggi terjun (m)

ή t= Efisiensi turbin (%)

ή g= Efisiensi Generator (%)

Perencanaan pengoperasian PLTA yang dilakukan berdasarkan pada kondisi


hydrologi yang meliputi

 Tahun Basah Sekali


 Tahun Basah
 Tahun Normal
 Tahun Kering
 Tahun Kering Sekali

Untuk mendapatkan hasil yang optimum dan memudahkan untuk perencanaan


operasional tahunan, maka perencanaan operasi dilakukan berdasarkan
pada kondisi hydrologi tahun normal dan tahun kering, yang kemudian dilakukan
penyesuaian tiap bulan berdasarkan kondisi air masuk.

Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan biasa dimulai bulan
Nopember s.d Maret dan musim kemarau pada bulan April s.d Oktober, sehingga
kondisi ini dipergunakan untuk proses pengisian dan penggunaan air
2. PLTA Pasang surut

Air laut Pasang: Air laut memasuki teluk (sebagai kolam) melewati bangunan
sentral, sehingga air laut mendorong sudu-sudu jalan (runner) dari turbin. Turbin
memutarkan generator sehingga menghasilkan energi listrik. ama kelamaan kolam
akan terisi oleh air laut sehingga permukaan air laut menjadi sama, berarti tenaga
penggeraknya tidak ada dan turbin berhenti berputar.

Air Laut Surut: Pada saat air laut surut, permukaan air kolam lebih tinggi dari
permukaan air laut. Air kolam akan mengalir ke Laut melalui bangunan sentral dan
akan memutar sudu-sudu turbin yang seporos dengan generator sehingga didapat
energi listrik kembali sampai terjadi air pasang lagi.

3. PLTU

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena
efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU
merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar
menjadi energi listrik.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :


 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas
dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.
 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan
sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas


permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas
panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah
menjadi uap.
 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik
dari terminal output generator
 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisi boiler.
 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
4. PLTP

Energi panas bumi adalah salah satu sumber daya alam yang berupa air panas atau
uap yang terbentuk melalui pemanasan secara alami. Hal-hal yang perlu mendapat
perhatian dalam pemilihan teknologi penggunaan energi panas bumi untuk
dikonversikan menjadi energi listrik antara lain :

1. Temperatur;Fluida panasbumi bertemperatur tinggi > 225 oC telah lama


digunakan untuk pembangkit listrik. Temperatur sedang 150 – 225 oC
2. Cadangan sumberdaya hingga 25 – 30 tahun
3. Kualitas Uap;Diharapkan yang mempunyai pH hampir netral, karena bila
pH sangat rendah laju korosi terhadap material akan lebih cepat.
4. Kedalaman Sumur dan Kandungan Kimia Biasanya tidak terlalu dalam
(tidak lebih dari 3 km). Lokasi relatif mudah dicapai.
5. Kemungkinan terjadinya erupsi hydrothermal relatif rendah. Produksi fluida
panas dari dalam perut bumi dapat meningkatkan resiko terjadinya erupsi
hydrothermal.

Ciri – ciri Geologi Daerah Panas Bumi

1. Sumber Panas : Magma yang mempunyai temperature ~ 700 C


2. Bed Rock : Lapisan Batuan Dasar yang merupakan batuan keras lapisan
bagian bawah
3. Aquifer (Lapisan Permeable Zone) : merupakan lapisan yang mampu dialiri
oleh air. Lapisan ini sebagai Reservoir
4. Cap Rock : Lapisan batuan keras sebagai lapisan batuan penutup.
5. Water Replishment : sebagai air penambah.
6. Surface Manifestation yaitu : Gejala-gejala yang muncul di permukaan
bumi (kawah, air panas, Geyser, Gunung berapi, dll).

5. Prinsip kerja PLTP

1. Uap di-supply dari sumur produksi melalui sistem transmisi uap yang
kemudian masuk ke dalam Steam Receiving Header sebagai media
pengumpul uap. Steam Receiving Header dilengkapi dengan Rupture
Disc yang berfungsi sebagai pengaman terakhir unit .Bila terjadi tekanan
berlebih (over pressure) di dalam Steam Receiving maka uap akan dibuang
melalui Vent Structure.Vent Structure berfungsi untuk warming-up di pipe
line ketika akan start unit dan sebagai katup pengaman yang akan
membuang tekanan bila sudden trip terjadi.
2. Dari Steam Receiving Header uap kemudian dialirkan
ke Separator (Cyclone Type) yang berfungsi untuk memisahkan uap (pure
steam) dari benda-benda asing seperti partikel berat (Sodium, Potasium,
Calsium, Silika, Boron, Amonia, Fluor dll).
3. Kemudian uap masuk ke Demister yang berfungsi untuk memisahkan
moisture yang terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih yang
akan masuk ke dalam Turbin.
4. Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari Energi
Kalor yang terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang diterima
oleh sudu-sudu Turbin. Turbin yang dikopel dengan generator akan
menyebabkan generatkut berputar saat turbin berputar sehingga terjadi
konversi dari Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik.
5. Generator berputar menghasilkan Energi Listrik (Electricity)
6. Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin dikondensasikan di dalam
Condensor dengan sistem Jet Spray (Direct Contact Condensor).
7. NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap
oleh First Ejectorkemudian masuk ke Intercondensor sebagai media
pendingin dan penangkap NCG. Setelah dari Intercondensor, NCG dihisap
lagi oleh Second Ejector masuk ke dalam Aftercondensor sebagai media
pendingin dan kemudian dibuang ke atmosfir melalui Cooling Tower.
8. Dari Condensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling Water
Pump masuk ke Cooling Tower. Selanjutnya air hasil pendinginan
dari Cooling Tower uap kering disirkulasikan kembali ke dalam Condensor
sebagai media pendingin.
9. Primary Cooling System disamping sebagai pendingin Secondary Cooling
System juga mengisi air pendingin ke Intercondensor dan Aftercondensor.
10. Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk
kepentingan Reinjection Pump.
11. River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin Cooling
Tower.
6. PLTS

Sistem PLTS terdiri dari beberapa jenis, meliputi stand alone photovoltaic, grid
connected photovoltaic battery backup, grid connected photovoltaic system, dan
hybrid photovoltaic power system.

STAND ALONE PHOTOVOLTAIC

Stand Alone PV system atau Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat
(sistem PLTS Terpusat) merupakan sistem pembangkit listrik alternatif untuk
daerah-daerah terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Sistem
PLTS terpusat disebut juga Stand-Alone PV system, yaitu sistem PLTS yang hanya
mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan
menggunakan rangkaian photovoltaic module untuk menghasilkan energi listrik
sesuai dengan kebutuhan.

Secara umum Konfigurasi sistem PLTS Sistem Terpusat dapat dilihat seperti
terlihat blok diagram dibawah :
Prinsip kerja sistem PLTS terpusat dapat diuraikan sebagai berikut :

 Pada sistem PLTS terpusat ini, sumber energi energi listrik yang dihasilkan
oleh Modul Surya (PV) pada siang hari akan disimpan dalam baterai. Proses
pengisian energi listrik dari PV ke baterai diatur oleh Solar Charge kontroler
agar tidak terjadi over charge. Besar energi yang dihasilkan oleh PV sangat
tergantung kepada intensitas penyinaran matahari yang diterima oleh PV
dan efisiensi cell. Intensitas matahari maksimum mencapai 1000 Watt/m2,
dengan efisiensi cell 14% maka daya yang dapat dihasilkan oleh PV adalah
sebesar 140 Watt/m2.
 Selanjutnya energi yang tersimpan dalam baterai digunakan untuk
menyuplai beban melalui Inverter saat dibutuhkan. Inverter mengubah
tegangan DC pada sisi baterai menjadi tegangan AC pada sisi beban.

GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM

Grid Connected PV System merupakan solusi Green Energy bagi penduduk


perkotaan baik perumahan ataupun perkantoran. Sistem PLTS ini menggunakan
Modul Surya (Photovoltaic Module) untuk menghasilkan listrik yang ramah
lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya sistem PLTS ini akan mengurangi
tagihan listrik rumah tangga, dan memberikan nilai tambah pada pemiliknya.
Sesuai namanya, Grid Connected-PV, maka sistem PLTS ini akan tetap
berhubungan dengan jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan Energi
PV untuk menghasilkan energi listrik semaksimal mungkin.

Pada siang hari, Modul Surya yang terpasang pada atap akan mengkonversi sinar
matahari menjadi Energi listrik Arus Searah (DC). Selanjutnya sebuah komponen
yang disebut Grid-inverter merubah listrik arus searah (DC) dari PV menjadi listrik
arus bolak-balik (AC) yang kemudian dapat digunakan untuk mensuplai berbagai
peralatan rumah tangga seperti Lampu, TV, Kulkas, Mesin Cuci, dll. Jadi pada
siang hari, kebutuhan energi listrik berbagai peralatan disuplai langsung oleh Modul
Surya. Jika pada kondisi ini terdapat kelebihan energi dari PV maka kelebihan
energi ini dapat dijual ke PLN (tergantung kebijakan).

Pada malam hari atau jika kondisi cuaca mendung maka peralatan akan disupport
oleh jaringan PLN. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini tetap terkoneksi dengan
jaringan PLN. Ilustrasi penggunaan Grid Connected dapat dilihat pada grafik
berikut :
Keuntungan menggunakan Energi Surya (Grid-Connected PV):

 Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi/emisi


bahan bakar
 Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang
tahun
 Tidak memerlukan biaya operasional sepeserpun
 Pengoperasian dan Perawatan sistem yang sangat mudah
 Membantu menstabilkan tegangan PLN pada sisi beban
 Membantu mengurangi biaya tagihan listrik bulanan
 Meningkatkan nilai prestise pada rumah/perkantoran
 Kelebihan Listrik yang dihasilkan PV dapat dijual kepada PLN (tergantung
kebijakan)

7. PLTN

Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU menggunakan boiler untuk
menghasilkan energi panasnya, PLTN menggantinya dengan menggunakan reaktor
nuklir.
Seperti terlihat pada gambar 1, PLTU menggunakan bahan bakar batubara, minyak
bumi, gas alam dan sebagainya untuk menghasilkan panas dengan cara dibakar,
kemudia panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan air di dalam boiler
sehingga menghasilkan uap air, uap air yang didapat digunakan untuk memutar
turbin uap, dari sini generator dapat menghasilkan listrik karena ikut berputar
seporos dengan turbin uap.

PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi reaksi
fisi bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas, kemudian air di
dalam reaktor dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat digunakan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan
transmisi,.

Anda mungkin juga menyukai