Anda di halaman 1dari 10

Terbentuknya Tata Surya

PENGERTIAN TATA SURYA


Tata Surya adalah suatu system di jagat raya yang terdiri atas matahari
sebagai pusatnya dan planet-planet ,satelit-satelit alam (misalnya bulan),
asteroid,komet,meteor,debu,kabut dan benda – benda lainnya sebagai
anggotanya yang beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya
masing-masing.

Teori-teori Pembentukan Tata Surya


1. Teori Proto Planet (Awan Debu) [Carl Von Weizsaecker, G.P. Kuiper & Subrahmanyan
Chandarasekhar]

Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Alam semesta saat ini juga terdapat
gumpalan awan dan debu yang bertebaran di angkasa. Selama kurang lebih 5.000 juta tahun yang
lalu, salah satu awan gas tersebut mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan tersebut
partikel-partikel debu tertarik ke pusat awan dan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.
Selanjutnya gumpalan bola gas tersebut memipih berbentuk cakram. Partikel-pertikel di bagian
tengah cakaram kemudian saling menekan sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar
(matahari). Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan-
gumpalan kecil. Gumpalan kecil ini berpilin juga dan mengalami pembekuan dan menjadi planet
serta satelit.

2. Teori Pasang Surut [Jeans-Jeffrey,1917]


Sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, dapat menyebabkan pengerjaan
pasang surut pada tubuh matahari pada massa matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Gaya
tarikan ini membentuk lidah gas panas. Dalam lidah yang panas ini akan terjadi pengrapatan gas-gas
dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah lalu bercerai menjadi benda-benda tersendiri yang
merupakan planet-planet. Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys.

3. Teori Planetisimal [Moulton dan Chamberlain]

Pada mulanya telah terdapat “matahari asal”. Pada suatu ketika matahari asal ini didekati oleh
sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Oleh tenaga
penarikan pada matahari asal tadi, maka terjadilah peledakan-peledakan yang hebat. Gas yang
meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-
benda yang padat dan disebut planetesimal. Benda padat yang disebut planetesimal ini dalam
perkembangan selanjutnya menjadi planet-planet yang salah satunya adalah bumi kita. Teori ini
dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton.
4. Teori Kabut (nebula) [Kant-Lapplace, 1755]

Di jagat raya telah terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-
menarik antar gas hingga membentuk kumpulan kabut yang sangat besar ini berputar semakin
cepat. Dalam proses perputaran yang kencang ini, menyebabkan materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Fragmen yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Bagian inti kabut tetap berbentuk gas pijar yang
kita lihat sebagai matahari sekarang ini.

5. Teori Bintang Kembar [Hoyle, 1956]

Teori ini dikemukakan oleh RA Lyttleton pada tahun 1956. Teori ini diberi nama teori bintang kembar
karna Lyttleton beranggapan bahwa tata surya ( matahari dan planet ) terbentuk dari dua buah
bintang, yang kemudian salah satunya hancur dan membentuk panet dan yang lainnya menjadi
bintang ( matahari ) adapun alasan dari pendapat ini karna setelah penelitian terhadap tata surya
lain ternya ada tata surya yang memiliki bintang kembar, oleh karna itulah Lyttleton beranggapan
bahwa tata surya kita terbentuk dari proses meladaknya bintang kembar. Adapun raian dari teori
tersebut adalah sebagai berikut :

Pada awalnya di tata surya kita ada dua buah bintang kembar yaitu matahari dan kembarannya.
Entah karma sebab apa kemudian lama kelamaan kembaran dari matahari tersebut mengalami
ledakan ledakan kecil hinga pada suatu ketika kemudian kembaran dari maahari tersebut benar –
bena meledak menjadi serpihan – serpihan kecil dan debu – debu. Serpihan dan debu tersebut
kemudian terperangkap oleh gaya grafitasi matahari, namun tidak tersedot masuk. Kemudian debu –
debu yang terbentuk nberkumpul dan mempilin sehingga membentuk planet dan serpihan –
serpihan batuan membentuk jalur asteroid yang memisahkan planet dalam dan luar.

6. Teori Ledakan Dahsyat [The Big Bang]

Teori ini menyatakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar dan mempunyai berat jenis yang
besar pula. Karena ada reaksi inti, maka massa tersebut meledak dengan hebatnya (big bang).
Bagian yang berserakan dengan cepat menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, bagian-
bagian yang berserakan tersebut membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih
rendah. Kelompok-kelompok tersbut yang menjadi galaksi sekarang ini.
Anggota Tata Surya

Seperti yang telah kamu ketahui di depan bahwa Tata Surya terdiri atas Matahari (pusat Tata Surya),
planet-planet yang mempunyai orbit berbentuk elips, meteor, asteorid, komet, dan satelit alami
yang bergerak mengelilinginya. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa sifat yang dimiliki oleh
anggota Tata Surya kita.

1. Matahari

Matahari adalah pusat Tata Surya. Ukuran garis tengah Matahari adalah seratus kali lebih besar dari
Bumi. Sungguh besar, bukan? Walaupun begitu, untuk ukuran jagat raya Matahari termasuk bintang
yang kecil. Masih ada bintang yang besarnya seratus kali dari Matahari.

Jarak Matahari ke Bumi sekitar 150 juta kilometer. Jarak Matahari ke Bumi disebut satu satuan
astronomi (1 sa). Waktu yang dibutuhkan oleh sinar Matahari untuk sampai ke Bumi 8,33 menit.

Matahari terdiri atas bagian inti dan lapisan kulit. Bagian kulit Matahari terdiri atas lapisan fotosfera,
khromosfera, dan korona. Fotosfera merupakan gas yang dipancarkan ke segala penjuru. Di atas
fotosfera terdapat lapisan khromosfera. Korona berada pada bagian terluar Matahari, berupa lidah
api yang menyala-nyala.

Seperti halnya bintang lainnya, Matahari mengeluarkan energi hasil reaksi nuklir yang sangat
dahsyat. Pancaran energi hasil reaksi nuklir pada bagian inti menghasilkan panas sebesar
15.000.000°C. Bandingkan dengan suhu pada permukaannya yang hanya 6.000°C. Sungguh luar biasa
panas, bukan? Oleh karena itu di dalam Matahari tidak ada benda padat. Semuanya berupa

2. Planet

Planet merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan dan
beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring atau pengikut planet yang
disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.

Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutan nya dari matahari. Planet-
planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus,
beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata
surya.
Berdasarkan massanya, planet dalam sistem tata surya kita dibagi menjadi dua, yaitu:

 Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.

 Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Sedangkan berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet di bagi menjadi dua, yaitu:

 Planet Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih
dekat dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di antara lintasan bumi
dan matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam adalah
Merkurius dan Venus.

 Planet Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih
jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di luar lintasan bumi.
Planet-planet yang termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.

Sidang Umum Perkumpulan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) ke-26


yang berlangsung di Praha, Republik Ceko, pada tanggal 25 Agustus 2006 telah memutuskan
beberapa keputusan yang penting, di antaranya adalah resolusi 5A yang berisi mengenai definisi
sebuah planet. Suatu benda angkasa dapat disebut sebagai planet apabila memiliki syarat-syarat
sebagai berikut.

 Berada dalam suatu orbit yang mengelilingi matahari.

 Mempunyai berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam mengatasi tekanan rigid supaya
ia menjadi satu ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat).

 Merupakan objek yang dominan dalam orbitnya sendiri.

Planet Pluto, berdasarkan keputusan sidang IAU, tidak memenuhi syarat sebagai sebuah planet
karena Pluto memiliki orbit yang tumpang tindih dengan Neptunus. Hal ini menunjukkan Pluto
sebagai sebuah objek yang tidak dominan di orbitnya sendiri.

Berikut ini beberapa karakteristik khas dari planet-planet dalam Tata Surya.

Merkurius

Merkurius merupakan planet terdekat dengan Matahari. Kedekatan ini mengakibatkan suhu di
Merkurius sangat panas. Panas siang hari di Merkurius sangat tinggi, konon mampu melelehkan
timah yang melapisi kaleng. Jarak antara Matahari dengan Merkurius kurang lebih 57 juta km.
Sedangkan jarak dengan Bumi sekitar 92 juta km. Ukurannya hanya 27% dari ukuran Bumi.
Merkurius mengelilingi matahari (revolusi) memerlukan waktu 88 hari, sedangkan rotasinya
memerlukan waktu 59 hari. Planet tersebut begitu lambat berputar sehingga satu hari hampir sama
lamanya dengan satu tahun di Bumi.

Venus

Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara
planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet ini
kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan
untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang
lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.

Bumi

Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya ke
matahari sekitar 150 juta km. Periode revolusinya sekitar 365,25 hari dan periode rotasinya sekitar
23 jam 56 menit dengan arah barat-timur. Bumi memiliki satu satelit yang selalu beredar
mengelilingi bumi, yaitu Bulan (The Moon).

Mars

Planet Mars adalah planet terluar yang paling dekat dengan Bumi. Pada malam hari kadang kita
melihat sebuah ”bintang” cemerlang yang bercahaya kemerahan. Itulah Mars atau planet merah.
Namanya berasal dari nama dewa perang Romawi. Planet ini memiliki diameter kira-kira 6.800 km
atau sekitar setengah diameter Bumi. Masa rotasi Mars adalah 24 jam 37 menit dan masa
revolusinya 687 hari. Mars memiliki dua buah satelit, yaitu Deimos dan Phobos, temperaturnya lebih
rendah dibandingkan dengan temperatur di Bumi.

Yupiter

Yupiter adalah planet terbesar yang ada di dalam Tata Surya. Jika kita bayangkan Yupiter sebagai
wadah, maka ia mampu menampung sebanyak 1310 planet seukuran Bumi. Tetapi tidak sebanding
dengan besarnya, berat Yupiter hanya dua setengah kali Bumi. Planet ini lembek, permukaannya
hanya berupa gas helium dan hidrogen cair yang terbungkus awan yang bergerak. Keunikan lain yang
dimiliki Yupiter, yaitu rotasi yang paling cepat, hanya membutuhkan 10 jam. Sedangkan masa
revolusinya membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu 12 tahun.

Saturnus

Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Yupiter, diameternya sekitar 120.200 km.
Periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit dan revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet ini memiliki tiga
cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar, Cincin Tengah, dan
Cincin Dalam. Diameter Cincin Luar Planet Saturnus adalah sekitar 273.600 km, Cincin Tengah sekitar
152.000 km, dan Cincin Dalam memiliki diameter sekitar 160.000 km. Antara Cincin Dalam dan
permukaan Saturnus dipisahkan ruang kosong berjarak sekitar 11.265 km. Planet Saturnus memiliki
atmosfer yang sangat rapat terdiri atas hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet ini memiliki
satelit yang jumlahnya sekitar 11 satelit, di antaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.

Uranus

Planet Uranus memiliki diameter 49.000 km, hampir empat kali lipat dari diameter bumi. Periode
revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet
lainnya, sumbu rotasi pada Planet Uranus searah dengan arah datangnya sinar matahari sehingga
kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfer Uranus dipenuhi oleh hidrogen, helium,
dan metana. Di luar batas atmosfer Planet Uranus terdapat lima satelit yang mengelilinginya, yaitu
Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata Planet Uranus ke matahari sekitar 2.870
juta km. Seperti halnya dengan Yupiter dan Saturnus, planet ini pun merupakan planet raksasa yang
sebagian besar massanya berupa gas. Planet Uranus merupakan planet bercincin, ketebalan
cincinnya sekitar satu meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat tipis dan redup.

Neptunus

Kondisi di Neptunus tidak berbeda jauh dari Uranus, terdiri atas gas. Ukuran Neptunus juga besar,
meskipun tidak sebesar Yupiter. Jika diumpamakan wadah kosong, Neptunus mampu menampung
60 planet seukuran Bumi. Satu tahun di Neptunus sama dengan 165 tahun di Bumi sedangkan satu
hari di sana sekitar 16 jam di Bumi. Sejak tahun 1984, para ahli telah menduga bahwa Neptunus
mempunyai cincin. Dugaan ini terbukti setelah pesawat angkasa Voyager 2 berhasil mendekati
Neptunus dan memastikan bahwa Neptunus memiliki paling tidak tiga lapis cincin.

3. Asteroid

Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil (diameter 1.700 km) dengan jumlah yang sangat
banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu asteroid yang juga mengelilingi Matahari. Asteroid
yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid Apollo. Selain itu, banyak di antara asteroid
yang sudah diberi nama sesuai dengan nama penemunya.

Sebagian besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Yupiter. Daerah
ini dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama,
ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok
asteroid AAA (Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten).

4. Meteor

Ketika kita melihat sejenak ke langit yang cerah pada malam hari, tampak seberkas cahaya bergerak
cepat lalu hilang. Itulah meteor. Meteor atau disebut juga bintang jatuh merupakan bagian dari
asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh mengarah ke Bumi akan tampak seperti bola api.
Meteor yang jatuh terkadang sangat banyak dan disebut sebagai hujan meteor. Ketika terjadi hujan
meteor, jutaan meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis
sebelum mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar habis dan
akhirnya sampai ke permukaan Bumi dan disebut sebagai meteorit.

Meteor besar yang jatuh ke Bumi akan membentuk kawah besar seperti kawah Barringer di wilayah
Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.

5. Komet

Komet merupakan benda angkasa yang terlihat bercahaya dikarenakan adanya gesekan atom-atom
di udara. Ukurannya dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil. Oleh
karena itu, komet sering disebut juga bintang berekor. Ciri khas komet adalah ekornya yang sangat
panjang. Panjangnya bisa mencapai 100 juta km. Inti komet disebut nukleus yang terdiri atas
bongkahan es serta gas yang telah membeku. Diameter nukleus bisa mencapai 10 km. Ekor
merupakan bagian dari komet, berasal dari coma yang menyelimuti inti komet. Diameter coma bisa
mencapai 100.000 km.

Anda mungkin juga menyukai