DASAR TEORITIS
Pada bab ini penulis akan mengemukakan tentang dasar teoritis dari
2.1.1 Pengertian
yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. Penyakit yang
atas.
2.1.2 Etiologi
c. Alkohol.
saraf pusat.
e. Refluks usus-lambung.
f. Endotoksin
2.1.3 Patofisiologi
infark kecil. Disamping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosa barier
pada penderita stress fisis biasanya tidak terganggu. Hal itu yang membedakannya
dengan gastritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks,
gastritis karena bahan kimia, obat, mucosa barier rusak sehingga difusi balik ion
H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempecepat
pergerakan otot itu sendiri, proses pembentukannya sendiri dengan asam disebut
mukosa barier rusak terjadi luka dan lebih parah karena interaksi dari histamin
luka yang mengakibatkan oedema, perdarahan dan erosi pada dinding lambung.
kongesti, oedema, sel yang terinfiltrasi meradang akut dan pergantian degeneratif
dalam superficial epithelium. Manifestasi awal dari patologis gastritis akut adalah
perubahan merah pada mukosa membran dengan promonent rugae atau terlipat
sejalan dengan proses penyakit, dinding dan garis perut menjadi tipis dan atropi.
Atropi lambung progresif akibat dari luka pada mukosa yang kronik makin
Agresif Defensif
- Empedu - Prostaglandin
- Infeksi virus
sebagian besar penderita hanya mempunyai keluhan yang ringan saja, seperti
nyeri epigastrium yang tidak hebat, kadang-kadang disertai nausea dan atau
muntah, kembung.
Pemeriksaan fisis sering tidak membantu. Kadang-kadang didapati nyeri
tekan yang ringan saja pada daerah epigastrium, jika lanjut ditemukan perdarahan
perdarahan.
2.1.5 Penatalaksanaan
d. Endoskopi.
penyakitnya. Akibatnya pada saat itu terdapat erosi yang masih baru
menyebabkan kematian.
c. Perforasi.
1. Pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan.
4. Tindakan keperawatan/implementasi.
5. Evaluasi.
Untuk dapat menerapkan proses keperawatan, orang memerlukan
2. Pengelompokan data
3. Menganalisa data
2.2.1 Pengkajian
kesehatan klien.
Profesional)
otot bantu nafas, inspeksi adanya lesi pada kulit dan sebagainya.
stetoskop.
tubuh.
dengan gastritis dimulai dari riwayat atau adanya faktor resiko seperti :
3. Perokok berat
digambarkan sebagi nagging, tumpul, sakit atau rasa terbakar. Ini sering hilang
dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stress emosi. Selama
problem” atau respon klien terhjadapo masalah kesehatan. Oleh karena itu
terjadi yaitu :
2.2.3 Perencanan
1. Menentukan prioritas.
diinginkan.
Rencana tindakan :
1.1 Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi tubuh.
1.3 Beri makanan sedikit tapi sering dan berikan makanan tambahan yang
tepat.
Rencana tindakan :
2.1 Catat keluhan nyeri, lokasi, lamanya, dan intensitas dengan skala nyeri
0-10.
2.2 Tanyakan pada klien hal-hal yang memperberat dan meperingan nyeri.
3.1 Dekati klien dan beri penjelasan kepada klien klien tentang prose
penyakitnya.
intelektual, dan teknikal, intevensi harus dilakukan secara cermat dan efisien pada
situasi yang tepa, keamanan fisik dan fisiologi dilindungi dan dokumentasi
implementasi dilakukan.
kelengkapan, dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, serta
dengan standar yang telah ditentukan terlebih dahulu. Kemudahan atau kesulitan
evaluasi dipengaruhi oleh kejelasan tujuan dan bisa tidaknya tujuan tersebut
diukur. Disamping evaluasi yang dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab
pada klien, pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien dapat dinilai juga
oleh klien sendiri, teman kerja perawat. Evaluasi menunjang tanggung gugat
pelayanan keperawatan serta menentukan tindakan yang efektif dan yang tidak
efektif.
kurang dari kebutuhan tubuh yaitu klien dapat mentoleransi diet tanpa rasa tidak
dengan iritasi dan diserupsi mukosa lambung yaitu klien dapat melaporkan
antara makanan tertentu dengan rasa yang tidak nyaman, memperagakan aturan
tentang diet.