DOI 10.15294/jbat.v4i2.5126
1
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunung Pati,
Semarang 50229, Indonesia
Abstract
In this work, the binary interaction parameters of vapor-liquid equilibrium for the mixtures of primary
alcohols (methanol, ethanol, 1-propanol or 1-butanol) with C5 alcohols were obtained. A total of 15
systems that consisted of isobaric vapor-liquid equilibrium data at atmospheric pressure were selected.
The binary interaction parameters were determined as temperature function by correlating the selected
vapor-liquid equilibrium data using the Wilson, Non-Random Two-Liquid (NRTL) and Universal
Quasi-Chemical (UNIQUAC) activity coefficient models. The binary interaction parameters were
described as the temperature-dependent to increase the capability of the parameters for the application
in wide range of temperature. The correlation showed good results because the root mean square devia-
tion (RMSD) between the calculation values and experimental data were relatively low. The obtained
parameters were very useful for optimizing the distillation column in the bio-ethanol purification
process.
Tabel 1. Sumber data kesetimbangan uap-cair sistem biner campuran alkohol primer (metanol,
etanol, 1-propanol atau 1-butanol) dengan alkohol rantai C5 pada tekanan atmosfer
38
Asalil Mustain, Anang Takwanto, Dhoni Hartanto / JBAT 5 (2) (2016) 37-44
No Keterangan A B C D E
1 Metanol 75,8102 -6904,5 -8,8622 7,466 x 10-6 2
2 Etanol 66,3962 -7122,3 -7,1424 2,885 x 10-6 2
3 1-Propanol 77,7562 -8307,2 -8,5767 7,509 x 10-18 6
4 1-Butanol 99,3822 -9866,4 -11,655 1,083 x 10-17 6
5 1-Pentanol 107,842 -10643 -12,858 1,249 x 10-17 6
6 3-Metil-1-butanol 110,162 -10743 -13,165 1,167 x 10-17 6
7 3-Metil-2-butanol 105,352 -9925,7 -12,591 1,143 x 10-17 6
8 2-Metil-1-butanol 112,332 -10738 -13,522 1,427 x 10-17 6
9 2-Metil-2-butanol 108,872 -9860,1 -13,162 1,468 x 10-17 6
1
Diambil dari kumpulan data properti fisik software Aspen Plus V8.
sampai C4 telah ditentukan (Mustain, dkk., 2016). Koefisien-koefisien A, B, C, D dan E yang dipakai
Data parameter interaksi biner sebagai fungsi suhu pada penelitian ini terlampir pada Tabel 2 dengan
tersebut diharapkan bisa digunakan secara akurat 𝑃𝑖𝑠 dalam kPa dan T dalam K.
untuk aplikasi rentang suhu yang panjang. Data eksperimental yang dipilih pada
penelitian ini adalah data kesetimbangan uap-cair
METODE PENELITIAN pada tekanan atmosfer sehingga fase uap dapat
diasumsikan sebagai gas ideal dan hubungan
Penelitian ini diawali dengan mengumpul- kesetimbangan uap-cair pada Persamaan (1) untuk
kan data kesetimbangan uap-cair sistem biner sistem biner dapat disederhanakan sebagai berikut:
campuran alkohol primer (metanol, etanol, 1-pro-
yi P xi i Pi s (3)
panol atau 1-butanol) dengan alkohol rantai C5
pada tekanan atmosfer yang tersedia di berbagai Model koefisien aktifitas Wilson, NRTL dan
literatur. Setelah itu, data kesetimbangan uap-cair UNIQUAC yang dipilih dalam penelitian ini
yang sudah terkumpul tersebut dikorelasikan de- seperti dideskripsikan pada persamaan berikut
ngan persamaan koefisien aktifitas seperti Wilson, dengan parameter interaksi biner sebagai fungsi
NRTL dan UNIQUAC untuk mendapatkan pa- suhu.
rameter interaksi biner. Pada kesempatan ini, pa- Wilson:
rameter interaksi biner ditentukan sebagai fungsi
N N
x
suhu sehingga pada aplikasinya nanti bisa diguna- ln i ln x j ij 1 N k ki
j (4)
kan secara akurat untuk rentang suhu yang pan-
jang. Total data kesetimbangan uap-cair yang di-
k
x j kj j
korelasikan berjumlah 15 sistem biner dengan
sumber seperti tertera pada Tabel 1. dimana
bij
HASIL DAN PEMBAHASAN ij exp aij (5)
T
Hubungan kesetimbangan fase uap dan model NRTL:
cair dideskripsikan sebagai berikut:
N N
yi i P xi i Pi s
(1)
ji G ji x j N
x j Gij x k kj Gkj
ln i
j
N N
k (6)
N ij
dimana 𝑥𝑖 dan 𝑦𝑖 adalah fraksi mol fase cair dan G k
ki xk j
k Gkj xk k Gkj xk
uap pada kondisi setimbang, Φ𝑖 adalah faktor
koreksi fase uap, 𝛾𝑖 adalah koefisien aktifitas, 𝑃 dimana
adalah tekanan total, dan 𝑃𝑖𝑠 adalah tekanan uap Gij exp ij ij (7)
dari komponen murni i, yang dihitung dari
persamaan Antoine: bij
ij aij (8)
B
ln P A C ln T DT E
s
T
(2)
T
39
Asalil Mustain, Anang Takwanto, Dhoni Hartanto / JBAT 5 (2) (2016) 37-44
UNIQUAC
i z N N N j ij
ln i ln qi ln i l i i
i
x lj j qi ln j ji qi qi N
(9)
xi 2 xi j
j j
k kj
k
OF k
np
P calc P exp t 2 T calc T exp t 2 x calc x exp t 2
y1calc
, k y1, k
exp t
2
1, k 1, k
k k k
(15)
k 1 P T x1 y1
Dimana 𝑛𝑝 adalah jumlah titik data. Pangkat atas penelitian ini untuk model Wilson, NRTL dan
calc dan expt menunjukkan nilai perhitungan dan UNIQUAC adalah seperti tertera pada Tabel 4-6.
eksperimental. Deviasi standar dari tekanan (𝜎𝑃 ), Sedangkan, root mean square deviations (RMSD)
suhu (𝜎𝑇 ), fraksi mol fase cair komponen 1 (𝜎𝑥1 ) antara hasil perhitungan dan data eksperimental
dan fraksi mol fase uap komponen 1 (𝜎𝑦1 ) adalah untuk model-model tersebut ditampilkan pada
0,2 kPa, 0,1 K, 0,005 dan 0,005. Tabel 7-9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Parameter interaksi biner sebagai fungsi korelasi model memberikan hasil yang baik
suhu yang optimal (𝑎12 , 𝑎21 , 𝑏12 dan 𝑏21 ) dalam dikarenakan nilai RMSD yang relatif kecil.
No Komponen r1 q1
1 Metanol 1,4311 1,432
2 Etanol 2,1055 1,972
3 1-Propanol 2,7798 2,512
4 1-Butanol 3,4542 3,048
5 1-Pentanol 4,1285 3,592
6 3-Metil-1-butanol 4,2729 3,478
7 3-Metil-2-butanol 4,2696 3,456
8 2-Metil-1-butanol 4,2848 3,394
9 2-Metil-2-butanol 4,2538 3,446
1
Ditentukan dari metode Bondi (Bondi, 1968).
40
Asalil Mustain, Anang Takwanto, Dhoni Hartanto / JBAT 5 (2) (2016) 37-44
Tabel 5. Parameter interaksi biner yang optimal untuk model NRTL ( ij = 0,3)
41
Asalil Mustain, Anang Takwanto, Dhoni Hartanto / JBAT 5 (2) (2016) 37-44
Tabel 7. Root mean square deviation (RMSD1) Tabel 9. RMSD1 antara hasil perhitungan dan
antara hasil perhitungan dan data data eksperimental untuk model
eksperimental untuk model Wilson UNIQUAC
Kode RMSD T RMSD P RMSD y1 Kode RMSD T RMSD P RMSD y1
(K) (kPa) (K) (kPa)
1 0,59 0,256 0,030 1 0,52 0,254 0,026
2 0,53 0,167 0,015 2 0,49 0,148 0,017
3 0,52 0,153 0,013 3 0,55 0,161 0,013
4 0,04 0,012 0,001 4 0,04 0,012 0,001
5 0,48 0,145 0,007 5 0,48 0,151 0,007
6 0,17 0,041 0,004 6 0,17 0,041 0,004
7 0,31 0,093 0,008 7 0,34 0,102 0,009
8 0,68 0,199 0,010 8 0,60 0,179 0,009
9 0,22 0,064 0,008 9 0,23 0,068 0,008
10 0,20 0,059 0,003 10 0,21 0,061 0,003
11 0,20 0,064 0,006 11 0,25 0,076 0,005
12 0,33 0,096 0,005 12 0,33 0,096 0,005
13 0,22 0,064 0,002 13 0,22 0,062 0,002
14 0,43 0,122 0,007 14 0,42 0,121 0,007
15 0,17 0,047 0,004 15 0,16 0,044 0,003
0.5 0.5
1 1
M M
np np
RMSD M RMSD M
exp 2 exp 2
1 cal
M 1 cal
M
n k k n k k
p k 1 p k 1
dimana 𝑛𝑝 adalah jumlah titik data dan 𝑀 dimana 𝑛𝑝 adalah jumlah titik data dan 𝑀
merupakan 𝑇, 𝑃atau 𝑦1 . merupakan 𝑇, 𝑃atau 𝑦1 .
Tabel 8. RMSD1 antara hasil perhitungan dan Parameter interaksi biner sebagai fungsi
data eksperimental untuk model suhu dalam penelitian ini diharapkan mampu
NRTL meningkatkan kemampuan parameter untuk dia-
plikasikan di berbagai kisaran suhu yang lebar
Kode RMSD T RMSD P RMSD y1 pada perhi-tungan kesetimbangan uap-cair dari
(K) (kPa) campuran alkohol. Sehingga, parameter yang
1 0,52 0,254 0,026 diperoleh dapat digunakan untuk merancang dan
2 0,54 0,140 0,011 mengoptimalkan unit distilasi dalam proses pe-
3 0,54 0,159 0,013 murnian bioetanol sebagai sumber energi alternatif
4 0,04 0,012 0,001 pengganti bahan bakar fosil.
5 0,48 0,147 0,007
Pada penelitian ini, hasil perhitungan nilai
6 0,17 0,041 0,004
7 0,33 0,100 0,009 koefisien aktifitas mendekati satu (𝛾 ≈ 1) untuk
8 0,62 0,184 0,009 semua sistem yang diamati karena sistem biner
9 0,23 0,067 0,008 yang dianalisa pada kesempatan ini adalah sejenis
10 0,20 0,060 0,003 yaitu campuran biner alkohol. Sebenarnya korelasi
11 0,25 0,075 0,005 data kesetimbangan uap-cair sistem-sistem tersebut
12 0,33 0,096 0,005
bisa dikorelasikan dengan persamaan sederhana
13 0,23 0,064 0,003
14 0,43 0,122 0,007 yaitu Hukum Raoult. Akan tetapi, parameter
15 0,15 0,044 0,003 interaksi biner model Wilson, NRTL dan
0.5 UNIQUAC tetap dibutuhkan untuk pengemba-
1
M
np
RMSD M ngan model kesetimbangan uap-cair campuran
exp 2
1 cal
M
n k k multi komponen antara alkohol dengan komponen
p k 1
lain (Wiguno, dkk., 2016).
dimana 𝑛𝑝 adalah jumlah titik data dan 𝑀
merupakan 𝑇, 𝑃atau 𝑦1 .
42
Asalil Mustain, Anang Takwanto, Dhoni Hartanto / JBAT 5 (2) (2016) 37-44
43
Asalil Mustain, Anang Takwanto, Dhoni Hartanto / JBAT 5 (2) (2016) 37-44
44