PENDAHULUAN
Bisnis yang kami lakukan adalah bisnis di bidang makanan dengan produk
bernama SHU-BUGO. SHU-BUGO merupakan kepanjangan dari (Shusi Bulat
Goreng) yang merupakan makanan ringan yang dapa menyangga atau menunda
lapar pada perut.
Bisnis yang kami lakukan terinspirasi dari makanan jepang yang kami olah
menjadi makanan yang berciri khas indonesia. Kami melihat peluang bisnis
bahwa di jaman sekarang banyak anak muda yang menyukai makanan-makanan
yang berasal dari luar negeri, salah satunya adalah sushi yang berasal dari Negara
Jepang. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk
bersama lauk berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau yang sudah
dimasak. Nasi sushi mempunyai rasa asam yang lembut karena dibumbui
campuran cuka beras (mizkan), garam, dan gula.
Dengan melihat peluang bahwa sushi cukup banyak diminati terutama oleh
para kaum muda, kami membuat suatu inovasi baru dengan menciptakan produk
SHU-BUGO ini. Produk SHU-BUGO merupakan perpaduan antara makanan
indonesia dengan jepang. Sehingga di produk makanan ini, harapannya konsumen
dapat merasakan makanan khas jepang namun bercitarasa makanan khas
indonesia, sehingga makanan indonesia tetap dikenal terutama oleh kaum muda.
A. Nama dan alamat perusahaan
1. Nama : CV. SHU-GROUP
2. Alamat : Perumahan Gedongkuning Gg. Kartika III/892
Banguntapan,Bantul.
B. Nama dan alamat pemilik
1. Nama : Ananta Putra Judamala
2. Alamat : Perum. Karangjati Indah I B6-69, Bangunjiwo, Kasihan,
Bantul.
C. Nama Penanggungjawab
1. Nama : Mohammad Jihan
2. Alamat : Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta
1
BAB II
RANGKUMAN EKSEKUTIF
2
antara makanan indonesia dengan jepang. Sehingga di produk makanan ini,
harapannya konsumen dapat merasakan makanan khas jepang namun bercitarasa
makanan khas indonesia, sehingga makanan indonesia tetap dikenal terutama oleh
kaum muda.
Konsep bisnis yang kami lakukan ini adalah konsep makanan “kekinian”.
Kita ketahui bahwa sushi saat ini sedang banyak diminati oleh masyarakat
terutama kaum muda. Hal tersebut dapat menjadi peluang bisnis yang besar, oleh
karena itu, strategi pemasaran yang kami gunakan adalah media jejaring sosial
yang terkenal dan banyak digemari masyarakat agar Publiksi dapat meluas dan
dapat diakses oleh seluruh masyarakat di berbagai daerah di Yogyakarta.
Keunikan dari produk SHU-BUGO kami ini adalah produk ini merupakan
makanan perpaduan antara makanan khas jepang dengan makanan khas indonesia.
SHU-BUGO adalah sushi yang berbahan dasar dari nasi goreng dengan tambahan
isi di dalamnya berupa sosis, tempura, wortel, dan timun. Yang membuat berbeda
dari sushi biasanya yaitu sushi kami ini berbahan dasar nasi goreng yang
merupakan makanan khas indonesia, sehingga sushi kami memiliki cita rasa
indonesia yang kemudian dipadukan dengan citarasa sushi jepang yang berasal
dari nori. Keunikan lainnya yaitu, kami menginovasikan sushi kami dengan cara
penyajian yang berbed yaitu dengan di goreng, sehingga dapat memberikan
keunikan pada teksturnya yaitu menjadi lebih krispy dilur dan lembut di dalam.
Kami akan menyediakan dua varian sushi pada produk kami yaitu sushi tanpa di
goreng dan sushi dengan di goreng. Nantinya konsumen dapat merasakan kedua
varian sushi yang kami buat baik yang di goreng maupun tidak di goreng.
Usaha kami ini mempunyai visi membangun usaha untuk menguasai pasar.
Dan misi dari usaha kami adalah memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pelanggan, menyediakan produk-produk yang inovatif dan kreatif, menyusun
strategi yang baik dalam promosi. Sasaran dari usaha kami ini adalah seluruh
lapisan masyarakat baik perempuan, laki-laki, usia tua, muda, maupun anak-anak.
Dana awal yang kami dapatkan berasal dari pinjaman modal dari universitas.
3
BAB III
ANALISIS INDUSTRI
4
B. Analisis Persaingan
Pada saat ini semakin banyak bermunculan produsen sushi. Dengan
adanya sesama penjual sushi akan menambah tingkat persaingan dalam
pemasaran produk sushi, namun produsen lain kebanyakan hanya
memberikan variasi sushi yang rata-rata hanyalah variasi dari isi
sushitersebut sehingga keunikan yang didapatkan kurang terasa. Sementara
produk yang kita miliki memiliki keunikan dari pengolahan, tampilan, dan
rasa. Dengan demikian persaingan usaha di bidang sushi pun menjadi kecil,
dikarenakan sedikitnya perusahaan yang menjual sushi dengan keunikan
seperti yang ada pada produk SHU-BUGO.
Selain sesama produsen sushi, persaingan muncul juga pada
perusahaan (CV) lainnya terutama yang bergerak di bidang makanan.
Semakin banyak penjual produk makanan, maka tingkat persaingan di
pasaran akan semakin besar sehingga strategi pemasaran perlu dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya.
5
menjual produk SHU-BUGO ini ke tempat-tempat dimana banyak kaum
mahasiswa dan pelajar di tempat tersebut, karena produk makanan kami
merupakan produk yang dapat menyangga lapar dan kebanyakan diminati
oleh kaum muda.
6
BAB IV
DESKRIPSI TENTANG USAHA
B. Jasa Pelayanan
Jasa pelayanan yang kami lakukan berupa membuka stand dan
beberapa dari kami ada yang berkeliling untuk menjajakan produk SHU-
BUGO ini. Lingkungan yang akan kami kelilingi kurang lebih seputar
wilayah kampus, kostan, masyarakat sekitar, dan sekolah-sekolah. Selain itu
dalam pengemasan kami juga mengemas produk kami semenarik mungkin
dan higienis.
7
C. Ruang Lingkup Bisnis
Ruang lingkup bisnis ini meliputi lingkungan kampus yang dimana
mahasiswa menjadi tujuan utamanya. Selain itu kami juga memakai ruang
lingkup kost-kostan, masyarakat sekitar, dan sekolah-sekolah yang ada untuk
menjalankan bisnis ini.
8
anggotanya seperti; integritas, perfesional, disiplin, tepat waktu, jujur,
dan tanggung jawab.
d) Latar belakang anggota tim manajemen
9
BAB V
RENCANA PRODUKSI
A. Proses Pabrikasi
Proses pabrikasi yang kami lakukan dimulai dari memilih bahan baku
yang berkualitas untuk kegiatan produksi. Pencarian bahan kami lakukan
dengan mengadakan survey di beberapa pasar dan supermarket demi
mendapatkan bahan yang berkualitas dan harga yang relatif terjangkau.
Selanjutnya setelah mendaptkan bahan-bahan kami melakukan proses
pengolahan produk di rumah produksi. Adapun proses yang kami lakukan
yaitu menanak nasi, menyiapkan bumbu nasi goreng (bawang merah, bawah
putih, cabe, garam, kecap, dll), menyiapkan isian shusi (tempura, sosis,
wortel, timun). Setelah menyiapkan semuanya kemudian kami mulai
membuat shusinya, yaitu pertama dengan menyiapkan norinya, kemudian
mengisi semua isian shusi dan menggulungnya, potong-potong shusi lalu
melumuri dengan telur dan tepung panir, setelah itu baru digoreng.
Selain yang digoreng kami juga tetap akan menyediakan shusi yang
tanpa digoreng untuk para konsumen yang ingin shusi original. Setelah shusi
jadi semua, kami mulai melakukan proses pengemasan. Produk kami di
kemas menggunakan mika mini yang diisi 3 shusi untuk setiap mikanya.
Kemudian setelah selesai proses pengemasan barulah kami menempeli
sticker pada setiap mika untuk tujuan membantu mempromosikan produk
SHU-BUGO kami.
10
C. Nama Penyuplai Bahan Baku
Suplai bahan baku kami mulai dari memilih bahan baku yang
berkualitas untuk kegiatan produksi. Pencarian bahan kami lakukan dengan
mengadakan survey di beberapa pasar dan supermarket demi mendapatkan
bahan yang berkualitas dan harga yang relatif terjangkau. CV. SHU-BUGO
membeli bahan baku yang berada di Mirota Kampus dan Pasar Tradisional.
11
BAB VI
RENCANA PEMASARAN
A. Penetapann Harga
CV. SHU-GROUP dalam strategi penetapan harga disesuaikan dengan
harga produk dipasaran, serata disesuaikan dengan harga bahan bakunya. CV.
SHU-GROUP lebih mementingkan kualitas produk. Penetapan harga juga
mempertimbangkan (Harga Pokok Penjualan) HPP yaitu mempertimbangkan
keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh CV. SHU-GROUP terkait biaya
produksinya agar harga yang ditetapkan memberikan penerimaan yang dapat
menutup keseluruhan biaya. Penetapan HPP dapat mengetahui laba yang
diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok
penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih
rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian. Adanya penetapan
margin keuntungan akan menghindarkan perusahaan dari kerugian atas
penetapan harga yang dilakukan terhadap produk yang dijual. Dalam satu mika
terdapat tiga SHU-BUGO dijual dengan harga Rp4.000,00.
B. Pelaksanaan distribusi
CV. SHU-GROUP menarget pembelinya adalah mahasiswa universitas
pembangunan nasional “veteran” yogyakarta, dosen univiversitas, lingkungan
kampus, kost-kost’an dan sekitarnya.
12
Jadi perusahaan harus memberikan citra yang aik kepada konsumen sehinggga
produk dapat diketahui lebih banyak orang. Kami mempromosikan produk
kami melalu media sosial ( instagram, line, path, dan twitter), dan melalui sebar
brosur.
D. Pengembangan produk
Pengembangan dari produk SHU-BOGU ini nantinya dapat
dikembangkan dengan varian rasa misalnya pedas, original dan varian isian
dari SHU-BOGU sendiri yang lebih banyak diminati pelanggan. Selain dari
variansi rasa dna isian juga varian ukuran kemasan. Dengan semakin
populernya kuliner dikalangan masyarakat, maka banyak pula pesaing dibidang
kuliner. Oleh karena itu kami akan membuat produk yang kami buat agar tetap
mepertahankan cita rasa, brand (nama), dan kreativitas atau inovasi-inovasi
baru seiring kemajuan jaman.
E. Pengawasan
Pengendalian produksi CV. SHU-GROUP sama dengan pengawasan
yaitu yang melakukan pengawasan secara langsung terhadap proses produksi
dan pengolahan, pengawasan mutu bahan baku, , kebersihaan, kehigienisan
hingga pengawasan mutu dan gizi yang terkandung dalam produk SHU-BOGU
ini. Pengendalian produksi disini dimulai dari pemilihan bahan baku dari input-
input CV. SHU-GROUP selanjutkan dilakukan proses produksi hingga proses
pengemasan hingga terjamin untuk dijual dan distribusikan.
13
BAB VII
PERENCANAAN ORGANSASI
A. Bentuk Kepemilikan
Bentuk kepemimpinan perusahaan ini berupa Persekutuan Komanditer
(Commanditaire Vennotschaap/CV ) yaitu CV. SHU-GROUP. CV. SHU-
GROUP merupakan CV yang berlanjutan dari Team yang berlatar belakang
dari Team Manajemen Agribisnis. Bentuk kepemilikan CV , alasannya
karena perusahaan yang kami dirikan masih memproduksi dalam skala kecil.
Selain itu belum mempunyai kerjasama dengan perusahaan lain. Dan CV ini
bisa berdiri dikarenakan karena beranggotakan lima orang dalam satu
kelompok, yang saling membantu untuk mendirikan CV ini. Bentuk
kepemilikan ini milik anggota kelompok bersama.
14
No. Telp : 085643767428
4. Bendahara
Nama :Erni Wati
Alamat : Kalisoka, Tuksono, Sentolo, Kulon Progo
No. Telp : 08783990442
5. Devisi Produks
Nama : Kinda Regi Cristiayu
Alamat :Perum. Citra pesona mandiri RT.20, Dusun Kalangan,
Baturetno, Banguntapan, Bantul.
No. Telp: 087738853853
6. Devisi pemasaran
Nama: Geraldo Chrisanto Purba
Alamat : Jalan Kledokan VI, Perumahan Pastika Ambarukmo no. B3,
Caturtunggal, Depok, Sleman.
No Telp. 082220542722
7. Devisi promosi
Nama: Rossa Dea Rosita
Alamat : Perum. Gedongkuning Gg. Kartika III/892 Banguntapan,
Bantul.
No. Telp : 085729009595
15
D. Latar belakang anggota tim manajemen
Anggota tim manajemem berlatar belakang sebagai mahasiswa dan
mahasiswi Jurusan Agribisnis, Fakuls Pertanian, Universitas Pembagunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Struktur Organisasi
CV. SHU-BUGO
16
Geraldo dipilih karena mempunyai jiwa pemasar yang baik, dan bertanggung
jawab atas pemasaran suatu produk. Divisi Promosi yaitu Rossa, dipilih
karena mampu berpromosi dengan bahasa promosi yang dapat memikat
konsumen dengan baik.
17
BAB VIII
PENILAIAN RESIKO
18
BAB IX
KEUANGAN
Biaya Pengemasan
Mika kecil 1 x 50 Rp. 6.000,-
Selotip Rp. 3.000,-
Total Biaya Pengemasan Rp. 9.000,-
Total Biaya Variabel Rp. 104.000,-
19
Harga SHU-BUGO Rp 4.000,-
Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan produk selama satu kali
proses produksi rinciannya sebagai berikut :
SHU-BUGO
Produksi I => 20 x Rp 4.000 + Rp 2.000 = Rp.82.000,-
Produksi II => 21 x Rp 4.000 + Rp 2.500 = Rp.86.500,-
Produksi III => 36 x Rp 4.000 + Rp 28.000 = Rp.172.000
Total Biaya produksi =Rp.219.910,-
Keuntungan yang diperoleh =Rp.120.590,-
Jadi total keuntungan yang diperoleh selama satu kali produksi adalah:
Rp.120.590,-
a. Aliran Titik Impas
Menghitung BEP (unit) dan BEP (Rp)
SHU-BUGO
Bep Unit = Fixed Cost
= 20.000
4.000 – 2.600
= 14.285
= 14 x 4.000
= Rp 56.000,-
20