Bab Ii Tinjauan Pustaka: 2.1 Remaja
Bab Ii Tinjauan Pustaka: 2.1 Remaja
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun
sampai 21 tahun dan ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan
berkebutuhan khusus ialah klasifikasi untuk anak dan remaja secara fisik,
psikologis dan atau sosial mengalami masalah serius dan menetap. Anak dan
remaja berkebutuhan khusus ini dapat diartikan sebagai anak dan remaja yang
Tipe-tipe kebutuhan khusus yang selama ini menyita perhatian orang tua
dan guru menurut Kauffman & Hallahan (2005) dalam FIP – UPI (2007):
5) Tunanetra (Partially seing and Legally blind) atau disebut dengan anak yang
terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini
dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas
dan identity achieved (BKKBN, 2012). Pada masa remaja labilnya emosi erat
menyebabkan remaja mempunyai rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari
masalah berarti karena mereka berhasil mengenali identitas diri dan mendapat
dukungan sosial yang cukup. Namun sebagian remaja yang lain dapat
sosial. Menurut Smet dalam Lestari & Sugiharti (2011), perilaku remaja yang
(free sex).
(SKRRI) tahun 2007 pada remaja perempuan dan laki-laki berusia 15-19 tahun
yang belum menikah diketahui bahwa perokok aktif pada perempuan yaitu
10
aktif pada perempuan yaitu sebesar 3,7% sedangkan laki-laki 15,5%, pengguna
zat adiktif pada laki-laki dengan cara dihisap sebesar 2,3%; dihirup sebesar
0,3%; ditelan sebesar 1,3% serta pengalaman seksual pada perempuan sebesar
pengalaman seks untuk pertama kali pada usia: <15 tahun: 1,0%; usia 16 tahun :
0,8%; usia 17 tahun: 1,2%; usia 18 tahun: 0,5%; usia 19 tahun: 0,1%
perokok pada wanita umur 15-19 tahun sebesar 8,9%; umur 20-24 tahun sebesar
14% sedangkan perokok pada pria umur 15-19 tahun sebesar 74,4%; umur 20-24
tahun sebesar 89,2%; wanita umur 15-19 tahun yang minum minuman
beralkohol sebesar 3,5%; umur 20-24 tahun sebesar 7,1% sedangkan peminum
pada pria umur 15-19 tahun sebesar 30,2%; umur 20-24 tahun sebesar 52,9%;
wanita umur 15-19 tahun yang menggunakan obat terlarang sebesar 0,1%; umur
20-24 tahun sebesar 0,5% sedangkan pria umur 15-19 tahun yang menggunakan
obat terlarang sebesar 2,8%; umur 20-24 tahun sebesar 6,7%; wanita umur 15-19
tahun yang pernah melakukan hubungan seksual yaitu sebesar 0,7%; umur 20-24
tahun sebesar 1,8% sedangkan pria umur 15-19 tahun yang pernah melakukan
hubungan seksual yaitu sebesar 4,5% dan umur 20-24 sebesar 14,6%
diri muncul karena dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri remaja (internal)
maupun faktor dari luar diri (eksternal). Faktor internal tersebut yaitu problem
11
psikologis dan sosial yang sedang dihadapi dan kontrol diri yang lemah.
pendidikan nilai yang salah dalam keluarga, problem komunikasi antar anggota
keluarga dan perselisihan keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja,
Arus informasi melalui media masa baik berupa majalah, surat kabar,
merupakan salah satu kelompok penduduk yang mudah terpengaruh oleh arus
informasi baik yang negatif maupun yang positif. Perbaikan status wanita, yang
terjadi lebih cepat sebagai akibat dari transisi demografi dan program keluarga
bertambah besarnya proporsi remaja yang belum kawin. Hal ini adalah akibat
kemasyarakatan yang unik dan khas. Salah satunya adalah adanya ikatan
yang masih berusia sekolah maupun tidak sekolah guna mendalami dan
dengan adat istiadat Hindu di Bali. Anggota sekaa teruna-teruni ini adalah
remaja-remaja dari setiap Banjar yang ada di suatu wilayah desa yang berkisar
(2013) adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan social yang utuh bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
tidak hanya berpengaruh terhadap remaja itu sendiri, tetapi juga terhadap
Salah satu risiko dari seks pranikah atau seks bebas adalah terjadinya
kehamilan yang tidak diharapkan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah
menggunakan uji chi square menunjukkan ada lima variabel yang secara
religiusitas, sikap, akses dan kontak dengan media pornografi, sikap teman
dekat, serta perilaku seksual teman dekat. Simpulan penelitian adalah perilaku
mahasiswa (Azinar, 2013). Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama
jenis dengan bentuk dan tingkah laku yang beragam mulai dari perasaan
(Sarwono, 2013).
Ada dua hal yang dilakukan jika mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan yaitu kehamilan dipertahankan dengan risiko hamil pada usia dini
mau menikahinya, putus sekolah, perlu biaya yang besar untuk merawat anak
dengan kondisi ibu yang masih muda dan belum berpenghasilan dan yang ke
dua yaitu kehamilan diakhiri (aborsi) dengan risiko perdarahan dan komplikasi
pasangan karena perempuan merasa sudah tidak perawan, serta biaya aborsi
remaja yaitu di bawah 16 tahun pada wanita dan dibawah 19 tahun pada pria.
usia perkawinan pertama minimal 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria
(BKKBN, 2011).
46,7% terdapat perkawinan pada usia muda 10-19 tahun. Perkawinan usia
sangat muda (10-14 tahun) banyak terjadi pada perempuan di daerah pedesaan
(6,2%), pendidikan rendah (tidak sekolah 9,5%, tidak tamat SD 9,1%, tamat
pengeluaran rumah tangga per kapita berada sebagian besar pada kuintil 1 yaitu
Menurut SDKI tahun 2012 menunjukkan bahwa sebagian besar dari wanita dan
pria mengatakan bahwa umur ideal kawin pertama bagi seorang pria adalah 25
tahun atau lebih (81% wanita dan 76% pria). Proporsi dari wanita dan pria
yang sama-sama menyetujui umur ideal ini lebih tinggi berada diantara
responden yang lebih tua, responden yang tinggal di daerah perkotaan, dan
3) Kehamilan dan persalinan usia muda yang menambah risiko kesakitan dan
tahun meningkatkan risiko komplikasi medis, baik pada ibu maupun pada anak.
Kehamilan di usia yang sangat muda ini ternyata berkorelasi dengan angka
kematian dan kesakitan ibu. Disebutkan bahwa anak perempuan berusia 10-14
tahun berisiko lima kali lipat meninggal saat hamil maupun bersalin
dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua
kali lipat pada kelompok usia 15-19 tahun. Anatomi tubuh anak belum siap
komplikasi berupa obstructed labour serta obstetric fistula. Data dari UNPFA
pada organ kewanitaan yang menyebabkan kebocoran urin atau feses ke dalam
16
vagina. Wanita berusia kurang dari 20 tahun sangat rentan mengalami obstetric
fistula. Obstetric fistula ini dapat terjadi pula akibat hubungan seksual di usia
Penelitian yang dilakukan oleh Ginting & Wantania di dua rumah sakit
menunjukkan hasil yaitu dari 47 remaja hamil yang menjadi sampel terdapat
kehamilan pertama (89,36%) sedangkan yang hamil kedua ada 10,64%. Dari
segi pernikahan, sebagian besar menikah pada usia 18 tahun. Yang pernah
terbanyak melalui jalur media informal yaitu media masa (65,96%). Sebagian
kurang dan cukup yaitu sebanyak 42,55% dan 40,42% dan hanya 17,02% nilai
baik. Nilai perilaku responden tentang kehamilan remaja pada penelitian ini
juga masih kurang yaitu sebanyak 53,19% (Ginting & Wantania, 2011).
hasil responden yang mempunyai tingkat sikap positif sebesar 77,8% (n = 221),
tingkat ragu-ragu 21,5% (n = 61), dan tingkat sikap negatif sebesar 0,7% (n=2).
Data ini menunjukkan adanya kesenjangan antara pengetahuan dan sikap dari
rancangan deskriptif cross sectional yang dilakukan di salah satu SMP swasta
yang berada di kota Denpasar (Dewi & Lubis, 2012). Pencegahan kehamilan
yang tidak diinginkan dan kehamilan usia muda ini dapat dilakukan melalui
hubungan seksual. Beberapa jenis PMS yang umum terdapat di Indonesia yaitu
pasien poliklinik kulit RSUP Sanglah tahun 2009-2011 adalah 20.994 orang,
dimana 640 orang (3,05%) merupakan pasien IMS. Dari kasus IMS yg ada,
orang (22,1%), di peringkat ketiga ada gonore dengan jumlah 131 orang
(20,5%), lalu candidiasis dengan jumlah 53 orang (8,3%), sifilis dengan jumlah
jumlah 26 orang (4,1%). Sepanjang 2009 hingga 2011 kasus IMS lebih
2014 mencapai 215.891 kasus, dengan jumlah kumulatif kasus HIV sebesar
150.296 kasus dan jumlah kumulatif kasus AIDS sebanyak 55.799 kasus,
termasuk yang telah meninggal sebanyak 9.796 orang. Dari kasus AIDS
tersebut, 30.001 kasus adalah pria, 16.149 kasus adalah wanita dan 9.649 tidak
pada usia 20-29 tahun sebanyak 18.352 kasus; 30-39 tahun sebanyak 15.890
2014).
berikut: Papua (10.184), Jawa Timur (8.976), DKI Jakarta (7.477), Bali (4.261)
dan Jawa Barat (4.191). Namun urutan angka prevalensi kasus AIDS tertinggi
(109,52), DKI Jakarta (77,82) dan Kalimantan Barat (38,65) per 100.000
penggunaan alat suntik (IDU) serta 2,7% melalui transmisi perinatal (Yayasan
dapat dilakukan dengan menunda aktivitas seksual sampai pada usia yang
matang secara seksual, setia pada pasangan yang sudah menikah, hindari
penularan PMS termasuk HIV/AIDS dan menjaga personal hygiene pada alat
kelamin.
19
reprodusi eksternal yang baik yaitu sebesar 66,6% dan ini lebih banyak
memiliki tindakan kebersihan alat reproduksi buruk yaitu sebesar 33,3% lebih
berada pada kategori pengetahuan cukup. Dari uji statistik diperoleh p = 0,0035
Nasional Makassar tahun 2013 (Muin et al., 2013). Namun penelitian yang
2009).
relative rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007
dimana hanya 11% masyarakat Indonesia yang tahu dan paham tentang
3) Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi
4) Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca