LP GGK (CKD)
LP GGK (CKD)
CKD ON HD
Suci Islami
(2017-03-05-006)
JAKARTA
2017-2018
CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )
(Corwin, 2001).
dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel,
pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa
Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) adalah
(Baughman, 2000).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal
kronik adalah gangguan fungsi renal yang irreversible dan berlangsung lambat
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
pericardial.
tidak umum karena pengobatan dini dan agresif, kulit kering, bersisik,
ecimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar, memar (purpura).
D. Patofisiologi
penimbunan zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal
yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal, manifestasi
klinis gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron-nefron sisa yang
sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa meningkat
Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka nefron yang tersisa
menghadapi tugas yang semkain berat, sehingga nefron-nefron tersebut ikut
rusak dan akhirnya mati. Sebagaian dari siklus kematian ini tampaknya
(Elizabeth, 2001).
Meskipun penyakit ginjal terus berlanjut, namun jumlah zat terlarut yang
sudah menurun secara progresif. Dua adaptasi penting dilakukan oleh ginjal
filtrasi, beban zat terlarut dan reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron meskipun
GFR untuk seluruh massa nefron yang terdapat dalam ginjal turun di bawah
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh hingga tingkat fungsi ginjal yang
sangat rendah. Namun akhirnya, kalau sekitar 75% massa nefron sudah
hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban zat terlarut bagi setiap nefron
antara peningkatan filtrasi dan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus tidak dapat
konservasi zat terlarut dan air menjadi berkurang. Sedikit perubahan pada
rendah GFR (yang berarti maikn sedikit nefron yang ada) semakin besar
atau mengencerkan urine menyebabkan berat jenis urine tetap pada nilai 1,010
atau 285 mOsm (yaitu sama dengan plasma) dan merupakan penyebab gejala
yaitu:
a) Konservatif
b) Dialysis
peritoneal dialysis
yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah
Hemodialisis
jantung )
c) Operasi
Pengambilan batu
transplantasi ginjal
F. Pemeriksaan penunjang
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka
1. Pemeriksaan lab.darah
- hematologi
- Elektrolit
Klorida,kalium,
kalsium
- koagulasi studi
PTT, PTTK
- BGA
2. Urine
- urine rutin
3. Pemeriksaan kardiovaskuler
- ECG
- ECO
4. Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )
G. Data Fokus
gagal ginjal kronik menurut Doeges (2000), dan Smeltzer dan Bare (2002) ada
a. Demografi
1) Pemeliharaan kesehatan
suplemen, kontrol tekanan darah dan gula darah tidak teratur pada
berat badan (malnutrisi), nyeri ulu hati, rasa metalik tidak sedap
3) Pola eliminasi
testikuler.
e. Pengkajian Fisik
1) Keluhan umum : lemas, nyeri pinggang.
2) Tingkat kesadaran komposmentis sampai koma.
3) Pengukuran antropometri : beratbadan menurun, lingkar lengan
atas (LILA) menurun
4) Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi
lemah, disritmia, pernapasan kusmaul, tidak teratur.
5) Kepala
serta tipis, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II.
Jakarta.: Balai Penerbit FKUI
infeksi vaskuler zat toksik
Obstruksi saluran kemih
reaksi antigen arteriosklerosis tertimbun ginjal
antibodi Retensi urin batu besar dan kasar iritasi / cidera jaringan
suplai darah ginjal turun
menekan saraf hematuria
perifer
anemia
nyeri pinggang
GFR turun
GGK