Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “TOKSIKOLOGI ”

Makalah ini berisikan tentang pengertian TOKSIKOLOGI atau yang lebih khususnya
membahas pengklasifikasia racun berdasarkan sifat , bagaimana mekanisme, dan gejala klinis
keracunan .

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bandar Lampung, 05 Oktober 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara umum, racun merupakan zat padat, cair, atau gas, yang dapat mengganggu
proses kehidupan sel suatu organisme. Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur
oral (mulut) maupun topikal (permukaan tubuh). Dalam hubungan dengan biologi, racun
adalah zat yang menyebabkan luka, sakit, dan kematian organisme, biasanya dengan reaksi
kimia atau aktivitas lainnya dalam skala molekul.

Bapak Toksikologi, Paracelsus, menyatakan bahwa: Segala sesuatu adalah racun dan
tidak ada yang tanpa racun. Hanya dosis yang membuat sesuatu menjadi bukan racun (Dosis
solum facit venum).

Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi yang
berbeda antara yang satu dengan lainnya. Kata "toksin" didefinisi sebagai racun yang
dihasilkan dari proses biologi, atau sering disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa
didefinisikan sebagai cairan mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan
selama proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan gigitan maupun sengatan.
Istilah beracun, toksik, dan berbisa juga merupakan kata yang sebanding apabila digunakan
untuk menyatakan sifat atau efek dari racun. Namun, tetap terdapat sedikit perbedaan pada
ketiga kata tersebut. Beracun digunakan untuk segala sesuatu yang dapat berakibat fatal atau
berbahaya apabila dimasukkan dalam jumlah tertentu ke makhluk hidup. Sedangkan toksik
menyatakan sifat atau efek dari toksin, dan berbisa mengacu kepada hewan penghasil bisa.

Keracunan merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bahan organik
ataupun bahan anorganik yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan tidak
normalnya mekanisme di dalam tubuh. Akibat-akibat dari keracunan dapat menurunkan
kesadaran bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat menyebabkan kematian, jika cara
penanganan yang salah. Keracunan seperti yang diketahui masyarakat luas, hanya menyerang
bagian saluran pencernaan saja. Namun sebenarnya keracunan dapat menyerang saluran
pernafasan juga. Misalnya keracunan akibat menghirup gas beracun yang dapat menyebabkan
kepala pusing, dan mual. Pada banyak kasus yang ada akibat keracunan sebagai “first
stander” dapat melakukan pertolongan pertama bagi setiap orang yang mengalami atau
menjadi korban keracunan.

Pada makalah ini akan dibahas tentang racun yang bersifat neurotoksik, hepatoksik,
nefrotoksik, hematoksik, dan sistematik. Selain itu akan dibahas pula mekanisme dan gejala
klinis keracunan yang disebabkan oleh racun tersebut.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan


masalahnya adalah :

1. Apakah pengertian dan bagaimana pengklasifikasian toksikologi ?

2. Mengetahui sifat- sifat racun ( neurotoksik, hepatoksik, nefrotoksik, hematoksik, dan


sistematik).
3. Mengetahui mekanisme dan gejala klinis keracunan

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dan cara pengklasifikasian toksikologi


2. Untuk mengetahui sifat- sifat racun (neurotoksik, hepatoksik, nefrotoksik,
hematoksik, dan sistematik).
3. Dapat mengetahui mekanisme dan gejala klisnis keracunan.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Dapat memberikan informasi kepada si pembaca tentang ilmu toksikologi


2. Dapat memberikan informasi mengenai sifat- sifat racun racun (neurotoksik,
hepatoksik, nefrotoksik, hematoksik, dan sistematik).
3. Dapat memberikan informasi mengenai mekanisme dan gejala klinis keracunan
4. Sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa yang melakukan penelitian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Toksikologi

Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat kimia
terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian secara kuantitatif
tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang di timbulkannya.

Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk biotransformasinya
mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup
untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang
berhubungan dengan situasi pemaparan (pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah
jalur masuk ke dalam tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan.

Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi dalam


empat kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik. Untuk manusia pemaparan akut
biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja, dan pemaparan kronik dialami oleh
para pekerja terutama di lingkungan industri-industri kimia.

Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek dari dua
atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan menghasilkan suatu respons
yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan antagonistik. Karakteristik pemaparan
membentuk spektrum efek secara bersamaan membentuk hubungan korelasi yang dikenal
dengan hubungan dosis-respons.

B. Klasifikasi Bahan Toksik

Bahan-bahan toksik dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung dari minat
dan tujuan pengelompokkannya. Dimana pengelompokkannya didasarkan atas :

1. Organ targetnya : hati ginjal, sistem hermatopotik, dan lain-lain


2. Penggunaanya: pestisida, pelarut,aditif makanan, dan lain-lain
3. Sumbernya: toksik tumbuhan dan binatang dan buatan
4. efeknya: kanker, mutasi, kerusakan hati, dan sebagainya
5. fisiknya: gas, debu, cair;
6. sifatnya : mudah meleda
7. kandungan kimianya: amina aromatik, hidrokarbon halogen, dan lain-lain

Tidak ada satupun klasifikasi yang sesuai untuk seluruh spektrum dari bahan toksik.
Kombinasi dari berbagai sistem klasifikasi atau berdasarkan faktor-faktor lainyanya mungkin
diperlukan untuk memberikan sistem peringkat terbaik untuk maksud tertentu. Meskipun
klasifikasi yang mempertimbangkan komposisi kimiawi dan biologis dari bahan serta
karekteristik pemaparan akan lebih bermanfaat untuk tujuan pengendalian dan pengaturan
dari pemakaian zat-zat toksik (Rukaesih Achmad, 2004: 156-157)

Di dalam lingkungan dikenal zat xenobiotik yaitu zat yang asing bagi tubuh, dapat
diperoleh dari luar tubuh (eksogen) maupun dari dalam tubuh (endogen). Xenobiotik yang
dari luar tubuh dapat dihasilkan dari suatu kegiatan atau aktivitas manusia dan masuk ke
dalam lingkungan. Bila organisme terpajan oleh zat xenobiotik maka zat ini akan masuk ke
dalam organisme dan dapat menimbulkan efek biologis.

C. Karakteristik Toksikologi

Efek merugikan/toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan kimia yang
mengalami biotransformasi dan dosis serta suasananya cocok untuk menimbulkan keadaan
toksik.Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik dan
kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin mengklasifikasi
toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang timbul dan dosis yang dibutuhkan
serta keterangan mengenai paparan dan sasarannya. Faktor utama yang berkaitan dengan
toksisitas dan situasi paparan adalah cara atau jalan masuknya serta durasi dan frekuensi
paparan.

Jalan masuk ke dalam tubuh suatu bahan polutan yang toksik, umumnya melalui
saluran penceraan makanan, saluran pernapasan, kulit dan jalur lain. Jalur lain tersebut
diantaranya adalah intra muskuler, intra dermal, dan sub kutan. Jalan masuk yang berbeda ini
akan mempengaruhi toksisitas bahan polutan. Bahan paparan yang berasal dari industri
biasanya masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan terhirup, sedangkan kejadian keracunan
biasanya melalui proses tertelan.

Perbandingan dosis letal suatu bahan polutan dan perbedaan jalan masuk dari paparan
sangat bermanfaat berkaitan dengan absorbsinya. Suatu bahan polutan dapat diberikan dalam
dosis yang sama tetapi cara masuknya berbeda. Misalnya bahan polutan pertama melalui
intravena, sedangkan bahan lainnya melalui oral, maka dapat diperkirakan bahwa bahan
polutan yang masuk melalui intravena, memberi reaksi cepat dan segera. Sebaliknya bila
dosis yang diberikan berbeda maka dapat diperkirakan absorbsinya berbeda pula, misalnya
suatu bahan masuk melalui kulit dengan dosis lebih tinggi sedangkan lainnya melalui mulut
dengan dosis yang lebih rendah, maka dapat diperkirakan kulit lebih tahan terhadap racun
sehingga suatu bahan polutan untuk dapat diserap melalui kulit diperlukan dosis yang tinggi.

D. Sifat sifat racun


1. Neurotoksik

Anda mungkin juga menyukai