Anda di halaman 1dari 29

MODUL MATERI INTI 2

IDENTIFIKASI KORBAN

PUSAT PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN
2016

0
BAB I
DESKRIPSI SINGKAT

Identifikasi korban, adalah tindakan yang dilakukan penolong dalam


menentukan bentuk kejadian kegawatdaruratan yang dialami, menentukan
tanda dan gejala, melakukan penilaian awal, dan pemeriksaan fisik sederhana
yang perlu dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.

Identifikasi korban sangat penting dilakukan, karena jika identifikasi penolong


tidak bisa atau tidak mengerti tentang identifikasi korban akan terjadi salah
penanganan yang mengakibatkan bertambah parahnya kondisi korban
tersebut.

Dalam mengidentifikasi korban prinsip yang pertama perlu diperhatikan


penolong adalah harus mengamankan diri sendiri, lalu aman korban dan
aman lingkungan sekitar.

Setelah itu memperkenalkan diri pada orang sekitar jika ada. selanjutnya
penolong juga perlu memeriksa pernapasan korban, jika korban tidak
sadarkan diri dan bernapas secara abnormal (terengah-engah), kedua
Penolong harus dapat memastikan korban tidak responsif dengan cara
memanggil korban dengan jelas, lalu menepuk-nepuk korban atau
menggoyangkan bahu korban.

Kenapa pentingnya memeriksa / mengidentifikasi korban dengan henti napas


dan henti jantung, karena kondisi demikian disebut kegawatdaruratan dan
mengancam nyawa sehingga harus segera dilakukan tindakan penyelamatan.

Disinilah prinsip Identifikasi korban dalam kondisi sakit (henti napas dan henti
jantung), kondisi cedera (keracunan, kemasukan benda asing, sumbatan
jalan nafas), dan kecelakaan (patah tulang, luka bakar, perdarahan) dapat
dilakukan.

1
BAB II
TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum :


Peserta mampu melakukan identifikasi korban.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu :
1. Menjelaskan jenis dan faktor risiko kejadian sakit , cedera, atau
kecelakaan yang sering terjadi di masyarakat.
2. Menjelaskan tanda dan gejala setiap jenis kejadian sakit , cedera, atau
kecelakaan yang sering terjadi di masyarakat.
3. Melakukan identifikasi setiap jenis kejadian sakit , cedera, atau
kecelakaan yang sering terjadi di masyarakat.

BAB III
POKOK BAHASAN

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sebagai berikut:
1. Jenis dan faktor risiko kejadian sakit , cedera, atau kecelakaan yang sering
terjadi di masyarakat:
a. Sakit.
b. Cedera.
c. Kecelakaan.

2
2. Tanda dan gejala setiap jenis kejadian sakit , cedera, atau kecelakaan yang
sering terjadi di masyarakat.

3. Identifikasi setiap jenis kejadian sakit, cedera, atau kecelakaan yang sering
terjadi di masyarakat:
a. Penilaian awal kejadian sakit, cedera, atau kecelakaan yang
membutuhkan penanganan segera
b. Pemeriksaan fisik sederhana

BAB IV
BAHAN BELAJAR

1. Bahan tayang
2. Modul
3. Buku saku

3
BAB V
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran


materi ini.
Langkah 1.
Pengkondisian
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Langkah 2.
Fasilitator menjelaskan:
1. Materi pokok bahasan 1: tentang Jenis dan faktor risiko kejadian sakit ,
cedera, atau kecelakaan yang sering terjadi di masyarakat:
a. Sakit.
b. Cedera.
c. Kecelakaan.

2. Materi pokok bahasan 2: tentang Tanda dan gejala setiap jenis kejadian
sakit , cedera, atau kecelakaan yang sering terjadi di masyarakat.

4
3. Materi pokok bahasan 3: tentang Identifikasi setiap jenis kejadian sakit,
cedera, atau kecelakaan yang sering terjadi di masyarakat:
a. Penilaian awal kejadian sakit, cedera, atau kecelakaan yang
membutuhkan penanganan segera
b. Pemeriksaan fisik sederhana

Langkah 3.
1. Fasilitator menjelaskan materi tentang identifikasi setiap jenis kejadian sakit,
cidera, atau kecelakaan yang sering terjadi di masyarakat.
2. Menjelaskan langkah-langkah simulasi tentang identifikasi korban.
3. Melakukan simulasi.

Langkah 4.
1. Fasilitator melakukan evaluasi terhadap materi yang disampaikan dengan
memberikan pertanyaan kepada peserta
2. merangkum materi yang disampaikan saat selesai materi.
3. Menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam

5
BAB VI
URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN 1 :
JENIS DAN FAKTOR RESIKO KEJADIAN SAKIT, CEDERA, ATAU
KECELAKAAN YANG SERING TERJADI DI MASYARAKAT

A. Kondisi sakit :
1) Henti napas
Faktor resiko pada korban henti napas jika tidak diberikan
pertolongan awal akan mengakibatkan kematian.

2) Henti jantung
Faktor resiko pada korban henti jantung jika tidak diberikan
pertolongan awal akan mengakibatkan kematian.

B. Kondisi cidera:
1) Keracunan :
Faktor resiko pada korban keracunan dalam jumlah tertentu dapat
menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan, kejang bahkan
dapat menimbulkan kematian.

2) Kemasukan Benda Asing :


Faktor resiko yang terjadi pada korban jika tidak ditangani dengan
cepat dapat menyebabkan kematian.

6
C. Kondisi Kecelakaan
1) Luka bakar
Faktor resiko yang terjadi pada korban luka bakar jika tidak
ditangani dapat mengakibatkan infeksi dan luka makin parah dan
berat.

2) Patah Tulang
Faktor resiko yang terjadi pada korban patah tulang jika tidak
ditangani dapat mengakibatkan luka semakin parah, proses
penyembuhan lama, infeksi, dan tidak sempurna.

3) Perdarahan
Faktor resiko yang terjadi pada korban perdarahan adalah renjatan,
kekurangan darah, sampai tidak sadarkan diri, bahkan kematian.

POKOK BAHASAN 2 :
TANDA DAN GEJALA SETIAP JENIS KEJADIAN SAKIT, CIDERA,
ATAU KECELAKAAN YANG SERING TERJADI DIMASYARAKAT
A. Kondisi sakit :
1) Henti Napas
1. Korban tidak sadar
2. Korban tidak bernafas
3. Korban tidak ada pengembangan dada

2) Henti Jantung
1. Korban tidak sadar
2. Korban terlihat seperti mati
3. Warna kulit pucat
4. Badan korban dingin

7
B. Kondisi Cidera
1) Keracunan
A. Keracunan melalui mulut
a. Mual, muntah.
b. Nyeri perut.
c. Diare.
d. Napas/mulut berbau.
e. Suara parau, nyeri di saluran cerna (mulut dan
kerongkongan).
f. Luka bakar pada daerah mulut atau sisa racun di daerah
mulut
g. Produksi liur berlebihan, mulut menjadi seperti berbusa

B. Keracunan melalui pernapasan


a. Gangguan pernapasan dan sesak napas.
b. Kulit kebiruan
c. Napas berbau.
d. Batuk, suara parau

C. Keracunan melalui kulit


a. Reaksi kulit : daerah kontak berwarna kemerahan, nyeri,
melepuh dan meluas.
b. pucat

2) Kemasukan Benda Asing


1. Pada mata akan terasa nyeri, terlihat kemerahan, terganggunya
fungsi penglihatan pada mata, infeksi, peradangan, bahkan
kebutaan.
2. Pada hidung terganggunya fungsi penciuman dan
pernapasan/sesak napas.
3. Pada Telinga akan mengganggu fungsi pendengaran, infeksi
pada telinga, ketulian.

8
4. Pada mulut, terganggunya fungsi pernafasan atas, sesak nafas,
henti napas.

C. Kondisi Kecelakaan
1) Luka bakar
Karakteristik luka bakar bergantung pada kedalamannya. (drajat 1-
4).
1. Luka bakar derajat 1:
 Superfisial hanya meliputi jaringan kulit luar (misalnya
tersengat matahari)
 Gejala : Nyeri, kemerahan, tidak ada kerusakan jaringan atau
saraf.
2. Luka bakar derajat 2 :
 Mengenai sebagaian lapisan kulit dan berbagai ukuran
dermis (misalnya tersiram air panas)
 Gejala : Nyeri, merah, kulit membengkak, timbul gelembung
berisi cariran pada kulit.

3. Luka bakar derajat 3 :


 Meluas kelapisan dermis, meliputi jaringan adiposa
subkutan, fasia otot dan tulang (misalnya terbakar api)
 Gejala : Tidak nyeri, Kaku dan putih/coklat, tidak pucat atau
hitam dan kulit membengkak.

4. Luka bakar derajat 4 :


 Meluas ke seluruh lapisan kulit, dan ke dalam lapisan lemak,
otot dan tulang di bawahnya
 Gejala : Tidak nyeri, Hitam hangus, kering, kaku.

2) Patah tulang
1. Adanya nyeri hebat pada daerah patah tulang
2. Pada daerah yg patah sulit di gerakan
3. Adanya bengkak pada daerah patah tulang

9
4. Adanya kelainan bentuk tulang

3) Perdarahan
1. Adanya luka terbuka
2. Keluar darah dari daerah luka
3. Adanya nyeri pada daerah luka
4. Kepala pusing akibat keluar darah yg banyak
5. Mulut terasa haus
6. Badan menggigil

POKOK BAHASAN 3 :
IDENTIFIKASI SETIAP JENIS KEJADIAN SAKIT, CEDERA, ATAU
KECELAKAAN YANG SERING TERJADI DI MASYARAKAT:

I. PENILAIAN AWAL KEJADIAN SAKIT, CEDERA, ATAU


KECELAKAAN YANG MEMBUTUHKAN PENANGANAN SEGERA

A. Kondisi sakit :
1) Henti Napas
1. Cek respon dengan cara menepuk
/menggocangkan bahu korban
2. Cek jalan nafas dengan cara:
a. melihat gerakan dinding dada,
Ga
mba r 1.
Memeriksa kesadaran korban
b. mendengarkan suara napas dan
c. adakah hembusan nafas

2) Henti Jantung
Cek respon dengan cara menepuk / menggocangkan bahu
korban

B. Kondisi Cedera:
1) Keracunan
Identifikasi keracunan melalui :

10
a. Mulut terlihat bengkak, merah, keluar darah, berbusa,
berbau bahan beracun, kejang.
b. Hidung terlihat merah, bengkak, korban mengeluh panas,
keluar darah atau cairan beracun, tercium bahan beracun
dari hidung.
c. Mata terlihat merah, bengkak, berair, darah, korban
menggaruk-garuk mata, mengeluh perih dan pandangan
menurun/kabur.
d. Kulit terlihat merah, bengkak, melepuh, korban mengeluh
perih, gatal.

2) Kemasukan benda asing


1. Mata : terlihat ada benda asing, merah, korban tidak bisa
melihat dan mengeluh nyeri
2. Hidung : terlihat benda asing di hidung, korban biasanya
akan tidak nyaman karena mengganggu jalan nafas.
3. Telinga : terlihat ada benda asing di telinga, korban akan
terlihat tidak nyaman karena mengganggu pendengaran.
4. Mulut/tenggorokan : Terlihat ada benda asing di mulut,
pasien biasanya terlihat sesak dan memegang
tenggorokannya jika benda asing mengganggu jalan napas

C. Kondisi Kecelakaan:
1) Luka bakar
Terlihat kulit kemerahan, melepuh, menghitam, berdarah,
bengkak, cairan keluar dari kulit, diketahui ada penyebab
kebakaran.

2) Patah tulang
Patah tulang biasanya terlihat tangan dan kaki yang patah tidak
bisa digerakan, nyeri, bengkak, kadang berdarah sampai terlihat
tulang dan perdarahan.

11
3) Perdarahan
Korban perdarahan diidentifikasi tempat keluar darah dan
perkirakan banyaknya. Apabila lebih dua gelas maka telah terjadi
perdarahan hebat. Atau perdarahan yang sangat lama
berlangsung. Perlu ditanyakan kepada korban kalau sadar
tentang penyebab, waktu, dan banyaknya jumlah darah yang
keluar.

II. PEMERIKSAAN FISIK SEDERHANA


A. Kondisi Sakit :
1) Henti Napas
Di sini penolong memeriksa apakah korban masih bernapas
atau tidak. Bila tidak bernapas akibat adanya sumbatan maka
penolong harus membersihkan jalan napas ini agar menjadi
terbuka.
1. Korban dibaringkan terlentang.
2. Penolong berlutut di samping korban sebelah kanan pada
posisi sejajar dengan bahu.

3. Letakkan tangan kiri penolong di atas dahi korban dan tekan


kearah bawah dan tangan kanan penolong mengangkat
dagu korban ke atas. Tindakan ini akan membuat lidah
tertarik ke depan dan jalan napas terbuka serta akan
membentuk satu garis lurus sehingga oksigen mudah
masuk.
Dekatkan wajah Anda ke wajah korban, dengar serta
rasakan hembusan napas korban sambil melihat ke arah
dada korban apakah ada gerakan dada atau tidak. Bila
korban masih bernapas maka:
a. Baringkan korban di tempat yang aman dan nyaman
b. Jangan dikerumuni

c. Berikan posisi berbaring yang senyaman mungkin bagi


korban

12
2) Henti Jantung
Penolong melihat korban tidak sadar dan tidak bergerak.

B. Kondisi Cedera:
1) Keracunan
a. Mulut terlihat bengkak, merah, keluar darah, berbusa,
berbau bahan beracun, kejang.
b. Hidung terlihat merah, bengkak, korban mengeluh panas,
keluar darah atau cairan beracun, tercium bahan beracun
dari hidung.
c. Mata terlihat merah, bengkak, berair, darah, korban
menggaruk-garuk mata, mengeluh perih dan pandangan
menurun/kabur.
d. Kulit terlihat merah, bengkak, melepuh, korban mengeluh
perih, gatal.

2) Kemasukan Benda Asing


a. Benda asing yang masuk mata, biasanya kecil dan ringan.
Istilah umumnya adalah “kelilipan”.
b. Benda asing masuk hidung, biasanya terjadi pada anak-anak
yang memasukkan biji-bijian atau manik-manik ke dalam
lubang hidungnya.
c. Benda asing masuk telinga, lihat jenis benda yang masuk.

C. Kondisi Kecelakaan:
1) Luka Bakar
Perhatikan kulit terlihat kemerahan, melepuh, menghitam,
berdarah, bengkak, cairan keluar dari kulit, diketahui ada
penyebab kebakaran.

2) Patah Tulang
Patah tulang biasanya terlihat tangan dan kaki yang patah tidak
bisa digerakan, nyeri, bengkak, kadang berdarah sampai terlihat
tulang dan perdarahan.

3) Perdarahan
13
Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan,
perdarahan luar ini dibagi menjadi tiga bagian:
1. Perdarahan nadi (arteri), ditandai dengan darah yang keluar
menyembur sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna
merah terang karena kaya dengan oksigen. Perdarahan ini
sulit untuk dihentikan, sehingga harus terus dilakukan
pemantauan dan pengendalian perdarahan hingga diperoleh
bantuan medis.
2. Perdarahan Balik (Vena), darah yang keluar berwarna merah
gelap, walaupun terlihat luas dan banyak namun umumnya
perdarahan vena ini mudah dikendalikan. Namun
perdarahan vena ini juga berbahaya bila terjadi pada
perdarahan vena yang besar masuk kotoran atau udara
yang tersedot ke dalam pembuluh darah melalui luka yang
terbuka.
3. Perdarahan Rambut (Kapiler), berasal dari pembuluh kapiler,
darah yang keluar merembes perlahan. Ini karena pembuluh
kapiler adalah pembuluh darah terkecil dan hampir tidak
memiliki tekanan. Jika terjadi perdarahan, biasanya akan
membeku sendiri. Darah yang keluar biasanya berwarna
merah terang seperti darah arteri atau bisa juga gelap
seperti darah vena.

REFRENSI
1. AHA. About cardiac arrest [Internet]. 2014 [cited 24 June 2015]. Available
from:
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/CardiacArrest/About-
Cardiac-Arrest_UCM_307905_Article.jsp

14
2. Buku Mengatasi Gangguan Pernafasan Kasus Henti Jantung dan Paru,
Karangan : dr. Fina Jusuf
3. Irman Sumantri, Salemba MedikaSumbatan
4. World Health Organization. Global atlas on cardiovascular disease
prevention and control. Switzerland: WHO; 2011. 164p. ISBN 978 92 4
156437 3

Lampiran 1
LAMPIRAN MI.2
IDENTIFIKASI KORBAN
KASUS:
KEMASUKAN BENDA ASING, HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG

Tn A usia 56 th sedang makan siang sambil ngobrol, tiba-tiba batuk-batuk dan


memegang lehernya.Tn A tdk bisa menjelaskan apa yg sdg terjadi hanya
memberikan isyarat dengan menunjuk kearah mulutnya dengan tangan Tn A. 5
menit Kemudian Tn A semakin lemas dan jatuh tidak sadarkan diri.

PERTANYAAN:
Apa yg harus dilakukan oleh penolong ? coba praktekkan !.

PANDUAN KASUS:
No Kegiatan yg dilakukan Ya Tidak
1 Fasilitator menyiapkan alat-alat sbb:

15
1. Manikin fullbody

2 Fasilitator
- Mengucapkan salam dan
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penanganan korban kemasukan
benda asing
- menpraktekan/memperagakan
cara mengidentifikasi korban
Langkah-langkah
 Identifikasi Tanda dan Gejala :
 Korban batuk terus menerus
 Tidak dapat berbicara
 Kesulitan bernafas
 Leher seperti tercekik
 Memegang leher dengan kedua tangan
 Muka kebiruan
 Sesak nafas
 Penilaian Awal
Kenali tingkat sumbatan jalan nafas
 Sumbatan Ringan
 Sumbatan Sedang (sebagian)
 Sumbatan Berat (total)
 Lakukan pemeriksaan sederhana
Sumbatan Ringan
 Korban batuk-batuk
 Anjurkan korban untuk membuka mulut dan lihat
ada/tidak sumbatan
 Jika ada dan terlihat makanan keluarkan benda
asingnya
 Jika tidak ada anjurkan korban untuk batukan
keras-keras dengan posisi kepala menunduk
Sumbatan Sedang
 Suara korban serak dan masih dapat berbicara
 Jika dengan dibatukan sumbatannya tidak teratasi,
 Anjurkan korban untuk membuka mulut dan lihat
apakah ada benda asing
 Jika ada dan terlihat makanan keluarkan benda
asingnya
 Jika tidak terlihat anjurkan korban untuk
membukukan badan dan lakukan tepuk punggung
agak keras sebanyak 5-7 kali tepukan
Sumbatan berat
 Korban terlihat seperti tercekik dan tidak dapat
bersuara lagi

16
 Jika tidak berhasil dengan tepuk punggung
 Penolong membelakangi korban dengan posisi kaki
korban direnggangkan, kemudian satu kaki
penolong berada diantara kaki korban
 Kepalkan satu tangan penolong dan letakan
diuluhati korban
 Anjurkan korban untuk membungkuk lakukan
hentakan keatas sebanyak 5-7 kali

3  Fasilitator melakukan evaluasi terhadap materi yang


disampaikan dengan memberikan pertanyaan kepada
peserta
 merangkum materi yang disampaikan saat selesai materi.
 Menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan
salam

Lampiran 2

KASUS:

17
KEMASUKAN BENDA ASING, HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG

Tn A usia 56 th sedang makan siang sambil ngobrol, tiba-tiba batuk-batuk dan


memegang lehernya.Tn A tdk bisa menjelaskan apa yg sdg terjadi hanya
memberikan isyarat dengan menunjuk kearah mulutnya dengan tangan Tn A. 5
menit Kemudian Tn A semakin lemas dan jatuh tidak sadarkan diri. Korban
mempunyai penyakit Asma

PERTANYAAN
Apa yg harus dilakukan oleh penolong ? coba di praktekan

PANDUAN KASUS

No Kegiatan yg dilakukan Waktu Ya Tidak


1 Fasilitator menyiapkan alat-alat sbb:
2. Manikin fullbody
2 Fasilitator
- Mengucapkan salam dan
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penanganan korban
kemasukan benda asing
- menpraktekan/memperagakan
cara mengidentifikasi korban

Langkah-langkah
1.Identifikasi Tanda dan Gejala korban Henti Napas
18
 Korban tidak sadar
 Korban tidak bernapas
Penilaian awal
 Memastikan korban tidak
sadar dengan cara
 Cek respon dengan cara menepuk
/menggocangkan bahu korban
 Panggil bantuan dengan
cara teriak minta tolong
 Cek jalan nafas dengan
cara:
 Melihat gerakan dinding dada ,
 Mendengarkan suara napas dan
 adakah hembusan nafas
 bebaskan jalan napas dengan cara Buka
mulut korban dan lihat apakah ada
sumbatan ( makanan, gigi palsu, cairan
dari mulut) bila ada sumbatan keluarkan
dengan cara diambil bendanya dan
bersihkan dengan menggunakan tissu

Pemeriksaan fisik sederhana


Di sini penolong memeriksa apakah korban masih
bernapas atau tidak. Bila tidak bernapas akibat
adanya sumbatan maka penolong harus
membersihkan jalan napas ini agar menjadi terbuka.
 Korban dibaringkan terlentang.
 Penolong berlutut di samping korban sebelah
kanan pada posisi sejajar dengan bahu.
 Letakkan tangan kiri penolong di atas dahi
korban dan tekan kearah bawah dan tangan
kanan penolong mengangkat dagu korban ke
atas. Tindakan ini akan membuat lidah tertarik
ke depan dan jalan napas terbuka serta akan
19
membentuk satu garis lurus sehingga oksigen
mudah masuk.
 Dekatkan wajah Anda ke wajah korban,
lihat ke arah dada korban apakah ada gerakan
dada atau tidak
dengar serta rasakan hembusan napas
korban

Bila korban masih bernapas maka:


- Baringkan korban di tempat yang aman
dan nyaman
- Jangan dikerumuni
- Berikan posisi berbaring yang
senyaman mungkin bagi korban
Bila Anda tidak dapat mendengar dan tidak
merasakan napas korban serta tidak
adanya gerakan dada, maka ini menunjukkan
bahwa korban tidak bernapas. Setelah itu
lakukan langkah kedua. Melakukan
Pernapasan Buatan

Ada dua macam pernapasan buatan, yaitu:

Pernapasan buatan dari mulut ke mulut

 Korban dalam posisi terlentang dengan


kepala seperti pada langkah pertama,
yaitu kepala mendongak.
 Tangan kiri penolong menutup hidung
korban dengan cara memijitnya dengan
jari telunjuk dan ibu jari, tangan kanan
penolong menarik dagu korban ke atas.

1. Penolong menarik napas dalam-


dalam, kemudian letakkan mulut
20
penolong ke atas mulut korban
sampai menutupi seluruh mulut
korban jangan sampai ada
kebocoran, kemudian tiupkan
napas penolong ke dalam mulut
korban secara pelan-pelan sambil
memperhatikan adanya gerakan
dada korban sebagai akibat dari
tiupan napas penolong. Gerakan
ini menunjukkan bahwa udara
yang ditiupkan oleh penolong itu
masuk ke dalam paru-paru
korban, dan ini juga berarti
oksigen telah masuk ke dalam
paru-paru korban.

2. Setelah itu angkat mulut penolong


dan lepaskan jari penolong dari
hidung korban. Hal ini untuk
memberi kesempatan pada dada
korban kembali ke posisi semua
sebelum pernapasan buatan
berikutnya diberikan
3  Fasilitator melakukan evaluasi terhadap materi
yang disampaikan dengan memberikan
pertanyaan kepada peserta
 merangkum materi yang disampaikan saat selesai
materi.
 Menutup proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam

21
Lampiran 3
KASUS:
KEMASUKAN BENDA ASING, HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG

Tn A usia 56 th sedang makan siang sambil ngobrol, tiba-tiba batuk-batuk dan


memegang lehernya.Tn A tdk bisa menjelaskan apa yg sdg terjadi hanya
memberikan isyarat dengan menunjuk kearah mulutnya dengan tangan Tn A. 5
menit Kemudian Tn A semakin lemas dan jatuh tidak sadarkan diri. Korban
mempunyai penyakit Asma

PERTANYAAN:
Apa yg harus dilakukan oleh penolong ? coba di praktekan

PANDUAN KASUS:
No Kegiatan yg dilakukan Waktu Ya Tdk
1 Fasilitator menyiapkan alat-alat sbb:
3. Manikin fullbody
2 Fasilitator
- Mengucapkan salam dan
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penanganan korban
kemasukan benda asing
- menpraktekan/memperagakan
cara mengidentifikasi korban

Langkah-langkah
1.Identifikasi Tanda dan Gejala korban Henti Jantung

 Korban tidak sadar


 Korban terlihat seperti mati
22
 Warna kulit pucat sampai kelabu
 Badan korban dingin
2.Penilaian awal
 Cek respon dengan cara menepuk
/menggocangkan bahu korban
 Raba denyut nadi pada pergelangan tangan
/leher korban dengan menggunakan jari
telunjuk dan jari tengah jika tidak teraba
 Panggil bantuan dengan cara teriak minta
tolong
 Langsung melakukan pijatan jantung luar

3.Pemeriksaan fisik sederhana


 Penolong memeriksa denyut nadi korban
melalui denyut nadi yang ada di sebelah kanan
dan kiri leher korban. Caranya:
 Tentukan garis tengah leher yang melewati
adam’s apple (jakun)
Geser jari penolong ke kiri atau ke kanan
sejauh 2 jari. Di situlah tempat meraba denyut
nadi leher.
 Raba denyut nadi leher tersebut dengan
menggunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari
tengah) Apabila tidak teraba denyut nadi, ini
menandakan bahwa jantung korban tidak
berdenyut, maka lanjutkan ke langkah 3.
 Membuat peredaran darah buatan
Tujuan dari langkah ke-3 ini adalah untuk
membuat suatu aliran darah buatan yang
dapat menggantikan fungsi jantung sehingga
oksigen yang diberikan dapat sampai ke
organ-organ yang membutuhkan. Adapun
mekanismenya sebagai berikut:
23
Bila dilakukan penekanan pada tulang dada di
atas jantung maka darah akan terdorong
keluar dari jantung masuk ke jaringan tubuh.
 Bila penekanan tersebut dilepaskan maka
darah akan terisap kembali ke jantung.

 Mekanisme ini sama dengan cara kerja dari


jantung saat jantung memompa darah.

Cara membuat peredaran darah buatan

a. Untuk menentukan letak dari tempat


penekanan adalah dengan menelusuri
tulang rusuk korban yang paling bawah dari
kiri dan kanan yang akan bertemu di garis
tengah, dari titik pertemuan itu naik 2 jari
kemudian letakkan telapak tangan penolong
di atas 2 jari tersebut.
b. Tangan penolong satunya diletakkan di atas
dari telapak tangan di atas 2 jari tadi.

c. Lakukan penekanan sedalam kira-kira 1/3


dari tingginya rongga dada korban dari atas
korban, biasanya antara 4-5 cm.

d. Harus diingat, pada saat melakukan


penekanan, siku penolong tidak boleh
ditekuk.

Bantuan hidup dasar ini dapat dilakukan


oleh satu orang atau bisa juga dilakukan
oleh dua orang penolong. Bila hanya satu
orang penolong maka kombinasi antara
pernapasan buatan dan peredaran darah
buatan dilakukan dengan frekuensi 30:2.
Artinya 30 kali penekanan dada diberikan 2

24
kali pernapasan buatan (Sumber : Buku
Mengatasi Gangguan Pernafasan Kasus
Henti Jantung dan Paru, Karangan : dr.
Fina Jusuf)
3  Fasilitator melakukan evaluasi terhadap materi
yang disampaikan dengan memberikan
pertanyaan kepada peserta
 merangkum materi yang disampaikan saat selesai
materi.
 Menutup proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam

DAFTAR TILIK PROSEDUR

Prosedur : Identifikasi Korban


Nama Peserta :
Tanggal Assessment :

Dilakukan
Ya
No Tindakan Tidak
Baik Kurang
2 1 0
1 3 A (aman penolong, aman korban, aman lingkungan)
2 Identifikasi Tanda dan Gejala korban Henti Jantung
 Korban tidak sadar
 Korban terlihat seperti mati
 Warna kulit pucat sampai kelabu
 Badan korban dingin
25
3 Cek respon dengan cara menepuk / menggocangkan bahu
korban atau memanggil korban “Pak-Pak / Bu-Bu, bangun”

4 Raba denyut nadi pada pergelangan tangan /leher korban


dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah jika
tidak teraba, Caranya:
 Tentukan garis tengah leher yang melewati adam’s
apple (jakun)
Geser jari penolong ke kiri atau ke kanan sejauh 2
jari. Di situlah tempat meraba denyut nadi leher.
 Raba denyut nadi leher tersebut dengan
menggunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah)
Apabila tidak teraba denyut nadi, ini menandakan
bahwa jantung korban tidak berdenyut

5 Identifikasi Tanda dan Gejala sumbatan jalan nafas:


 Korban batuk terus menerus
 Tidak dapat berbicara
 Kesulitan bernafas
 Leher seperti tercekik
 Memegang leher dengan kedua tangan
 Muka kebiruan
 Sesak nafas

6 Kenali tingkat sumbatan jalan nafas, Anjurkan korban


untuk membuka mulut dan lihat ada/tidak sumbatan
 Sumbatan Ringan
 Sumbatan Sedang (sebagian)
 Sumbatan Berat (total)

7 Identifikasi tanda dan gejala masuk benda asing di mata,


hidung, mulut, telinga
8 Identifikasi tanda dan gejala keracunan :
a. Keracunan melalui mulut
 Mual, muntah.
 Nyeri perut.
 Diare.
 Napas/mulut berbau.
 Suara parau, nyeri di saluran cerna (mulut dan
kerongkongan).
 Luka bakar pada daerah mulut atau sisa racun di
daerah mulut
 Produksi liur berlebihan, mulut menjadi seperti
berbusa

b. Keracunan melalui pernapasan


 Gangguan pernapasan dan sesak napas.

26
 Kulit kebiruan
 Napas berbau.
 Batuk, suara parau

c. Keracunan melalui kulit


 Reaksi kulit : daerah kontak berwarna kemerahan,
nyeri, melepuh dan meluas.
 Pucat
9 Identifikasi tanda dan gejala Perdarahan
 Adanya luka terbuka
 Keluar darah dari daerah luka
 Adanya nyeri pada daerah luka
 Kepala pusing akibat keluar darah yg banyak
 Mulut terasa haus

 Badan menggigil
10 Identifikasi tanda dan gejala Luka bakar
1. Luka bakar derajat 1:
 Superfisial hanya meliputi jaringan kulit luar
(misalnya tersengat matahari)
 Gejala : Nyeri, kemerahan, tidak ada kerusakan
jaringan atau saraf.
2. Luka bakar derajat 2 :
 Mengenai sebagaian lapisan kulit dan berbagai
ukuran dermis (misalnya tersiram air panas)
 Gejala : Nyeri, merah, kulit membengkak, timbul
gelembung berisi cariran pada kulit.

3. Luka bakar derajat 3 :


 Meluas kelapisan dermis, meliputi jaringan adiposa
subkutan, fasia otot dan tulang (misalnya terbakar
api)
 Gejala : Tidak nyeri, Kaku dan putih/coklat, tidak
pucat atau hitam dan kulit membengkak.

4. Luka bakar derajat 4 :


 Meluas ke seluruh lapisan kulit, dan ke dalam
lapisan lemak, otot dan tulang di bawahnya
 Gejala : Tidak nyeri, Hitam hangus, kering, kaku.

11 Identifikasi tanda dan gejala Patah tulang


5. Adanya nyeri hebat pada daerah
patah tulang
6. Pada daerah yg patah sulit di gerakan
7. Adanya bengkak pada daerah patah
tulang
8. Adanya kelainan bentuk tulang

27
(..... x 2) + (..... x 1) + (..... x 0)
Skor
.........

Nilai :
Nilai = (Skor x 10) / 2 = (……… x 10) / 2

Komentar Fasilitator : Paraf & Nama


Fasilitator

Hasil : Baik, jika nilai > 70 Perlu perbaikan, jika nilai < 70

28

Anda mungkin juga menyukai