Anda di halaman 1dari 9

HYSTERIA definisi

Histeria merupakan suatu kompleks neurosa mengambil bentuk yang bervariasi.


Biasanya gangguannya ditandai oleh ketidakstabilan emosional, represi, dissosiasi,
dan sugestibilitas.
Gangguan jiwa yang sudah dikenal sejak dulu ialah hysteria. Pada permulaan,
orang menyangka bahwa yang dihinggapi penyakit ini hanya kaum wanita. Akan
tetapi kemudian pendapat itu berubah setelah Freud menemukan bahwa laki-
lakipun dapat dihinggapi penyakit ini.
Seperti gangguan jiwa lainnya hysteria juga terjadi akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan,
kecemasan dan pertentangan batin.
Histeria adalah suatu kondisi dimana seseorang memindahkan penderitaan
mentalnya pada suatu jenis penderitaan tubuh. Reaksi histeria adalah khas bagi
kepribadian histerik yang mempunyai ciri narsistik (mencintai diri sendiri secara
berlebihan), infantil (bertabiat kekanak-kanakan), suka bersandiwara (over acting),
dan hiperaktif.

Hysteria is a complex neurosa take various forms. Disturbances are usually


characterized by emotional instability, repression, dissociation, and suggestibility.
Mental disorder has been known since the first is hysteria. At the beginning, people
thought that the disease infestation is only for women. But then that opinion
changed after Freud discovered that men can lakipun this disease infestation.
As with other mental disorders also occur due to the inability of hysteria someone
facing difficulties, feelings of stress, nervousness, anxiety and inner conflict.
Hysteria is a condition where a person moving in a kind of mental suffering
suffering body. Hysteria is a typical reaction for histrionic personality who has
narcissistic traits (excessive self-love), infantile (infantile temper), like fakes (over
acting), and hyperactivity.

ETIOLOGY
Hysteria terjadi akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi kesukaran-
kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin.

hysteria caused by the inability of a person to face the difficulties, feelings of


stress, nervousness, anxiety and inner conflict.

Penyebab paling umum histeria adalah menyimpang kebiasaan berpikir, dan


kemalasan. Keturunan memainkan peran yang penting dalam sebab-akibat. Latar
belakang keluarga gugup dan salah pelatihan emosional ketika muda adalah
predisposisi penyebab. Situasi emosional dapat mental, ketegangan, stres, takut,
khawatir, depresi, traumatism, masturbasi, dan penyakit berkepanjangan.

The most common causes of hysteria are aberrant habits of thought, and laziness.
Heredity plays an important role in the causation. Family background nervousness,
emotional training when young is a predisposing cause. Mental to emotional
situations, tension, stress, fear, worry, depression, traumatism, masturbation and
prolonged sickness

Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis


(pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam
tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman
tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan begitu
saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness) dan suatu saat muncul
kedalam sadar tetapi dalam bentuk gannguan jiwa.

According to Sigmund Freud, hysteria occurs due to traumatic experiences (painful


experience) are then repressed or suppressed into the unconscious. The point is to
forget or omit the experience. But the traumatic experience can not be undone, but
there is in the unconscious (uncociousness) and one day emerge into conscious but
in the form of offending soul.

EPIDEMIOLOGY

Faktor-faktor seperti kematian mendadak orang yang terkasih, kegagalan dalam


ujian atau bisnis, kerugian besar, sebuah tuduhan palsu dan sebagainya juga dapat
mengakibatkan histeria.

Factors such as the sudden death of a loved one, failure in exams or business, big
loss, a false accusation, and so on can also lead to hysteria.

histeria diagnosis umumnya untuk perempuan seperti pada biarawati,perawan dan


janda sepanjang abad pertengahan. Penyakit ini benar-benar meledak di amerika
dan eropa di abad ke-19 .

seorang dokter, pada tahun 1859, mengklaim seperempat dari seluruh wanita
menderita histeria.
generally for female hysteria diagnosis as in nuns, virgins and widows throughout
the Middle Ages. This disease really exploded in the United States and Europe in
the 19th century.

a doctor, in 1859, claiming a quarter of all women suffered from hysteria.

PATHOLOGY
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang
tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap
rangsang-rangsang emosional. Jenis neurosis ini adalah suatu bentuk kecemasan
individu yang dikonversikan dalam gejala fisik. Gejala diekspresikan melalui sensori
atau motor dari sistem syaraf pusat. Sebagian besar gejala dikonversikan pada
perabaan kulit, penglihatan dan pendengaran. Anastesia atau mati rasa kulit adalah
salah satu bentuk dari reaksi konversi yang umum. Saat kecemasan muncul secara
kuat, individu akan mencoba menghindari dengan reaksi menjadi mati rasa.
Akibatnya individu tersebut tidak merasa sakit. Pada neurosis jenis ini fungsi mental
dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala-gejala sering
timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita menghadapi situasi yang
menimbulkan reaksi emosional yang hebat.
Hysteria is a neurosis characterized by emotional reactions that are not controlled as
a way to defend themselves from sensitivity to emotional stimuli. This type of
neurosis is a form of anxiety individuals who converted to physical symptoms.
Symptoms expressed by sensory or motor from the central nervous system. Most of
the symptoms converted on touching the skin, eyesight and hearing. Anesthetic or
numbing the skin is a form of conversion reactions are common. When anxiety
appears strong, the individual will try to avoid the reaction became numb. As a
result, the individual does not feel pain. At this kind of neurosis and mental
functioning may be lost without the desired bodily by the patient. The symptoms
often arise and disappear suddenly, especially if the person is a situation that causes
intense emotional reactions.
Jenis-jenis histeria
Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan
reaksi disosiasi atau histeria mayor.
Types of hysteria

Hysteria classified into two, namely the conversion reaction or hysteria minor and
major dissociation reaction or hysteria.

1) Histeria minor atau reaksi konversi

Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi
konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau
somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst.

1) minor hysteria or conversion reaction

In the minor anxiety hysteria modified or converted (so called conversion reaction)
into functional disorders somatomotorik or somatosensory nervous system, with
symptoms: paralysis, convulsions, death touch, blind, deaf, and so on.

2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi

Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian
hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan
lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga
timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda.

2) Hysteria major or dissociation reactions

This kind of hysteria can occur when the anxiety is so severe that the patient
experience, so as to separate the multiple functions of the personality of one
another so that the separate parts function autonomously, causing the symptoms:
amnesia, somnabulisme, fugue, and multiple personality.

SYMPTOMS
Di Antara gejala HISTERIA ada yang berhubungan dengan fisik dan ada pula yang
berhubungan dengan mental.
Among the symptoms associated with hysteria there are physical and some are
related to the mental.
 gejala-gejala fisik antara lain, adalah:
a)Lumpuh hysteria= Lumpuhnya salah satu anggota fisik, akibat tekanan atau
pertentangan batin yang tidak dapat diatasi. Biasanya penderita menggunakan gejala
ini secara tidak sadar untuk membela diri dan untuk mengatasi kesukaran-kesukaran
yang dihadapinya. Biasanya gejala lumpuh itu terjadi tiba-tiba dan penderita
sebelum itu tidak merasa apa-apa.
physical symptoms, among others, are:
a) Paralyzed hysteria= Paralysis of one of the members physically, due to stress or
inner conflict can not be resolved. Usually people use unconsciously these
symptoms to defend themselves and to overcome the difficulties it faces. Usually
symptoms of paralysis that occurs suddenly and the patient before it did not feel
anything.
b)Cramp hysteria= Cramp yang terjadi pada sebagian anggota fisik. Penyebab
dari hysteria ini adanya tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan yang
dirasakan akibat kebosanan menghadapi pekerjaan-pekerjaannya.
Disebabkan pula oleh tekanan perasaan, yang sering kali terjadi pada penulis yang
mencari penghidupan dengan tulisan-tulisannya. Apalagi ia mengalami bahwa
tulisannya tidak banyak mendapat sambutan dari orang, ia kadang-kadang
dihinggapi oleh cramp pada jari-jarinya waktu menulis. Tapi untuk mengerjakan
pekerjaan lain jari-jarinya masih dapat digunakan. Cramp hysteria banyak pula
terjadi pada pemain biola, juru tik, tukang jam, pegawai kantor telephone. Penyakit
ini terjadi karena kegelisahan dan kecemasan yang dirasakannya akibat kebosanan
menghadapi pekerjaan-pekerjaan itu.
b) Cramp hysteria= Cramp which occurs in most physical member. The cause of
hysteria was feeling pressure, restlessness, anxiety is felt due to the boredom faced
his works.
Caused also by a feeling of pressure, which often occur in writers who make a living
with his writings. Moreover, he had that his writing did not get much response from
people, he sometimes seized by a cramp in his fingers when writing. But to do other
work his fingers still usable. Cramp hysteria occur in many violinists, typist,
watchmaker, telephone office workers. This disease occurs due to anxiety and
anxiety he felt due to the boredom faced it works.
c)Kejang hysteria= Seluruh badan terasa kaku, tidak sadar akan diri, kadang-
kadang sangat keras, disertai dengan teriakan-teriakan dan keluhan-keluhan, tapi
tidak mengeluarkan air mata. Kejang-kejang ini biasa terjadi pada siang hari selama
beberapa menit saja, tapi mungkin juga sampai beberapa hari lamanya…. Setelah
kejadian itu biasanya penderita kebingungan, tidak mau berbicara atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Biasanya serangan ini terjadi karena serangan emosi yang
sangat menekan, seperti rasa tersinggung, tertekan perasaan, penyesalan, sedih dan
sebagainya.
c) Seizures hysteria= The whole body feels stiff, not self-conscious, sometimes
very hard, accompanied by shouts and complaints, but no tears. Seizures is common
during the day for a few minutes, but it may also get a few days… After the incident
the patient is usually confusion, do not want to talk or answer questions. The attacks
usually occur because the attacks were so pressing emotions, such as feeling
irritable, depressed feelings, regret, sadness and so on.

d)Mutism (hilang kesanggupan berbicara)= Mutism itu ada dua macam, pertama
tak sanggup berbicara dengan keras dan kedua tak mampu berbicara sama sekali.
Hilangnya kemampuan untuk berbicara itu bukan disebabkan oleh kerusakan pada
alat-alat percakapan seperti lidah, kerongkongan, pernapasan dan sebagainya. Alat-
alat itu masih dapat melakukan fungsinya, tetapi orang tidak dapat berbicara.
Biasanya gejala ini terjadi akibat tekanan perasaan, kecemasan, putus asa, merasa
hina, gagal dan sebagainya. Demikian besarnya pertentangan batin sehingga
menyebabkan lidah menjadi lumpuh.
d) mutism (lost ability to speak)= Mutism that there are two kinds, the first could
not speak loudly, and both can not talk at all.
Loss of ability to speak was not caused by damage to the conversational tools such
as the tongue, throat, respiratory and so on. The tools were still able to perform its
function, but can not speak. Usually these symptoms occur due to a feeling of
pressure, anxiety, despair, feel humiliated, failed, and so on. Thus the amount of
inner conflict that causes the tongue became paralyzed.
Gejala yang berhubungan dengan mental , antara lain, ialah:
a)Hilang ingatan(amnesia)= Banyak pasien dengan kehilangan memori hadir
dengan masalah emosional lainnya seperti depresi, stres dan kecemasan.
Pada pasien tersebut kehilangan memori adalah karena konsentrasi miskin dan tidak
melihat hal-hal dari pada gangguan memori yang sebenarnya.
mental symptoms associated with, among others, are:
a) memory loss (amnesia)= Many patients with memory loss present with
emotional problems such as depression, stress and anxiety.
At the patient's memory loss is due to poor concentration and do not see things from
the actual memory impairment.
b) double personality= Kepribadian kembar adalah salah satu gejala hysteria, yang
disebabkan oleh kegelisahan yang amat sangat, dan dijadikan cara untuk
menghukum dirinya atau melepaskan diri dari ketegangan batin, kecemasan, atau
konflik yang dirasakannya. Dalam hal ini penderita secara tidak sadar mengurung
kepribadiannya yang pertama, sampai terpisah sama sekali dengan alam kenyataan.
Disamping menghukum diri, hal ini digunakan sebagai penarik perhatian orang
padanya.
b) double personality= is one of the symptoms of hysteria, caused by extreme
anxiety, and used as a way to punish him or to break away from inner tension,
anxiety, or conflict he felt. In this case the patient is not aware of confining
personality first, to separate completely the reality of nature. Besides beating
yourself up, it is used as a focal point of her.
c)Mengelana secara tidak sadar(fugue)= salah satu gejala hysteria lain adalah,
orang pergi mengelana berjalan tanpa tujuan, tidak tahu mengapa ia pergi dan
kemana ia pergi.
c) wandered unconsciously (fugue)= One of the other symptoms of hysteria is,
people wander aimlessly wandered away, do not know why he left and where he
went.
d) Jalan-jalan sedang tidur (somnambulism)= yaitu gejala yang di kuasai oleh
sejumlah pikiran dan kenangan-kenangan yang berhubungan satu sama lain.
Meskipun ia sedang tidur, tapi masih dapat mengenal dan membedakan mana pintu
yang tertutup dan mana pintu yang terbuka, dan mudah disuruh kembali ke tempat
tidurnya. Waktu bangun pagi harinya, ia tidak tahu apa yan terjadi pada dirinya
waktu tidur itu.
d) The roads are sleeping (somnambulism)= the symptoms in controlled by a
number of thoughts and memories related to each other. Although he was sleeping,
but still be able to recognize and differentiate between the closed door and where the
door is open, and easily sent back to bed. When I wake up in the morning, he does
not know what took place in his time sleeping.
DIAGNOSIS

Gangguan histeris sering terbukti menjadi gangguan medis atau neurologis yang
sebenarnya, yang membuatnya penting untuk menyingkirkan gangguan ini
sebelum mendiagnosis pasien dengan gangguan histeris. Selain wawancara pasien,
beberapa persediaan klinis dapat digunakan untuk menilai pasien untuk
kecenderungan histeris, seperti Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2
(MMPI-2) atau Millon Clinical multiaksial Persediaan-III (MCMI-III). Tes-tes ini
dapat diberikan dalam rawat jalan atau rumah sakit pengaturan oleh psikiater atau
psikolog.

Hysterical disorders frequently prove to be actual medical or neurological


disorders, which makes it important to rule these disorders out before diagnosing a
patient with hysterical disorders. In addition to a patient interview, several clinical
inventories may be used to assess the patient for hysterical tendencies, such as the
Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2 (MMPI-2) or the Millon Clinical
Multiaxial Inventory-III (MCMI-III). These tests may be administered in an
outpatient or hospital setting by a psychiatrist or psychologist.

Terapi terhadap penderita histeria


Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria
yaitu :
1) Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer);
teknik hypnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara
sengaja dilakukan kepada seseorang, di mana seseorang yang dihipnotis bisa
menjawab pertanyaan yang diajukan, serta menerima sugesti dengan tanpa
perlawanan.
There are several therapeutic techniques that can be done to cure hysteria, namely:
1) hypnosis techniques (once applied by dr. Joseph Breuer);
hypnosis techniques is a sleep-like condition that can be intentionally done to
someone, in which a person who is hypnotized can answer questions and receive
suggestions with no resistance.
2) Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud);
teknik asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-
pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitandengan situasi
traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan katarsis. Katarsis hanya
menghasilkan perbedaan sementara atas pengalaman-pengalaman menyakitkan pada
klien, tetapi tidak memainkan peran utama dalam proses treatment (Corey, 1995).
2) free association technique (developed by Sigmund Freud);
free association technique is a method of recalling past experiences and emotions
release berkaitandengan past traumatic situation, which became known as catharsis.
Catharsis only produce temporary differences over painful experiences on the client,
but does not play a major role in the treatment process (Corey, 1995).
3) Psikoterapi suportif.
Adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong
pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk
mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.
3) Supportive Psychotherapy.
Is a form of alternative therapy aims to help patients adapt well to a problem at hand
and to get a life comfort on psychological disorders.
4) Farmakoterapi.
adalah ilmu yang membahas mengenai penggunaan serta kedudukan obat dalam
tatalaksana terapi suatu penyakit.

4) Pharmacotherapy.
is the science which deals with the use and position of therapeutic drugs for the
treatment of a disease.

Anda mungkin juga menyukai