Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan materi TPST Piyungan

TPST Piyungan didirikan pada tahun 1995 kemudian mulai beroperasi di awal tahun
1996.TPST Piyungan ini sudah beroperasi sekitar 22 tahun. TPST (Tempat Pembuangan Sampah
Terpadu) piyungan terletak di TPA Piyungan terletak di Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas TPST piyungan ini sebesar 12,5 ha,
dimana 10 ha diperuntukkan untuk badan sampah dan 2,5 ha digunakan sebagai tempat
membangun saran dan prasarana pendukung seperti perkantoran dan tempat pegolahan
limbah.Pada TPST Piyungan juga terdapat banyak sapi dan kambing yang dilepaskan disana,
dimana hewan-hewan tersebut memakan sampah-sampah yang ada di TPST Piyungan.

TPST piyungan menampung sampah dari 3 wilayah, yaitu sampah dari Kabupaten
Sleman, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kota Yogyakarta. Sumber sampah terbesar berasal
dari Kabupaten Kota Yogyakarta. Sampah yang masuk TPST piyungan sebanyak 500 ton/
hari.Presentasi masuknya sampah dari 3 wilayah tersebut adalah Kabupaten Kota Yogyakarta
50% , Kabupaten Sleman 30% dan Kabupaten Bantul 20%. Pengangkutan sampah dari sumber
sampah menuju ke TPST Piyungan merupakan tanggung jawab dari masing-masing wilayah,
dimana lembaga yang bertanggung jawab di Kabupaten Kota Yogyakarta adalah BLH Kota
Yogyakarta, Kabupaten Sleman adalah BLH Sleman dan Kabupaten Bantul adalah BLH Bantul

Sampah-sampah yang sudah diangkut ke TPST Piyunganakan ditimbang menggunakan


sistem komputer. Kemudian sampah-sampah tersebut akan dibongkar di dermaga sampah.
Kemudian sampah akan diratakan, dipadatkan lalu di timbun tanah menggunakan alat berat.
Namun, TPST piyungan berstatus overload, dimana jumlah sampah sudah melebihi kapasitas
yang ada. TPST piyungan seharusnya sudah berhenti beroperasi sejak tahun 2012. Hal ini
dikarenakan menurut aturan dari AMDAL TPST hanya boleh beroperasi selama 17 tahun.
Namun, dari Pemerintah Provinsi melakukan kajian ulang, dimana mereka menyatakan TPST
piyungan masih dapat beroperasi hingga akhir tahun 2018. Penanganan yang dilakukan untuk
menghadapi masalah sampah yang overload adalah menambah luas lahan untuk badan sampah
dan menambah talut( Bronjong).

Untuk desain awal TPST Piyungan menggunakan metode “Sanitary landfill“, dimana
lahannya berbentuk cekungan. Pada pada bagian dasar cekungan diberi Biomembran, dimana
pada bagian atasnya diberi jaringan pipa horizontal yang berfungsi untuk menangkap air leachate
dan jaringan pipa vertikal berguna untuk melepas gas metana. Namun metode ini sudah tidak
digunakan lagi di TPST Piyungan. Untuk sekarang metode yang digunakan adalah Control
Landfill.

Untuk penanganan sampah terdapat 2 cara, yaitu pengomposan skala kecil dimana
sampah yang digunakan dari TPST Piyungan sebagai bahan dasar kompos hanya 5% dan untuk
air Leachate akan diproses di kolam leachate dimana air leachate ini masuk ke pipa hingga
bermuara di kolam leachate. TPST memiliki 7 kolam leachate. Pada awalnya di kolam leachate
ini menggunakan aerator yang diberi tambahan tawas. Namun penggunaan tawas masih kurang
efektif lalu diganti menggunakan PAC. Namun penggunaan PAC masih kurang efektif kemudian
diganti dengan mesin Water treatment dengan tambahan bahan kimia. Namun mesin ini
menggunakan sistem pompa sehingga air yang diolah tidak sampai 50%. Kemudian untuk
sekarang TPST piyungan menjalin kerja sama dengan UGM dalam melakukan riset. Dan untuk
sekarang masih dalam tahapan percobaan, dimana alat aerator yang dIgunakan dipercaya akan
mengurangi BOD dan COD hingga 50%.

Kemudian dilakukan pengujian di laboratorium selama 3 bulan sekali. Sampel yang diuji
adalah udara 2 titik ( badan sampah dan pemukiman warga), 6 sumur pantau ,kolam leachate dan
2 badan air (badan air TPST piyungan dan badan air diantara TPST Piyungan dan industri kulit).

TPST piyungan memiliki anggaran khusus yang diperuntukkan untuk masyarakat di


sekitar TPST Piyungan. Anggaran pertama dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan gratis
kepada warga di sekitar TPST Piyungan. TPST Piyungan bekerja sama ddengan Rumah Sakit
Rajawali Citra untuk melakukan pemeriksaan gratis. Wilayah yang terkena dampak dari TPST
Piyungan sekitar 10 RT.Jadi pemeriksaan dilakukan di 10 RT tersebut. Untuk hasil pemeriksaan
belum ditemukan penyakit yang kronis. Penyakit yang sering ditemukan adalah batuk,pilek,
gatal-gatal dan kista. Anggaran kedua dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan
berkaitan dengan fasilitas umum warga TPST Piyungan. Contohnya jalan dan penambahan tinggi
talut.

Anda mungkin juga menyukai