Puji dan Syukuri saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-nya
saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar serta sesuai dengan harapan. dalam makalah ini saya
akan membahas mengenai dokter keluarga.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai dokter keluarga. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah yang saya kerjakan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Dan semoga
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG................................................................................................................................................ 1
F. PENGELOLAAN PRAKTEK….......................................................................................................................... 7
BAB 3. PENUTUP…………..................................................................................................................................... 9
DAFTARPUSTAKA………………………….......................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah mendasar dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal adalah adanya
kesenjangan antara das sollen (cita-cita ideal akan pelayanan yang baik) dengan das sain (kondisi
nyata yang ada di lapangan). Cita-cita model pelayanan kesehatan ideal seringkali terbentur pada
kenyataan bahwa perspektif pembuat kebijakan, profesional kesehatan, institusi akademis, manajer
kesehatan masyarakat dan komunitas, seringkali berbenturan karena perbedaan sisi pandang (yang
kadangkala politis sifatnya). Seperti yang sudah banyak ditulis bahwa masalah yang sedang
dihadapi saat ini adalah:1
1. Terbatasnya dana.
2. Biaya kesehatan naik dengan cepat sejalan dengan banyaknya penyakit yang
tidak dapat ditanggulangi.
3. Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan keinginan.
4. Pelayanan jasa yang tidak efisien.
Banyak upaya yang sudah dikerjakan untuk mengatasimasalah tersebut. Deklarasi Alma Alta
1978 sebagai contohnya dengan visi Primary Health Care for All. WHO Eropa, 1998 dengan visi
Improving Health System: The Role of Family Medicine. Atau yang terakhir, dan menjadi rujukan
sampai saat ini adalah kolaborasi antara WHO dan WONCA yang menghasilkan Vision of Family
Medicine. Kurangnya pelayanan kesehatan yang komprehensif yang kemudian menciptakan
kerjasama WHO dan WONCA menuju kesatuan di bidang kesehatan dalam proyek WHO –
WONCA TUFH (Towards Unity For Health) di seluruh dunia. Dalam proyek ini, dokter
pelayanan primer/dokter umum bekerja dengan visi yang sama dalam jasa pelayanan kesehatan.
Dalam WHO-WONCA Working Paper, “Membuat Praktek dan Pendidikan Medis Relevan dengan
Kebutuhan Manusia: Kontribusi Kedokteran Keluarga”, hasil dari konferensi di Ontario, Kanada
tahun 1994 dan juga WHO Eropa tahun 1998 dalam “Kerangka Perkembangan Dokter
Keluarga/Dokter Umum”. Semangat WHO-WONCA Working paper ini, menjadi ilham berbagai
negara untuk mulai mengembanglan praktik dokter berbasis dokter keluarga di Indonesia.2,3
Sejak 1978 ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai programnya “Health for
All in 2000”, pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu hal yang utama dalam pengembangan
perencanaan pemerintah. Program tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan yang
komprehensif. Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter
Keluarga Dunia (WONCA) telah merumuskan sebuah visi global dan rencana tindakan (action
plan) untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat yang tertuang dalam tulisan
“Making Medical Practice and Education More Relevant to People’s Needs: The Role of Family
Doctor”. Ilmu Kedokteran Keluarga kemudian masuk dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di
Indonesia (KIPDI II) pada tahun 1993, yang merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran
Komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat.3
Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi
kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan
khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek
dokter keluarga. Dokter Keluarga diharapkan dapat member pelayanan kesehata medis yang
didukung oleh pengetahuan kedokteran terkini secara menyeluruh (holistik), paripurna
(komprehensif) terpadu, berkesinambungan untuk menyelesaikan semua keluhan dari pengguna
jasa/pasien sebagai komponen keluarganya dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan
sesuai dengan kemampuan sosialnya2,3.Dalam makalah ini akan membahas lebih dalam mengenai
konsep Dokter Keluarga.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Wawasan ilmu kedokteran telah dikemukakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
dan Komisi Bidang Ilmu Kedokteran pada tahun 1995, yaitu: mencakup ilmu-ilmu pengetahuan
yang mempelajari proses tumbuh kembang manusia mulai dari saat pembuahan sampai dengan
akhir hayat, serta berbagai konsep yang melandasi hidup dan kehidupan mulai pada tingkat
molekuler sampai dengan tingkat individu utuh. Jadi bidang garapan utama studi ilmu kedokteran
adalah perubahan, penyimpangan atau keadaan tidak optimalnya fungsi organ tubuh secara terpadu
pada tingkat individu utuh sampai tingkat molekuler, dan adanya faktor genetik. Sedangakan untuk
Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang:1,4
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer
yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua
pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dalam bidang
Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter
Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang
kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan.Secara singkat dapat
didefinisikan sebagai dokter yang berprofesi khusus sebagai dokter praktik umum yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat primer dengan menerapkan prinsip-prinsip
kedokteran keluarga. Penjabaran tersebut adalah sebagai berikut:1,4,5
a. Berprofesi khusus karena dididik secara khusus untuk mencapai standar kompetensi
tertentu
b. Dokter praktik umum, yaitu dokter yang dalam praktiknya menampung semua
masalah yang dimiliki pasien tanpa memandang jenis kelamin, status sosial, jenis
penyakit, golongan usia, ataupun sistem organ.
c. Pelayanan kesehatan tingkat primer ujung tombak pelayanan kesehatan tempat
kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya menyelesaikan semua masalah
sedini dan sedapat mungkin atau mengkoordinasikan tindak lanjut yang diperlukan
pasien.
d. Prinsip-prinsip kedokteran keluarga, adalah pelayanan yang komprehensif, kontinyu,
koordinatif (kolaboratif), mengutamakan pencegahan, menimbang keluarga dan
komunitasnya.
Adapun karakteristik yang harus dipenuhi oleh Dokter Keluarga menurut para ahli dan
organisasi kesehatan. Karakteristik dokter keluarga itu adalah:2,3
2
Lynn P. Carmichael (1973).2
Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas. Jika disederhanakan
secara umum dapat dibedakan atas dua macam :2,4,5
a. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan
kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan
sehat bagi setiap anggota keluarga.
b. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua
macam. Pertama adalah terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran
yang lebih efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan
dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu
3
masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan
saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari
anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya
berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat
dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah kesehatan akan
dapat pula diharapkan lebih memuaskan.4,5
Tujuan khusus yang kedua adalah terpenuhinya kebutuhan keluarga akan
pelayanan kedokteran yang lebih efisien. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran
lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan
penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit
akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar
dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan
yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari
pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan
kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah
penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat
terbatas.4,5
Tugas Dokter Keluarga adalah menyelesaikan masalah kesehatan keluarga secara menyeluruh,
hal itu meliputi :2
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna
penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit,
3. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
4. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
5. Menangani penyakit akut dan kronik,
6. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
7. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS
8. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
9. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
10. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
11. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
4
12. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.
a. Anamnesis
c. Konseling
Untuk membantu pasien dan keluarga menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk
pasien konsultasi saat diperlukan, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter yang dianggap
lebih piawai dan atau berpengalaman.4
5
Informasi riwayat kesehatan pasien sebelumnya pada saat datang digunakan untuk
memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai.4
c. Pendampingan
d. Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga memiliki system untuk memandang pasien sebagaimanusia yang
seutuhnya.4
Pealyanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian
dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.4
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk
meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.4
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupkankemitraan antara
dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, jugamerupakan kemitraan lintas
program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran baik dari formal maupun
informal. koordinator penatalaksanaan pasien kerja sama dengan dokter pasien -keluarga, maupun
bersama antara dokter pasien dokter spesialis / rumahsakit.4
Mitra lintas sektoral medik Dokter keluarga bekerja sebahgai mitra penyedia pelayanan
kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.4
6
Perilaku Profesional Dalam Praktek
c. Masa konsultasi
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenaikeadaan dan tindakan
terhadap pasien, sehingga memungkin pasien dapatmemutuhkan tindakan yang akan dilakukan
terhadapnya.5
Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (standard of partners relationship in practive)
Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter baik dengan klinik, tim, sejawat,
pegawai klinik, pemimpin klinik.5
Pengelolaan Praktek
a. Tenagamedis
b. Tenagaparamedis.
7
Disarankan tenaga paramedis tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan
latihan prinsip-prinsip pelayanan dokterkeluarga, baik aspekmedis dan ataupun aspek
non medis.Jumlah tenaga paramedis yang diperlukan tergantung dari jumlah
dokterkeluarga yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga secara umum
disebutkan untuk setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga
paramedis terlatih.
c. Tenaga non-medis.
Padaumumnya ada dua katagori tenaga non-medistersebut.Pertama, tenaga
administrasi yang diperlukan untuk menangani masalah–masalaha
dministrasi.Kedua, pekerjasosial (social worker) yang diperlukan untuk menangai
program penyuluhan/nasehatkesehatan dan atau kunjungan rumah misalnya.Jumlah
tenaga non medis yang diperlukan tergantung darijumlahd okter keluarga.
- sistem pembiayaan klinik dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial,
asuransi komersial, dan out of pocket. Model pembiayaan yang diterapkan
sesuai dengan kebutuhan.
8
PENUTUP
Dokter keluarga merupakan profesi dokter yang dapat mencegah terjadinya pembengkakkan
biaya dengan cara memperhatikan riwayat daripada suatu keluarga. Dengan tindakan seperti itulah
dokter keluarga dapat mencegah penyakit yang akan timbul. Dan ini pula yang dilewati oleh
dokter praktek umum.
Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga di Indonesia bukanlah barang baru. Wacana ini
semakin bergulir sejak WHO dan WONCA mengintroduksi “Kerangka Perkembangan Dokter
Keluarga/Dokter Umum” (hasil dari konferensi di Ontario, Kanada tahun 1994). Dari sisi
keilmuan dan idealisme pelayananan, pelayanan dokter keluarga akan sangat bermanfaat untuk
menyehatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan konsep dokter keluarga bekerja jauh ke hulu, yaitu
menjaga masyarakat sehat agar tetap sehat dan tidak jatuh sakit. Kalaupun masyarakat sakit, early
diagnosis berjalan baik, dan angka pelayanan kedokteran di strata kedua dan ketiga dapat
dikurangi.
9
DAFTAR PUSTAKA
10