1 Definisi Bangkitan kejang yang terjadi Radang pada selaput otak karena kenaikan suhu tubuh (meningen) (suhu rektal diatas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium 2 Etiologi Belum diketahui secara pasti -Bakteri (Mycobacterium tuberculosa, Neisseria meningitis, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae) -Penyebab lainnya lues -Virus - Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan -Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin. -Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem persarafan 3 Patofisiologi Kenaikan suhu metabolisme -Virus/bakteri hematogen basal ↑ perubahan keseimbangan dari membran sel selaput otak, misalnya pada neuron difusi ion K dan ion penyakit Faringitis, Tonsilitis, Na melalui membran sel Pneumonia, lepas muatan listrik meluas Bronchopneumonia dan melalui neurotransmitter Endokarditis kejang -Penyebaran bakteri/virus dapat pula secara perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput otak, misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis sinus kavernosus dan Sinusitis. -Penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak. -Invasi kuman-kuman ruang subaraknoid radang pada pia dan araknoid, CSS (Cairan Serebrospinal) & sistem ventrikulus
4 Manifestasi Klinis a. Kejang demam sederhana -Sakit kepala dan demam
-berlangsung kurang dari 15 (gejala awal yang sering) menit dan umumnya akan -Perubahan pada tingkat berhenti sendiri kesadaran dapat terjadi -tidak terulang dalam waktu letargik, tidak responsif, dan 24 jam koma -Kejang umum tonik dan/atau -Iritasi meningen klonik mengakibatkan sejumlah tanda b. Kejang demam kompleks sbb: -berlangsung >15 menit, Rigiditas nukal (kaku fokal/ multipel (kejang >1 dalam leher).Upaya untuk 24 jam) fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher. Tanda kernik positif : ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan -Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya. -Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan perubahan karakteristik tanda-tanda vital (melebarnya tekanan pulse dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran. -Adanya ruam (Meningitis meningococal) -Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata 5 Diagnosis -Anamnesa (demam, serangan -Anamnesa (didapatkan trias kejang, RPD, RPK, dll) meningitis : sakit kepala, -Pemeriksaan Fisik (vital sign, demam, kaku kuduk, RPD, dll) neurologik) -Pemeriksaan fisik (vital sign, -Pemeriksaan penunjang didapatkan meningeal sign, neurologik) -Pemeriksaan penunjang 6 Pemeriksaan -Pemeriksaan Laboratorium: -Analisis CSS dari Pungsi Penunjang Darah rutin, glukosa darah, lumbal: elektrolit, urin dan feses rutin • Meningitis bakterial : (makroskopis dan mikroskopik), tekanan meningkat, kultur darah cairan keruh, sel darah -Pemeriksaan LP putih (PMN) dan • Sangat dianjurkan : < 12 protein meningkat, bulan glukosa menurun, • Dianjurkan : 12-18 bulan kultur positif terhadap • Dipertimbangkan : > 18 beberapa jenis bakteri. bulan Pada Meningitis TBC, -EEG : Pemeriksaan EEG dibuat ada gambaran 10-14 hari setelah bebas panas & pleiositosis tidak menunjukan kelainan • Meningitis virus : likuor. Pemeriksaan EEG tekanan bervariasi, dilakukan pada keadaan kejang cairan jernih, sel darah demam yang tidak khas, putih (MN) meningkat, misalnya kejang demam glukosa normal, kompleks pada anak usia lebih protein menurun, dari 6 tahun atau kejang demam kultur biasanya negatif, fokal kultur virus biasanya -Foto X-ray, CT-Scan, MRI dengan prosedur dilakukan atas indikasi : khusus, Pellicle Kelainan neurologic fokal yang -Pemeriksaan Laboratorium: menetap (hemiparesis), Paresis Elektrolit darah, ESR/LED nervus VI, Papiledema -MRI/ CT Scan : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik/tumor -Rontgen dada/kepala/ sinus :mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial. 7 Penatalaksanaan -Penanganan Pada Saat Kejang -Terapi umum : tirah baring • Menghentikan kejang: total, pemberian cairan yang Diazepam dosis awal adekuat, terapi 5B (Blood, 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis Brain, Barrier, Bowel, IV (perlahan-lahan) atau Bladder), terapi simptomatik 0,4-0,6mg/KgBB/dosis (antikonvulsan, analgetik) REKTAL -Terapi abortif : Antibiotik SUPPOSITORIA (sesuai dengan etiologi) • Bila kejang masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian • Turunkan demam: Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3-4 kali perhari Kompres: suhu > 39C: air hangat; suhu >38C: air biasa • Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya • Penanganan suportif lainnya meliputi: 1. Bebaskan jalan nafas. 2. Pemberian oksigen. 3. Menjaga keseimbangan air dan elektrolit. 4. Pertahankan keseimbangan tekanan darah -Pencegahan Kejang • Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam • Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikasi dengan Asam Valproat 15-40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3 dosis 8 Diagnosis Banding Meningitis Perdarahan subarachnoidal Ensefalitis Meningismus Ensefalitis Abses Otak Abses ekstradural, abses subdural 9 Komplikasi -Pneumonia aspirasi -Hidrosefalus obstruktif -Asfiksia -Meningococcal Septicemia -Retardasi mental (mengingocemia) -Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC, perdarahan adrenal bilateral) -SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone ) - Efusi subdural -Kejang -Edema dan herniasi serebral -Cerebral palsy -Gangguan mental - Gangguan belajar - Attention deficit disorder. 10 Prognosis Apabila tidak diterapi dengan Prognosis pada meningitis baik, kejang demam dapat bakteri bila tidak diobati berkembang menjadi: dengan baik dapat berakibat -Kejang demam berulang fatal. -Epilepsi -Kelainan motorik -Gangguan mental dan belajar