URAIAN PROSES
23
24
bawah 0,5% vol. Setelah memiliki kandungan air yang sesuai spesifikasi, minyak
mentah dapat diumpankan ke dalam CD. Setiap CD didesain untuk mengolah minyak
mentah dengan spesifikasi tertentu, bergantung kepada komposisi dan sifat
minyaknya.
Pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 ditunjukkan jenis umpan yang masuk ke
dalam unit pengolahan pertama (primary process) dan unit pengolahan lanjut
(secondary process).
Temperatur 0C Tekanan
Peralatan
Top Bottom (Kg.cm-2)
Kolom I 143 273 1,5
Kolom II 234 336 0,3
Kolom III 93 - 1,8 – 2,2
Stabilizer 97 185 2,8
Sumber : PT PERTAMINA (PERSERO) RU III, 2017
31
Minyak mentah dari tangki R dibagi menjadi dua aliran. Aliran pertama
dibagi lagi menjadi dua aliran dan mengalami sejumlah pemanasan. kemudian
masuk ke dalam kolom flash yang memiliki kondisi operasi masing-masing
(Tabel 2.10).
6. Redistiller I/II
Re-Distiller I/II awalnya dibangun tahun 1937 (Red-I) dan 1940 (Red-II)
dengan kapasitas masing-masing 600 ton/hari untuk mengolah produk off-spec.
Kemudian dilakukan modifikasi untuk mengubah fungsinya untuk mengolah
33
minyak mentah. Kedua kolom ini digabung dimana Red-I sebagai kolom-1 dan
Red-II sebagai kolom-2. Kapasitas pengelolahannya adalah 1435 ton/hari.
Umpan unit ini berasal dari SPD dan SLC yang menghasilkan produk
beserta perolehan dari Re-Distiller I/II (Tabel 2.11).
Gas 1.49
Naptha 14.99
Avtur 7.80
Diesel (ADO) 14.89
Long Residue 60.83
Sumber : PT PERTAMINA (PERSERO) RU III, 2017
7. Stabilizer C/A/B
Stabilizer C/A/B merupakan tiga unit (kolom) terpisah, dimana Stab-B
merupakan kelanjutan dari Stab-C dan Stab-A.
11. BB Treating
Unit BB Treating merupakan unit pelengkap BB Distiller. BB Treating
berfungsi untuk mengurangi kandungan merkaptan dan amina pada FBB dari unit
BB Distiller dan FBB dari FCCU Sungai Gerong. Merkaptan dan amina
merupakan racun bagi katalis proses polimerisasi. Umpan BB dari BB Distiller
atau FCCU dicampur dengan senyawa caustic soda atau NaOH, kemudian
dialirkan ke caustic settler. Pada caustic settler akan terjadi reaksi antara
merkaptan (R-S-H; R = alkil) dan NaOH sehingga menghasilkan R-S-Na dan
air. Caustic soda yang masih memiliki konsentrasi tinggi akan berada di bagian
bawah caustic settler, kemudian akan disirkulasi sambil dibuang sebagian.
1. Polimerisasi
BB yang direaksikan masuk kedalam tube melewati catalyst sehingga
terjadi reaksi yang diinginkan.Tiap set convertor berisi 9 drum catalyst 200 kg
atau sama dengan 1800 kg. Reaksi polimerisasi ini berlangsung pada tekanan dan
temperatur yang tinggi yaitu 32 kg/cm2 dan 160oC.
Untuk memanaskan sampai suhu reaksi maka kedalam bagian shell dari
convertor dialirkan heating oil. Jika reaksi polimerisasi sudah berjalan normal
maka solar yang mengalir melalui shell bersifat sebagai pendingin juga pemanas.
Heating oil ini disirkulasikan. Reaktor product selanjutnya dialirkan kedalam
bagian stabilizer column untuk mengalami pemurnian. Stabilizer column
berfungsi sebagai pemisah butane dari polymer hasil reaksi.
2. Alkilasi
Unit alkilasi Pertamina RU III didesain untuk mengolah RBB dari unit
polimerisasi dengan kapasitas pengolahan 155T/D sehingga menghasilkan produk
light alkylate yang memiliki bilangan oktan tinggi.
Unit alkilasi terdiri dari 2 bagian yaitu bagian reaktor dan distilasi. Bila
kebutuhan RBB tidak tercukupi, umpan ditambah dengan RBB dari FCCU Sungai
Gerong.
Umpan dicampurkan dengan katalis H2SO4, lalu didinginkan di chiller yang
menggunakan pendingin propane. Campuran umpan - asam yang dingin
dimasukkan ke reaktor sehingga terjadi reaksi alkilasi.
Asam yang memiliki berat jenis lebih besar akan mengendap di bawah,
dimana sebagian asam di daur ulang, sedangkan sebagian lagi dibuang. Bagian
atas separator, yaitu alkilat, dimasukkan ke final separator, lalu ke caustic settler
untuk menetralkan sisa asam yang terikut. Alkilat yang telah melewati tahap
treating dijadikan umpan bagian distilasi.
terdiri dari reaktor, regenerator katalis. Main fractionator terdiri dari kolom
primary fractionator, secondary fractionator, dan LCGO stripper. Produk
RFCCU adalah off gas, raw PP, LPG, catalytic naphtha, LCGO, HCGO, dan
slurry.
Perbandingan umpan pada unit RFCCU adalah 165000 BPSD M/HVGO
dan 4000 BPSD residue. Sebelum dimasukkan ke reaktor, umpan dipanaskan
terlebih dahulu dalam tungku hingga mencapai 3310C, lalu diinjeksikan antimoni
sebanyak 0,75-2,1 kg/jam untuk mencegah adanya metal content dalam umpan
yang dapat mengakibatkan deaktivasi katalis.
Umpan dengan kapasitas 120.600 kg/jam diinjeksikan ke dalam riser untuk
terjadi pada seluruh bagian riser pada 520oC. Untuk memperoleh sistem fluidisasi
yang baik, riser diinjeksikan dengan MP steam. Selain itu, diinjeksikan pula
HCGO yang menambah pembentukan coke pada katalis sehingga dapat
menaikkan temperatur regenerator serta nafta yang diperlukan untuk menaikkan
selektivitas cracking sehingga meningkatkan yield propaneee-propylene.
Stripping steam diinjeksikan ke daerah stripper untuk mengurangi kadar oil dalam
katalis sebelum disirkulasikan ke regenerator.
Reaktor dilengkapi dengan tiga buah cyclone 1 tahap untuk meminimalisasi
terbawanya katalis ke kolom fraksionasi. Hasil cracking yang berupa uap
dialirkan dari reaktor ke kolom fraksionasi.
Spent catalyst disirkulasikan ke dalam regenerator dengan dikontrol oleh
spent side valve (SSV). Untuk memperlancar aliran spent catalyst distand pipe,
dialirkan udara dengan control air blower dengan laju alir 7.000 kg/jam dan
tekanan 2,49 kg/cm2. Regenerasi katalis dilakukan dengan mengoksidasi coke
pada katalis dan untuk membantu pembakaran, dapat ditambahkan dengan torch
oil. Udara pembakaran dialirkan menggunakan main air blower. Regenerator
dilengkapi dengan cyclone 2 tahap untuk memisahkan gas cerobong dari partikel
katalis yang terbawa.
38
4. Unit Petrokimia
Pada awalnya, unit petrokimia memiliki dua unit, yaitu unit TA/PTA dan
unit polypropylene. Akan tetapi, pada tahun 2007, unit TA/PTA harus berhenti
beroperasi akibat mengalami kerugian sehingga satu-satunya unit petrokimia yang
masih beroperasi adalah unit polypropylene.
Proses di unit polypropylene terdiri dari tiga proses utama, yaitu proses
pemurnian atau purifikasi, proses polimerisasi, dan proses finishing. Umpan unit
polypropylene adalah raw PP (65-70% propylene) yang berasal dari unit RFCCU
Sungai Gerong. Umpan tersebut biasanya masih mengandung pengotor-pengotor,
seperti H2S dan CO2, sehingga harus dibersihkan di unit purifikasi.
memproduksi avigas di Asia. Hingga saat ini hanya Indonesia, Australia, dan
Italia yang masih memproduksi Avigas.
b. Avtur
Avtur merupakan bahan bakar untuk pesawat turbin. Avtur berwarna kuning
muda, dihasilkan dari unit gas plant dengan kapasitas produksi 1,67 MBCD.
c. Premium atau Motor Gasoline (Mogas) atau Bensin
Premium adalah bahan bakar kendaraan bermotor, berwarna kuning dan
memiliki angka oktan 88. Premium yang dihasilkan merupakan hasil dari
pencampuran bahan bakar beroktan tinggi dari unit RFCCU dengan bahan
bakar beroktan rendah dari unit CD sehingga menghasilkan bilangan oktan
88. Kapasitas produksi premium Refinery Unit III adalah sebesar 22,1
MBCD.
d. Kerosin
Kerosin atau yang biasa dikenal dengan sebutan minyak tanah merupakan
bahan bakar keperluan rumah tangga. Kerosin berwarna kuning muda.
Kerosin dihasilkan dari unit crude distiller. Kapasitas produksi kerosin pada
Refinery Unit III adalah sebesar 14,33 MBCD. Kerosin merupakan hasil
Blending LKD (Light Kerosene Distillate) dan HKD (Heavy Kerosene
Distillate).
e. Solar/ADO (Automotive Diesel Oil)
Solar atau ADO merupakan bahan bakar kendaraan bermotor bermesin diesel.
Solar berwarna oranye. Solar dihasilkan dari unit crude distiller dengan
kapasitas produksi 30,82 MBCD.
f. IDO (Industrial Diesel Oil)
IDO merupakan bahan bakar untuk mesin diesel guna keperluan industri
(mesin-mesin pabrik), berwarna hitam, dengan harga dan kualitas dibawah
solar (ADO). IDO dihasilkan dari crude distiller dengan kapasitas produksi
1,75 MBCD.
g. IFO (Industrial Fuel Oil)
Sama halnya dengan IDO, IFO merupakan bahan bakar untuk keperluan
industri (mesin non-diesel), berwarna hitam, dengan harga dan kualitas
40
dibawah premium. IFO dihasilkan dari unit crude distiller dengan kapasitas
produksi 18,69 MBCD.
h. Racing Fuel
Racing Fuel merupakan bahan bakar untuk kendaraan balap yang diproduksi
oleh PT.Pertamina. Racing Fuel memiliki bilangan oktan sangat tinggi yakni
100. Harga bahan bakar ini juga sangat mahal yakni mencapai Rp. 75.000 per
liter. Contohnya Pertamax, Pertadex, dan lain-lain.
3. Produk Petrokimia
Produk petrokimia yang dihasilkan unit Polypropylene adalah polypropylene
dengan merek dagang POLITAM, yang merupakan bahan baku pembuatan
plastik. Polypropylene yang dihasilkan Pertamina RU III terbagi atas empat jenis
atau grade, yaitu:
a. Film Grade (PF), sebagai bahan baku plastik pembungkus makanan,
pakaian, dan lain-lain.
b. Yarn Grade (PY), sebagai bahan baku plastik filamen, seperti tali, jaring,
karpet, tekstil, dan lain-lain.
c. Injection Molding Grade, sebagai bahan baku plastik untuk peralatan rumah
tangga, parts dari mesin, dan lain-lain.
d. Non-Standard Grade, merupakan plastik yang tidak memenuhi spesifikasi
standar yang ditentukan.
2. Seksi Pusat Pembangkit Tenaga Listrik dan Uap (PPTL&U) terdiri dari :
a. Package Boiler
b. WHRU ( Waste Heat Recovery Unit )
c. Gas Turbin
d. Secure Power
agitator
talang
air jernih
mixing zone
sling
endapan floc
pengaduk scrapper
sludge
alum
10 - 20 m
2. Once Trough, yaitu sistem sirkulasi Cooling Water yang hanya dipakai satu
kali.
Cooling Water ex-unit PP dan own use UTL dikoyakkan dengan udara yang
dihasilkan dari Fan, sehingga uap/gas panas keluar melalui vent. Pada saat itu
diinjeksikan zat anti korosi pada peralatan. Selain itu juga diinjeksikan dengan
NaOH untuk mengatur pH. Sebelum didistribusikan, air diinjeksikan dengan chlor
agar tidak terbentuk lumut pada peralatan. Jenis Cooling Water yang digunakan
adalah Cross-flow Tower dengan kemiringan 30o.
Treated water
2.4.6 Compressor
Compressor merupakan alat yang berfungsi untuk mengkompres udara
tekan yang, udara instrument dan service air. Di Pertamina digunakan empat buah
48
kompresor yang bertekanan mencapai 9,5 kg/cm2 pada suhu 40oC lalu ditampung
menyerap logam-logam kecuali O2 dan N2. Media adsorben berupa padatan,
seperti Molekular Sieve dan Actified Alumina.
Prinsip kerja di Nitrogen Plant meliputi tiga tahap, yaitu pemurnian udara,
pemisahan udara dan penampungan produksi. Secara keseluruhan proses yang
berlangsung di Nitrogen Plant berlangsung secara cryogenic.
Pada tahap pemurnian, udara dari atmosfir disaring dengan Inlet Air Filter
(Gambar 9), untuk memisahkan partikel padat. Udara yang telah disaring dengan
Inlet Air Filter, selanjutnya dikompresi dan didinginkan sampai dengan suhu 5oC
dengan refrigerant propane didalam Chiller, kemudian udara dingin tersebut
dilewatkan kedalam kolom Adsorber. Kolom Adsorber terdiri dari dua tabung
yang saling berhubungan dan berisi Molecular Sieve. Kedua tabung Adsorber
49
110 ton/jam. Produk yang dihasilkan adalah Middle Preassure Steam 15 kg/cm2
dan memiliki efisiensi sebesar 60%.
c. Waste Heat Recovery Unit (WHRU)
Waste Heat Recovery Unit ada tiga buah yang mana digunakan untuk
memanfaatkan gas turbin flue gas, yang masih memiliki temperatur sekitar 4000C.
Waste Heat Recovery Unit yang digunakan adalah WHRU 2010 UA, WHRU
2010 UB dan WHRU 2010 UC; Umpan WHRU diperoleh dari PS 2 dan
menghasilkan High Preassure Steam 40 kg/cm2.
Generator dan sebagai back up atau pengganti gas lapangan bila terjadi gangguan
pada supply gas dari lapangan.
Selain untuk keperluan turbin gas Generator, Diesel Fuel juga digunakan
untuuk bahan bakar pompa air bakaran yang digerakan oleh mesin Diesel dan
Emergency Generator. Diesel fuel ini dilengkapi dengan accumulator yang
berfungsi untuk menjaga agar Diesel fuel tetap mengalir bila pompa distribusi fuel
terhenti.
Berikut ini merupakan peralatan-peralatan yang dipakai pada prosess di RU
III (Tabel 2.15) :
2. Limbah Gas
a. Fuel Gas dari pembakaran di furnace I, boiler
b. Buangan gas dari gas turbin
c. Flare
d. LPG Markapan Injection
e. Tangki Asam Asetat
3. Limbah Padat
a. Coke
b. Oil Sludge ex Tankage
c. Dissolved Air Flotation Sludge
d. Catalust spent
e. Separator sludge
Pemisahan minyak dan air atas dasar perbedaan kerapatan atau gravitasi
(Physical Treatment) untuk oil trap, API Separator dan CPI Separator. Dikilang
Plaju/Sungai Gerong dikenal dengan nama Oil Caycher/Oil Separator. Sebelum
air buangan tersebut mengalir sewer existing dan selanjutnya dibuang kesungai
melalui Oil Cather, air buangan yang mengandung minyak dialirkan ke CPI
(Corrugated Plate Interceptor) yang sudah terpasang di CDU.
Pada CPI minyak yang terkandung di Oil Water tersebut dipisahkan oleh
Skimmer, kemudian dialirkan ke Oil Sump. Minyak yang telah terpisah
dipompakan ke tangki Slop Oil untuk diolah kembali, sedangkan air yang berada
di bawah akan dibuang ke Sungai Komering atau Sungai Musi. Kilang Plaju
memiliki delapan OC dan kilang Sungai Gerong memiliki dua oil separator (OS).
Limbah ini memiliki standar bahan baku mutu (Tabel 2.17) sebelum dibuang ke
lingkungan atau dikirim untuk diolah lebih lanjut.
Tabel 2.18 Sumber dan Upaya Pengelolaan Limbah PT. PERTAMINA RU III