Abstrak: Broken home adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suasana keluarga yang
tidak harmonis dan tidak berjalannya kondisi keluarga yang rukun dan sejahtera yang menyebabkan
terjadinya konflik dan perpecahan dalam keluarga tersebut. Keadaan tersebut akan berpengaruh
terhadap perkembangan psikologis anak dan prestasinya. Pada akhirnya anak tersebut prestasinya
akan menurun.
Kata Kunci : Broken home, harmonis, konflik, psikologis, perkembangan, prestasi.
Tidak adaya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak membuat
komuniksi yang tidak dapat terjalin secara maksimal. Keluarga yang tidak
melakukan komunikasi akan menumpukan rasa frustasi dan rasa jengkel
dalam jiwa anak-anak. Bila orang tua tidak memberikan komunkasi yang
sungguhnya dalam artian buka hanya sekedar bosa-basi, anak-anak tidak
akan mungkin mempercayakan masalah-maslah dan membuka diri
tehadap orang tua. Anak-anak berfikir bahwa mereka lebih baik diam diri
saja. Mengingat bahwa dialog dalam keluarga berperan penting dalam
mengntrol siakap dan perkembangan anak.
Anak broken home atau anak yang kurang perhatian dan kasih sayang
oleh keluarganya akan berakibat buruk terhadap prestasi belajarnya. Anak kan
menjadi pendiam, pasif, tertutup dan mudah tersinggung. Anak dari korban
broken home akan sulit menerima pelajaran disekolah dan cenderung kurang
aktif dalam proses belajar. Anak akan malas mengerjakan tugas dan malu
dalam mencari temaa dan cenderung sulit dalam bergaul. Ditmbah lagi ketika
orang tua mereka bertengkar mereka akan merasa tertekan dan merasa rumah
bukan tempat yang nyaman lagi untuk dihuni.
(Saifullah,2015)
Broken home merupakan keadaan dimana tidak tejadi komunikasi yang baik
antar anggota keluarga, sehingga tripusat penddikan menjadi tidak seimbang.
Keadaan broken home sendiri tidak terlalu berpengaruh terhadap prestasi siswa hal ini
menunjukan bahwa keadaan keluarga yang kondusif atau tidak akan sedikit
berpengaruh terhadap prestadi siswa. Berpengaruh atau tidaknya kondisi lingkungan
pendikan tergantung tiap individu menyikapinya.
Bagaimanapun tripusat pendidikan mempunyai peran penting dalam
menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif dalam belajar terlebih keluarga.
Ketika keluarga member keadaan yang kondusif bagi anak untuk belajar hal tersebut
akan memacu perkembangan kognitif anak. Komunikasi antara anggota keluarga dan
saling pengertian adalah upaya sederhana untuk menghindari broken home. Peran
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat juga tidak kalah pentingnya dengan
memberikan perhatian lebih kepada mereka yang bermasalah dalam prestasi dan
memberikan semangat padda mereka hal kecil tersebut akan memacu motivasi
mereka untuk belajar.
DAFTAR RUJUKAN