Anda di halaman 1dari 10

Menurunya Prestasi Siswa Akibat Keluarga Broken Home

Oleh : Tito Dwi Kurniawan

Abstrak: Broken home adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suasana keluarga yang
tidak harmonis dan tidak berjalannya kondisi keluarga yang rukun dan sejahtera yang menyebabkan
terjadinya konflik dan perpecahan dalam keluarga tersebut. Keadaan tersebut akan berpengaruh
terhadap perkembangan psikologis anak dan prestasinya. Pada akhirnya anak tersebut prestasinya
akan menurun.
Kata Kunci : Broken home, harmonis, konflik, psikologis, perkembangan, prestasi.

Permasalahan keluarga membawa dampak tersendiri bagi pekembangan


psikologis anak. Anak-anak membutuhkan pehatian, kasih sayang dan perlindungan
dari orang –orang disekitar mereka, terutama orang tua. Prestasi anak sangatlah
dipengaruhi oleh kondisi keluarga. Sebanyak 33% dari korban broken home mereka
mengalami pemasalahan dalam prestasi. (Pramadani, 2011) Dalam permasalahan ini
kasus broken home menjadi topic utama dalam bebeberapa kasus mereka yang
menjadi korban broken home mereka akan memberontak. Pada akhirnya mereka akan
tertekan dan terjerumus ke kegiatan yang bersifat negatif. Ketika mereka terjerumus
ke aktifitas yang bersifat negatif bukan tidak mungkin prestasi yang akan diraih akan
menurun. Faktor lingkungan peranan tripusat pendidikan itulah yang mempunyai
peran besar dalam pembentukan kepribadian siswa.

PENGARUH ORANG TUA


Yang dimaksud dengan orang tua menurut (Tamrin Nasution, 1989) ialah
setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga/rumah tangga, yang dalam
penghidupan sehari-hari lazim disebut ibu bapak. Hubungan orang tua dengan anak
dalam penelitian ini adalah peranan/fungsi orang tua sebagai pelindung, pendidik,
pelaku kegiatan ekonomi, dan penanggung jawab pendidikan anak-anaknya. Keluarga
adalah kelompok sosial yang terdiri dari dua orang/lebih yang mempunyai ikatan
batin, ikatan darah adopsi/perkawinan.” Dari pengertian di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri dari
ayah,ibu dan anak.
2. Hubungan sosial antar anggota keluarga bersifat relatif tetap dan
didasarkan atas ikatan darah, perkawinan/adopsi.
3. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai dengan rasa kasih sayang d
dan rasa tanggung jawab.
Keluarga merupakan ingkungan sosial pertama yang dikenal oleh
anak. Dengan kata lain bahwa keluarga adalah lingkungan social yang
pertama kali dikenalkan. Adanya hubungan antara satu dengan yang lain
dalam keluarga dapat membuat sang anak sadar bahwa ia berperan sebagai
makluk indvidu dan makluk social. Sebagai makluk individu dia harus
mempersiapkan segala kebutuhanya untuk hidupnya dimasa yang akan
datang. Sebagai makluk social dia harus tolong menolong dan mengharagai
adat istiadat yang ada dilingkungannya. Peran keluargalah yang
memperkenalkan adat istiadat kepada anak tersebut. Faktor yang mampu
memengaruhi perkembangan anak salah satunya adalan keutuhan keluarga.
Yang dimaksud keluarga lengkap dalam kausu ini adalah mereka yang masih
mempunyai ayah, ibu dan anak.

Menurut Matinka (2011, hal 6) “Broken home’’ adalah istilah yang


digunakan untuk menggambarkan suasana keluarga yang tidak harmonis dan tidak
berjalannya kondisi keluarga yang rukun dan sejahtera yang menyebabkan terjadinya
konflik dan perpecahan dalam keluarga tersebut”. Keadaan keluarga yang
beranggotakan banyak orang dengan keluarga yang beranggtakan sedkit orang
akan berbeda pengawwasannnya. Pada keluarga yang anggotanya banyak,
pengawasan agak sukar dilakukan juga dalam meanamkan disiplin kepada
anak. Disamping itu keluarga kecil lebih gampang dalam proses pengawasan
yang diberikan orang tua sehingga penerapan kedisilinan dalam keluarga akan
mudah dilakukan baik dari akhlak, pendidikan, maupun pergaulan. Penyebab
dari berkhrinya keluarga yang utuh/keluarga broken home adalah
a. Orang tua yang bercerai
Dalam kasus ini orang tua yang mempunyai peran fital dalam
mendidik dan memantau perkembangan anak tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan baik setalah mereka bercerai. Perceraian menandakan
bahwa dasar pembentuk keluarga yaitu rasa kasih sayang mereka sudah goyah
daan tidak mampu lagi membina keluarga yang harmonis. Dengan itu akan
membuat hubungan antara suami dan istri akan semakin renggag dan akhirnya
tidak ada hubungan sama sekali.
b. Kebudayaan bisu dalam keluarga

Tidak adaya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak membuat
komuniksi yang tidak dapat terjalin secara maksimal. Keluarga yang tidak
melakukan komunikasi akan menumpukan rasa frustasi dan rasa jengkel
dalam jiwa anak-anak. Bila orang tua tidak memberikan komunkasi yang
sungguhnya dalam artian buka hanya sekedar bosa-basi, anak-anak tidak
akan mungkin mempercayakan masalah-maslah dan membuka diri
tehadap orang tua. Anak-anak berfikir bahwa mereka lebih baik diam diri
saja. Mengingat bahwa dialog dalam keluarga berperan penting dalam
mengntrol siakap dan perkembangan anak.

c. Perang dingin dalam keluarga


Perang dingin dalam keluarga dampak yang diberikan akan
lebih besaar disbanding dengan bisu dalam keluarga karna perang
dingin bukan hanya diam antara anggota keluarga tetapi disisipi
dengan kebencian dan perselisihan. Biasnaya oerang digin ini
ditimbulkan karna salah satu pihak yang tetap pada pendiriannya dan
dipihak lain bertngkah seenaknya sendiri.
DAMPAK KELUARGA BROKEN HOME

Anak broken home atau anak yang kurang perhatian dan kasih sayang
oleh keluarganya akan berakibat buruk terhadap prestasi belajarnya. Anak kan
menjadi pendiam, pasif, tertutup dan mudah tersinggung. Anak dari korban
broken home akan sulit menerima pelajaran disekolah dan cenderung kurang
aktif dalam proses belajar. Anak akan malas mengerjakan tugas dan malu
dalam mencari temaa dan cenderung sulit dalam bergaul. Ditmbah lagi ketika
orang tua mereka bertengkar mereka akan merasa tertekan dan merasa rumah
bukan tempat yang nyaman lagi untuk dihuni.

Berbagai masalah menerpa keharmonisan rumah tangga hingga


akhrinya berujung pada perceraian. “Berdasarakan data tahun 2011 angka perceraian
dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Angka perceraian sebelum era
reformasi mencapai 60.000 per tahun. Setiap tahun angka pernikahan mencapai 2 juta orang
dan 10% dari mereka mengalami perceraian.”

(Saifullah,2015)

Meningkatanya angka perceraian tersebut juga meningkatkan


kemungkinan jumlah anak yang kekurangan kasih ssayang ataupun
perhataian. Pada anak-anak yang kurang akan perhatian orang tua anak
tersebut akan mencari perhatian tersebut keluar rumah ke teman-temannya.
Perlu diketahui bahwa tidak semua teman-temannya tersebut baik, akan tetapi
banyak merekea yang berkelakuan kuang baik. Kelompok-kelommpok anak
yang kurang baik inilah yang akan mencari perhatian dengan mengganggu
ketentaman baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Disinilah peran lingkungan pendidikan dibutuhkan dalam upaya


penciptaan kepribadian yang baik. Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai
tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik
yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan
pendidikan. Dengan adanya koordinasi anaara tiap lingkungan pendidikan
tersebut diharapkan tiap lingkugan akan saling mendukung terciptanya
lingkungan yang kondusif untuk belajar.

Berdasarkan penelitian dari Novika Handayani Pramadani tahun 2011


“sebanyak 33,3% anak broken home memiliki masalah dalam prestasi yang
diraihnya. Dari penelitian Novika paparkan dapat diketahui bahwa tidak semua anak
yang broken home memiliki masalah terhadap prestasi yang diraihnya. Sebanyak
77.7% mereka mampunyai prestasi yang baik meskipun kondisi keluarga mereka
kurang mendukung dalam perkembangan psikologisnya”

Faktor motivasilah yang paling bepengaruh terhadap prestasi yang


didapatkan. Motivasi mempunyai pengaruh besar dalam keefektifan aktifitas
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa untuk melakukan belajar.
Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap belajar, baginya
misalnya membaca buku ia tidak perlu disuruh untuk membaca buku
melainkan mereka menganggap bahwa membaca adalah kewajiban dan
menjadi kebutuhannya. Akan tetapi, orang disekitar juga sangat berpengaruh
terhadap siswa agar mempunyai motivasi yang kuat. Seperti dengan memuji
siswa, menjadi teladan dan dukungan akan memberikan motivasi tersendiri
terhadap kebutuhan belajar. Ketika mereka tidak memliki motivasi yang kuat
ditambah lagi dengan keadaan keluarga yang mendukung mereka akan
kehilangan motivasi mereka. Mereka akan cenderung malas untuk
berprestasi, bahkan mereka akan memberontak dan memang sengaja untuk
tidak melakukan belajar degan baik agar merek diperhatikan oleh orang
tuanya.

Dalam menangani siswa yang kurang motivasi akan belajar disinilah


peran guru sangat dibutuhkan. Untuk membangkitkan minat belajar terhadap
siswa tersebut terdapat beberapa cara agar anak tersebut menjadi tertarik akan
materi yang akan disampaikan, diantaranya dengan membuat materi
semenarik mungkin dan tidak membosankan sehingga siswa merasa tertarik
dan aktif dalam belajar. Dengan itu siswa akan menjadi senang dalam materi
tersebut dan akan mudah menerima materi yang akan disampaikan.

Disamping motivasi kecerdasan siswa juga berpengaruh terhadap


prestasi yang diberikan. Kecerdasan bukanlah mengenai akademik saja
kecerdasan diartikan sebagai kemampuan untuk meyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara yang tepat. Mereka yang mempnyai kecerdasan yang
tinggi meskipun mereka adalah korban broken home mereka akan gampang
menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada dan mampu mengontrol
emosinya. Kecerdasan akan juga berpengaruh terhadap prestasi siswa jika
kecerdasan mereka tinggi mereka juga bepeluang besar untuk menggapai
kesuksesan dalam belajar dan sebaliknya.

SIMPULAN DAN SARAN

Broken home merupakan keadaan dimana tidak tejadi komunikasi yang baik
antar anggota keluarga, sehingga tripusat penddikan menjadi tidak seimbang.
Keadaan broken home sendiri tidak terlalu berpengaruh terhadap prestasi siswa hal ini
menunjukan bahwa keadaan keluarga yang kondusif atau tidak akan sedikit
berpengaruh terhadap prestadi siswa. Berpengaruh atau tidaknya kondisi lingkungan
pendikan tergantung tiap individu menyikapinya.
Bagaimanapun tripusat pendidikan mempunyai peran penting dalam
menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif dalam belajar terlebih keluarga.
Ketika keluarga member keadaan yang kondusif bagi anak untuk belajar hal tersebut
akan memacu perkembangan kognitif anak. Komunikasi antara anggota keluarga dan
saling pengertian adalah upaya sederhana untuk menghindari broken home. Peran
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat juga tidak kalah pentingnya dengan
memberikan perhatian lebih kepada mereka yang bermasalah dalam prestasi dan
memberikan semangat padda mereka hal kecil tersebut akan memacu motivasi
mereka untuk belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Matinka, D. 2011. Pengaruh Keluarga Broen Home Terhadap Pendidikan


Remaja Universitas Singaperbangsa.(online),( http://www.slideshare.net/dianma
ntikha/ makalah-filsafat-pendidikan-ian), diakses 27 April 2016.

Nasution, Thamrin. 1989. Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi


Belajar Anak. Jakarta : Gunung Mulia.

Primadian, Novika Handayani. 2010. Prestasi Belajar Keluarga Broken


Home di MI Nusantara Kecamatan Gunungpati Semarang.(online).( http://library.
walisongo.ac.id/ digilib/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptiain-gdl-novikahand-
6122), diakses 28 April 2016

Saifullah,Muhammad.2015. Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara


Perceraian Di Pengadilan Agama Jawa Tengah. (online),(
http://journal.walisongo.ac.id /index.php/ahkam/article/view/601/544), diakses 30
April 2016.
BIBLIOGRAFI

Konsep Konsepsi Sumber

keharmonisan berasal dari kata


harmonis yang berti serasi, selaras.
Titik berat dari Keharmonisan
adalah kedaan selaras atau serasi,
keharmonisan bertujuan untuk
mencapai keselarasan dan Tim Penyusun Kamus, 1989 Kamus
keharmonisan keserasian, dalam kehidupan Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
rumah tangga perlu menjaga kedua Depatemen Pendidikan dan
hal tersebut untuk mencapai Kebudayaan
keharmonisan rumah tangga.

Konflik dapat didefinisikan Anwar, Abu


sebagai segala macam interaksi Mangkunegara.2009.Sumberdaya.
Konflik pertentangan atau antagonistic Manusia Perusahaan. Bandung:
antara dua atau lebih pihak Rosda Karya

Perkembangan merujuk pada pola


kelanjutan dan perubahan yang
mungkin terjadi pada seseorang Yusuf, Syamsu.2000. Psikologi
manusia selama perjalanan Perkembangan Anak dan Remaja.
Perkembangan hidupnya. Sebagian besar Bandung: Remaja Rosda Karya
perkembangan meliputi
perubahan, sekali pun
kemunduran menjadi bagian di
dalamnya
motivasi adalah pemberian motif,
penimbulan motif dan hal yang
menimbulkan dorongan. Motivasi Manullang, M. (1982). Manajemen
dan Personalia. Jakarta : Ghalia
Motivasi dapat pula diartikan faktor yang
Indonesia.
mendorong orang untuk bertindak
Prestasi Pengertian Prestasi Akademik Sobur, A. (2003). Psikologi Umum.
Akademik adalah perubahan dalam hal Bandung : Pustaka Setia
kemampuan yang disebabkan
karena proses belajar. Bentuk
hasil proses belajar dapat berupa
pemecahan tulisan atau lisan,
keterampilan dan pemecahan
masalah yang dapat diukur dan
dinilai dengan menggunakan tes
yang terstandar.
broken Rusak;patah;pecah;hancur Purnomo Firdaus dan Desi Anwar,
2000. Kamus lengkap Inggris-
Indonesia Indonesia-Inggris.
Surabaya; Karya Adbitama
home Keluarga;sekandung;rumah;rumah Purnomo Firdaus dan Desi Anwar,
tangga 2000. Kamus lengkap Inggris-
Indonesia Indonesia-Inggris.
Surabaya; Karya Adbitama
Broken home Primadian, Novika Handayani. 2010.
Prestasi Belajar Keluarga Broken
home di MI Nusantara Kecamatan
Gunungpati Semarang.(online).(
http://library.
walisongo.ac.id/digilib/gdl.php?mod=
browse&op=read&id=jtptiain-gdl-
novikahand-6122),diakses 29 April
2016

Anda mungkin juga menyukai