PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahuhi macam – macam Metode Pekerjan yang digunakan di PT. SUPRAMA
2. Mengetahui Jenis- Jenis Pekerjaan yang digunakan di PT. SUPRAMA
3. Mengetahui visi dan misi yang ada di PT. SUPRAMA
Divisi Noodle, PT SUPRAMA, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam pembuatan
mie instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa perusahaan yang telah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun bahan baku tersebut
adalah :
1. Tepung Terigu
Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung terigu dalam
pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan selama proses
pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan mendistribusikan secara merata,
mengikat gas selama proses penggorengan, membentuk struktur mie instan, serta sebagai
sumber karbohidrat dan protein.
No. Jenis Tepung Ph Kadar Air (%) Gluten (%) Protein (%)
1. Cakra Kembar 5,5-6,8 14,5 (max) 31 (min) 13
2. Segitiga Biru 5,5-6,8 14 (max) 25 (min) 10,5-11,5
3. Segitiga Hijau 5,5-6,8 14 (max) 21 (min) 9
Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling baik untuk
pembuatan roti dan mie karena memiliki kandungan protein yang paling tinggi, yaitu sebesar
13 % yang dihasilkan dari 100% hard wheat.
2. Tepung Tapioka
Tepung tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih keras,
sehingga adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik
digunakan untuk pembuatan mie instan adalah memiliki pH 4-8 dan kadar pati 80%. Tepung
tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dikemas
dalam karung dengan berat per karung 50 kg.
3. Air
Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten, mengkontrol kepadatan
dan suhu adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-
bahan tersebut dapat tersebar secara merata dalam adonan. Air yang digunakan harus air
bersih, baik secara kimiawi maupun mikro biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum
(PAM).
Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan baku yang
diperlukan untuk produksi mendatang. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan perkiraan
penjualan produk mie instan yang dihasilkan perusahaan dan pemakaian bahan baku pada
periode sebelumnya.
1. Mesin Silo
Menurut hasil observasi di PT Suprama juga menggunakan Mesin Silo untuk Penyaluran /
Penyedotan Tepung agar tetap menjaga hygine Produk.
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri
dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang
ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik
adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar
32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit
dengan suhu 35oC.
3. Feeder
4. Metal Detector
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres
adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan
mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press.
Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran yang
lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang
dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang
dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk
gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk
segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan
terbagi dalam beberapa jalur.
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara
kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup
tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan
suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat
fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi
gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran
tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke
mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
Menurut hasil observasi PT SUPRAMA juga menggunakan metode mesin Tray untuk
mengukur produk apakah sesuai dengan yang diinginkan apa tidak.
10. Drayer
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk
menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan
proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses
penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan
diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk
disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang
kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan
timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
12. Packing
1. AUS (QL)
2. Packing
3. Engineering
4. Operasional/produksi
5. Admin
Proses pengolahan limbah diPT. SUPRAMA dibagi menjadi 3 yaitu fisika,kimia. Dan
biologi. Prosesnya yaitu berawal dari cucian lalu ke saluran air lalu ke kolam kecil lalu
dipompa dan disaring ke equalisasi lalu dinetralisasi PH nya lalu diendapkan dibak
sedimentasi lalu masuk ke tempat khusus dikeringkan lalu air sisa masuk dibak equalisasi
lalu larutan lebih jernih siap diuraikan oleh bakteri jika sudah diurai jika masih keruh di
alirkan dibak sedimentasi dan apabila jernih dipompa ke fish pound atau ada ikan nilanya
dan masuk keoutlet.
Visi : Menjadi perusahaan mi dan makanan alternatif yang terbaik diIndonesia dan di akui
oleh pasar dunia.
Misi : Menghasilkan makanan berkualitas dengan harga terjangkau dan mudah diperoleh
konsumen dengan menghasilkan manfaat yang berkelanjutan bagi stakeholder.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA) merupakan salah satu perusahaan mie kering
terbesar di Jawa Timur. Perusahaan yang memproduksi mie kering ini terletak di Kabupaten
Sidoarjo. Beberapa produk yang dihasilkan antara lain Mie Cap Burung Dara, Mie Baso
Super, Mie Bakso 44,dan Mie Doro Mas.
Salah satu cara untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh dari program K3
terhadap produktivitas tenaga kerja adalah dengan kuesioner yang dianalisis menggunakan
metode Partial Least Square(PLS). Metode tersebut merupakan metode analisis yang
powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak
asumsi,serta ukuran sampel tidak harus besar, yaitu antara 30 sampai 100 sampel(Liana,
2009). Dengan memperhatikan hal tersebut maka metode PLS merupakan metode yang tepat
digunakan karena memiliki keunggulan dalam menampilkan sebuah model komprehensif
bersama dengan kemampuannya mengukur hubungan-hubungan yang ada, sehingga mampu
memberikan hasil sesuai dengan kajian yang diteliti.