Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “M” DENGAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG


PERINATALOGI RSUD Dr. M. YUNUS
BENGKULU

Oleh:
Lia puspita sari, Violita Siska Mutiara,Metha Fahriani
Program Studi DIII Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Email:
No Telp : 083172923485

Latar belakang : Berdasarkan uraian data yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa angka
kejadian bayi yang mengalami berat badan lahir rendah tertinggi terjadi di RSUD Dr.M. Yunus.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang asuhan pada bayi baru lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUD Dr M. YUNUS Bengkulu.

Tujuan : Untuk dapat melaksanakan penanganan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
BBLR sesuai teori manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam asuhan kebidanan dengan
metode SOAP.

Metode : penyusunan laporan tugas akhir menggunakan metode deskriptif dengan jenis studi
kasus, di lakukan di RSUD M.Dr. M Yunus Bengkulu, subjek studi kasus adalah Bayi Ny. “M”
Dengan Berat Badan Lahir Rendah dan dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2017.

Hasil : untuk asuhan kebidanan pada Bayi Ny. “M” dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSUD
Dr.M. Yunus Kota Bengkulu setelah dilakukan penatalaksanaan selama 2 minggu didapatkan
hasil TTV normal, keadaan umum baik, berat badan bayi bertambah 2.300 gram menjadi 2500
gram.

Kesimpulan : dari hasil asuhan kebidanan dalam pelaksanaan berat badan kurang dari 2500
gram dengan neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan atau kurang dari 37 minggu, lingkar
kepala dan lingkar dada kurang dari 33 cm, panjang badan kurang dari 45 cm, lanugo masih
banyak, reflek menghisap dan menelan lemah. Pada kasus By.Ny “M” Panjang badan 46
cm, lingkar kepala 30 cm, lingkar dada 31, lanugo masih ada dan reflek menghisap dan menelan
pada By.Ny “M” kuat. Jadi dalam pengkajian terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di
lapangan

Kata kunci : bayi baru lahir , Berat Badan bayi Rendah


A. Pendahuluan
Berdasarkan perkiraan organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2012

hampir semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal terjadi di Negara berkembang lebih

dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini, umumnya karena berat

badan lahir kurang dari 2500 gram. Menurut WHO 17% dari 25 juta persalinan pertahun

adalah BBLR dan hamper semua terjadi di Negara berkembang (Meihartati, 2015).

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, masih

ditemukan tantangan pembangunan nasional,yaitu angka kematian ibu(AKI) dan Angka

kematian bayi (AKB) berdasarkan data survey Demografi dan kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup,

sedangkan AKB sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1012. Ini berarti di

Indonesia ditemukan kurang lebih 44 orang ibu meninggal dari 440 bayi yang meninggal

setiap harinya (Kemenkes RI,2014).

Di Kota Padang, angka kematian bayi padatahun 2012 tercatat 107 kasus dari

16.449 kelahiranhidup dan BBLR menjadi penyebab nomor satu darikematian bayi

dengan jumlah 28 kasus (26,2%). Pada tahun 2013, dari 16.584 kelahiran hidup, tercatat

142bayi lahir dengan BBLR (Mahayana, 2015).

Jumlah kejadian BBLR di RSUD AndiAbdurrahman Noor Tanah Bumbu

sebanyak562 kasus dari 2753 persalinan atau 20%,bila dibandingkan dengan data SDKI

tahun 2012 kejadian BBLR yaitu sebesar 14%,kejadian BBLR di RSUD

AndiAbdurrahman Noor Tanah Bumbu pada tahun 2015 (Meihartati, 2015).

Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan

batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosial-

ekonomi rendah. Data statistik menunjukkan 90% BBLR didapatkan di negara

berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi di banding pada bayi dengan

berat lahir lebih 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,

morbiditas, dan disabilitasneonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka
panjang terhadap kehidupan dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat

bervariasi, secara nasional tercatat sekitar 9%-30%.(Sudarti, 2013).

BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang darah 2500 gram.

Bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500 gram disebut

prematur (Maryunani, 2013).

Berat badan lahir Rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan berat kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.Bayi yang berada di bawah persentil 10

dinamakan ringan untuk umur kehamilan.Dahuluneonatus dengan berat badan lahir

kurang dari 2500 gram disebut prematur.Pembagian menurut berat badan ini sangat

mudah tetapi tidak memuaskan.Sehingga lambat laun diketahui bahwa tingkat morbiditas

dan mortalitas pada neonatus tidak hanya tergantung pada berat badan saja, tetapi juga

pada tingkat maturitas bayi itu sendiri (Maryunani, 2013).

Banyak faktor yang menyebabkan resiko terjadinya BBLR yaitu dari riwayat

penyakit terdahulu seperti infeksi dan ketidakseimbangan hormonal.Nutrisi ibu seperti

Malnutrisi/gizi kurang, pertambahan berat badan kurang, ibu merokok, ibu yang

mengkonsumsi alkohol. Riwayat ibu seperti usia<20 tahun atau >35 tahun, tingkat

pendidikan dan sosial ekonomi rendah, stress pada ibu. Riwayat kehamilan seperti

riwayat kelahiran prematur dan BBLR.(Maryunani 2013).

Kematian pada Bayi Baru Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah salah satunya

bisa diakibatkan karena masih rentan daya tahan tubuh,serta kemampuan leukosit masih

kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Sehingga masih rentan akan infeksi ,

ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatif belum

sanggup membantu antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum

sempurna.Oleh karena itu, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk

mencuci tangan sebelum memegang bayi (Amirudin, 2014).

Di Provinsi Bengkulupada tahun 2015 dari sebanyak 36.910 bayi, jumlah lahir

hidup sebesar 35.824 bayi.Dan jumlah kematian bayi sebesar 206. tahun 2015 kembali
turun cukup signifikan yaitu 6 per 1.000 KH, jika dibedakan menurut jenis kelamin

dengan estimasi, angka kematian bayi laki-laki sedikit lebih besar dari bayi perempuan

yaitu 6 per 1.000 KH sedangkan bayi perempuan sebesar 5 per 1.000 KH. (Dinkes

provinsi Bengkulu 2015).

Berdasarkan data pembanding dari tiga rumah sakit di Kota Bengkulu.Data

register RSUD Dr.MYunus Bengkulu pada tahun 2016 bayi yang mengalami berat badan

lahir rendah (BBLR) sebanyak 176 bayi ( Rekam medik RSUD Dr.M. Yunus).

Berdasarkan Register Rumah sakit RS DKT ZainulArifinKota Bengkulu Dengan jumlah

kejadian Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu tahun 2016

terdapat sebanyak 157 bayi dengan berat badan lahir rendah ( Rekam Medik RS DKT).

Berdasarkan Register Rumah sakit Bhayangkara Kota Bengkulu dengan kejadian bayi

baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu pada tahun 2016 terdapat 107

bayi dengan berat badan lahir rendah ( Rekam Medik RS Bhayangkara).

Berdasarkan data survey awal di RSUD Dr. M. Yunus Pada bulan juli 2017

didapatkan 5 bayi yang dirawat di ruang perinatologi, dan terdapat 3 bayi yang

mengalami BBLR dengan rincian berat badan 2200 gram sebanyak 2 orang,dan 1900

gram 1 orang.

Berdasarkan uraian data yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa angka

kejadian bayi yang mengalami berat badan lahir rendah tertinggi terjadi di RSUD Dr.M.

Yunus. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang asuhan pada

bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUD Dr M. YUNUS

Bengkulu.

Rumusan Masalah Padas studi kasus “ Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada bayi

baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) Ruang Perinatalogi Di RSUD Dr. M

Yunus Bengkulu Tujuan Dari Studi Kasus ini Untuk dapat melaksanakan penanganan

asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR sesuai teori manajemen kebidanan

yang diaplikasikan dalam asuhan kebidanan dengan metode SOAP.


B. Metode Penelitian

Laporan (ASKEB) ini menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pendekatan

studi kasus berupa asuhan kebidanan dengan metode SOAP. Asuhan kebidanan ini dilakukan

di ruang perinatologi di RSUDDr.M.Yunus Bengkulu tahun 2017. Subjek yang diambil

dalam asuhan kebidanan ini adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

serta keluarga tidak mengetahui cara mengatasi keluhan bayi yang dialami dan bersedia

berpartisipasi sebagai responden dalam studi kasus. Waktu penelitiantelah dilaksanakan

pada bulan Agustus-September tahun 2017. Instrument studi kasus digunakan pada asuhan

kebidanan ini adalah data primer dengan cara wawancara, observasi secara langsung.dalam

penelitian ini , penelitian mengunakan metode pengumpulan dengan data primer dan

sekunder. Adapun alat-alat yang dibutuhkan adalah alat dan bahan dalam pengambilan data,

alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi, alat dan bahan untuk

dokumntasi.

C. Hasil Penelitian

Tanggal : 21 agustus 2017

Pukul : 06.30 wib

Tempat : : Ruang Perinatologi RSUD Dr.M. Yunus Bengkulu

Penatalaksanaan

Nama & paraf


Hari/Tgl/
No Asuhan Kebidanan Evaluasi
Petug Keluarga Pengka
Waktu
as pasien ji
1. 1. Mengobservasikan 1. Keadaan umum :
Senin, 21
keadaan umum, berat lemah, BB : 2300
agustus 2017
badan dan tanda-tanda gram, RR : 38 x/m,

Pkl.06.35 vital Pols : 122 x/m dan Ny.M Lia


WIB Temp 36,5˚C.

2. 2. Mempertahankan suhu 2. Bayi di dalam


Pkl. 06.40
tubuh tetap hangat. inkubator dengan suhu
WIB Ny.M Lia
45˚C serta bayi
memakai bedong
3. 3. Memberikan injeksi neo K 3. Vit.K1 dan salep mata
Pkl. 06.42
0,5 cc secara IM dan salep sudah diberikan. Ny.M Lia
WIB
mata gentamicin.
4. 4. Menjaga dan memantau 4. Penafasannormal : 43
Pkl. 06.50
patensi jalan x/m dan O2 terpasang 1 Ny.M Lia
WIB
nafas/mengobservasi O2 ml/menit.
5. 5. Melakukan perawatan tali 5. Tali pusat di bungkus
Pkl. 06. 55
pusat dengan kassa steril Ny.M Lia
WIB
6. 6. Memberikan nutrisi pada 6. Telah di berikan
Pkl. 07.00
bayi baru lahir dengan dengan 60 ml/hari.
WIB Ny.M Lia
BBLR menggunakan
selang OGT
7. 7. Memberikan tanda 7. Memasang identitas
Pkl. 07.05
pengenal dan cap pada bayi dan kaki sudah di Ny.M Lia
WIB
kaki bayi cap
8. 8. Kalaborasi dengan dokter 8. Th :
Pkl. 07. 10
dalam pemberian therapy IVFD D10 % 5 cc/jam
obat 02 1liter/menit Ny.M Lia
WIB
Injampicilin 2 x 100
mg
Gentamicin 1 x 6 mg
Ogt
9. 9. Memberikanpenjelasan 9. Ibu dan keluarga
Pkl. 09.00
tentang bayi berat lahir mengerti penjelasan
WIB
rendah pada ibu dan yang diberikan oleh
keluarga. Seperti memberi bidan.
tahu berat badan bayi
dibawah normal yaitu
2500 gram, dan belum Ny.M Lia

bisa rawat gabung karena


bayinya harus dirawat
dalam inkubator agar tidak
terjadi hal yang tidak
diinginkan.
10. 10. Pendokumentasian. 10. Sudah dibuat dalam
metode SOAP Ny.M Lia

D. Pembahasan

Pada Pembahasan ini akan menjelasankan tentang kesenjangan yang ada antara

penatalaksanaan kasus dengan konsep teori yang ada.di sini peneliti akan menjelaskan

kesenjangan tersebut mengunakan metoe SOAP ( Subjektif, Objektif, Asassement dan

Pleaning} Pembahasan ini bermaksud agar dapat suatu kesempatan dan pemecahan

masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai

tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang meliputi :


Berdasarkan dari data subjektif yang penulis peroleh pada kasus kasus By.Ny

“M”, anak pertama, lahir kurang masa kehamilan dengan Sectio Caesarpada tanggal 21-

08-2017 jam 05.00 Wib, kenaikan berat badan ibu pada saat hamil 9 kg dan mempunyai

riwayat abortus 1 kali serta penyakit anemia pada kehamilan sehingga terjadi persalinan

di usia kehamilan 35 minggu.

Data Objektif Pada kasus By.Ny “M” Panjang badan 46 cm, lingkar kepala 30

cm, lingkar dada 31, lanugo masih ada dan reflek menghisap dan menelan pada By.Ny

“M” kuat. Jadi dalam pengkajian terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di

lapangan.Yaitu dilalam teori tanda bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki

panjang badan kurang dari 45 sedangkan pada kasus panjang bayi adalah 46 cm.

Asesement untuk kasus pada bayi baru lahir By.Ny. “M” umur 1 jam dengan

berat badan lahir rendah. Masalah yang ditemukan pada kasus ini adalah berat badan

kurang dari 2500 gram. Dalam langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan praktek.

Data potensial pada kasus ini Setelah di berikan asuhan kebidanan pada bayi dengan

Berat Badan Bayi Lahir Rendah sehingga bayi tidak kekurangan cairan dan nutrisi serta

bayi tidak hipotermi

Planing adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang, untuk

mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang mungkin atau menjaga/mempertahankan

kesehatan kesejahteraan. (Asih, 2016), Pada bayiNy. “M” dengan berat badan lahir

rendah tindakkan yang dilakukan yaitu mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital,

jalan nafas, BB, mengobservasi tetesan infus, mempertahankan suhu tubuh bayi dengan
bayi selama 2 hari berada di inkubator, memberikan Vit.K1 injeksi 1 mg IM, pemberian

dan salep mata, kolaborasi dengan dokter dalam penilaian skor ballard dan pemberian

therapy (IVFD D10 % 5 cc/jam, 02 1liter/menit, Injampicilin 2 x 100 mg, Gentamicin 1 x

6 mg,Ogt),mengajarkan ibu metode kangguru, memantau pemberian ASI dan susu

khusus BBLR setelah 4 hari di rumah sakit pada tanggal 24 agustus 2017 dan dilanjutkan

2 kali kunjungan kerumah pada tanggal 28 agustus 2017 dan tanggal 3 september 2017.

Evaluasi yang dilakukuan Setelah 4 hari di rawat di RSUD M Yunus 3 hari di

inkubator satu hari rawat gabung dengan ibu Berat Badan bayi naik dari 2300

menjadi2380 dan pada tanggal 24 Agustus 2017 pasien di perbolehkan pulang dengan

alasan keadaan bayi membaik, menangis kuat, gerakan aktif dan menyusu kuat dan

intervensi di lanjutkan di rumah pasien dan pada hari ke 7 tanggal 28 agustus peneliti

melakukan kunjungan ulang ke rumah pasien dengan Berat Badan bayi turun menjadi

2330 dan pada hari ke 13 tanggal 3 september 2017 melakukan kunjungan ulang Berat

Badan bayi Ny. “”M” naik lagi menjadi 2500.

E. Kesimpulan

1. Dalam melakukan pengkajian terdapat bayi Ny.M Degan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) , ibu mengeluh bayinya lahir langsung menangis setelah 20 menit kemudian

bayi merinti warna kulit bayi pucat. Setelah diberikan asuhan selama 2 mnggu bayi

menangis kuat warna kulit kemerahan.

2. Objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan

antopometri,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Hasil yang diperoleh

adalah dengan suhu : 36,5ºc, pernafasan : 45x/menit, pols : 130 x/m. pada

pemeriksaan antopometri berat badan bertambah dari 2300 gram menjadi 2500 gram.
Setelah dilakukan asuhan kurang lebih 2 minggu : keadaan uum : baik, warna kulit

kemerahan dan berat badan bayi menjadi normal 2500 gram

3. Dilakukan dengan pengumpulan data secara telit dan akurat sehingga didapatkan

diagnosa kebidanan pada bayi Ny.M dengan berat badan lahir rendah

4. Pelaksanaan asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi sesuai dengan rencana yang

telah di buat yaitu melakukan pemeriksaan anopometri, pemeriksaan fisik,

mengajarkan ibu metode kanguru, menganjurkan ibu mengkonsumsi sayuran seperti

daun katu yang dapat meningkatkan produksi asi, serta menjauhi minuman yang

mengandung kafein seperti kopi dan teh, setelah di berikan asuhan selama 2 minggu,

bayi menangis kuat warna kulit kemerahan , dan menhisap kuat sehingga berat badan

bayi naik dari 2300 menjadi 2500 gram.

5. Setelah di evaluasi pada Byi Ny,M dengan berat badan lahir rendahselama 2 minggu

didapat hasil keadaan jain baik, menangis kuat serta berat badan bayi naik dari 2300

menjadi 2500 gram

6. Pendokumentasian pada kasus bayi Ny.M diaplikasikan kedalam bentuk metode

SOAP

F. Dafrar Pustaka

Amirudin, R. Hasmi. (2014). Determinan kesehatan ibu dan anak. Jakarta : Trans Info
Media.

Dinkes Provinsi Bengkulu. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2015.
Bengkulu : Dinkes Provinsi Bengkulu.

Kemenkes RI. (2014 ). Angka kematian Ibu dan angka kematian Bayi ( Dinkes 15
Desember 2014 ), Diunduh dari www. Kemenkes RI . go.id /article/view/793/ untuk –
menurunkan –angka-kematian-ibu-dan –kematian-bayi –perlu-kerja-keras.html
Maryunani, A. (2013). Asuhan bayi dengan berat badan lahir rendah. Jakarta : Trans
Info Media.

Mahayana. (2015). Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Berat


Badan Lahir Rendah di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Sumatera Barat: Jurnal Kesehatan
Andalas

Meihartati. (2015). Faktor Ibu Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah di RSUD Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 2015. Jurnal Delima Azhar Vol
2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. 2016. Data Kejadian BBLR. Ruang Kebidanan: 2016

RS DKT Bengkulu. 2016. Data Kejadian BBLR. Ruang Kebidanan: 2016

RS Bhayangkara Bengkulu. 2016. Data Kejadian BBLR. Ruang Kebidanan: 2016

Sudarti & Fauziah, A. (2013). Asuhan neonatus resiki tinggi dan kegawatan. Yogjakarta:
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai