Anda di halaman 1dari 25

BAB III

TINJAUAN KHUSUS DAN STUDI BANDING

3.1. Tinjauan Khusus Kota Semarang

3.1.1. Keadaan Fisik Kota Semarang

Semarang merupakan Ibu kota Jawa Tengah. Dimana bagian utara dibatasi
oleh laut. Semarang memiliki garis pantai sepanjang 36,63 km, Luas dan batas
wilayah, Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km2 . Secara administratif Kota
Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 Kecamatan
yang ada, terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan
Mijen, dengan luas wilayah 57,55 Km2 dan Kecamatan Gunungpati, dengan luas
wilayah 54,11 Km2 . Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang
merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki
potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas
terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, dengan luas wilayah 5,93 Km diikuti
oleh Kecamatan Semarang Tengah, dengan luas wilayah 6,14 Km2 .

Wilayah ( Kecamatan ) Desa Kelurahan


1. Ngaliyan 0 14
2. Tugu ( Tugurejo ) 0 16
3. Karangayu ( Semarang Barat ) 0 11
4. Miroto ( Semarang Tengah ) 0 8
5. Pangung Lor ( Semarang Utara ) 0 10
6. Rejosari ( Semarang Timur ) 0 7
7. Gayamsari 0 12
8. Genuk ( Gebangsari ) 0 12
9. Gemah ( Pedurungan ) 0 13
10. Tembalang 0 7
11. Jatingaleh ( Candisari ) 0 10
12. Lamper Kidul ( Semarang Selatan ) 0 9
13. Gajah Mungkur 0 15
14. Banyumanik 0 16
15. Gunung Pati 0 7
16. Mijen (bagian atas) 0 10
Kota Semarang 0 177

Tabel 3.1.1.1 Wilayah Administrasi kota semarang (km2)


Sumber : kota semarang dalam angka 2017

Batas wilayah administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten


Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten
Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai
mencapai 13,6 kilometer. Letak dan kondisi geografis, Kota Semarang memiliki
posisi astronomi di antara garis 60 50’ – 7o 10’ Lintang Selatan dan garis 1090 35’ –
1100 50’ Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada
pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa
Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara;
koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta
yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten
Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan
pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya
pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara
yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota
Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan
hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian
tengah.
Gambar 3.1.1.1 Letak kota semarang dalam kepulauan indonesia
Sumber : google diolah

Seiring dengan perkembangan Kota, Kota Semarang berkembang menjadi kota


yang memfokuskan pada perdagangan dan jasa. Berdasarkan lokasinya, kawasan
perdagangan dan jasa di Kota Semarang terletak menyebar dan pada umumnya berada
di sepanjang jalan-jalan utama. Kawasan perdagangan modern, terutama terdapat di
Kawasan Simpanglima yang merupakan urat nadi perekonomian Kota Semarang. Di
kawasan tersebut terdapat setidaknya tiga pusat perbelanjaan, yaitu Matahari, Living
Plaza (ex-Ramayana) dan Mall Ciputra, serta PKL-PKL yang berada di sepanjang
trotoar. Selain itu, kawasan perdagangan jasa juga terdapat di sepanjang Jl Pandanaran
dengan adanya kawasan pusat oleh-oleh khas Semarang dan pertokoan lainnya serta
di sepanjang Jl Gajahmada. Kawasan perdagangan jasa juga dapat dijumpai di Jl
Pemuda dengan adanya DP mall, Paragon City dan Sri Ratu serta kawasan
perkantoran. Kawasan perdagangan terdapat di sepanjang Jl MT Haryono dengan
adanya Java Supermall, Sri Ratu, ruko dan pertokoan. Adapun kawasan jasa dan
perkantoran juga dapat dijumpai di sepanjang Jl Pahlawan dengan adanya kantor-
kantor dan bank-bank. Belum lagi adanya pasarpasar tradisional seperti Pasar Johar di
kawasan Kota Lama juga semakin menambah aktivitas perdagangan di Kota
Semarang

1.1.1.1. Topografi dan Kemiringan Lereng


Kota Semarang memiliki topografi yang unik yaitu berupa daerah pantai
dan daerah perbukitan. Elevasi topografi berada pada ketinggian yang beragam
yaitu antara 1.0 sampai 311.0 m diatas permukaan Iaut. Dengan ketinggian kota
Semarang yang bervariasi ini, menjadikan pemanfaatan bagian atas kota Semarang
harus hati-hati dan lebih difungsikan sebagai daerah konservasi untuk melindungi
kota Semarang bagian bawah.

Bagian Wilayah (Ibu kota Kecamatan) Ketinggian


1. Ngaliyan 11.0
2. Tugu ( Tugurejo ) 1.0
3. Karangayu ( Semarang Barat ) 3.0
4. Miroto ( Semarang Tengah ) 2.0
5. Pangung Lor ( Semarang Utara ) 1.0
6. Rejosari ( Semarang Timur ) 2.0
7. Gayamsari 3.5
8. Genuk ( Gebangsari ) 2.0
9. Gemah ( Pedurungan ) 6.0
10. Tembalang 125.0
11. Jatingaleh ( Candisari ) 2.5
12. Lamper Kidul ( Semarang Selatan ) 6.0
13. Gajah Mungkur 150.0
14. Banyumanik 300.0
15. Gunung Pati 300.0
16. Mijen (bagian atas) 311.0

Tabel 3.1.1.1.1 Ketinggian tempat kota semarang


Sumber : semarang dalam angka 2017

Kondisi kelerengan lahan berkisar antara 0%-45%. Tingkat kelerengan


yang diperbolehkan untuk berbagai penggunaan hanya pada daerah dengan tingkat
kelerengan <25 %. Akan tetap, pada kenyataannya, hampir semua lahan di kota
Semarang, disamaratakan dalam penggunaan dan kegiatannya.

1.1.1.2. Iklim

Berdasarkan letak geografisnya, Kota Semarang benklim tropis yaitu


musim kemarau dan penghujan dengan siklus pergantian kurang lebih enam bulan.
Curah hujan sepanjang tahun 2016 - 2017 hampir maksimum setiap bulannya
dengan suhu udara berkisar antara 25.9oC – 27.0oC. Kelembaban udara rata-rata
bervariasi dari 78% - 91%.
Bulan Suhu Udara (oC) Kelembaban Udara (oC)
Maks Min Rata - Rata Maks Min Rata - Rata
Januari 30.0 21.9 25.9 91 87 91
Pebruari 30.0 22.0 26.0 90 85 89
Maret 30.4 21.9 26.1 87 77 84
April 31.6 22.5 27.0 88 79 86
Mei 31.7 22.2 26.9 85 76 83
Juni 32.2 21.4 26.8 85 73 81
Juli 32.2 20.3 26.6 85 73 81
Agustus 33.1 20.6 26.8 83 67 78
September 33.7 21.3 27.5 84 69 80
Oktober 33.4 21.9 27.6 85 75 83
November 32.2 22.5 27.3 67 58 65
Desember 31.0 22.0 26.5 84 75 82

Tabel 3.1.1.2.1 Rata – rata Suhu kelembaban udara menurut bulan dikota semarang
2016
Sumber : semarang dalam angka 2017

Dilihat dan kondisi iklimnya, kota Semarang tidak terlalu memiliki


permasalahan yang berarti didalam perencanaan dan perancangan apartemen
dengan arsitektur Bioklimatik. Hanya saja, pada kondisi-kondisi tertentu dimana
iklim sedang tidak bersahabat, diharapkan bangunan apartemen ini dapat merespon
dan memanfaatkannya sehingga tingkat kenyamanan dalam bertempat tinggal tetap
sama.

3.1.2. Keadaan Fisik Kota Semarang

3.1.2.1. Perkembangan Penduduk Kota Semarang


Dengan luas lahan kota Semarang yang masih tetap sama yaitu 373.70 km-2,
angka pertumbuhan penduduk di setiap tahunnya terus bertambah. Seperti halnya
pada angka kependudukan dari tahun 2010 dimana kepadatan penduduknya sebesar
1.560.167 jiwa, yang terus meningkat hingga tahun 2016 sudah mencapai 1.727.428
jiwa ( semarang dalam angka 2017 ). Hal ini dapat menimbulkan efek-efek lain
seperti adanya pengurangan lahan penghijauan demi kepentingan pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana penduduk yang terus meningkat.
Pertumbuhan penduduk di setiap wilayah mempunyai perbedaan berdasarkan
lokasi atau kecamatannya. Daerah kecamatan Tembalang, Pedurungan, Semarang
Utara dan Semarang Barat, jumlah penduduknya hingga lebih dari 100.000 jiwa,
terutama di Pedurungan hingga mencapai 180.997 jiwa, kemudian kecamatan
Tembalang dan Semarang Barat mencapai 160.478 jiwa dan 155.161 jiwa. Hal ini
sangat terlihat kontras dengan kecamatan Tugu yang hanya mempunyai jumlah
penduduk sebesar 29.507 jiwa. Oleh karena itu, pemerintoh kota Semarang dalam
rangka penyebaran penduduk yang merata, membangun sarana dan prasarana di
pinggiran kota, akan tetapi hal itu menyebabkan jauhnya jarak pusat kegiatan
penduduk dengan tempat tinggalnya.

3.1.2.2. Ketenagakerjaan Kota Semarang


Sejalan dengan laju perkembangan dan pertumbuhan penduduk, untuk sektor
tenaga kerja diprioritaskan pada penciptaan perluasan dan pemerataan serta
perlindungan tenaga kerja.
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 10 tahun ke atas
dan dibedakan sebagai angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah penduduk yang berkerja dan yang sedang mencari
kerja, yaitu mereka yang kegiatan utamanya mengurus rumah tangga, sekolah
ataupun mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan karena usia tua ataupun
alasan fisik kurang ( cacat ).
Untuk tahun 2016 TPAK ( Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ) kota
semarang yaitu perbandingan antara angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja
sebesar 66.96 %. Sedangkan tingkat pengangguran yaitu perbandingan atara
penduduk yang tidak bekerja dengan penduduk usia kerja pada tahun 2016 dalah
sebesar 5.77 %.

Lapangan Jenis Kelamin


Pekerjaan Utama Laki – laki Prempuan Jumlah Total
1 9.931 1.610 11.541
2 110.840 94.819 205.657
3 3.058 1.089 4.147
4 70.895 3.326 74.221
5 112.466 152.898 265.364
6 48.798 6.708 55.504
7 29.703 21.885 51.588
8 91.810 77.005 168.815
9 0
Jumlah / Total 477.499 359.338 836.837

Tabel 3.1.2.2.1 Jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas yang bekerja lapangan
peerjaan utama dan jenis kelamin di kota semarang, 2015
Sumber : semarang dalam angka 2017
Keterangan :
1. Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air
5. Bangunan
6. Perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel
7. Angkutan, pergudangan, dan komunikasi
8. Keuangan, asuransi, dan usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan
9. Jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan.

3.1.2.4. Kebutuhan Permukiman


Kebutuhan akan pemukiman di kota Semarang disetiap tahunnya teras
meningkat. Tidak hanya dilihat dari perkembangan penduduknya yang terus
meningkat akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor eksternal internal
seperti adanya bencana alam yang tidak dapat dihindari dan perlu adanya
antisipasi terhadap kebutuhan akan hunian bagi warga masyarakat.
Terdapat beberapa hambatan yang memicu lambatnya pembangunan
perumahan di kota ini, seperti :
- semakin langkanya lahan untuk perumahan juga harga material yang
mahal,
- adanya perumahan yang dibangun pada lokasi konservasi atau yang
kurang sesuai dengan tataruang yang ada
Oleh karena itu, dengan kebutuhan yang terus meningkat perlu
diperhatikan pula tingkat kenyamanan bagi penghuni perumahan tersebut.

3.1.2.3. Sosial Ekonomi Masyarakat


Pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat sudah mulai membaik
dibandingkan pada saat masa krisis ekonomi. Pertumbuhan ekonomi cukup
tinggi terjadi pada sektor industri, perdagangan dan sektor angkutan. Hal ini
berpengaruh pula terhadap tingkat pendapatan penduduk dan status tempat
tinggalnya.
Penduduk dengan tingkat pendapatan lebih dari Rp. 1.400.000
prosentasenya hingga mencapai 72.48 % hal ini menunjukkan tingkat
pendapatan yang cukup baik, dengan pilihan status tempat tinggal yang
beragam, baik milik sendiri (88.67%), sewa beli, kontrak, sewa (jumlah :
8.37%), dinas (1.46) dan Iain-lain (1.50%). ( semarang dalam angka 2017 )

1.1.2.4. Rencana ekowisata pesisir pantai semarang


Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, serius
mengembangkan ecowisata mangrove atau wisata hutan bakau di kawasan
pesisir, salah satunya di kawasan Desa Tapak, Kecamatan Tugu.
Pengembangan ecowisata mangrove berdampak positif terhadap berbagai
aspek, termasuk mengurangi dampak abrasi yang selama ini menjadi
permasalahan yang dihadapi Semarang.

Pemkot Semarang tengah giat-giatnya untuk mengurangi tingkat


abrasi, salah satunya dengan menggalakkan berbagai komponen masyarakat
dan perusahaan untuk menanam mangrove.

Semarang juga dihadapkan pada permasalahan penurunan muka tanah


yang terjadi setiap tahun sekitar 7 centimeter sehingga membutuhkan sinergi
dari seluruh pihak terkait. Untuk pengembangan ecowisata mangrove di Desa
Tapak yang memakai lahan swasta, Pemkot Semarang siap membantu
memperbaiki sarana dan prasarana menuju destinasi wisata itu. Ecowisata
mangrove Desa Tapak berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan untuk
menarik wisatawan. ( Sumber : Antara )

3.2 Studi Banding


1.2.1. Green Bay Pluit

Gambar 3.2.1 Green Bay Pluit


Sumber : http://www.greenbaypluit.com/about-us.

Arsitek : DP Architect Singapore


Pengembang : PT. Agung Podomoro Gr up
Lokasi : Pluit, Jakarta Utara
Green Bay Pluit merupakan superblock yang di bangun di pinggir laut yang
memadukan Mall berpanorama laut, apartemen, condominium serta 60% daerah hijau.
Green Bay Pluit berlokasi di Pluit, Jakarta Utara. Dibangun di atas lahan 12,5Ha,
Green Bay Pluit dikembangkan dengan konsep arsitektur berkelanjutan. Merupakan
icon baru superblock di Indonesia, yang memadukan antara Green Development dan
Mixed Use Development.
a. Dwelling Unit
Green Bay Pluit memiliki 3 fase hunian yang dibangun yaitu Coast View
Apartments, Bay View Apartments dan terakhir adalah Sea view Condominium
yang merupakan Masterpiece dari Green Bay Pluit ini, selain di bangun di atas
Mall juga pemandangan dari Sea view Condominium ini langsung menghadap
laut. Green Bay Pluit juga menawarkan pusat usaha berupa Bay Walk Mall.
Gambar 2. 5 Site Plan Green Bay Pluit
Sumber : http://www.infogreenbaypluit.com/p/coast-view.

Coast View Apartment memiliki 4 Tower apartemen, lantai 1 sebagai


unitusaha sedangkan lantai 2-27sebagai hunian. Masing-masing tower terdiri dari
3 jenis hunian dengan masing 9 unit 1BR, 18 unit 2BR, dan 8 unit 2BR C. Maka
total hunian masing-masing tower 910 unit hunian. Total hunian Coast View
Apartement 3640 unit hunian.
Gambar 2. 6 Tipe Kamar Coast View Apartement
Sumber : http://www.greenbaypluit.com/residence/coastview-apartment/floor-plan.

Bay View Apartment memiliki 4 Tower apartemen, lantai 1 sebagai unit


usaha sedangkan lantai 2-27sebagai hunian. Masing-masing tower terdiri dari 4
jenis hunian dengan masing 6 unit 1BR, 8 unit 2BR A, dan 8 unit 2BR B, 6 unit
3BR. Maka total hunian masing-masing tower 702 unit hunian. Total hunian Bay
View Apartement 2808 unit hunian.
Gambar 2. 7 Tipe Kamar Bay View Apartement
Sumber : http://www.infogreenbaypluit.com/p/coast-view.html.

Sea View Condominium memiliki 4 Tower condominium, lantai 1-8


sebagai unit usaha sedangkan lantai 9-37 sebagai hunian. Pada masing-masing
tower lantai 9- 32 terdiri dari 8 jenis hunian, yaitu 2 unit 1BR A, 2 unit 1BR B, 2
unit 2BR A, 2 unit 2BR B, 2 unit 2BR C, 2 unit 2BR D, 2 unit 2BR E, dan 2 unit
3BR A. Sedangkan pada lantai 33-37 terdiri dari 2 unit 1BR A, 2 unit 1BR B, 2
unit 2BR A, 2 unit 2BR B, 2 unit 2BR C, 2 unit 2BR F, dan 2 unit 3BR B. Maka
total hunian masing-masing tower 454 unit hunian. Total hunian Sea View
Condominium 1816 unit hunian.

Gambar 2. 8 Denah Typical Sea View Condominium


Sumber : http://www.infogreenbaypluit.com/p/sea-view-condo.html.
Gambar 2. 9 Tipe Kamar Sea View Condominium
Sumber : http://www.infogreenbaypluit.com/p/sea-view-condo.html.

b. Fasilitas
- Fasilitas Dalam :
1. Rekreasi olahraga air (Jetski, Banana Boat, Yacht, dll)
2. Cafe & Restaurant Area
3. Fasilitas olahraga lengkap & Club House
4. Mall & Shopping Area
5. Area Hijau
6. Area Santai
7. Area Parkir
8. Thematic Swimming Pool
9. Thematic Jogging Track
10. Thematic chldren Playground
11. Thematic multi view (Sea view, City view, Pool view, Garden View)
12. 3 hektar Botanical Park ( Bicycle Track, kolam pemancingan, jogging
track, Area Santai ),

- Fasilitas Luar :
1. Dekat dengan pusat kesehatan ternama (Rumah Sakit Pluit, Rumah Sakit
Pantai Indah Kapuk, Rumah Sakit Atma Jaya)
2. Dekat dengan pusat pendidikan (Sekolah Tarakanita Pluit, Sekolah
Permai.
3. Sekolah BPK Penabur, Sekolah Diankonia dan masih banyak sekolah
4. International lainnya, Universitas Tarumanagara, Universitas Trisakti,
Universitas
5. Kedokteran Atmajaya)
6. Dekat dengan Pusat perbelanjaan (Emporium Pluit Mall, Pluit Village,
Pluit Junction)
7. Dekat dengan Jalur Transportasi Umum (Transjakarta koridor 9 Pinang
Ranti – Pluit).

c. Fokus Berkelanjutan
Green Bay Pluit dirancang dengan konsep keberlanjutan. Ruang hijau
menjadi focus dalam perancangan oleh DP Architect Singapore. Dengan luas site
sebesar 12.5 Ha, 60% diantaranya diperuntukkan bagi RTH. Tersedianya area
tematik agar mengedukasi pengunjung maupun penghuninya. Keberadaan
fasilitas pendukung didesain agar terintegrasi baik dengan lingkungan. Setiap
ruang-ruang memperhatikan konsep arsitektur tropic, sehingga pada bangunan
banyak memanfaatkan ventilasi alami, pencahayaan alami, dll.
Hunian memaksimalkan ventilasi alami agar cahaya pada siang hari dapat
maksimal masuk kedalam ruang, sehingga meminimalisir beban penggunaan
listrik. Ruang-ruang hijau berpadu dengan jogging track, kolam renang, cafeteria
memberi pengaruh penurunan suhu disekitarnya.
Gambar 2. 10 Botanical Garden
Sumber : http://www.infogreenbaypluit.com/p/sea-view-condo.html

1.2.2. K2 Park Serpong

Gambar 2. 11 K2 Park Serpong


Sumber : http://k2park.com/index.php?com=design.
Arsitek : Ark Design
Pengembang : PT. Prioritas Land Indonesia
Lokasi : Serpong, Tangerang
K2 Park merupakan kawasan mixed-use, hadir dengan konsep symphony
living yang mengintegrasikan kehidupan dan berbagai macam kepentingan dalam
satu kawasan. Bangunan yang berdiri ditanah seluas 3Ha tersebut dilengkapi
dengan mall yang mengusung konsep sunken plaza dengan pusat perbelanjaan
bawah tanah. Konsep desain mendukung kelestarian lingkungan dengan
dibuatnya barisan water pods menyerupai pepohonan di sepanjang jalur
pedestrian hijau, serta rekaya desain lainnya yang mendukung keberlanjutan
lingkungan. K2 Park terdiri dari 6 Tower (1 Education Centre, 4 Apartment, 1
Hotel).
Desain gedung terinspirasi dari megahnya Zhang jiajie National Park.
Sunken plasa terinspirasi Big Hole Kimberly, South Africa, ruang diciptakan
dengan kesan mendalam yang mampu menyatukan semua pengguna didalamnya.
Sedangkan bentuk bangunan terkesan acak terinspirasi dari pergerakan
lempengan tectonic bumi. Dari perpaduan tersebut menciptakan desain yang liar,
dan terkesan atraktif.

Gambar 2. 12 Konsep Bentuk K2 Park


Sumber : http://k2park.com/index.php?com=design, Diolah
a. Dwelling Unit
Bangunan hunian terdiri dari 6 tower (terdiri dari 1 tower education
centre, 1 Hotel, 4 Apartmen ). Education Centre akan difungsikan sebagai
sekolah music, sekretaris, selain itu juga digunakan sebagai kantor sewa. Hotel
difungsikan seperti biasa, sedangkan apartemen difungsikan untuk memenuhi
kebutuhan hunian warga disekitar, pendatang, maupun ekspatriat. Unit apartemen
Hanya terdapat tipe kamar yaitu studio (rata ukuran 28 sqm), namun masih ada
tipe 2BR merupakan gabungan dari 2 tipe studio. Dengan total 35 lantai
apartemen, jumlah hunian sebanyak 2500 unit. Pada gambar dibawah ditunjukan
rekayasa desain untuk menyatukan warga didalamnya dengan adanya sunken
plasa.

Gambar 2. 13 Site Plan K2 Park Serpong


Sumber : http://investproperti.com/k2-park-gading-serpong-apartemen.
Gambar 2. 14 Denah Tower
Sumber : http://investproperti.com/k2-park-gading-serpong-apartemen.

Dalam satu lantai hampir semua berisi 21 unit hunian dan perpusat pada
core. Setiap ruang memiliki view yang bebas tanpa terhalang oleh apapun namun
terkesan ramai disetiap koridornya hal ini karena lantai secara penuh digunakan
untuk hunian.
Gambar 2. 15 Tipe Kamar
Sumber : http://investproperti.com/k2-park-gading-serpong-apartemen.

b. Faislitas
- Fasilitas dalam :
1. Cafe & Restaurant Area
2. Kolam renang
3. Fasilitas Olahraga yang komplit & Club House
4. Mall & Shopping Area
5. Area Hijau
6. Area Santai
7. Area Parkir
8. Education Complex
9. Suttle Bus

- Faisilitas berkelanjutan :
1. Dekat dengan pusat pendidikan, perkantoran, dan perbelanjaan bertaraf
internasional.
2. Berada di pusat bisnis kawasan Tangerang, diantara ippo Karawaci,
Gading Serpong, BSD, Alam Sutera dan Modernland.

c. Fokus Berkelanjutan
Area K2 Park di dominasi oleh taman terbuka hijau, dengan konsep
landscape yang rindang, teduh dan hijau. disertai pula dengan Water Pods
Berfungsi sebagai pohon tiruan yang akan menampung air hujan, juga
sekaligus menjadi penghalang dari terik matahari. RTH mampu membantu
memperbaiki kenyamanan thermal secara mikro mamupun makro. Sunken
Plaza membuat lahan terbangun lebih kecil sehingga lahan hijau
terselamatkan lebih besar.
Gambar 2. 16 Green Area
Sumber : http://k2park.com/index.php?com=home.

Setiap unit bangunan saling terintegrasi secara baik, sehingga dapat


meminimalkan biaya mobilisasi. Setiap hunian bebas mendapat pencahayaan
matahari serta penghawaan alami. Setiap desain merespon kondisi iklim tropis
Indonesia, seperti adanya kanopi sebagai perlindungan dari hujan maupun
panas. Adanya elemen air diatas site mampu mereduksi panas lingkungan.
Pada bagian plaza merupakan kombinasi tipe tertutup dan terbuka, hal ini
untuk merespon kondisi iklim Indonesia (hujan dan kemarau). Sirkulasi
mendukung kaum difable dengan adanya ramp. Jalur tersebut dibiarkan
terbuka dan dijadikan sebagai point of interest bangunan agar mampu
mengedukasi masyarakat.
BAB IV
KESIMPULAN BATASAN DAN ANGGAPAN

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi banding tersebut maka secara keseluruhan dapat
disimpulkan sebagai berikut:

Indikator Objek Studi Analisis


Green Bay Pluit K2 Park Serpong
Kapasitas Hunian - Coast View Total Hunian: 2500 unit Pada setiap 1Ha terdapat
Apartement: 3640 Luas Lahan: 3 Ha 747 unit hunian
Unit
- Bay View
Apartement: 2808
unit
- Sea View
Condominium
1816 unit hunian

Total: 8264 Unit


Hunian
Luas lahan: 12.5 Ha
Tipe Kamar Studio/ 1BR: 25.45% Studio : 100 % Tipe Studio dan 2BR
2BR: 63.78% menjadi 2 tipe kamar
3BR: 10.76% apartemen yang paling
sering dibangun di
Indonesia (memiliki
keterkaitan dengan bidikan
pangsa pasar)

Fasilitas Fasilitas Dalam : Fasilitas Dalam : Fasilitas dalam :


1. Rekreasi Olahraga 1. Kolam renang 1. Rekreasi olahraga air
Air 2. Cafe & Restaurant 2. Cafe & Restaurant
2. Cafe & Restaurant Area Area
Area 3. Fasilitas Olahraga 3. Fasilitas olahraga
3. Fasilitas Olahraga lengkap & Club House lengkap & Club House
yang lengkap 4. Mall & Shopping Area 4. Mall & Shopping Area
4. Club House 5. Area Hijau 5. Area Hijau
5. Mall & Shopping 6. Area Santai 6. Area Santai
Area 7. Area Parkir 7. Area Parkir
6. Area Hijau 8. Education Complex 8. Kolam renang
7. Area Santai 9. Suttle Bus 9. Botanical Park
8. Area Parkir
9. Thematic Swimming Fasilitas Luar : Fasilitas Luar :
Pool 1. Dekat dengan pusat Berkaitan dengan kejelian
10. Thematic Jogging pendidikan, pemilihan kawasan, yaitu :
Track perkantoran, dan 1. Dekat dengan kawasan
11. Thematic chldren perbelanjaan bertaraf penunjang kawasan
Playground internasional. (pendidikan, kesehatan,
12. Thematic multi view 2. Berada di pusat bisnis Perbelanjaan)
13. Botanical Park kawasan Tangerang, 2. Letak Strategis
diantara ippo Karawaci,
Fasilitas Luar : Gading Serpong, BSD,
1. Dekat dengan pusat Alam Sutera dan
kesehatan ternama. Modernland.
2. Dekat dengan pusat
pendidikan
3. Dekat dengan Pusat
perbelanjaan
Fokus 1. Ruang terbuka hijau 1. Ruang Terbuka Hijau 1. Ruang terbuka hijau
Berkelanjutan 2. Tersedianya area 2. Memiliki Sunken Plaza 2. Fasilitas pendukung
tematik sebagai ruang 3. Fasilitas pendukung didesain agar
edukasi didesain agar terintegrasi baik
3. Fasilitas pendukung terintegrasi baik dengan lingkungan.
didesain agar dengan lingkungan. 3. Ventilasi alami
terintegrasi baik 4. Ventilasi alami 4. Pencahayaan Alami
dengan lingkungan. 5. Pencahayaan alami 5. Elemen Air
4. Responsif dengan 6. Responsif dengan iklim 6. Responsif dengan iklim
iklim sekitar sekitar sekitar
5. Ventilasi alami 7. Elemen air
6. Pencahayaan alami 8. Responsif dengan
7. jogging track kebutuhan kaum
8. Elemen Air difabel

Tabel 4.1.1 Tabel Kesimpulan Studi banding


Sumber : analisa

1.2 Batasan
a. Peraturan bangunan yang akan digunakan mengacu pada peraturan derah setempat
yang tercantum dalam PERDA RTRW kota Semarang tahun 2011-2031, terkait pula
dengan peraturan Garis Sempadan Pantai adalah jarak 100 meter dari titik air pasang.
b. Sea Side Apartemen di Semarang direncanakan berdasarkan prediksi untuk 10 tahun
mendatang atau 2017 - 2027
c. Pengguna Apartemen tidak dibedakan antara pengguna domestik dan mancanegara.
d. Permasalahan mengenai kondisi lahan, struktur tanah, serta kondisi daya dukung
tanah tidak akan dibahas secara mendetail dalam lingkup ini
e. Besaran ruang – ruang bangunan yang merupakan tuntunan kebutuhan ruang
merupakan tuntunan yang diambil dari berbagai tinjauan teori , maupun hasil studi
banding yang ada.
f. Titik berat perencanaan dan perancangan adalah pada masalah – masalah arsitektur,
dengan demikian permasalahan dibidang ekonomi, politik, dan di bidang lain diluar
bidang arsitektur tidak akan dibahas.
1.3 Anggapan
a. Situasi dan kondisi dan daya dukung tanah kawasan yang digunakan termasuk
jaringan utilitas kota, serta sarana infrastruktur yang lain dianggap siap untuk
mengantisipasi berdirinya bangunan Sea Side Apartemen di Semarang.
b. Masalah Status tanah, lokasi dan tapak serta penyediaan dana dianggap dapat diatasi
c. Studi dan data yang didapat dan instansi yang terkait mengenai Semarang dalah
relevan dan dapat dipertanggungjawabkan untuk dijadikan acuan dalam pedoman
perancangan.

Anda mungkin juga menyukai