Anda di halaman 1dari 8

1

INTISARI

Untuk isolasi suatu spesies terdapat berbagai cara yaitu metode pengenceran,
metode penuangan, metode goresan dengan isolasi suatu mikroorganisme, inokulasi
hewan. Isolasi dapat dilakukan untuk memindahkan bakteri dari satu medium lama ke
medium baru. Tujuan dari praktikum ini adalah dapat menguasai teknik pemindahan
bakteri dari suatu wadah ke wadah lain dan memahami berbagai macam proses
steriliasi.
Pada praktikum ini, sampel yang digunakan adalah jamur Aspergillus niger.
Aspergillus niger merupakan jamur yang biasa dimanfaatkan dalam industry asam
aetat. Bahan yang dibutuhkan adalah Aspergillus niger sedangkan alat – alat yang
dibutuhkan adalah Tabung reaksi, inokulum, beaker glass, pipet tetes, gelas ukur,
kompor listrik, cawan petri dan mikroskop. Langkah kerja yang dilakukan saat
percobaan yaitu persiapan media, lalu kawat osse disterilkan kemudian pemindahan
biakan murni menggunakna metode gores lalu simpan dalam ruang inkubasi dan amati
perubahan yang terjadi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikroorganisme berada disekeliling kita, ada yang bermanfaat dan ada juga
yang merugikan. Mikroorganisme tesebut umumnya berasal dari kingdom monera,
virus, fungi dan protista. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan mikroorganisme
tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu produk.
PSA adalah pemindahan bakteri secara aseptis kedalam suatu media lain.
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan
ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas
dari kontaminan yang dapat mencemari. Sterilisasi adalah suatu prosses untuk
membebaskan sesuatu dari kuman, virus, spora dan jamur. Sterilisasi ada dua macam,
yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sehingga percobaan ini perlu dilakukan
karena peran kita sebagai calon sarjana teknik kimia.

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana proses teknik pemindahan jamur dari suatu wadah ke wadah lain ?
2. Bahagimana cara Memahami berbagai macam proses sterilisasi?
1.3. Tujuan Praktikum

1. Dapat menguasai teknik pemindahan jamur dari suatu wadah ke wadah lain
2. Memahami berbagai macam proses sterilisasi
1.1. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa mampu menguasai teknik pemindahan jamur dari suatu wadah ke
wadah lain
2. Mahasiswa mampu memahami berbagai macam proses sterilisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.Sterilissi
a.Autoclave
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121o C
(250o F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap
inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121o C. Autoclave yaitu alat serupa tangki minyak yang
terdapat diisi dengan uap. Medium yang disterilkan ditempatkan didalam autoclave
ini selama 15 sampai 20 menit, hal ini tergantung pada banyak sedikitnya yang
diperlukan untuk sterilisasi. Medium yang akan disterilkan itu lebih baik
ditempatkan dalam beberapa botol agak kecil dari pada dikumpul dalam satu botol
yang besar (Black Sweet Ranger, 2008).
b. Oven
Alat ini terbuat dari kotak logam, udara yang terdapat di dalamnya mendapat
udara panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung
reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu
jam dengann temperatur 160 o C dianggap cukup.

c. Cara Kimiawi

Sterilisasi Secara Kimia, dapat dilakukan dengan cara Sterilisasi Gas digunakan
dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya.
Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat. Sterilisasi
adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akandibunuh. Gas
yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran
dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan sangat mudah
terbakar. Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan dekstruksi mikroorganisme
termasuk sel-sel spora dan vegetatif. Sterilisasi dilakukan dalam ruang atau
chamber sterilisasi.
d. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi
kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang
bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut
merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm.

e. Pendidihan
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam
sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah serta peralatan
dari logam, kaca dan karet. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi
oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit..

6. Aspergillus Niger

a. Gambar mikroskopik

b. Kondisi tumbuh
Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum
dan mudah diidentifikasi dari marga Aspergillus. Aspergillus niger dapat
tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC (optimum), 6ºC-8ºC (minimum), 45ºC-
47ºC (maksimum) dan memerlukan oksigen yang cukup (aerobik)
(Hidayat, 2007).

Aspergillus niger dalam pertumbuhannya berhubungan langsung dengan

zat makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang terdapat

di sekeliling hifa dapat langsung diserap sedangkan molekul yang lebih

kompleks harus dipecah dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan

menghasilkan beberapa enzim ekstraseluler. Bahan organik dari substrat

digunakan oleh Aspergillus niger untuk aktivitas transport molekul,

pemeliharaan struktur sel dan mobilitas sel (Hidayat, 2007). Carlile dan

Watkinson (1994) menyebutkan bahwa Aspergillus niger bersifat toleran


terhadap aktivitas air rendah, mampu tumbuh pada substrat dengan

potensial osmotik cukup tinggi dan sporulasi pada kelembaban relatif

rendah. Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat dan digunakan secara

komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat dan pembuatan beberapa

enzim seperti amilase, pektinase, glukoamilase dan selulase (Hidayat, 2007).

Kombong (2004) mendapatkan bahwa Aspergillus niger yang ditumbuhkan

dalam medium pati kentang dan pati jagung dapat menghasilkan glukoamilase

dan menghasilkan maltosa. Rosita (2008) melaporkan Aspergillus niger

menghasilkan enzim α-amilase sebesar 373,14 U/ml dan glukoamilase sebesar

230,79 U/ml. Purwantari dkk. (2004) menyatakan pH optimum Aspergillus

niger pada fermentasi tepung ganyong untuk produksi etanol adalah 4,5 dan

menghasilkan gula pereduksi tertinggi sebesar 1,230 g/100 ml pada hari ke-

4. Zakpaa et al. (2009) melaporkan konsentrasi substrat tongkol jagung

optimum dalam sakarifikasi oleh Aspergillus niger adalah 6% dengan kadar

gula pereduksi tertinggi sebesar 3,1105 mg/ml.

c. Ciri-ciri fisik

Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning


dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam.
Kepala konidia berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-
bagian yang lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora
memiliki dinding yang halus dan berwarna coklat (Hidayat, 2007).
Morfologi jamur Aspergillus niger dapat dilihat pada Gambar 3.
Sistematika Aspergillus niger menurut Raper dan Fennel (1977) adalah
sebagai berikut:
b.
c. Divisi : Eumycophyta
Kelas : Deuteromycetes
Bangsa : Moniliales
Suku : Moniliaceae
Marga : Aspergillus
Jenis : Aspergillus niger

d. Aplikasi

Aspergillus niger penting pada produksi asam sitrat yang banyak digunakan

pada berbagai makanan dan minuman ataupun sebagai pengawet dan peningkat cita rasa.

Asam sitrat harus dimurnikan dari substrat fermentasi sehingga keterlibatan jamur tidak

lagi nampak. Aspergillus niger juga dapat mengkontaminasi makanan misalnya pada roti

tawar, pada jagung yang disimpan dan sebagainya. Banyak enzim yang berguna

diproduksi oleh industri fermentasi dari Aspergillus niger. Misalnya, Aspergillus niger

glucoamylase digunakan dalam produksi fructose corn syrup, dan pectinases digunakan

dalam minuman buah-buahan dan anggur. α-galactosidase, sebuah enzim yang merinci

tertentu sugars kompleks, merupakan komponen dari produsen obat yang mengklaim

dapat menurunkan perut kembung. Selain untuk menggunakan Aspergillus niger di dalam

industri bioteknologi dalam produksi isotop magnetis-varian yang berisi biologi

macromolecules untuk analisis NMR. Aspergillus niger memerlukan mineral (NH4)2SO4,

KH2PO4, MgSO4, urea, CaCl2.7H2O, FeSO4, MnSO4.H2O untuk menghasilkan enzim

sellulase. Sedangkan untuk enzim amilase khususnya amiglukosa diperlukan (NH4)2SO4,

KH2PO4 .7H2O, Zn SO4, 7H2O.

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1. Bahan Percobaan
1. Aspergillus Niger
2. Media

3.1.2 Alat Percobaan

1. Tabung reaksi 5. Gelas ukur


2. Inokulum 6. Kompor listrik
3. Beaker glass 7. Petridish
4. Pipet tetes

3.2 Cara Kerja


Langkah-langkah percobaan PSA :
1. Biarkan media dalam tabung memadat (untuk media miring, sebelum memadat
kedudukan tabung reaksi dibuat miring di bawah 45o, kemudan dibiarkan
sampai memadat). Apabila menggunakan petridish maka masukkan media
ke dalam petridish kemudian biarkan sampai menjadi padat.

2. Menyiapkan kawat osse, Bunsen dan HCl (sesuaikan variabel)


3. Mensterilkan kawat osse : Panaskan kawat osse menggunakan bunsen
kemudian memasukkan kawat osse yang telah dipanaskan ke larutan HCl
kemudian panaskan kawat osse lagi.
4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia
menggunakan kawat osse yang sudah disterilisasi ke media baru dalam
tabung/petridish.
5. Untuk media dalam tabung, gunakan penutup (sesuaikan variabel) atau tanpa
penutup tabung.
6. Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang telah ditentukan
7. Mengamati kenampakan setelah diinkubasi.

Anda mungkin juga menyukai