Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai tenaga kesehatan kita dituntut untuk memberikan pelayanan
terbaik pada masyarakat serta dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Untuk mewujudkan itu semua tenaga kesehatan
membutuhkan suatu kerjasama antara tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat.
Sebagai tenaga kesehatan kita perlu memberikan informasi tentang
kelebihan dan keuntungan antara pusat kesehatan masyarakat dengan tenaga
yang tidak terlatih (dukun) untuk melakukan pemeriksaan dan proses
persalinan.
Dimana hanya di pusat kesehatan masyarakat atau Rumah Sakit dapat
mencegah bayi pasien dari tetanus. Petugas kesehatan masyarakat akan
melakukan pemeriksaan dan pemantauan terhadap kesehatan ibu dan
bayi yang belum lahir (yang tidak dilakukan oleh tenaga yang tidak
terlatih). Petugas kesehatan membantu keluarga pasien dalam memutuskan
dimana tempat yang paling aman untuk proses persalinan. Dan bidan juga
memberikan informasi tentang pentingnya melakukan deteksi dini bahaya
kehamilan agar tidak terjadi komplikasi atau kegawat daruratan yang dapat
merugikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Standar pelayanan minimal (SPM) alat yang digunakan untuk
bbl dan neonatus?
1.2.2 Bagaimana standar tempat pada pelayanan bbl dan neonatus ?
1.2.3 Bagaimana Standar pelayanan bbl dan neonatus di komunitas ?
1.2.4 Kapan waktu Jadwal kunjungan bbl dan neonatus ?
1.2.5 Bagaimana Managemen bbl dan neonatus ?
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu menerapkan asuhan komunitas pada
BBL dan Neonatus serta jadwal kunjungan dan manajemen pada BBL dan
Neonatus.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Alat
A. Peralatan Tidak Steril
 Stetoskop  Sarung Tangan
 Timbangan Bayi  Celemek
 Pengukur Panjang Bayi  Masker
 Termometer  Sarung Kaki Plastik
 Oksigen Dalam Regulator (Penolong)
 Penghisap Lendir  Pengaman Mata
 Ambubag (Bayi)  Tempat Kain Kotor
 Lampu Sorot  Tempat Sampah
 Penghitung Nadi  Tempat Plasenta
 Sterilisator  Gunting (Biasa,Verban)
 Bak Instrumen  Suction
 Pita Pengukur
 Metlin (Lila)
B. Peralatan Steril
 Klem
 ½ kocker
 Korentang
 Gunting tali pusat
 Gunting benang
 Pinset (anatomis,cirugis)
 Pengikat tali pusat
 Penghisap lendir
 Sarung tangan
 Benang+jarum
 Doeksteril

2
C. Peralatan Habis Pakai
 Kapas
 Kain kasa
 Plester
 Handuk
II.2 Standar Tempat
 Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah
setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti
pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya
 Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar

sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah


mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masaraka
 Standar Tata Ruang
1. Setiap ruang periksa mempunyal luas 2x3 meter
2. Setiap bangunan pelavanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang
administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar
mandi/ WC, masing-masing I buah.
3. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.
4. Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in (rawat gabung) dan
ruang Iaktasi.
5. Ada ruang tunggu atau tempat menunggu
6. Ada Kamar mandi
 Tempat untuk bayi baru lahir di klinik
1. bok untuk bayi
2. penghangat bayi

II.3 Standar pelayanan BBL dan Neonatus (Standar 13 dan 24)


Pelayanan bbl dan neonatus
1. Pencegahan infeksi
Berikan salep antibiotik untuk mata segera setelah lahir, yaitu tetrasiklin
1%. Salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam setelah
kelahiran.
2. Penilaian awal untuk langkah resusitasi
a. Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat ibu
bersalin
b. Infant warmer atau dapat digunakan juga lampu pijar 60 watt
dipasang sedemikian rupa dengan jarak 60 cm dari bayi yang
berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan di atas
tempat resusitasi
c. Alat resusitasi (balon sungkup) bayi baru lahir
d. Air bersih, sabun dan handuk bersih dan kering
e. Sarung tangan bersih
f. Kain bersih dan hangat
g. Stetoskop infant dan dewasa
h. Stop watch atau jam dengan jarum detik
i. Termometer
j. Timbangan bayi
k. Pengukur panjang bayi
l. Pengukur lingkar kepala 30
m. Alat suntik sekali pakai (disposible syringe) ukuran 1 ml/cc
n. Senter
o. Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
p. Salep mata Oxytetrasiklin 1%
q. Vaksin Hepatitis B (HB) 0
r. Form pencatatan (Buku KIA, Formulir BBL, Formulir register
kohort bayi)

3. Pemotongan dan perawatan tali pusat


 Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun kepuntung tali pusat
 Mengoleskan alkohol atau betadin (terutama jika pemotong tali pusat
tidak terjamin DTT atau Steril) masih diperkenankan tetapi tidak
dikompreskan karena akan menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
 Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi :
a. Lipat popok dibawah puntung tali pusat
b. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan
kain bersih
c. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan jika pusat menjadi
merah, bernanah atau berdarah atau berbau
d. Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadio merah, mengeluarkan
nanah atau darah, segera rujuk bayi kefasilitas yang dilengkapi
perawatan untuk BBL
4. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan):
a. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin
b. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu
dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting
susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi diberi topi.
c. Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi
sendiri mencari puting susu ibu.
d. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi
sebelum menyusu.
e. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama 1 jam;
bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu
sampai 1 jam
f. Jika bayi belum mendapatkan puting susu ibu dalam 1 jam posisikan
bayi lebih dekat dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi
dengan kulit ibu selama 30 menit atau 1 jam berikutnya.
5. Pelaksanaan penimbangan, penyuntikan vitamin K1, salep mata dan
imunisasi Hepatitis B (HB 0)
Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah
IMD sampai 2-3 jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh
dokter, bidan atau perawat.
a. Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1
mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
b. Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%).
c. Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan
Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan
hati.
d. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

6. Pemeriksaan bayi baru lahir


Waktu pemeriksaan bayi baru lahir:
Bayi lahir di fasilitas kesehatan Bayi lahir di rumah
Baru lahir sebelum usia 6 jam Baru lahir sebelum usia 6 jam
Usia 6-48 jam Usia 6-48 jam
Usia 3-7 hari Usia 3-7 hari
Minggu ke 2 pasca lahir Minggu ke 2 pasca lahir

7. Pemberian asi eksklusif


8. Kunjungan rumah
Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah
lahir
2) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
3) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28

9. Pancatatan dan pelaporan


Hasil pemeriksaan dan tindakan tenaga kesehatan harus dicatat pada:
a. Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak)
1. Pencatatan pada ibu meliputi keadaan saat hamil, bersalin dan nifas
2. Pencatatan pada bayi meliputi identitas bayi, keterangan lahir,
imunisasi,
b. Pemeriksaan neonatus, catatan penyakit, dan masalah perkembangan
serta KMS
a. Formulir Bayi Baru Lahir
1. Pencatatan per individu bayi baru lahir, selain partograf
2. Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan
b. Formulir pencatatan bayi muda (MTBM)
1. Pencatatan per individu bayi
2. Dipergunakan untuk mencatat hasil kunjungan neonatal yang
merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas
c. Register kohort bayi
1. Pencatatan sekelompok bayi di suatu wilayah kerja puskesmas
2. Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas

II.4 Jadwal kunjungan bayi


1. Kunjungan Neonatal hari k – 1 (KN 1)
a. Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan
sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan ( ≥24 jam)
b. Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum
24 jam, maka pelayanan dilaksanakan pada 6 - 24 jam setelah lahir.
Hal yang dilaksanakan :
1. Jaga kehangatan tubuh bayi
2. Barikan Asi Eksklusif
3. Cegah infeksi
4. Komunikasi kan ke pada orang tua bayi bagaimana caranya merawat
tali pusat.
5. Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat
badan lahir dan berat badan pada saat pulang.
2. Kunjungan Neonatal hari ke 2 (KN 2)
Kunjungan ini dilaksanakan 1 minggu setelah pulang
a) Jaga kehangatan tubuh bayi
b) Barikan Asi Eksklusif
c) Cegah infeksi
d) Rawat tali pusat
e) Timbang berat badan bayi. Banding kan dengan berat badan saat ini
dengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan penambahan
ulang BB bayi.
1) Perhatikan intake dan output bayibarulahir.
2) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
3) Kaji keadekuaatan suplai ASI
3. Kunjungan Neonatal minggu ke - 3 (KN 3) Hal yang dilakukan :
a) Periksa ada / tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit
Lakukan :
 Jaga kehangatan tubuh
 Beri ASI Eksklusif
 Rawat tali pusat
 Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan
pengukuran pada kelahiran dan pada usia 6 minggu.
 Perhatikan intake dan output bayibarulahir.
 Perhatikan nutrisi bayi
b) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi.
Pada tiap kunjungan rumah :
a. Periksalah kemungkinan infeksi mata.
b. Periksa dan bersih kan tali pusat.
c. Periksalah alat kelamin dengan kebersihannya
d. Amatilah bahwa tinja normal.

II.5 Manajemen BBL dan Neonatus ,kerangka pengambilan keputusan di


komunitas.
1. Pengkajian segera BBL
a. Pemeriksaan Awal
Nilai kondisi bayi :
1) Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan?
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?
3) Apakah warna merah muda, pucat/biru?
b. Apgar score merupakan alat untuk mengkaji bayi sesaat setelah lahir
meliputi 5 variabel yaitu pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit,
tonus otot & intabilitas reflek. Apgar score ditemukan oleh virginia apgar
(1950).
 Jenis kelamin
 Kelainan kongentital
 Talipusat
2. Pemeriksaan lengkap beberapa jam kemudian
Semua bayi harus diperiksa lengkap beberapa jam
kemudian,setelah membiarkan bayi beberapa waktu untuk pulih karena
kelahiran.Bayi secara keseluruhan. Bayi normal berbaring dengan posisi
fleksi(menekuk),Warnanya merah muda,menangis, Pernapasannya
teratur, Memberikan respon terkejut yang normal jika tiba-tiba diberi
sentakan (ia akan melemparkan tangannya kearah depan luar seperti
hendak meraih seseorang). Ini disebut refleks Moro.
a. Kepala
Ukur lah lingkar kepala.Ukuran kepala yang tidak normal besarnya
disebut hidrosefalus.Ukuran kepala yang terlalu kecil disebut
mikrosefalus.Lingkar kepala rata-rata adalah 33 cm.Rabalah fontanela
anterior seharusnya tidak menonjol (membengkak). Lihatlah adanya
celah bibir (seperti bibir kelinci) atau celah palatum.
b. Punggung
Spina bifida merupakan kelainan tulang belakang pada bayi, tidak
didapatkan tulang dan kadang-kadang tidak ada kulit yang menutupi
sumsum tulang belakang bayi.
c. Anus
Periksalah apakah anus terbuka dan mekonium dapat keluar.Ini
untuk meyakinkan tidak adanya anus imper-forata.
d. Anggota tubuh
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar
BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit
bantuan / gangguan oleh karena itu penting diperhatikan dalam
memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap kering &hangat,
kotak antara kulit bayi dengan kulit ibu sesegera mungkin.
3. Lakukan tindakan
a. Bersihkan jalan nafas
b. Perwatan tali pusat
c. Jaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
d. Menjaga kesterilan alat-alat agar terhindar dari infeksi
4. Pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral
dalam praktik suatu profesi dan keberadaannya sangat penting karena akan
menentukan tindakan selanjutnya. Ciri – ciri pengambilan keputusan yang
etis.
a. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
b. Sering menyangkut pilihn yang sukar
c. Tidak mungkin dielakkan
d. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan social.

5. Fisiologi BBL yang dapat ditangani bidan


Pada saat kala II bidan belum mengetahui keadaan fisik dari bayi,
disaat bayi lahir bila terdapat kelainan atau cacat bawaan bidan
memberikan penkes tentang penatalaksanaan dirumah seperti asfiksia
ringan bidan melakukan resusistasi dan bila bayi mengalami hemangioma.
Apabila keadaanya tidak beresiko tinggi jika bayi tersebut mengalami
keadaan buruk dan beresiko tinggi bidan akan memberikan keputusan
untuk merujuk.
6. Patologi yang bukan kewenangan Bidan
o BBLR
o Caput suksedanum
o Bayi prematur
o Bayi ikterik grade 4
Dari kasus patologi tersebut bidan tidak dapat menangani, dan tindakan
keputusan untuk merujuk.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Untuk meningkatkan dan menjaga angka kesakitan dan kematian bayi
baru lahir dan neonatus harus memperlengkap alat dan menyediakan tempat
yang memadahi, selain itu kita sebagai bidan juga harus mengetahui dan
memahami standar pelayan yang harus diberi kan kepada bayi baru lahir dan
neonatus selain itu harus melakukan kunjungan ulang atau kunjungan rumah
selama minimal 3 kali setlah lahir dengan ketentuan waktu yang sudah di
tetapkan. Kunjungan kerumah akan memperkeci langka kesakitan pada bayi
baru lahir dengan adanya kunjungan di rumah akan terlihat jika ada bayi yang
sakit atau terinfeksi dan akan segera mendapatkan penanganan yang segera.
Kalau bidan setempat atau bidan komunitas sudah tidak bisa menangani maka
bidan harus segera mengambil keputusan yang tepat agar bayi segera mendapat
penanganan yang tepat dan tidak terlambat.

III.2 Saran
Masyarakat hendaknya lebih mengetahui dan memahami tentang Asuhan
Bayi baru lahir dan Neonatus serta jadwal kunjungan dan manajemen bayi baru
lahir dan neonatus.

DAFTAR PUSTAKA
Jaringan Nasional Pelatihan Kesehatan Reproduksi,2007. Buku Acuan Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta.
Pengurus Pusat IBI, 2003. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta.
Syahlan, JH, Dr. 1996. Kebidanan Komunitas.Jakarta: Yayasan Bina Sumber
Daya Kesehatan
Sarwono Prawirohardjo, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hidayat Alimul, A.Aziz.2008.Asuhan Neonatus Bayi
dan Belita.Buku Praktikum Kebidanan. Jakarta: EGC.
Prawihardjo Sarwono.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Tridasar Printer

Anda mungkin juga menyukai