Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal
dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox.
Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster,
ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.
Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan
oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah
yang kemudian mengandung cairan.
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
(Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan
selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela adalah infeksi akut prime yang
menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorfi terutama berlokasi di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox
(Kapita Selekta, 2000).

B. ETIOLOGI
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela
disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus V-Z).
Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai
manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-
Z akan terjadi varisela, kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin
virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-
Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan
dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop
electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru
embrio manusia.
C. TANDA DAN GEJALA
Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa
lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih
berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian
timbulah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil (makula )yang pertama kali
ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan
wajah.
Vesikel baru timbul dengan cepat selama 2-4 hari berikutnya, sehingga semua tahap
dari macula, papula, vesikel dan krusta dapat terlihat pada saat yang sama. Kemerahan
pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit
ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting
ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya
akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak
ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan
meninggalkan bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk
lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. Kondisi ini memudahkan infeksi bakteri
terjadi pada bekas luka garukan tadi. Setelah mengering bekas cacar air tadi akan
menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa
muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.

Anak anda akan mendapat cacar air 10 – 21 hari selepas terdedah kepada seseorang
yang mengidap cacar air. Cacar air boleh merebak 1–2 hari sebelum ruam kelihatan pada
orang yang di jangkiti sehingga semua ruam kering. Kebanyakan kanak-kanak mengalami
jangkitan yang tidak serius. Namun jangkitan cacar air bagi orang dewasa, remaja serta
anak kecil kurang dari setahun boleh menjadi lebih serius.

Gejala:

 Demam, rasa tidak sihat dan letih lima hari sebelum ruam timbul.
 Ruam bermula bintik merah yang kecil dan gatal (seperti jerawat) pada semua badan
termasuk mulut. Biasanya ruam bermula di dada dan belakang, kemudian merebak ke
muka, kepala, kedua-dua lengan dan kaki.
 Dalam masa 24 jam, ruam-ruam akan kelihatan seperti lepuh air (blister), kemudian pecah,
kering dan menjadi keruping (4 -5 hari).
 Bintik-bintik baru akan terus timbul untuk lima hari dan mengambil masa dua minggu
untuk hilang.

Gambaran tahap-tahap chicken pox dari hari kedua hingga kesepuluh.

Penghidap chicken pox akan mengalami demam dengan bintik-bintik merah pada kulit. Kawasan
bintik-bintik merah melibatkan muka, kepala, dada, belakang dan akhirnya seluruh tubuh. Ruam
chicken pox akan timbul kurang dari 2 minggu selepas jangkitan berlaku.

Bintik-bintik merah yang baru akan mula timbul dalam beberapa hari dan bilangan boleh
mencecah ratusan biji dan kemudian membentuk gelembung berisi air. Bila gelembung berisi air
pecah ia menjadi kering dan berkeruping. Rasa gatal sederhana atau teruk menyebabkan pesakit
akan menggaru dan akhirnya menyebabkan parut.
Gejala lain ialah sakit perut, tiada selera makan, sakit kepala, rasa tidak selesa, letih dan terganggu.
Penghidap juga ada batuk ringan, hidung berair dua hari sebelum bintik-bintik merah timbul.

D. PATOFISIOLOGI
Varisela sangat menular, penularannya mencapai 80-90% pada kontak serumah. Transmisi
virus varisela zoster dapat terjadi melalui droplet respirasi yang mengandung virus, serta
kontak langsung dengan lesi dimana pada papula dan vesikel terdapat populasi yang tinggi
dari virus. Varisela infeksius mulai 2 hari sebelum lesi pada kulit muncul dan berakhir
ketika muncul krusta, umumnya 5 hari setelahnya. Varisela maternal dengan viremia dapat
menyebar secara transplasenta menuju fetus dan menyebabkan varisela neonatus (Mehta,
2006).
VZV masuk melewati traktus respiratorik dan konjungtiva. Kemudian virus bereplikasi di
daerah masuknya (nasofaring) dan limfonodi regional di sekitarnya. Viremia primer terjadi
4-6 hari setelah infeksi dan menyebarkan virus ke seluruh organ, seperti liver, limpa, dan
ganglia sensori. Replikasi selanjutnya muncul pada visera, diikuti dengan viremia
sekunder, dengan infeksi virus pada kulit (CDC, 2005).
Menyebar Hematogen.
Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar
dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk
Herpes Zoster.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali
pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim.
Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan
itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang
lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui
udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui
kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan
kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah
dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90%
kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak
begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang
dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun.
Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin
bertambah berat.

E. KLASIFIKASI
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1. Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi ekstremitas,
serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga
menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat rendah
(2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita varisela. Varisela pada
kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit
untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan
dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai 2 hari
sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela neonatal.
Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian varisela
neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari
pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya.
Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang
lahir dalam masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat
awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya
timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif
(ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan
asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir
harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela neonatal
atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dibutuhkan untuk diagnosis karena varisela dapat terlihat dari
gejala klinis. Kebanyakan pada anak-anak dengan varisela terjadi leukopeni pada 3 hari pertama,
kemudian diikuti dengan leukositosis. Leukositosis mengindikasikan adanya infeksi bakteri
sekunder, tetapi tidak selalu. Kebanyakan pada anak-anak dengan infeksi bakteri sekunder tidak
terjadi leukositosis.
Pemeriksaan serologi digunakan untuk mengkonfirmasi infeksi yang lalu untuk menentukan status
kerentanan pasien. Hal ini berguna untuk menentukan terapi pencegahan pada dewasa yang
terekspos dengan varisela. Identifikasi virus varisela zoster secara cepat diindikasikan pada kasus
yang parah atau penyakit belum jelas yang membutuhkan pengobatan antiviral dengan cepat.
Metode yang paling spesifik yang digunakan adalah Indirect Fluorescent Antibody (IFA),
Fluorescent Antibody to Membrane Antigen (FAMA), Neutralization Test (NT), dan
Radioimmunoassay (RIA). Tes serologis tidak diperlukan pada anak, karena infeksi pertama
memberikan imunitas yang pasti pada anak.

Radiologi
Foto toraks : Anak-anak dengan suhu yang tinggi dan gangguan respirasi seharusnya dilakukan
foto toraks untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan adanya pneumonia.

Diagnosa Banding
Beberapa penyakit mempunyai ruam yang sama dengan varisela antara lain (William, 2002;
Mehta, 2006):
1. Small pox/ cacar (ruam terkonsentrasi pada ekstremitas dan muncul pada fase yang sama)
2. Infeksi coxsackie virus (lebih sedikit ruam dan tidak menyebabkan krusta)
3. Impetigo (lebih sedikit ruam, tidak ada vesikel klasik, pewarnaan gram positif, respon
terhadap agen antimikroba, lesi perioral atau periferal)
4. Papular urtikaria (riwayat gigitan serangga, ruam nonvesikuler)
5. Skabies (tidak ada vesikel yang khas)
6. Parapsoaris (jarang terjadi pada anak di bawah 10 tahun, kronik atau rekuren, sering
terdapat riwayat varisella sebelumnya)
7. Ricketsialpox (bekas gigitan kutu, ruam yang lebih kecil, tidak berkrusta), dermatitis
herpetiformis (urtikaria kronis, pigmentasi residual)
8. Dermatitis kontak
9. Infeksi enterovirus
10. Infeksi Herpes Simplex Virus

G. PENATALAKSANAAN
1. Nyeri diberikan analgetik
2. Terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotic
3. Defisiensi imunitas diberikan antiviral/imunostrimulator.
4. Sejak lesi muncul dalam 3 hari pertama diberikan asiklovir.
5. Untuk mencegah fibrosis ganglion diberikan kortikosteroid.
6. Pengobatan tropical tergantung pada stadium, pada 5 stadium besikal diberikan bedak
untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infekel sekunder

H. KOMPLIKASI

Ruam atau cacar air chicken pox akan berkurangan dalam jangka masa 2 minggu dan biasanya
tiada komplikasi. Tetapi adakalanya penyakit boleh menjadi teruk walaupun pada kanak-kanak
yang sihat dan mengakibatkan komplikasi teruk termasuklah kematian.

Kumpulan yang berisiko untuk jangkitan serta mendapat komplikasi teruk ialah:

 Bayi baru lahir, di mana ibu tidak penah mengidap chicken pox atau pelalian chicken pox.
 Ibu mengandung menyebabkan kesan pada bayi dalam kandungan seperti tak cukup berat
dan kecacatan anggota boleh berlaku. Sekiranya ibu mengidap chicken pox seminggu
sebelum kelahiran, ia boleh menyebabkan jangkitan serius serta membahayakan nyawa
pada bayi.
 Orang yang lemah atau kurang daya tahan akibat penyakit lain seperti HIV, barah sumsum
tulang (leukaemia) dan pesakit kanser dalam rawatan kemoterapi. Orang yang mengambil
steroid berpanjangan pesakit asma dan sindrom nefrotik.
 Penghidap sakit radangan kulit (inflammation eczema).

Resiko komplikasi varisela bervariasi berdasarkan umur. Komplikasi jarang terjadi pada anak-
anak yang sehat, namun sering mengenai orang-orang dewasa di atas 15 tahun dan bayi di bawah
1 tahun (CDC, 2005).
1. Infeksi Bakteri Sekunder. Varisela menyebabkan pasien lebih mudah menderita infeksi
bakteri sekunder.
2. Komplikasi pada CNS (sistem saraf pusat)
3. Pneumonia. Pneumonia biasa terjadi pada penderita yang imunocompremised, wanita
hamil, atau dewasa dan sering menjadi fatal. Batuk, dyspnea, tacyphnea, rales, dan sianosis
muncul 3-4 hari setelah onset dari ruam.
4. Herpes zoster. Merupakan komplikasi yang lambat terjadi pada varisela, yaitu beberapa
bulan sampai tahun setelah infeksi primer. Terjadi pada 15% pasien varisela. Disebabkan
oleh adanya virus yang menetap di ganglion sensoris. Gejalanya rash vesikular unilateral,
terbatas pada 1-3 dermatom. Rash ini menimbulkan rasa nyeri pada anak-anak yang lebih
tua dan dewasa.
5. Otitis media (5%)
6. Hepatitis
7. Hepatitis berat dengan manifestasi klinis jarang terjadi pada anak-anak sehat dengan
varisela.
8. Glomerulonefritis
9. Haemorrhagic varicella
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat berupa infeksi
kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah :
1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada anak yang
usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa.
2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan cenderung lebih mungkin
terjadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan otot yang tidak
terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata
yang berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu
beberapa minggu atau bulan.
Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang serius seperti
cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk dalam kelompok
tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia, karditis,
glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan kelainan darah (beberapa macam
purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan congenital, sedangkan
infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital
pada neonatus.

I. PENCEGAHAN
Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Imunoglobulin Varicella Zoster
Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan terjadinya cacar air. Bila diberikan
dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar air beberapa saat
sebelum atau sesudah melahirkan.
 Cacar air boleh dicegah dengan suntikan pelalian.Vaksin “varicella” ini tiada di dapati
dalam program immunisasi sekarang akan tetapi terdapat pada sektor swasta. Minta nasihat
doktor.
 Jika anda mendapat cacar air, elakkan jangkitan kepada orang lain dengan tidak pergi ke
sekolah atau ke tempat kerja sehingga lepuh menjadi kering dan berkerak.
 Vaksin juga boleh diberi kepada anak anda yang belum pernah dijangkiti penyakit ini jika
terdedah kepada individu yang menghidap cacar air untuk mengelakkan anak anda
daripada mendapat penyakit ini. Sila berjumpa doktor untuk mendapatkan nasihat.
 Seseorang yang berisiko mendapat cacar air yang teruk (bayi yang baru lahir, yang
mempunyai sistem pertahanan badan yang lemah, wanita mengandung) yang terdedah
kepada seseorang yang mengidap cacar air, mungkin diberi antibodi dalam bentuk
immunoglobulin untuk memberi perlindungan segera.
 Setelah mengetahui beberapa cara pengobatan penyakit cacar air diatas ada baiknya bila
Anda juga mengenali cara efektik pencegahan cacar air, yaitu :
 – Berikan imunisasi cacar yang teruji untuk balita Anda
 – Jagalah kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi suplemen atau vitamin secara teratur
untuk menjaga daya tahan dan sistem kekebalan tubuh tetap baik, apalagi dimusim
pancaroba
 – Jagalah kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya, karena penyakit cacar air
disebabkan oleh virus Varicella zoster yang berkembang pada lingkungan dan udara yang
tidak bersih.
 – Istirahat yang cukup minimal 7 jam sehari, untuk menjaga kondisi tubuh tetap vit.
 – Minum air putih 7-8 gelas sehari untuk membantu mengeluarkan racun-racun dari
dalam tubuh
 Cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan pada kelompok-
kelompok berikut:
 Penderita diberikan imunoglobulin zoster atau imunoglobulin varicella-zoster
 Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air diberikan
satu dosis vaksin
 Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami cacar
air diberikan satu dosis vaksin
 Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal di
lingkungan yang sangat mudah terjangkit cacar air
 Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak dalam kondisi
sedang hamil
 Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan tinggal dengan
anak-anak
 Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah mengalami cacar air
A. CARA PENULARAN
Transmisi penyakit ini terjadi secara aerogen. Masa penularannya ± 7 hari. Varicella dapat
menular melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Kontak langsung dapat terjadi
melalui cairan pernapasan dan kontak langsung dengan kulit penderita. Ruam pada kulit
sangat menular apabila pecah. Kontak tidak langsung terjadi melalui udara. Udara yang
terkontaminasi virus varicella dapat menyebabkan orang lain terserang cacar air. Orang
dengan daya tahan tubuh rendah dapat terserang virus ini.

Anda mungkin juga menyukai