Anda di halaman 1dari 8

TEKNIKA, Volume XXXTI, No.

2, Desember 2013 ISSN : 0854-3143

Peningkatan Motivasi Pekerja Terhadap Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)


di CV. Prima Beton

AMIRUDDIN*, ARFAN HASAN*, IBRAHIM*

*). Dosen Teknik Sipil, Polsri

ABSTRAK

68
TEKNIKA, Volume XXXTI, No.2, Desember 2013 ISSN : 0854-3143

I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
CV. Prima Beton merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
beton, dimana perusahaan tersebut memproduksi beton segar. Adapun komponen
pembuatan beton segar tersebut adalah semen, barn pecah, pasir, air dan aditif. Lokasi
Pabrik CV. Prima Beton terletak di Jalan Tanjung Api-Api RT. 11 RW. 06 KM 6
Kelurahan Desa Gasing Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Propinsi
Sumatera Selatan. Sedangkan kantor pusat perusahaan tersebut terletak di Jalan
KolonelH. Burlian No. 276C KM 5,5 Palembang Sumatera Selatan. Perusahaan tersebut
mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak 31 orang (28 orang merupakan pekerja
lapangan dan semuanya laki-laki sedangkan 3 orang pekerja administrasi yang terdiri
dan 2 orang wanita dan 1 pekeija laid-laid) yang terdiri dari karyawan tetap beijumlah 29
orang, sedangkan selebihnya merupakan karyawan kontrak dan pekerja harian. Sebagian
besar para pekerja tetap, kontrak dan pekerja harian yang ada diperusahaan tersebut
merupakan masyarakat daerah yang ada di daerah Tanjung Api-Api yang pendidikan
terakhirnya tamatan SMP, SMA dan Sarjana.
CV. Prima Beton memproduksi beton segar yang menggunakan bahan-bahan
yaitu semen, barn pecah, pasir, air dan aditif. Bahan-bahan tersebut hams diperlakukan
dengan benar sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, misalnya menggunakan
masker karena semen padatan yang ringan, bahan aditif merupakan bahan kimia yang
berbahaya. Dan pengelolaan bahan baku tersebut akan dihasilkan suatu keamanan dan
keselamatan kerja yang baik.
CV. Prima Beton sangat memperhatikan hal-hal yang menyangkut keamanan dan
keselamatan kerja (K3) diantara tersedianya alat-alat safety (sarung tangan, masker,
sepatu pengaman) yang disediakan untuk setiap tenaga kerja yang tergabung pada
perusahaan tersebut, dan juga adanya tanda-tanda atau peringatan yang tertulis diruang
kerja atau bengkel kerja. Untuk mengatur supaya para karyawan bekerja dengan aman
dan selamat, temyata bukanlah suatu usaha yang mudah, karena para pekeija selalu
menganggap tidak penting menggunakan alat-alat keamanan dan keselamatan
kerjasehingga dapat merugikan para pekerja itu sendiri. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan adanya keeelakaan yang terjadi dikalangan para pekerja tetap, kontrak atau
harlan lepas baik itu kecelakaan keel! atau gangguan kesehatan dalam waktu yang lama
masalah tersebut dapat terjadi karena kurangnya motivasi para pekerja terutama pekeija
tetap. Kontrak dan harian lepas akan arti keamanan dan keselamatan kerja terutama bagi
dirinya sendiri. Untuk itu perlu dilakukan suatu penyuluhan tentang manfaat keamanan

69
TEKNIKA, Volume XXXTI, No.2, Desember 2013 ISSN : 0854-3143

dan keselamatan kerja terutama bagi para pekerja kontrak dan harian lepas yang harus
ditanamkan rasa tanggung jawab, kesadaran akan keamanan dan keselamatan dirinya
maupun orang lain.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam analisa kasus kecelakaan yang terjadi, walaupun penyebab umum tidak
sama, tetapi setelah melalui analisa mendalam dan mendasar, ditemukan fakta bahwa
kecelakaan itu terjadi sebagai akibat pemilik usaha atau perusahaan yang ceroboh dan
membiarkan pekerja tidak mentaati prinsip keselamatan dan kesehatan kerja. Pada saat
meminta pekerja mematuhi peraturan, justru mengabaikan tanggung jawab pengawasan
dan bimbingan, hanya akan mengulang terjadinya keeelakaan. Apabila pekerja dan
manajemen kedua belah pihak saling mengawasi dan diaplikasikan dalam pekerjaan
nyata, maka pendidikan keselamatan dan keamanan baru ada artinya, peralatan
keselamatan dan kesehatan kerja baru berguna.

1.3 Tujuan
Tujuan dan kegiatan ini adalah mencegah terjadinya kecelakaan. Cara efektif
untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus diambil tindakan yang tepat terhadap
tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan
kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan. Diharapkan agar para pekerja
CV. Prima Beton khususnya pekerja lapangan yang tergabung dalam perusahaan
tersebut dapat menerapkan dan menggunakan peralatan keamanan dan keselamatan kerja
yang telah ada atau tersedia di CV. Prima Beton.

1.4 Manfaat
Setelah diadakan penyuluhan ini diharapkan bagi para pekerja lapangan
khususnya tergabung di CV. Prima Beton yang berada di kawasan Tanjung Api-Api
Desa Gasing Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin ini dapat:
1. Menerapkan dan menggunakan peralatan keamanan dan keselamatan kerja yang
telah ada seperti sepatu safety, sarung tangan, dan penggunaan masker didalam
pekerjaannya sehari-hari bagi para pekerja.
2. Tenaga kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja
3. Mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya keamanan dan keselamatan
kerja.

70
TEKNIKA, Volume XXXTI, No.2, Desember 2013 ISSN : 0854-3143

4. Memahami ancaman bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan tangkah
pencegahan kecelakaan kerja.

II. METODOLOGI PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah dalam peningkatan motivasi pekerja terhadap keamanan dan
keselamatan ini dilakukan dengan menjelaskan bagaimana cara meningkatkan motivasi
pekerja tersebut untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sebelumnya harus dimulai
dan pengenalan bahaya di tempat ketja, estimasi, tiga langkah pengendalian yaitu (1)
pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya,
menggunakan otomatisasi pekeijaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi
pergantian udara, (2) Pengendalian administrasi: mengurangi waktu pajanan, menyusun
peraturan keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda-tanda
peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan sistem
penangganan darurat, (3) Pemantauan kesehatan:melakukan pemeriksaan kesehatan.
Dalam pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi keberadaan bahaya di tempat
kerja, memutuskan pengaruh bahaya, mengestimasi bahaya perlu diketahui adanya
tenaga kerja di bawah ancaman bahaya, memahami pengendalian penlengkapan atau
apakah langkah manajemen sesuni persyaratan; dalam pengendalian bahaya penlu
dilakukan pengendalian sumber bahaya. Menetapkan prosedur pengamanan.
Kemudian memberikan gambaran atau memperagakan penggunaan alat
keamanan dan keselamatan kerja seperti penggunaan helm, masker, sarung tangan, yang
baik dan benar, sehingga para pekerja tesebut mau mengerti dan menerapkan K3 tersebut
dalam pekerjaanya sehari-sehari khususnya pada perusahaan tersebut.

2.2 Realisasi Pemecahan Masalah


Bidang konstruksi beton merupakan bidang produksi yang memerlukan kapasitas
tenaga kerja dan tenaga mesin besar, bahaya yang sering ditimbulkan umumnya
dikarenakan faktor fisik, yaitu : terlindas dan terbentur yang disebabkan oleh terjatuh
dari ketinggian, kejatuhan barang dan atas atau barang roboh.
1. Kemungkinan jatuh dan ketinggian terjadinya lebih besar, kerusakan yang
ditimbulkannya lebih parah. Penyebab jatuh dan ketinggian umumnya adalah pekerja
pada saat bekerja di tempat kerja memiliki kepercayaan dirinya berpengalaman atau
mencari jalan cepat, mulai bekerja tanpa mengenakan alat pelindung apapun atau baju

71
TEKNIKA, Volume XXXTI, No.2, Desember 2013 ISSN : 0854-3143

pelindung, sehingga begitu terjatuh tidak ada sabuk pengaman atau jaring pengaman bisa
mengakibatkan kematian. Selain kurangnya pemahaman pekerja tentang keamanan,
perlindungan tenaga kerja yang dilakukan pemilik usaha sering tidak mencukupi,
sebagai contoh bila bekerja di kerangka yang tinggi, harus dipasang balok menyilang,
disamping untuk menjaga kestabilan, selain itu untuk memberikan topangan yang kuat
bagi tenaga kerja; pada saat pekerja tidak hati-hati terjatuh, ada satu lapisan pengaman,
untuk mengurangi dampak yang terjadi. Pemilik usaha tidak seharusnya mengabaikan
hidup para pekerjanya demi untuk mengejar keuntungan.
2. Penyebab kejatuhan benda dan atas seringkali karena kecerobohan pekerja; seperti
path saat mengoperasikan mesin penderek, mesin penggali lubang atau mesin
pendorong, semestinya ada pagar pembatas di sekelilingnya, guna mencegah masuknya
pekerja, apabila tetap diperlukan pekerja lain untuk memberikan bantuan operasional,
maka di sampingnya perlu ada seorang mandor yang memberikan komando dan
pengawasan; selain pagar pembatas pekerja di area tersebut harus memakai secara benar
perlengkapan pelmdung seperti helm, sarung tangan dan sepatu pengaman dan lain-lain.
Selain itu path saat memindahkan barang berat, sebaiknya menggunakan kekuatan mesin
sebagai pengganti tenaga manusia, demi menghindari terjadinya kecelakaan pada saat
pemindahan.
3. Tertimpa barang yang roboh biasanya terjadi karena tidak adanya pagar pembatas di
area yang mudah runtuh, karena keruntuhan itu biasanya terjacli dalam waktu sekejap
tanpa peringatan terlebih dahulu, oleh karena itu dibuatkan demi mengurangi resiko
kecelakan terhadap pekerja yang memasuki area tersebut. Benturan atau tabrakan
biasanya teijadi dikarenakan kecerobohan pekerja, mesin penggerak dan kendaraan yang
digunakan berukuran sangat besar, pandangan petugas operator tidak mudah mencapai
luasnya batas area kerjanya sehingga teijadi benturan. Cara pencegahan benturan adalah
dengan memperdalam pengetahuan keselamatan pekerja, Pekerja tidak diperkenankan
berada di sekitar area tersebut; selain itu jumlah mandor lapanganditambah, dan
membantu mengawasi pengoperasian mesin bermotor atau kendaraan, sehingga bisa
mengurangi resiko benturan.
Keberhasilan penyuluhan dapat dievaluasi dengan melihat respon dan pertanyaan
yang akan disampaikan oleh pekerja yang tergabung di dalam perusahaan kepada tim
penyuluh atau sebaliknya tim pelaksana penyuluh akan bertanya langsung kepada
pekerja lapangan mengenai materi yang telah disampaikan dalam penyuluhan ini.
Pelaksanaan penyuluhan tentang Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) akan
dilakukan di CV. Prima Beton dengan waktu selama 3 bulan. Dalam pelaksanaan

72
TEKNIKA, Volume XXXTI, No.2, Desember 2013 ISSN : 0854-3143

penyuluhan ini dilakukan tahapan-tahapan yang meliputi (1) Persiapan; (2) Pelaksanaan
penyuluhan; (3) Penyusunan laporan; (4) Penggandaan dan Pengiriman laporan hasil
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Adapun rencanajadwal kerja pelaksanaan pengabdian ini terdiri dari:
1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan dalam pengabdian ini berupa:
a. Mengadakan pertemuan awal antara ketua dengan para anggota pengabdian kepada
masyarakat
b. Peninjauan lokasi dan pendataan tentang keadaan situasi serta melakukan pendekatan
dengan pimpinan CV. Prima Beton, kepala produksi, kepala regu, operator dan sopir.
c. Menetapkan rencana jadwal penyuluhan dan pembagian kerja diantara tim penyuluh
d. Menetapkan desain penyuluhan yang akan dilakukan
e. Menentukan instrumen alat peragaan penyuluhan
f. Menetapkan lokasi penyuluhan yang mungkin akan diadakan di lokasi pabrik beton
CV. Prima Beton Palembang
g. Menyusun format pengumpulan data

2. Pelaksanaan Penynluhan
Tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penyuluhan ini adalah:
a. Mengurus perizinan untuk mengadakan penyuluhan di CV Prima Beton
b. Mempersiapkan dan menyediakan bahan dan peralatan penyuluhan
c. Merancang peragaan penyuluhan yang akan dibuat dengan menggunakan komputer
d. Mengadakan pengujian rancangan peragaan
e. Menyusun dan mengisi format tabulasi data
f. Menganalisis data secara keseluruhan
g. Menyimpulkan hasil analisis
h. Kesimpulan

2.3 Khalayak Sasaran


Adapun khalayak sasaran ditujukan pada pekerja yang tergabung di CV. Prima
Beton khususnya pekerja lapangan meliputi operator mesin dan perlengkapan yang
berbahaya, operator khusus, petugas penguji kondisi lingkungan kerja dan petugas
estimasi keselamatan proses produksi. Kesemuanya mi merupakan pekerja 1apingan
yang langsung terlibat didalam meningkatkan motivasi kesadaran atas keamanan dan
keselamatan kerja.

73
TEKNIKA, Volume XXXTI, No.2, Desember 2013 ISSN : 0854-3143

III. HASIL PELAKSANAAN

Pada kegiatan penyuluhan mi dan segala hal yang berhubungan dengan


pelaksanaan penyuluhan berlangsung sesuai dengan yang telah direncanakan
sebelumnya. Dari hasil pemantauan selama pelaksanaan penyuluhan berlangsung terlihat
bahwa minat para pekerja akan arti keamanan dan keselamatan kerja sangat tinggi, ini
terlihat dan respon danpertanyaan dari para pekerja yang ada di perusahaan tersebut
kepada tim penyuhth.

3.1 Faktor Penunjang dan Faktor Penghambat


Untuk mengatur supaya pekerja bekerja dengan aman dan selamat, temyata
bukanlah suatu usaha yang mudah. Dimana manusia hams menghadapi kancah
perekonomian dunia yang rumit dari berbagai bangsa yang berbeda adat istiadat
kebiasaan harus bekerja dalam ruangan kerja merupakan suatu hal yang hampir tidak
mungkin menjamin keselamatan pekeija. Hal yang lebih memungkinkan adalah
mempelajari bagaimana cara-cara kereja yang aman dan selamat dan pada masing-
masing pekerja harus ditanamkan rasa tanggung jawab akan keamanan keselamatan
dirinya maupun orang lain. Dan segi usia dan pendidikan pekerja CV. Prima Beton
jumlah tenaga kerja sebanyak 31 orang (28 orang merupakan pekerja lapangan dan
semuanya laki-laki sedangkan 3 orang pekerja administrasi yang terdiri dari 2 orang
wanita dan 1 pekerja laki-laki) yang terdiri dan karyawan tetap berjumlah 29 orang,
sedangkan selebihnya merupakan karyawan kontmk dan pekerja harlan. Sebagian besar
para pekerja tetap, kontrak dan pekerja harlan yang ada diperusahaan tersebut
merupakan masyarakat daerah yang ada di daerah Tanjung Api-Api yang pendidikan
terakhimya tamatan SMP, SMA dan Sarjana.
Sebagian besar para pekerja perusahaan tersebut berasal dan penduduk asli
setempat dan sebagian lagi merupakan pekerja pendatang.
Jadi dapat dikatakan tidak ada faktor penghambat yang berarti bila dilihat dari
segi usia dan pendidikan para pekerja yang ada. Dalam penyampaian informasi tentang
keamanan dan keselamatan kerja disampaikan dengan bahasa yang sederhaia danmudah
dimengerti oleh pekerja yang hadir path waktu berlangsungnya penyuluhan tersebut.

74
TEKNIKA, Volume XXXTI, No.2, Desember 2013 ISSN : 0854-3143

3.2 Evaluasi
Persoalan keamanan dan keselamtan kerja dapat dirasakan terutama oleh mereka
yang pernah mengalami atau melihat suatu kecelakaan. Dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh CV. Prima Beton ini dapat diterima sangat baik
oleh pimpinan perusahaan mengharapkan kepada Politeknik Negeri Sriwijaya sebagai
lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan untuk dapat mengadakan kegiatan
serupa khususnya informasi yang bermanfaat untuk industri yang ada di Sumatera
selatan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaKukan ctapat
disimpulkan bahwa dengan adanya penyuluhan seperti im dapat memberikan masukan
bagi pekerja CV. Prima Beton akan arti peningkatan motivasi pekerja terhadap
keamanan dan keselamatan ini sehingga akan meningkatkan produktifitas perusahaan
tersebut.

4.2 Saran
Yang dapat kami sarankan kepada teman-teman staf Politeknik Negeri Sriwijaya
khususnya staf pengajar untuk sesering mungkin memberikan informasi yang baru atau
penyuluhan lain yang diperlukan oleh industri yang ada di Sumatera selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Cats MAS Jr. 2001. Catatan Team On Safety ITB Bekerjasama Dengan Universitas
Leiden. Belanda
Gema Advokat. 2005. Undang-Undang No 13 Tahun 2005 Tentang Keamanan dan
Keselamatan Kerja dan Ketenagakerjaan. Edisi Pertama Juni 2005.Jakarta
Howard. 1987. Safety and Accident Prevetion. Edition Second. Mcgrow Hill.New York.
Institute of Occupational Safety and Health. 2006. Materi Pelajaran Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi. http://www.iosh.gov.tw Diakses tgl 13
April 2010
Paulana T. 1997. Keamanan dan Keselamatan Kerja. Bandung

75

Anda mungkin juga menyukai