La Komunitas
La Komunitas
KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN. BH DENGAN BY. NY. SM UMUR 5 HARI
NEONATUS ATERM
DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR
TANGGAL 20, 27, 28 APRIL, 4, 5, 12 MEI 2017
Oleh :
KELOMPOK VIII
OLEH:
KELOMPOK VIII
Made Aprillia Negari (P07124214008)
Ni Putu Manis Mustika Dewi (P07124214023)
Luh Masrini Murti (P07124214034)
Ni Luh Ayu Intan Permani (P07124214035)
Ni Putu Rima Retno Pratiwi (P07124214044)
Ni Made Dewi Indrayani (P07124214045)
Ni Kadek Satryaning Ayu (P07124214054)
Telah disahkan,
Denpasar, 8 Mei 2017
Pembimbing Institusi Pembimbing Praktik
Mengetahui
Program Studi DIV Kebidanan Klinik
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan praktik terintegrasi
mata kuliah “Asuhan Kebidanan Komunitas Pada keluarga Tn. BH dengan By.
Ny. SM umur 5 hari Neonatus Aterm” dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini
tidak lupa penulis mengucapkan teima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih,SST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Nyoman Sumiasih, SKM., M. Pd. selaku penanggung jawab mata kuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas
3. Ibu I.G.A.A Novya Dewi, SST., M.kessebagai dosen pembimbing dalam
penyusunan laporan pendahuluan praktik terintegrasi ini yang telah memberikan
izin untuk melaksanakan praktik dan meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis.
4. Ibu Septi Arina.,A.Md.Keb selaku Pembimbing Lapangan praktik terintegrasi di
Puskesmas I Denpasar Timur
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah membantu
dalam penyusunan laporan pendahuluan praktik terintegrasi ini.
Dalam laporan pendahuluan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
memiliki berbagai kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Demikianlah kiranya para pembaca dapat memahami dan apabila terdapat hal-
hal yang kurang berkenan di hati para pembaca, pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis memohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktik .......................................................................................... 2
C. Metode Praktik Laboratorium .................................................................. 3
D. Sistematika Penulisan Laporan ................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga ............................................................................ 5
B. Kunjungan neonatal .................................................................................. 13
C. Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas.............................................. 17
BAB III TINJAUAN KASUS ……………………………………………….. 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 31
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan, tidak hanya dilihat dari segi kesehatanannya sendiri,
tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah sehat sakit
atau kesehatan tersebut.
BBL normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan BB 2500-4000 gram, nilai apgar lebih dari 7 tanpa cacat bawaan.
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uterin.BBL
dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain appearance color
(warna kulit), seluruh tubuh kemerah merahan, puls (heart rate) atau frekuensi
jantung lebih dari 100 x / menit reaksi terhadap rangsangan, menangis, batuk / bersin
/ aktiviti (tonus otot), gerakan aktif, respirasi (usaha nafas) dan bayi menangis
kuat.bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 - 28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologi agar bayi
di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
Hal ini dapat dilihat saat ini 45 % kematian bayi terjadi pada terjadi pada usia
kurang dari1 bulan. Penyebab utama kematian neonatus adalah tetanus
neonatorum,bayi berat lahir rendah (BBLR), dan asfiksia. Upaya yang dilakukan
untuk mencegah kematian neonatus diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik
mungkin, pertolongan persalinan “ 3 bersih” (bersih tangan penolong, alat pemotong
tali pusat, dan alas tempat tidur ibu) dan perawatan bayi baru lahir yang edekuat
termasuk perawatan tali pusat yang higenis. Selain itu, dilakukan pula upaya deteksi
dini neonatus resiko tinggi agar segera dapat diberikan pelayanan yang diperlukan.
1
Peran dan fungsi bidan dalam kebidanan komunitas meliputi berkemampuan
memberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai
mahkluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi,
politik, sosial budaya dan lingkungan sekitar.Kunjungan neonatal dilakukan untuk
memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah dapat segera diidentifikasi
seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48 jam, likterus
yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/ keluar
cairan dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 C sehingga keadaan ini harus segera
dilakukan rujukan.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatusterhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi
mengalami masalah kesehatan.Resiko terbesar kematian. Bayu Baru Lahir terjadi
pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan dua bulan pertama
kehidupannya.Sehingga bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk
tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan neonatal sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat
pada saat bayi pulang atau bidanmeninggalkan bayi jlka persalinan di rumah
B. Tujuan Praktik
1. Memberikan asuhan kebidanan di komunitas pada individu, keluarga dan
kelompok masyarakat melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat pada :
a. Ibu hamil
b. Ibu nifas
c. Bayi baru lahir
d. Bayi dan balita
e. Anak prasekolah
2
f. Remaja
2. Melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik dalam upaya screening
kesehatan di masyarakat
3. Melaksanakan program pemerintah dalam pelayanan kebidanan
4. Melakukan pertolongan pertama gawat darurat obstetrik dan neonatal
(PPGDON)
5. Melakukan kerjasama tim, kolaborasi dan advokasi dalam pelayanan
kebidanan
C. Metode Praktik
3
4. Studi Dokumentasi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Bentuk keluarga
a. Struktur keluarga menurut effendy (1997; 33) terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
1) Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur ayah.
5
2) Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
4) Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5) Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
b. Berdasarkan jenis anggota keluarga :
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan
dengan sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-
lain.
3) Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4) Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
3. Fungsi keluarga
a. Fungsi Pendidikan : adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
b. Fungsi Sosialisasi Anak : Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan : Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.
6
d. Fungsi Perasaan : Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
e. Fungsi Religius : Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa
ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain
setelah di dunia ini.
4. Peran dalam keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan
Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang
tua atau pengambil keputusan dalam keluarga (Suprajitno, 2004). Mengenal
menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang
sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya.Sesuatu tersebut adalah sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu
mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.
7
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk
memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004).
8
a) Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat
dijangkau keluarga
b) Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
c) Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
d) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.
9
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
10
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
11
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
6. Fungsi keluarga
a. Fungsi biologis :
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis :
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
c. perkembangan anak
d. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi :
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
12
e. Fungsi pendidikan :
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
f. Fungsi religious :
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
g. Fungsi rekreasi
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke
tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing.
h. Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan
yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
i. Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota lain dalam berkomunikasi dan interaksi
antar semua anggota keluarga, sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga
B. Kunjungan Neonatal
1. Tujuan Kunjungan Neonatal(KN)
Pada bayi sehat dengan napas spontan, tonus otot baik dan ketuban
jernih dilakukan perawatan rutin yaitu mengeringkan bayi, mengobservasi
13
warna kulit, membersihkan jalan napas, membersihkan bayi tanpa
menghilangkan verniks, melakukan IMD dengan tetap menjaga suhu tubuh
bayi (Prawirohardjo,2011). Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal
dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan
dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar
gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan ke
rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal
dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatn mata, tali pusat, kulit dan
pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan neonatal di
rumah menggunakan buku KIA (Depkes RI, 2004).
Kunjungan neonatal (KN) adalah kontak neonatus dengan tenaga
kesehatan minimal dua kali.
a) Kunjungan pertama kali pada hari pertama dengan hari ke tujuh
(sejak 6 jam setelah lahir)
b) Kunjungan kedua kali pada hari ke delapan sampai hari kedua puluh
delapan
c) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bukan merupakan
kunjungan neonatus (Syarifudin, 2009).
d) Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan pada bayi atau mengalami masalah ( Rismintari,
2009).
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan oendekatan
konfeherensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda untuk bidan/perawat, yang
meliputi:
a) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare,
dan berat badan rendah
b) Perawatan tali pusat
c) Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir
14
d) Imunisasi Hepatitis B 0 bila belum diberikan pada saat lahir
e) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan asli eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah
dengan menggunakan buku KIA
f) Penanganan dan rujukan kasus (Ambarwati, 2009).
15
5. Synthesis (sintesis) : menunjukkan kepada suatu kemampuan meletakkan
atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk ke seluruh
yang baru.
6. Evaluation (evaluasi): berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penelitian terhadap suatu obyek atau materi (Notoadmojo,
2005).
b) Paritas ibu
Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang
dilahirkan. Wanita dengan paritas tinggi yaitu wanita yang memiliki >2 anak dan
paritas rendah yakni ≤2 anak ( Ramali, 2005). Paritas 2-3 merupakan paritas
yang aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (
lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal ( Wiknjosastro, 2007).
c) Sosial Ekonomi
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi
ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Keadaan
sosial ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu dan bayi karena
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan selama kehamilan,
antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat – obatan, tenaga
kesehatan dan transportasi/sarana angkutan. Masalah keuangan sering timbul
didalam kehidupan keluarga (Lia, 2009).
d) Sosial Budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan (Notoatmodjo, 2007).
e) Sarana Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan dapat juga mempengaruhi rendahnya
kunjungan neonatal ke puskesmas.Banyaknya jenis sarana pelayanan kesehatan
yang ada disekitar puskesmas dan kurang memadainya fasilitas yang ada
16
di puskesmas memungkinkan masyarakat mencari alternatif pengobatan yang
lebih memadai dan mudah dijangkau.
17
2. Metode Prioritas Masalah
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau
prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat
digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada umumnya dibagi
atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai berikut : Teknik scoring
dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur
dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap.
18
BAB III
HASIL PRAKTIK
19
D. Melakukan Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetric dan Neonatal
(PPGDON)
Selama melakukan praktik kebidanan komunitas yang dilaksanakan di
Puskesmas I Denpasar Timur mahasiswa belum menemui sebuah kasus yang
memerlukan pertolongan pertama gawat darurat obstetric dan neonatal (PPGDON).
20
kasus, serta temu wicara (konseling), termasuk persalinan dan pencegahan (P4K),
serta KB pasca persalinan.
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan
serta memenuhi standar tersebut.Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi
pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan. Standar waktu
pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu
hamil, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganankomplikasi.Hasil
pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi jumlah
ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan
(untuk perhitungan indikator K1) atau jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu (untuk perhitungan K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang
ada di wilayah kerja dalam 1 tahun
21
PENGKAJIAN ASUHAN KELUARGA
Fasilitas Yankes Puskesmas No.Register
Nama Bidan yang Mengkaji Bidan MM Tanggal Pengkajian 27 April 2017
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. BH Bahasa Sehari-hari Indonesia
Alamat Rumah dan Telepon Jln. Akasia XVI Gg. Buaji Jarak Yankes ± 1 km
Terdekat
Agama dan Suku Bali/Indonesia Alat Transportasi Motor
No Nama Hub Umur Jk Suku Pendi Pekerjaan Status TTV Status Alat
Dgn dikan Saat ini Gizi (TB,N Imunisas Bant
KK Terak (TB,BB, ,S,R) i Dasar u/ote
hir BMI) sa
1 Tn. BH Ayah 21th L Flores SMA Swasta 152 cm, 120/80 Tidak -
60 kg, , 80, mendapat
26 360C, imunisasi
20
2 Ny. SM Ibu 21th P Flores SMA Tidak 150 cm 110/80 Lengkap -
Bekerja 65kg, 28 ,80,
360C,
20
3 By. Ny. Anak 5 hari L Flores - - 49 cm, 36,70C Hb0 -
SM 3,1 kg, , 30
12,9
22
No Nama Penampilan Status Riwayat Analisis Masalah
Umum Kesehatan Penyakit Kesehatan Individu
saat ini
1. Tn. BH Baik Baik Tifus -
2. Ny. SM Baik Baik Tidak ada -
3. By. Ny. SM Baik Baik Tidak ada Tidak ada
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT
LABORATORIUM RADIOLOGI EKG USG
- - - -
MENGETAHUI
Nama Koordinator Ibu S Tanggal/Tanda 27 April 2017
Tangan
23
DATA PENUNJANG
24
Tidak merokok didalam rumah
Ya/tidak= tidak
25
12. Apakah keluarga mampu memelihara/memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota
keluarga yang mengalami kesehatan? Tidak, dapat dilihat dari kondisi rumah yang tidak terlalu bersih,
ketersediaan ventilasi yang sangat kurang, pencahayaan rumah yang kurang dan jarak rumah sangat
berimpitan dengan rumah yang lain, dan rasio rumah dengan jumlah keluarga tidak memadai, dilihat dari
ukuran rumah yang sangat sempit kurang dari 8m2 dengan orang yang tinggal di dalam rumah berjumlah 5
orang. Selain itu lingkungan di sekitar rumah kost tempat tinggal keluarga Tn. BH juga kurang bersih karena
bersebelahan dengan lokasi pembangunan sebuah gedung, karena itu terdapat banyak debu yang
berterbangan hingga masuk ke rumah Tn. BH. Hal ini tentu akan mengganggu pernafasan para penghuni di
rumah tersebut.
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya? Iya, saat ini keluarga sedang mengurus BPJS untuk jaminan kesehatan
keluarga.
26
b. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kondisi rumah yang baik.
c. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang ventilasi udara yang baik.
d. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencahayaan ruangan yang baik.
e. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang rasio bangunan dengan jumlah
keluarga.
f. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun
g. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang menjaga lingkungan rumah
tampak bersih
h. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang memberantas jentik di rumah
semingggu sekali
i. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang makan buah dan sayur setiap
hari
j. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang melakukan aktifitas fisik setiap
hari
k. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang tidak merokok didalam rumah
27
c. Memberikan penyuluhan tentang bagaimana kondisi rumah yang baik
terhadap kesehatan, dimana keluarga diharapkan mampu mengubah
keadaan rumahnya agar lebih bersih lagi mengingat hal itu sangatlah
penting apalagi sekarang di dalam keluarga tersebut terdapat bayi baru
lahir yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat timbul karena
keadaan lingkungan yang kurang bersih.
d. Memberikan penyuluhan tentang manfaat ventilasi yang baik terhadap
kesehatan, dimana keluarga diharapkan mampu mengubah atau membuat
ventilasi tambahan agar terjadi pertukaran udara yang baik untuk menjaga
kesehatan keluarga.
e. Memberikan penyuluhan tentang pencahayaan ruangan yang baik, dimana
keluarga diharapkan mampu mengubah atau menjaga pencahayaan
ruangan dengan baik untuk menjaga kesehatan keluarga. Karena
pencahayaan matahari yang baik sangat penting untuk menjemur bayi
ketiga pagi hari agar bayi tidak kuning atau mengalami ikterus.
d. Memberikan penyuluhan tentang tentang rasio bangunan dengan jumlah
keluarga, dimana jika rasio ruangan tidak sesuai dengan jumlah orang
yang tinggal dirumah tersebut maka dampak bagi kesehatan tidak baik.
Penyebaran penyakit akan lebih cepat terserang penyakit, karena kontak
yang terlalu dekat dan kondisi rasio rumah yang tidak memadai, dimana
dengan sesuainya rasio bangunan dengan jumlah keluarga itu merupakan
salah satu cara menjaga kesehatan keluarga. Selain itu kadar oksigen
untuk bernafas pada bangunan yang sempit juga terbatas sehingga tidak
mencukupi untuk para penghuninya.
e. Memberikan penyuluhan tentang mencuci tangan dengan air bersih dan
sabununtuk menjaga kesehatan keluarga, dimana dengan mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun keluarga menjadi lebih bersih dan penularan
penyakit juga dapat dicegah.
f. Memberikan penyuluhan tentang menjaga lingkungan rumah tampak
bersih, dengan terciptanya lingkungan yang bersih keluarga pasti akan
28
menjadi lebih sehat, mulai dari terciptanya udara yang sehat, tidak cepat
terkena penyakit serta tidak mudah terserang penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan yang kurang bersih. Selain itu binatang-binatang yang
bersifat mengganggu dan membawa penyakit seperti nyamuk, kecoa, lalat
juga tidak akan ada di lingkungan rumah dan itu merupakan cara untuk
menjaga kesehatan keluarga.
g. Memberikan penyuluhan tentang memberantas jentik di rumah semingggu
sekaliuntuk menjaga kesehatan keluarga agar terhindar terserang penyakit
DBD.
h. Memberikan penyuluhan tentang makan buah dan sayur setiap hariuntuk
menjaga kesehatan keluarga.
i. Memberikan penyuluhan tentang melakukan aktifitas fisik setiap
hariuntuk menjaga kesehatan keluarga.
j. Memberikan penyuluhan tentang tidak merokok didalam rumahuntuk
menjaga kesehatan keluarga.
8. Penatalaksanaan
29
d. Ventilasi udara yang baik
e. Pencahayaan ruangan yang baik
f. Rasio bangunan dengan jumlah
keluarga.
g. Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun
h. Menjaga lingkungan rumah
tampak bersih
i. Memberantas jentik di rumah
semingggu sekali
j. Makan buah dan sayur setiap
hari
k. Melakukan aktifitas fisik setiap
hari
l. Tidak merokok didalam rumah
30
BAB IV
PEMBAHASAN
31
dengan air bersih dan sabun untuk menjaga kesehatan keluarga agar tidak terjadinya
penularan penyakit.
Dalam pemenuhan nutrisi dan aktifitas fisik keluarga Tn. BH diberikan
pengetahuan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti lebih
memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan untuk pemenuhan nutrisi ibu dalam
proses menyusui. Keluarga Tn. BH bersedia untuk melakukan pembrantasan sarang
jentik agar tidak berkembangnya nyamuk penyebab DBD setiap seminggu sekali
serta Tn. BH bersedia untuk tidak merokok di dalam ruangan ataupun saat berada
dekat bayinya untuk menjaga kesehatan anggota keluarga . Hal ini membuktikan
bahwa keluarga Tn. BH sudah mampu untuk mengidentifikasi masalah-masalah
kesehatan yang akan timbul dikeluarga.
32
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Peran dan fungsi bidan dalam kebidanan komunitas meliputi berkemampuan
memberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat.
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas di Puskesmas I Denpasar Timur
mahasiswa telah memberikan asuhan kepada Keluarga khususnya pada bayi baru
lahir. Dengan memberikan asuhan secara berkesinambungan dan komprehensif maka
akan dapat mempercepat tujuan dari asuhan komunitas itu sendiri yaitu untuk
menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan,
mencegah, dan memelihara kesehatan mereka sehingga status kesehatannya semakin
meningkat serta mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.
B. Saran
1. Kepada Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan lebih baik lagi dalam
memberikan asuhan kebidanan pada keluarga sesuai dengan kewenangansehingga
diharapkan bisa selalu memberikan asuhan yang optimal kepada masyarakat.
2. Kepada Institusi Kebidanan
Diharapkan lebih membimbing dan memberikan masukkan kepada
mahasiswa.Dengan demikian mahasiswa akan lebih memahami materi yang
disampaikan dan bagaimana pengaplikasiannya sewaktu di lapangan. Selain itu
memperpanjang waktu praktik di lapangan sehingga mahasiswa memiliki banyak
pengalaman tentang asuhan kebidanan kehamilan fisiologis dengan melihat kasus
nyata yang ada di lapangan.
33
3. Kepada Mahasiswa Kebidanan
Bagi mahasiswa kebidanan diharapkan agar dapat menambah wawasan dan
meningkatkan kemampuan serta sering untuk berlatih dan belajar dalam pemberian
asuhan kebidanan komunitas pada keluarga sehingga kedepannya diharapkan menjadi
bidan yang professional
34
DAFTAR PUSTAKA
35