Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIK MATA KULIAH TERINTEGRASI ASUHAN

KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN. BH DENGAN BY. NY. SM UMUR 5 HARI
NEONATUS ATERM
DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR
TANGGAL 20, 27, 28 APRIL, 4, 5, 12 MEI 2017

Oleh :
KELOMPOK VIII

Made Aprillia Negari P07124214 008


Ni Putu Manis Mustika Dewi P07124214 023
Luh Masrini Murtini P07124214 034
Ni Luh Ayu Intan Permani P07124214 035
Ni Putu Rima Retno Pratiwi P07124214 044
Ni Made Dewi Indrayanti P07124214 045
NI Kadek Satryaning Ayu P07124214 054

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV KEBIDANAN KLINIK
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK TERINTEGRASI


MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN. BH DENGAN BY. NY. SM UMUR 5 HARI
NEONATUS ATERM
DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR
TANGGAL 20, 27, 28 APRIL DAN 4, 5, 12 MEI 2017

OLEH:
KELOMPOK VIII
Made Aprillia Negari (P07124214008)
Ni Putu Manis Mustika Dewi (P07124214023)
Luh Masrini Murti (P07124214034)
Ni Luh Ayu Intan Permani (P07124214035)
Ni Putu Rima Retno Pratiwi (P07124214044)
Ni Made Dewi Indrayani (P07124214045)
Ni Kadek Satryaning Ayu (P07124214054)

Telah disahkan,
Denpasar, 8 Mei 2017
Pembimbing Institusi Pembimbing Praktik

I.G.A.A Novya Dewi, SST., M.kes Septi Arina.,A.Md.Keb


NIP. 198011062002122002 NIP. 198809162010012028

Mengetahui
Program Studi DIV Kebidanan Klinik

Ni Nyoman Suindri, S.Si.T.,M.keb.


ii
NIP. 197202021992032004
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan praktik terintegrasi
mata kuliah “Asuhan Kebidanan Komunitas Pada keluarga Tn. BH dengan By.
Ny. SM umur 5 hari Neonatus Aterm” dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini
tidak lupa penulis mengucapkan teima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih,SST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Nyoman Sumiasih, SKM., M. Pd. selaku penanggung jawab mata kuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas
3. Ibu I.G.A.A Novya Dewi, SST., M.kessebagai dosen pembimbing dalam
penyusunan laporan pendahuluan praktik terintegrasi ini yang telah memberikan
izin untuk melaksanakan praktik dan meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis.
4. Ibu Septi Arina.,A.Md.Keb selaku Pembimbing Lapangan praktik terintegrasi di
Puskesmas I Denpasar Timur
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah membantu
dalam penyusunan laporan pendahuluan praktik terintegrasi ini.
Dalam laporan pendahuluan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
memiliki berbagai kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Demikianlah kiranya para pembaca dapat memahami dan apabila terdapat hal-
hal yang kurang berkenan di hati para pembaca, pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis memohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 2 Mei 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktik .......................................................................................... 2
C. Metode Praktik Laboratorium .................................................................. 3
D. Sistematika Penulisan Laporan ................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga ............................................................................ 5
B. Kunjungan neonatal .................................................................................. 13
C. Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas.............................................. 17
BAB III TINJAUAN KASUS ……………………………………………….. 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 31
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan, tidak hanya dilihat dari segi kesehatanannya sendiri,
tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah sehat sakit
atau kesehatan tersebut.
BBL normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan BB 2500-4000 gram, nilai apgar lebih dari 7 tanpa cacat bawaan.
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uterin.BBL
dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain appearance color
(warna kulit), seluruh tubuh kemerah merahan, puls (heart rate) atau frekuensi
jantung lebih dari 100 x / menit reaksi terhadap rangsangan, menangis, batuk / bersin
/ aktiviti (tonus otot), gerakan aktif, respirasi (usaha nafas) dan bayi menangis
kuat.bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 - 28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologi agar bayi
di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
Hal ini dapat dilihat saat ini 45 % kematian bayi terjadi pada terjadi pada usia
kurang dari1 bulan. Penyebab utama kematian neonatus adalah tetanus
neonatorum,bayi berat lahir rendah (BBLR), dan asfiksia. Upaya yang dilakukan
untuk mencegah kematian neonatus diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik
mungkin, pertolongan persalinan “ 3 bersih” (bersih tangan penolong, alat pemotong
tali pusat, dan alas tempat tidur ibu) dan perawatan bayi baru lahir yang edekuat
termasuk perawatan tali pusat yang higenis. Selain itu, dilakukan pula upaya deteksi
dini neonatus resiko tinggi agar segera dapat diberikan pelayanan yang diperlukan.

1
Peran dan fungsi bidan dalam kebidanan komunitas meliputi berkemampuan
memberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai
mahkluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi,
politik, sosial budaya dan lingkungan sekitar.Kunjungan neonatal dilakukan untuk
memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah dapat segera diidentifikasi
seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48 jam, likterus
yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/ keluar
cairan dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 C sehingga keadaan ini harus segera
dilakukan rujukan.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatusterhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi
mengalami masalah kesehatan.Resiko terbesar kematian. Bayu Baru Lahir terjadi
pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan dua bulan pertama
kehidupannya.Sehingga bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk
tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan neonatal sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat
pada saat bayi pulang atau bidanmeninggalkan bayi jlka persalinan di rumah

B. Tujuan Praktik
1. Memberikan asuhan kebidanan di komunitas pada individu, keluarga dan
kelompok masyarakat melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat pada :
a. Ibu hamil
b. Ibu nifas
c. Bayi baru lahir
d. Bayi dan balita
e. Anak prasekolah

2
f. Remaja
2. Melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik dalam upaya screening
kesehatan di masyarakat
3. Melaksanakan program pemerintah dalam pelayanan kebidanan
4. Melakukan pertolongan pertama gawat darurat obstetrik dan neonatal
(PPGDON)
5. Melakukan kerjasama tim, kolaborasi dan advokasi dalam pelayanan
kebidanan

C. Metode Praktik

Metode praktik yang digunakan dalam pengumpulan data di Puskesmas I


Denpasar Timur, antara lain :
1. Studi Kepustakaan
Metode kepustakaan dilakukan melalui penelitian langsung ke
perpustakaan, guna mencari informasi dan teori-teori yang berkaitan dengan
penerapan konsep asuhan kebidanan komunitas berupa buku-buku serta dokumen
yang ada relevansinya dengan asuhan kebidanan komunitas.
2. Observasi
Metode observasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data dengan
mengadakan pengamatan yang sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara
langsung terhadap kasus yang ada sehingga diperoleh data riil yang kemudian
dianalisa. Dengan metode observasi, mahasiswa melakukan pengamatan yang
sistematis terhadap penerapan konsep asuhan kebidanan komunitas di
masyarakat.
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan
melakukan tanya jawab yang sistematis. Melalui proses wawancara, mahasiswa
mengidentifikasi masalah yang ada dan mengetahui penerapan asuhan kebidanan
komunitas yang telah ada.

3
4. Studi Dokumentasi

Metode studi dokumentasi merupakan metode dengan mencari data


mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah,
agenda dan sebagainya. Dalam metode ini mahasiswa mencari data mengenai
pelayanan asuhan kebidanan komunitas yang diberikan kepada masyarakat, yang
bersumber dari catatan maupun buku-buku yang ada.

D. Sistematika Penulisan Laporan


Dalam laporan pendahuluan praktik terintegrasi ini terdiri dari 5 BAB, antara
lain BAB I yaitu Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan praktik,
metode praktik dan sistematika laporan. BAB II yang terdiri dari kajian teori,
BAB III kajian kasus, BAB IV pembahasan dan BAB V penutup serta terdapat
daftar pustaka.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Defisnisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala
Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.Anggota rumah tangga
yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan
(WHO, 1969). Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau
lebih adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah
tangga dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama
anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing,
menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. (Depkes. RI. 1998 dan
Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989). Keluarga adalah satu kelompok
yang terdiri dari 2 orang atau lebih, yang dipersatukan oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi atau pengakuan sebagai anggota keluarga yang tinggal
bersama, satu kesatuan atau unit yang membina kerjasama yang bersumber dari
kebudayaan umum. Di mana setiap anggotanya belajar dan melakukan
peranannya seperti yang diharapkan.Keluarga sebagai suatu sistem sosial
melakukan beberapa fungsi yang paling dasar seperti memberikan keturunan,
sosialisasi, psikologi, seleksi, proteksi dan sebagainya.

2. Bentuk keluarga
a. Struktur keluarga menurut effendy (1997; 33) terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
1) Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur ayah.

5
2) Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
4) Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5) Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
b. Berdasarkan jenis anggota keluarga :
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan
dengan sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-
lain.
3) Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4) Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
3. Fungsi keluarga
a. Fungsi Pendidikan : adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
b. Fungsi Sosialisasi Anak : Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan : Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.

6
d. Fungsi Perasaan : Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
e. Fungsi Religius : Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa
ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain
setelah di dunia ini.
4. Peran dalam keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan
Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang
tua atau pengambil keputusan dalam keluarga (Suprajitno, 2004). Mengenal
menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang
sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya.Sesuatu tersebut adalah sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu
mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.

b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga


Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

7
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk
memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004).

c. Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit


Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran
atau tangung jawabnya secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik
merupakan beban paling berat yang dirasakan keluarga (Friedman, 1998).
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam
mengatasi masalah perawatan keluarga.Dirumah keluarga memiliki
kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui
dapat dikaji yaitu :
a) Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
b) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang
perawatan yang diperlukan pasien ?
c) Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi
tentang perawatan terhadap pasien)

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga


a) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar
lingkungan rumah
b) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya
c) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah
yang menunjang kesehatan

e. Menggunakan pelayanan kesehatan


Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada anggota
keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun.
Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana
kesehatan perlu dikaji tentang :

8
a) Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat
dijangkau keluarga
b) Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
c) Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
d) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.

5. Tahap perkembangan keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30
bulan :
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi

9
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

10
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)


Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Keluarga usia lanjut


Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan

11
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

6. Fungsi keluarga
a. Fungsi biologis :
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis :
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
c. perkembangan anak
d. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi :
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).

12
e. Fungsi pendidikan :
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
f. Fungsi religious :
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
g. Fungsi rekreasi
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke
tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing.
h. Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan
yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
i. Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota lain dalam berkomunikasi dan interaksi
antar semua anggota keluarga, sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga

B. Kunjungan Neonatal
1. Tujuan Kunjungan Neonatal(KN)
Pada bayi sehat dengan napas spontan, tonus otot baik dan ketuban
jernih dilakukan perawatan rutin yaitu mengeringkan bayi, mengobservasi

13
warna kulit, membersihkan jalan napas, membersihkan bayi tanpa
menghilangkan verniks, melakukan IMD dengan tetap menjaga suhu tubuh
bayi (Prawirohardjo,2011). Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal
dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan
dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar
gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan ke
rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal
dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatn mata, tali pusat, kulit dan
pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan neonatal di
rumah menggunakan buku KIA (Depkes RI, 2004).
Kunjungan neonatal (KN) adalah kontak neonatus dengan tenaga
kesehatan minimal dua kali.
a) Kunjungan pertama kali pada hari pertama dengan hari ke tujuh
(sejak 6 jam setelah lahir)
b) Kunjungan kedua kali pada hari ke delapan sampai hari kedua puluh
delapan
c) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bukan merupakan
kunjungan neonatus (Syarifudin, 2009).
d) Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan pada bayi atau mengalami masalah ( Rismintari,
2009).
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan oendekatan
konfeherensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda untuk bidan/perawat, yang
meliputi:
a) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare,
dan berat badan rendah
b) Perawatan tali pusat
c) Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir

14
d) Imunisasi Hepatitis B 0 bila belum diberikan pada saat lahir
e) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan asli eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah
dengan menggunakan buku KIA
f) Penanganan dan rujukan kasus (Ambarwati, 2009).

2. Faktor yang berhubungan dengan Kunjungan Neonatal


a) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (Notoadmojo, 2007).
Tingkatan pengetahuan didalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu:
1. Know (tahu) : diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan terkini adalah
mengingat kembali (recall).
2. Comprehension (memahami) : memahami diartikan sebagai kemampuan
untuk menjelaskan suatu kemampuan secara benar tentang objek yang
telah diketahui sebelumnya dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
3. Application ( aplikasi ) : diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi tertentu atau
kondisi real atau sebenarnya.
4. Analysis ( analisis) : suatu komponen untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tapi masih dalam struktur
organisasi tersebut, ada kaitannya satu sama lain

15
5. Synthesis (sintesis) : menunjukkan kepada suatu kemampuan meletakkan
atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk ke seluruh
yang baru.
6. Evaluation (evaluasi): berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penelitian terhadap suatu obyek atau materi (Notoadmojo,
2005).
b) Paritas ibu
Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang
dilahirkan. Wanita dengan paritas tinggi yaitu wanita yang memiliki >2 anak dan
paritas rendah yakni ≤2 anak ( Ramali, 2005). Paritas 2-3 merupakan paritas
yang aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (
lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal ( Wiknjosastro, 2007).
c) Sosial Ekonomi
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi
ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Keadaan
sosial ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu dan bayi karena
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan selama kehamilan,
antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat – obatan, tenaga
kesehatan dan transportasi/sarana angkutan. Masalah keuangan sering timbul
didalam kehidupan keluarga (Lia, 2009).
d) Sosial Budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan (Notoatmodjo, 2007).
e) Sarana Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan dapat juga mempengaruhi rendahnya
kunjungan neonatal ke puskesmas.Banyaknya jenis sarana pelayanan kesehatan
yang ada disekitar puskesmas dan kurang memadainya fasilitas yang ada

16
di puskesmas memungkinkan masyarakat mencari alternatif pengobatan yang
lebih memadai dan mudah dijangkau.

C. Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas


Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian
tertentu.Kebidanan berasal dari kata “Bidan”. Kebidanan adalah mencankup
pengetahuan yang dimilikai dan kegiatan pelayanan untuk menyelamtkan ibu dan
bayi, kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat
manusia (Karwati,dkk. 2011). Komunitas adalah kelompok orang yang berada
disuatu lokasi atau daerah atau area tertentu.Bidan komunitas adalah bidan yang
bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu.Kebidanan komunitas
adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk


pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan
masyarakat (Ambarwati, 2009).
1. Tujuan asuhan kebidanan dikomunitas
a) Tujuan umum
Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan
perempuan diwilayah kerja bidan.
b) Tujuan khusus
Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tangguang
jawab bidan, meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu, menurunkan
jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan,
nifas, dan perinatal, mendukung program-program pemerintah lainnya untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak, membangun jejaring kerja dengan
fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait.

17
2. Metode Prioritas Masalah
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau
prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat
digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada umumnya dibagi
atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai berikut : Teknik scoring
dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur
dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap.

3. Institusi pelayanan kesehatan


a. Puskesmas
Tujuan puskesmas menurut Departemen Kesehatan RI (2004) adalah
tujuan pembangunan kesehatan yang dilakukukan oleh puskesmas dalam
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional. Hal ini
dicapai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan, dan meningkatkan kemampuan hidup sehat terwujudnya
Indonesia Sehat.
b. Posyandu
Menurut Nasrul Effendy (1998) posyandu adalah suatu forum
komunikasi, ahli teknologi, dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh
dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategi dalam
mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.Posyndu merupakan
pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan KB.
c. Polindes
Polindes merupakan suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas
dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan kesehatan
masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA dan KB.Fasilitas
yang diberikan yaitu pertolongan persalinan, memberikan pelayanan pada
ibu hamil, menyusui, dan anak balita serta memberikan penyuluhan
mengenai imunisasi.

18
BAB III
HASIL PRAKTIK

A. Memberikan Asuhan Kebidanan di Komunitas pada Individu, Keluarga dan


Kelompok Masyarakat Melalui Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat
pada Batita.
Selama melakukan praktik kebidanan komunitas yang dilaksanakan di
Puskesmas I Denpasar Timur seluruh mahasiswa yang praktik sudah dapat
memberikan asuhan di komunitas pada individu, keluarga dan kelompok masyarakat
melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat pada bayi baru lahir, tidak hanya
bayi baru lahir mahasiswa juga dapat memberikan asuhan pada ibu nifas.

B. Melakukan Pemeriksaan Diagnostic dalam Upaya Screening Kesehatan


Masyarakat.
Selama melakukan praktik kebidanan komunitas yang dilaksanakan di
Puskesmas I Denpasar Timur 2 orang mahasiswa dapat mengikuti dan melakukan
pemeriksaan diagnostik dalam upaya screening kesehatan masyarakat, dimana
pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tekanan darah para lansia yang
dilakukan saat puskesmas melakukan posyandu paripurna di balai banjar Yang Batu.

C. Melaksanakan Program Pemerintah dalam Pelayanan Kebidanan.


Selama melakukan praktik kebidanan komunitas yang dilaksanakan di
Puskesmas I Denpasar Timur seluruh mahasiswa yang praktik sudah dapat
melaksanakan program pemerintah dalam pelayanan kebidanan, seperti mengikuti
posyandu di banjar-banjar serta melakukan sosialisasi mengenai pemeriksaan IVA
dan pap smear untuk screening penyakit kanker serviks.

19
D. Melakukan Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetric dan Neonatal
(PPGDON)
Selama melakukan praktik kebidanan komunitas yang dilaksanakan di
Puskesmas I Denpasar Timur mahasiswa belum menemui sebuah kasus yang
memerlukan pertolongan pertama gawat darurat obstetric dan neonatal (PPGDON).

E. Melakukan Kerjasama Tim, Kolaborasi dan Advokasi dalam Pelayanan


Kebidanan.
Selama melakukan praktik kebidanan komunitas yang dilaksanakan di
Puskesmas I Denpasar Timur mahasiswa telah melakukan kunjungan rumah ke
rumah pasien nifas, pasien bayi baru lahir dan pasien hamil dengan resiko tinggi.
Pada kunjungan rumah pasien hamil resti dengan KEK (Kekurangan Energi Kronis)
dan kadar Hb kurang misalnya, mahasiswa akan melakukan pemeriksaan untuk
mendeteksi apakah perbaikan terhadap kondisi pasien. Apabila belum, mahasiswa
akan melakukan kerjasama dengan petugas puskesmas bagian gizi untuk mengatasi
masalah gizi pada ibu tersebut. Selain itu ibu juga akan dirujuk untuk melakukan
pemeriksaan Hb kembali apakah kadar Hb ibu sudah normal ataukah belum. Dengan
itu kerjasama dan kolaborasi pada pelayanan kebidanan sudah terjalin dengan baik
antara bidan, petugas gizi dan analis kesehatan.

F. Penerapan Kesehatan Masyarakat pada kasus KIA/KB


Selama melakukan praktik kebidanan komunitas yang dilaksanakan di
Puskesmas I Denpasar Timur mahasiswa telah melakukan pelayanan antenatal pada
ibu selama kehamilannya, dilaksanakan sesuai standar pelayanan kesehatan antenatal
yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kesehatan (SPK),Pelayanan antenatal yang
sesuai standar meliputi timbang berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah,
nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi
janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan
memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana

20
kasus, serta temu wicara (konseling), termasuk persalinan dan pencegahan (P4K),
serta KB pasca persalinan.
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan
serta memenuhi standar tersebut.Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi
pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan. Standar waktu
pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu
hamil, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganankomplikasi.Hasil
pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi jumlah
ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan
(untuk perhitungan indikator K1) atau jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu (untuk perhitungan K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang
ada di wilayah kerja dalam 1 tahun

21
PENGKAJIAN ASUHAN KELUARGA
Fasilitas Yankes Puskesmas No.Register
Nama Bidan yang Mengkaji Bidan MM Tanggal Pengkajian 27 April 2017

1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. BH Bahasa Sehari-hari Indonesia
Alamat Rumah dan Telepon Jln. Akasia XVI Gg. Buaji Jarak Yankes ± 1 km
Terdekat
Agama dan Suku Bali/Indonesia Alat Transportasi Motor

No Nama Hub Umur Jk Suku Pendi Pekerjaan Status TTV Status Alat
Dgn dikan Saat ini Gizi (TB,N Imunisas Bant
KK Terak (TB,BB, ,S,R) i Dasar u/ote
hir BMI) sa
1 Tn. BH Ayah 21th L Flores SMA Swasta 152 cm, 120/80 Tidak -
60 kg, , 80, mendapat
26 360C, imunisasi
20
2 Ny. SM Ibu 21th P Flores SMA Tidak 150 cm 110/80 Lengkap -
Bekerja 65kg, 28 ,80,
360C,
20
3 By. Ny. Anak 5 hari L Flores - - 49 cm, 36,70C Hb0 -
SM 3,1 kg, , 30
12,9

22
No Nama Penampilan Status Riwayat Analisis Masalah
Umum Kesehatan Penyakit Kesehatan Individu
saat ini
1. Tn. BH Baik Baik Tifus -
2. Ny. SM Baik Baik Tidak ada -
3. By. Ny. SM Baik Baik Tidak ada Tidak ada
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT
LABORATORIUM RADIOLOGI EKG USG
- - - -

MENGETAHUI
Nama Koordinator Ibu S Tanggal/Tanda 27 April 2017
Tangan

23
DATA PENUNJANG

RUMAH DAN SANITASI PHBS DI RUMAH TANGGA


Kondisi Rumah = rumah hanya terdiri dari 1 ruangan  Jika Ada Ibu Nifas, Persalinan di tolong tenaga
dan langsung kamar mandi dalam dan dapur. kesehatan
Ventilasi Cukup/Kurang= kurang karena hanya Ya/tidak= iya, tenaga kesehatan yang menolong yaitu
terdapat 1 ventilasi. bidan di Puskesmas Rawat Inap
Pencahayaan Rumah Baik/Tidak= tidak, karena  Jika ada bayi, memberi ASI eksklusif
kurangnya pencahayaan yang masuk. Ya/tidak= iya
Saluran Buang Limbah Baik/Cukup/Kurang= baik,  Jika ada batita, menimbang tiap bulan
karena sudah terdapat saluran pembuangan limbah. Ya/tidak= iya, dilakukan di posyandu
Sumber Air Bersih Sehat/Tidak Sehat= sehat,  Menggunakan air bersih untuk makan dan minum
sumber air yg digunakan yaitu air sumur. Ya/tidak= iya
Jamban Memenuhi Syarat Ya/Tidak = iya, jamban  Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
dengan kondisi baik dan bersih serta tertutup. Ya/tidak= tidak
Tempat Sampah Ya/Tidak= iya, terdapat tempat  Melakukan pembuangan sampah tempatnya
sampah di depan rumah. Ya/tidak= iya
Rasio Bangunan Rumah Dengan Jumlah Keluarga  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
2
8𝑚 / Orang : Ya/Tidak= tidak Ya/tidak= tidak
 Mengkonsumsi lauk pauk tiap hari
Ya/tidak= iya
 Menggunakan jamban sehat
Ya/tidak= iya
 Memberantas jentik di rumah semingggu sekali
Ya/tidak= tidak
 Makan buah dan sayur setiap hari
Ya/tidak= tidak
 Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Ya/tidak= tidak

24
 Tidak merokok didalam rumah
Ya/tidak= tidak

Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Kesehatan Anggota Keluarga


1. Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit ? Iya, karena jika ada keluarga sakit
segera diajak berobat supaya sakitnya tidak parah.
2. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya? Tidak, karena keluarga
belum dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami keluarga.
3. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya ?Tidak.
4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami oleh keluarganya? Tidak.
5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami oleh keluarganya bila tidak diobati
dirawat? Tidak
6. Kepada siapa keluarga bisa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami keluarganya:
keluarga/tetangga/kader/
tenaga kesehatan
7. Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : tidak perlu ditangani
akan sembuh biasanya/
perlu berobat ke fasilitas yankes/tidak berfikir
8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami oleh keluarganya? Tidak, karena
kurangnya pengetahuan dari keluarga.
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga?
Tidak, karena pengetahuan keluarga yang terbatas mengenai kesehatan.
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarganya dengan masalah kesehatan yang
dialami? Tidak, karena pengetahuan keluarga yang terbatas mengenai kesehatan.
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya?
Tidak, dapat dilihat dari kondisi rumah yang tidak terlalu bersih, tidak mencuci tangan dengan benar jika
hendak menggambil makanan, terdapat anggota keluarga yang merokok di dalam rumah, tidak memberantas
jentik nyamuk seminggu sekali, kurang mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari.

25
12. Apakah keluarga mampu memelihara/memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota
keluarga yang mengalami kesehatan? Tidak, dapat dilihat dari kondisi rumah yang tidak terlalu bersih,
ketersediaan ventilasi yang sangat kurang, pencahayaan rumah yang kurang dan jarak rumah sangat
berimpitan dengan rumah yang lain, dan rasio rumah dengan jumlah keluarga tidak memadai, dilihat dari
ukuran rumah yang sangat sempit kurang dari 8m2 dengan orang yang tinggal di dalam rumah berjumlah 5
orang. Selain itu lingkungan di sekitar rumah kost tempat tinggal keluarga Tn. BH juga kurang bersih karena
bersebelahan dengan lokasi pembangunan sebuah gedung, karena itu terdapat banyak debu yang
berterbangan hingga masuk ke rumah Tn. BH. Hal ini tentu akan mengganggu pernafasan para penghuni di
rumah tersebut.
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya? Iya, saat ini keluarga sedang mengurus BPJS untuk jaminan kesehatan
keluarga.

KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA KESIMPULAN


1. Menerima petugas kesehatan √ KEMANDIRIAN I : JIKA MEMENUHI
2. Menerima yankes sesuai rencana √ CRITERIA 1 & 2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar √ KEMANDIRIAN II : JIKA MEMENUHI
4. Memanfaatkan faskes sesuai aturan √ CRITERIA 1 S/D 5
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai KEMANDIRIAN III : JIKA MEMENUHI
anjuran √ CRITERIA 1 S/D 6
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara KEMANDIRIAN IV : JIKA MEMENUHI
aktif CRITERIA 1 SD 7
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

Diagnosa/masalah kebidanan pada keluarga:


1. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai masalah kesehatan serta
pencegahan masalah kesehatan.
6. Prioritas Masalah Kesehatan Dalam Keluarga
a. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai perawatan bayi baru lahir yang
baik dan benar.

26
b. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kondisi rumah yang baik.
c. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang ventilasi udara yang baik.
d. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencahayaan ruangan yang baik.
e. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang rasio bangunan dengan jumlah
keluarga.
f. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun
g. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang menjaga lingkungan rumah
tampak bersih
h. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang memberantas jentik di rumah
semingggu sekali
i. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang makan buah dan sayur setiap
hari
j. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang melakukan aktifitas fisik setiap
hari
k. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang tidak merokok didalam rumah

7. Rencana Asuhan Kebidanan Dalam Keluarga


a. Memberikan penyuluhan tentang perawatan pada bayi baru lahir yang baik
dan benar. Seperti cara merawat tali pusat yang benar, pemberian ASI
eksklusif serta menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya di bawah
matahari agar bayinya tidak kuning.
b. Memberikan penyuluhan kepada ibu untuk mengajak bayinya ke
puskesmas untuk melakukan imunisasi BCG. Serta memberikan KIE
mengenai pentingnya pemberian imunisasi pada anak, jika anak tidak
diberikan imunisai maka anak lebih mudah terserang penyakit. Selain itu
dengan adanya pemberian imunisai anak lebih jarang terserang penyakit,
bahkan imunisasi saat ini sangat penting untuk menghindari penyakit-
penyakit yang berbahaya seperti polio, tetanus, hepatitis.

27
c. Memberikan penyuluhan tentang bagaimana kondisi rumah yang baik
terhadap kesehatan, dimana keluarga diharapkan mampu mengubah
keadaan rumahnya agar lebih bersih lagi mengingat hal itu sangatlah
penting apalagi sekarang di dalam keluarga tersebut terdapat bayi baru
lahir yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat timbul karena
keadaan lingkungan yang kurang bersih.
d. Memberikan penyuluhan tentang manfaat ventilasi yang baik terhadap
kesehatan, dimana keluarga diharapkan mampu mengubah atau membuat
ventilasi tambahan agar terjadi pertukaran udara yang baik untuk menjaga
kesehatan keluarga.
e. Memberikan penyuluhan tentang pencahayaan ruangan yang baik, dimana
keluarga diharapkan mampu mengubah atau menjaga pencahayaan
ruangan dengan baik untuk menjaga kesehatan keluarga. Karena
pencahayaan matahari yang baik sangat penting untuk menjemur bayi
ketiga pagi hari agar bayi tidak kuning atau mengalami ikterus.
d. Memberikan penyuluhan tentang tentang rasio bangunan dengan jumlah
keluarga, dimana jika rasio ruangan tidak sesuai dengan jumlah orang
yang tinggal dirumah tersebut maka dampak bagi kesehatan tidak baik.
Penyebaran penyakit akan lebih cepat terserang penyakit, karena kontak
yang terlalu dekat dan kondisi rasio rumah yang tidak memadai, dimana
dengan sesuainya rasio bangunan dengan jumlah keluarga itu merupakan
salah satu cara menjaga kesehatan keluarga. Selain itu kadar oksigen
untuk bernafas pada bangunan yang sempit juga terbatas sehingga tidak
mencukupi untuk para penghuninya.
e. Memberikan penyuluhan tentang mencuci tangan dengan air bersih dan
sabununtuk menjaga kesehatan keluarga, dimana dengan mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun keluarga menjadi lebih bersih dan penularan
penyakit juga dapat dicegah.
f. Memberikan penyuluhan tentang menjaga lingkungan rumah tampak
bersih, dengan terciptanya lingkungan yang bersih keluarga pasti akan

28
menjadi lebih sehat, mulai dari terciptanya udara yang sehat, tidak cepat
terkena penyakit serta tidak mudah terserang penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan yang kurang bersih. Selain itu binatang-binatang yang
bersifat mengganggu dan membawa penyakit seperti nyamuk, kecoa, lalat
juga tidak akan ada di lingkungan rumah dan itu merupakan cara untuk
menjaga kesehatan keluarga.
g. Memberikan penyuluhan tentang memberantas jentik di rumah semingggu
sekaliuntuk menjaga kesehatan keluarga agar terhindar terserang penyakit
DBD.
h. Memberikan penyuluhan tentang makan buah dan sayur setiap hariuntuk
menjaga kesehatan keluarga.
i. Memberikan penyuluhan tentang melakukan aktifitas fisik setiap
hariuntuk menjaga kesehatan keluarga.
j. Memberikan penyuluhan tentang tidak merokok didalam rumahuntuk
menjaga kesehatan keluarga.

8. Penatalaksanaan

No Hari/Tanggal/Jam Pelaksanaan Evaluasi Sasaran


1. Selasa, 24 Mei 1. Melakukan pemeriksaan TTV 1. Anggota keluarga Seluruh anggota
2016 pukul, 11.45 2. Menginformasikan hasil mau untuk diperiksa keluarga
WITA pemeriksaan 2. Tn. BH dan Ny. SM
3. Melakukan KIE kepada keluarga mengerti tentang hasil
tentang: pemeriksaan
a. Perawatan Bayi Baru Lahir 3. Keluarga mengerti
yang baik dan benar dan bersedia
b. Pentingnya pemberian melaksanakan saran
imunisasi pada anak bidan
c. Kondisi rumah yang baik

29
d. Ventilasi udara yang baik
e. Pencahayaan ruangan yang baik
f. Rasio bangunan dengan jumlah
keluarga.
g. Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun
h. Menjaga lingkungan rumah
tampak bersih
i. Memberantas jentik di rumah
semingggu sekali
j. Makan buah dan sayur setiap
hari
k. Melakukan aktifitas fisik setiap
hari
l. Tidak merokok didalam rumah

9. Evaluasi Asuhan Kebidannan Dalam Keluarga


No Hari/Tanggal/Jam Hasil Evaluasi
1 Selasa, 24 Mei 1. Anggota keluarga bersedia untuk diperiksa
2016 pukul, 11.45 2. Tn. BH mengerti tentang hasil pemeriksaan
WITA 3. Keluarga mengerti dan bersedia melaksanakannya

30
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian masalah keluarga diketahui bahwa tingkat


pengetahuan keluarga kurang mengenai masalah kesehatan dalam keluarga seperti
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar,
kurangnya pengetahuan keluarga tentang kondisi rumah dan menjaga lingkungan
rumah yang baik, kurangnya pengetahuan keluarga tentang personal hygiene, nutrisi
dan aktifitas fisik .Berdasarkan fungsi pemeliharaan kesehatan oleh keluarga sesuai
dengan peran fungsi dan tanggung jawab dalam bidang keluarga, keluarga Tn.BH
sedang mengurus BPJS untuk jaminan kesehatan keluarga.Anggota keluargaTn. BH
kurang mampu untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganyakarena keluarga belum dapat mengidentifikasi masalah, mengetahui
penyebab dan gejala kesehatan yang dialami keluarga.
Setelah diberikan penyuluhan kepada keluarga Tn. BH tentang perawatan pada
bayi baru lahir yang baik dan benar.Keluarga Tn. BH mampu dan bersedia untuk
melakukannyaseperti cara merawat tali pusat yang benar, pemberian ASI eksklusif
menjemur bayinya di bawah matahari agar bayinya tidak kuning. Tn. BH dan Ny. SM
bersedia untuk mengajak anaknya ke puskesmas untuk melakukan imunisasi hal ini
membuktikan bahwa keluarga Tn. BH sudah mampu memutuskan tindakan yang
tepat bagi keluarganya.
Keluarga Tn. BH belum mampu memodifikasi lingkungan keluarga tempat
tinggalnya yang masih kurang memadai baik dari kondisi tempat tinggal, ventilasi
dan pencahayaan karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang memadai.Walaupun
demikian keluarga diberikan pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan
memelihara kebersihan lingkungan untuk menunjang kesehatan. Diharapkan setelah
diberikan pengetahuan keluarga Tn. BH mampu mengubah keadaan rumahnya agar
lebih bersih lagi mengingat hal itu sangatlah penting apalagi sekarang di dalam
keluarga tersebut terdapat bayi baru lahir yang sangat rentan terhadap penyakit yang
dapat timbul karena keadaan lingkungan yang kurang bersih serta mencuci tangan

31
dengan air bersih dan sabun untuk menjaga kesehatan keluarga agar tidak terjadinya
penularan penyakit.
Dalam pemenuhan nutrisi dan aktifitas fisik keluarga Tn. BH diberikan
pengetahuan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti lebih
memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan untuk pemenuhan nutrisi ibu dalam
proses menyusui. Keluarga Tn. BH bersedia untuk melakukan pembrantasan sarang
jentik agar tidak berkembangnya nyamuk penyebab DBD setiap seminggu sekali
serta Tn. BH bersedia untuk tidak merokok di dalam ruangan ataupun saat berada
dekat bayinya untuk menjaga kesehatan anggota keluarga . Hal ini membuktikan
bahwa keluarga Tn. BH sudah mampu untuk mengidentifikasi masalah-masalah
kesehatan yang akan timbul dikeluarga.

32
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Peran dan fungsi bidan dalam kebidanan komunitas meliputi berkemampuan
memberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat.
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas di Puskesmas I Denpasar Timur
mahasiswa telah memberikan asuhan kepada Keluarga khususnya pada bayi baru
lahir. Dengan memberikan asuhan secara berkesinambungan dan komprehensif maka
akan dapat mempercepat tujuan dari asuhan komunitas itu sendiri yaitu untuk
menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan,
mencegah, dan memelihara kesehatan mereka sehingga status kesehatannya semakin
meningkat serta mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.

B. Saran
1. Kepada Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan lebih baik lagi dalam
memberikan asuhan kebidanan pada keluarga sesuai dengan kewenangansehingga
diharapkan bisa selalu memberikan asuhan yang optimal kepada masyarakat.
2. Kepada Institusi Kebidanan
Diharapkan lebih membimbing dan memberikan masukkan kepada
mahasiswa.Dengan demikian mahasiswa akan lebih memahami materi yang
disampaikan dan bagaimana pengaplikasiannya sewaktu di lapangan. Selain itu
memperpanjang waktu praktik di lapangan sehingga mahasiswa memiliki banyak
pengalaman tentang asuhan kebidanan kehamilan fisiologis dengan melihat kasus
nyata yang ada di lapangan.

33
3. Kepada Mahasiswa Kebidanan
Bagi mahasiswa kebidanan diharapkan agar dapat menambah wawasan dan
meningkatkan kemampuan serta sering untuk berlatih dan belajar dalam pemberian
asuhan kebidanan komunitas pada keluarga sehingga kedepannya diharapkan menjadi
bidan yang professional

34
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna dan Y.Sriati Rismintara. 2009. Asuhan Kebidanan


Komunitas.Yogyakarta: Nuhamedika
Ambarwati, Eny Retna dan Dian Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Mitra Cendikia
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Effendy,N.1998.Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC
Kristiyanasari, Weni. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.
Yogyakarta: Nuha Medika
Lissaver, Tom dan Avroy Fanarof. 2008. At a Glance Neonatologi. Blackwell
Publishing Ltd. Erlangga
Manuaba,IGB.1998.Ilmu Kedokteran,Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta:EGC
Notoatmodjo. 2007. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Depkes RI
Saifudin.2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin ( Asuhan Kebidan Pada Ibu
Bersalin).
Yogyakarta: Fitramaya
Wahyuni Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balit. Jakarta: EGC
Wiknjosastro. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bima Pusataka Sarwono
Prawiharjo
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Wanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta: Salemba Medik

35

Anda mungkin juga menyukai