Anda di halaman 1dari 35

IKLIM

DAN
ARSITEKTUR
DI INDONESIA
Disampaikan oleh : Beta Paramita, MT. pada kuliah Arsitektur dan Lingkungan –
Jurusan PendidikanTeknik Arsitektur UPI
FAKTOR PERENCANAAN

FAKTOR KENYAMANAN
1. PERGERAKAN UDARA
2. SUHU UDARA
3. KELEMBAPAN UDARA
4. RADIASI
PERENCANAAN BANGUNAN
Faktor yang terpenting yang menyangkut bahan
pemikiran dalam melaksanakan suatu perancangan:
 Manusia dengan kebutuhannya
 Pengaruh iklim
 Bahan bangunan
.

SOSIAL/EKONMI PEMILIK
PERENCANAAN BANGUNAN
LINGKUNGAN

SELARAS DENGAN KEHDUPAN


RAKYAT

ADAT ISTIADAT /KEBIASAAN KHAS SETEMPAT


PENGARUH IKLIM
Perputaran bumi pada sumbunya yang selalu
berubah dalam perjalanannya mengelilingi
matahari, mengakibatkan suatu tempat di bumi
menerima panas matahari yang berlainan

Rotasi Bumi

PENDINGINAN PEMANASAN
PANAS
Panas dihantarkan matahari hanya dengan
satu proses saja yaitu RADIASI

GELOMBANG PANJANG
(berkas berkas infra merah)

RADIASI ini akan mengalir dari suatu ruang yang lebih


panas menuju suatu ruang yang lebih dingin
Panas yang didiabsorsbsi oleh bumi setiap tahunnya
seimbang dengan kehilangan panasnya atau
pendinginannya
Bumi kehilangan panasnya melalui tiga proses, yaitu :

 Re-radiasi, gelombang panjangmenuju tempat disekitarnya yang


lebih dingin
 Konveksi, udara yang menjadi panas, oleh sebab pertemuan
dengan permukaan bumi yang panas, naik menuju atmosfer
atas, dimana dari sana di reradiasaikan lagi ke ruang angkasa.
 Evaporasi, permukaan bumi menjadi dingin seperti berubahnya
air menjadi uap air
Jumlah panas yang diterima leh suatu yempat di bumi
tergantung pada :
 Lamanya terkena sinara matahari
 Sudut sinar matahari
Iklim di Indonesia
Indonesia berada pada daerah yang
mempunyai iklim tropis dan tergolong panas
dan lembab
CIRI :
 Tingginya kelembaban udara, baik musim
hujan maupun musim panas (rata rata
80%/thn)
 Curah hujan sangat tinggi (1809mm/thn)
 Perbedaan suhu udara pada siang hari dan
malam hari tidak besar (berkisar antara 2 – 5
derajat celcius).
1. Hawa udara dan kenyamanan
(comfort)
Faktor yang mempengaruhi:
 Pergerakan udara
 Suhu udara
 Kelembaban udara
Solar radiasi
 Radiasi
Thermal radiasi

Atap dan dinding adalah bagian bangunan yang palng banyak


menerima radiasai matahari secara langsung.
Cara untuk mengurangi besarnya pengaruh radiasi terhadap bangunan
1. Pembanyangan atap,
2. Pembayangan dinding.
NOMOGRAM
S = angka kenikmatan
tl = suhu udara dalam celcius
ts = suhu pancaran sinar ( stralings temperatur )
x = kelembaban absolut
v = kecepatan angin ( m/sekon ), pengukuran 0,5 m di atas
lantai
p = angka knstan : 10,6 untuk musim panas
S ( angka kenikmatan ) ukuran perasaan
+3 Terlalu sangat panas
+2 Terlalu panas
+1 Panas nikmat
0 Nikmat
-1 Dingin nikmat
-2 Terlalu dingin
-3 Terlalu sangat dingin
Diambil dari : BOUWKUNDE VII Jellema
2.2.2.Ventilasi dan Pergantian Udara

Rasa nyaman atau nikmat (comfort)


Rasa panas atau tidaknya di suatu
yang dirasa oleh tubuh kita
ruang tidak tergantung pada tinggi
disebabkan adanya pendinginan
rendahnya langit-langit ruang, tetapi
secara merata pada kulit dan
tergantung pada cukup tidaknya
permukaan serta terdapatnya
pergerakan dan pergantian udara di
gerakan udara yang melaluinya
dalam ruang tersebut.
dengan lambat.
Syarat-syarat Hawa Nyaman dari Udara Bersih menurut J.H.BARTOL

No Macam-macam Bangunan Besar Ruangan Udara bersih

1. Kantor Kecil atau Rumah 1000 30


2. Kantor Besar 500 - 700 15
3. Kamar Sidang atau Ruangan Bermain 400 - 500 30

4. Toko Kecil 400 - 500 15


5. Toko Besar 300 - 400 20
6. Restoran Besar 300 - 400 25
7. Restoran Kecil 200 - 300 30
8. Night Club/Bar & Grill 125 - 200 40
9. Theatre dan Auditorium 200 - 300 15
10. Sekolah (anak2)&(O.Dewasa) 200 - 250 30
11. Rumah Sakit (Kamar Bedah) 1000 lebih 40 lebih
12. Rumah Sakit (Private Room) 750 lebih 25
13. Rumah Sakit (Ward) 350 - 500 30
14. Klinik Umum 200 - 300 35
2.2.3. Matahari dan Angin Terhadap Orientasi Bangunan

Matahari & Angin sangat erat hubungannya dengan tata


letak(orientasi) bangunan yang akan dirancang.

Sinar Matahari tropik, pada musim kemarau di daerah


equator memberikan pengaruh jelek pada bangunan.
Pancaran yang diberikan dapat memanaskan badan
bangunan sehingga panasnya terasa sampai kedalam ruang.
2.3. Penggunaan Bahan Bangunan

2.3.1. Refleksi Sinar Matahari

2.3.3. Penetrasi 2.3.2. Penyimpanan


Panas Panas
Matahari adalah faktor utama penyebab
ketidaknyamanan tinggal dalam suatu
bangunan.

Daya absorbsi suatu benda yang di cat


putih lebih kecil daripada benda yang di
cat dengan warna lain.

Makin gelap warna catnya, maka akan


makin panas suatu benda itu dibuatnya.
NO BAHAN REFLEKSI PANAS %
1. Kapur Putih 80
2. Cat Timah Putih 71
3. Asbestos Cement (baru) 60
4. Pualam Putih 54
5. Genteng (Merah Muda) 53
6. Bata-Kapur Pasir-Putih 50 – 59
7. Alumunium 47
8. Cat Aluminium 46
9. Batu Kapur 43
10. Seng Berombak (Baru) 36
11. Genteng Sement (tak berwarna) 35
12. Asbestos Cement (1 tahun) 29
13. Bata Merah 23 – 30
14. Daun – daunan Hijau 21 – 29
15. Seng Berombak (tua) 10
2.3.2. Penyimpanan Panas

Pergeseran Fasa

Faktor – faktor Pergeseran Fasa


1. Pergeseran Fasa

adalah Perbedaan panas pada permukaan luar dari


dinding yang tidak sama (tak sesuai) dengan perubahan
yang ada pada permukaan dalamnya.

2. Faktor – faktor penyebab terjadinya Pergeseran Fasa :

* Bahan – bahan yang digunakan


* Porositet Bahan
* Tebal Dinding / Bahan
* Coefficient Suhu
2.3.3. Penetrasi Panas

Demi kesehatan ruangan, sinar matahari diperlukan masuk


kedalam ruangan lebih kurang 2 jam lamanya dalam setiap
hari. Jika berlebihan akan menjadi tidak baik, apalagi secara
terus-menerus sehari penuh.

Oleh karena pendeknya gelombang cahaya (0,4-3m) maka


90% dari cahaya yang masuk dalam bangunan menyebabkan
bangunan dan isinya menjadi panas.

Koefisien konduksi dari panas bergantung pada gravitasi


spesifik dari bahan bangunan tersebut. Makin besar gravitasi
spesifiknya, maka makin tinggi pula konduksi panasnya,
karenanya makin besar pula kapasitasnya untuk menyimpan
panas.
3. Matahari dan Arsitektur

3.1. Pembayangan

3.2. Cara Bilamana, Dimana, dan Bagaimana


mengelakkan Sinar Matahari yang
berlebihan.
3. Matahari dan Arsitektur

Marcel Breuer Mengatakan:

“The sun control device has to be on the Kenikmatan dan kesehatan dari orang
outside of the building, an element of yang berdiam atau bekerja dalam suatu
the façade, an element of architecture, bangunan bergantung pada banyaknya
and because this device is so important sinar matahari yang masuk kedalam
apart of our open architecture, it may bangunan tersebut, demikian pula cepat
develop into a characteristic a form as rusak atau tidaknya benda-benda yang
the doric column”. ada di dalamnya.
3.1. Pembayangan

 Pada prinsipnya pembayangan adalah cara yang paling


efektif, tidak saja untuk menanggulangi akibat-akibat jelek
dari panasnya sinar matahari terhadap bahan bangunan tapi
juga dalam banyak hal dapat mengurangi/menghapuskan
perasaan silau (glare) yang menimpa penglihatan kita.
 Pembayangan dpat dicapai dengan :
* Memberikan teritisan yang cukup lebar, penggunaan
keree, mankies, dinding/pagar, pohon-pohonan.
* Memberikan elemen-elemen pengontrol sinar
matahari (sun-shading).
3.2. Cara Bilamana,
Bilamana, Dimana,
Dimana, dan Bagaimana
mengelakkan sinar matahari yang berlebihan

 Prinsip umum dalam pengontrolan masuknya sinar matahari


kedalam bangunan ialah dengan membiarkan sinar matahari itu
masuk kedalam ruangan pada waktu-waktu yang kita perlukan
dan menolaknya pada saat yang tidak kita ingini. Pada praktek
sehari-hari kita kenal dengan teritis dan tabir-
tabir-tabir penahan (luifel
luifel)).

 Merencanakan suatu penahan sinar matahari (shading device)


untuk lokasi dan posisi tertentu dilakukan dengan cara:
1. Menentukan waktu-waktu bilamana pembayangan
dibutuhkan.
2. Menentukan letak Matahari, bilamana pembayangan di
butuhkan.
3. Menentukan jenis dan bentuk dari “shading device”.
4. Diagram Matahari (Solar Chart) untuk Menentukan Letak Matahari

4.1. Matahari dan Bumi

4.2. Sudut Bayangan

4.3. Menentukan Sudut Bayangan Secara Proyeksi

4.4. Diagram Matahari (Solar Chart)

4.5. Protektor Sudut Bayangan

4.6. Mempergunakan Diagram Matahari dengan Protektor


Sudut Bayangan.
 Secara Astronomi, Matahari tidak bergerak, tetapi Bumi yang
berputar mengelilingi Matahari.
 Bila Matahari berada pada titiknya yang paling tinggi maka itu
disebut Matahari Tengah Hari (Solar noon). Itu semua
menjelaskan bahwa bumi berputar pada Asnya dan garis
jalannya matahari bergerak agak kesebelah Utara dan
Selatan. Pergerakan ini disebabkan oleh perjalanan tahunan
bumi mengelilingi matahari yang mengakibatkan seolah2
jalannya matahari agak kesebelah utara atau selatan equator.
 Jarak sudut matahari dari equator pada waktu ke waktu
disebut DEKLINASI MATAHARI.
MATAHARI
 Deklinasi berubah-ubah terus diantara 23 ½ derajat Lintang
Utara pada tanggal 21 atau 22 juni dan 23 ½ derajat Lintang
Selatan pada tanggal 21 atau 22 Desember.
4.2. Sudut Bayangan

- Untuk mengukur posisi matahari pada suatu waktu disuatu


tempat digunakan 2 sudut :
* “Altiude” (Suatu bidang/sudut matahari diatas kita
yang tegak lurus pada bidang horizontal).
* “Azimuth” (Sudut antara garis matahari yang
terproyeksikan dibidang horizontal dan garis
utara). Azimuth dapat diukur baik dari arah timur
maupun barat.

- Sudut Bayangan dapat ditentukan antara lain dengan cara :


* Proyeksi
* Penggunaan Protactor Sudut Bayangan dengan
diagram Matahari.
4.3. Menentukan Sudut Bayangan Secara Proyeksi.

Penentuan sudut bayangan secara proyeksi


merupakan pengkonstruksian daripada sudut
bayangan pada dinding bangunan dengan
mempergunakan teori-teori geometri.
Menghasilkan suatu altitude 30 derajat & azimuth
75 derajat kesebelah barat.
- Urutan
Urutan--urutan Pengkonstruksiannya adalah:
adalah:

1. Tentukan dengan jelas arah Utara denah bangunan.


2. Lukiskan sudut azimuth 75 derajat kesebelah barat, maka
terdapatlah garis A-A (garis Horizontal) melalui titik P.
3. Dari titik P dibuat garis tegak lurus pada dinding sebelah utara,
maka terdapatlah sudut bayangan horizontal (SBH) ialah
sudut antara garis tegak ke garis A-A yang besarnya 55
derajat..
derajat
4. Diujung teritis jendela pada potongan A-A dilukis sudut
altitude 30 derajat. Tarik terus garis-garis sinar vertikal itu
sampai ke lantai & proyeksikan kegaris A-A, sehingga
terdapat titik 1-2.
5. Dari titik 1-2 ditarik garis vertikal sehingga berpotongan
dengan garis lantai pada pot C-C. Dari titik potongan itu ditarik
garis ketitik ujung teritis jendela dan ketitik terbawah dari
jendela. Dengan begitu terbentuk sudut bayangan vertikal
(SBV) yang besarnya 35 derajat.
derajat.
Gambar Penentuan Sudut Bayangan secara Proyeksi
4.4. Diagram Matahari (Solar Chart)

Gerak jalannya matahari pada siang hari


pada tanggal dan bulan tertentu
digambarkan dengan garis-garis lengkung
mulai dari timur sampai barat. Garis
lengkung ini dilintasi oleh garis yang
menunjukkan garis-garis waktu(jam). Jadi
titik akibat perpotongan kedua garis itu
adalah posisi matahari pada waktu dan
tanggal/bulan tertentu.
4.5. Protektor Sudut Bayangan :

Protektor Sudut Bayangan adalah suatu diagram yang di buat berskala sama

dengan diagram matahari, tetapi garis dasarnya (base line) mewakili suatu

bidang vertikal dan garis-garis lengkungnya mewakili garis-garis dijalannya

matahari.
4.6. Mempergunakan Diagram Matahari dengan Protektor Sudut Bayangan.
Bayangan.

Mempergunakan Protektor Sudut Bayangan adalah dengan menempatkannya


di atas Diagram Matahari sehingga titik tengah pada garis dasar protektor
berada di atas titik tengah lingkaran diagram matahari. Selanjutnya protektor
dapat diputar sehingga arah garis dasarnya sesuai dengan arah bidang vertikal
daripada permukaan bangunan yang dikehendaki.
Pengertian WAKTU dan JAM
5. Pengertian Waktu dan Jam

 Jam 12.00 tengah hari berarti matahari berada pada titik


yang paling tinggi, jadi azimuthnya ialah 0 derajat atau 180
derajat.

 Pemindahan dari jam matahari (solar time) ke jam setempat


(local/standar time) dapat dicapai dengan dua kali
pembetulan satu kali untuk garis membujur dan kedua
kalinya untuk persamaan waktunya (tanggal/bulan).
5.1. Pembetulan Pertama (Garis Membujur)
Garis bujur penunjukkan (Reference Longitude) biasanya
terletak lebih kurang ditengah-tengah wilayah waktu. Perbedaan satu
derajat pada garis bujur adalah 4 menit. Maka dari itu untuk
mengubah waktu rata- rata setempat (mean-time) menjadi
waktu standart dapat dibaca pada pebedaan waktu antar garis
bujur penun jukkan
kalau berada di sebelah barat garis bujur penunjukkan maka
pembetulan ditambahkan (+), tetapi bila berada disebelah timur,
pembetulan dikurangkan (-).

5.2. Pembetulan Kedua (Persamaan Waktu)


Selisih antarajam matahari (Solar time) dengan jam rata-rata
(mean time) dikenal sebagai persamaan waktu (equation of
time)

Anda mungkin juga menyukai