Anda di halaman 1dari 5

Contoh Penyakit dengan Prosedur dan tes Radiologi bagi pasien

yang mengalami gangguan GI

1. Barium Swallow
Barium Swallow / upper gastrointestinal (UGI) dilakukan untuk:
 melihat penyebab gejala penyakit pencernaan, seperti kesulitan menelan, muntah,
bersendawa, sakit perut (perih pada perut) atau gangguan pencernaan
 melihat adanya penyempitan pada saluran pencernaan atas, ulcer, tumor, polip, atau
pyloric stenosis
 melihat adanya peradangan pada usus, sindrom malabsorbsi, atau kelainan pada
gerakan meremas untuk memindahkan makanan pada usus (kelainan motilitas)
 melihat adanya objek yang tertelan

2. Barium Enema
Dokter akan merekomendasikan Anda untuk melakukan prosedur barium enema jika ia
mencurigai adanya tanda dan gejala dari suatu kondisi, seperti:
 nyeri abdominal
 perdarahan pada anus
 perubahan kinerja usus besar
 penurunan berat badan tanpa alasan
 diare kronis
 konstipasi yang menetap
Rontgen barium enema akan mendeteksi kondisi:
 pertumbuhan jaringan abnormal (polip)
 peradangan usus besar

Selain itu tes Barium enema mungkin dilakukan untuk membantu mendiagnosa kanker
usus besar, kanker rectum dan perubahan struktur pada usus besar.

3. Ultrasonografi
Manfaat dasar dari ultrasonografi ini adalah untuk pemeriksaan kanker pada hati dan otak,
melihat janin di dalam rahim ibu hamil, melihat pergerakan serta perkembangan sebuah
janin, mendeteksi perbedaan antar jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, yang tidak dapat
dilakukan oleh sinar x, sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak di tubuh
manusia. Selain itu, ultrasonografi dimanfaaatkan untuk memonitor laju aliran darah. Pulsa
ultrasonik berfrekuensi 5 – 10 MHz diarahkan menuju pembuluh nadi, dan suatu reciever
akan menerima signal hamburan gelombang pantul. Frekuensi pantulan akan bergantung
pada gerak aliran darah. Tujuannya untuk mendeteksi thrombosis (penyempitan pembuluh
darah) yang menyebabkan perubahan laju aliran darah.

4. Scan Computer Tomography


Alat ini dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memonitor beragam kondisi kesehatan.
Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan CT scan untuk kondisi tertentu, seperti:
 Memperoleh diagnosis kelainan otot dan tulang, seperti tumor atau keretakan pada
tulang.
 Menentukan lokasi tumor, infeksi, atau bekuan darah.
 Memandu prosedur medis ketika melakukan operasi, biopsi, atau terapi radiasi.
 Mendeteksi dan memonitor kondisi dan penyakit tertentu, seperti kanker, sakit
jantung, dan tumor di organ tertentu seperti paru-paru dan hati.
 Mencari tahu cedera atau pendarahan internal.
Penggunaan CT scan kini juga makin banyak dimanfaatkan sebagai alat pemindaian
kondisi kesehatan tubuh atau penyakit serta sebagai langkah preventif. Misalnya CT scan
pada usus besar bagi pasien yang memiliki risiko tinggi terkena kanker usus besar atau
pemindaian jantung secara lengkap pada pasien dengan risiko tinggi penyakit jantung.

5. Scintrigrafi GI
Fungsi skintigrafi adalah memperoleh gambaran dari organ tubuh. Berbeda dengan foto
rontgen biasa yang hanya memberikan gambaran bentuk organ, skintigrafi selain
memberikan gambaran bentuk, juga memberi informasi mengenai fungsi organ yang
bersangkutan.
Organ tubuh yang dapat diperiksa dengan skintigrafi antara lain adalah:
 Tulang
Skintigrafi tulang berguna untuk menilai apakah ada keretakan tulang, tumor
tulang, dll.
 Jantung
Skintigrafi jantung berguna untuk menilai apakah sel otot jantung masih berfungsi
normal atau ada yang sudah mati. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan jika ada
riwayat serangan jantung koroner.
 Payudara
Skintigrafi payudara berguna untuk menentukan apakah ada tumor atau kanker
pada payudara.
 Ginjal
Skintigrafi ginjal berguna untuk menilai apakah di ginjal ada tumor, batu,
penyempitan pembuluh darah, dll.
 Paru-paru
Skintigrafi paru-paru berguna untuk memeriksa apakah di paru-paru terdapat
tumor, kanker, atau sumbatan di pembuluh darah paru-paru.
 Otak
Skintigrafi otak berguna untuk menilai aliran darah otak dan keadaan sel-sel otak.
Biasanya dilakukan jika ada riwayat stroke.
 Kelenjar tiroid
Skintigrafi tiroid berguna untuk menilai fungsi kelenjar tiroid apakah masih
normal, kurang, atau berlebihan. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat melihat
seandainya ada tumor atau kanker pada kelenjar.
 Kandung empedu
Skintigrafi kandung empedu berguna untuk mengetahui apakah ada sumbatan oleh
batu empedu, tumor, atau jaringan lainnya, atau apakah ada kebocoran saluran
empedu.
 Saluran cerna
Skintigrafi saluran cerna berguna untuk melihat keadaan lambung dan usus, serta
fungsi klep-klep lambung.

6. Cholangiografi
Tes cholangiopancreatography retrograde endoskopic dilakukan karena beberapa alas an
berikut ini:
 Untuk mengevaluasi penyakit kuning obstruktif
 Untuk mendiagnosa kanker pada usus duabelas jari, pancreas dan saluran empedu
 Untuk melihat letak batu dan penyempitan saluran pancreas serta cabang-cabang
hepatobilier (saluran hati dan empedu)

7. Tes Fungsi Esophageal


8. Endoskopi
Indikasi Pemeriksaan EGD :
 Dispepsia atau nyeri lambung yang berulang (kronik), terutama dispepsia lebih dari
2 minggu yang tidak membaik setelah terapi dengan obat (seperti antasida, H2
reseptor antagonis atau penghambat pompa proton)
 Disfagia atau kesulitan saat menelan makanan, dengan kecurigaan adanya
hambatan di esofagus (misalnya kecurigaan massa di esofagus atau akalasia).
 Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), termasuk adanya kecurigaan adanya
darah samar/ occult bleeding (misalnya benzidin tes positif).
 Muntah terus-menerus yang tidak berkurang dengan pemberian obat muntah yang
belum diketahui penyebabnya.
 Sendawa berulang atau adanya gejala refluks esofagus yang tidak memberikan
respons terhadap terapi.
 Konfirmasi abnormalitas/ kelainan yang ditemukan pada saat pemeriksaan
radiologi.
 Pemantauan hasil pengobatan (evaluasi).
 Penapisan keganasan saluran cerna bagian atas.

9. Kolonoskopi
Kolonoskopi biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan rutin untuk kanker
kolorektum atau pada pasien yang memiliki riwayat kolorektal polip. Ini juga dilakukan
untuk mengevaluasi gejala masalah usus seperti perubahan kebiasaan buang air besar atau
pendarahan.
Tujuan pemeriksaan bagian dalam usus besar ini adalah bertujuan untuk menegakkan
diagnosa pemeriksaan sebelumnya. Meneliti suatu penyakit pada mukosa kolon, rectum,
polip di usus besar, atau follow up operasi atau evaluasi kanker pada usus besar, menilai
keganasan atau evaluasi polipektomi. Untuk mengevaluasi adanya kelainan pada saluran
cerna bagian bawah dan untuk pemeriksaan lebih lanjut adanya perdarahan yang cukup
lama dari anus
Contoh Penyakit dengan Tes Fungsi Lambung dan Prosedur
Endoscopik

1. Analisa Gastrik

2. Tes Schilling
Dokter Anda mungkin merekomendasikan tes Schilling jika Anda kekurangan vitamin B-
12. Tes tersebut dapat membantu mereka menentukan apakah perut Anda memproduksi
"faktor intrinsik. "Faktor intrinsik adalah jenis protein yang dibutuhkan untuk penyerapan
vitamin B-12. Tanpa itu, tubuh Anda tidak dapat menyerap vitamin B-12, yang
menyebabkan penyakit antara lain : anemia pernisiosa. penyakit celiac ,penyakit hati,
penyakit empedu atau hipotiroidisme

3. Biopsi
Biopsi seringkali dikaitkan dengan kanker. Kanker dapat dideteksi dalam sel dan jaringan
tubuh, di mana sel dapat menjadi tumor atau massa yang melekat pada organ tubuh.
Tergantung pada jenis biopsi yang dilakukan, tindakan ini dapat digunakan untuk
mengetahui “tingkat invasi penyakit” – yaitu apakah penyakit telah menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Tindakan ini juga dapat digunakan untuk mengeliminasi keberadaan kanker
atau mengetahui apakah tumor bersifat jinak.

4. Sigmoidoskopi
Ini adalah metode yang akurat dan sederhana menyelidiki penyebab pendarahan dubur,
perubahan kebiasaan buang air besar, dan gejala seperti nyeri dubur dan diare.
sigmoidoscopi juga merupakan bagian dari skrining usus dan pengawasan untuk kanker
usus besar.

Anda mungkin juga menyukai