Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Paleontologi mencakup studi fosil untuk menentukan evolusi suatu organisme dan
Paleontologi berada pada batas antara biologi dan geologi, namun berbeda
ketika bumi menjadi sesuatu yang mampu mendukung terciptanya kehidupan, sekitar
3.800 juta tahun silam. Dengan pengetahuan yang terus meningkat, paleontologi kini
memiliki subdivisi yang terspesialisasi, beberapa fokus pada jenis fosil tertentu, yang
lain mempelajari sejarah lingkungan dalam paleoekologi, dan yang lain mempelajari
mengetahui filum dari spesies-spesies yang menjadi fosil, diantaranya yaitu filum
Protozoa dan Bryozoa. Dari kedua filum ini, kita dapat mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan tempat tinggal organisme ini pernah hidup. Selain itu, kita dapat
mengetahui komunitas apa saja yang hidup di sekitar fosil ini pada waktu itu serta
kegunaan lain dari kedua filum tersebut. Oleh karena itu diadakanlah praktikum
Adapun maksud dari praktikum paleontologi acara kedua filum protozoa dan
b. 7 Sampel Fosil
c. Alat Tulis
e. Lap Kasar/Halus
f. HCl 0,1 M
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fosil sendiri ialah sisa organisme yang dulunya hidup di bumi di beberapa
waktu lalu, dikarenakan telah terawetkan bahkan sejak 3,5 miliar tahun yang lalu,
Filum Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal
dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,
Filum Bryozoa berasal dari bahasa yunani, Bryon :lumut dan Zoon : hewan.
Dahulu Bryozoa dianggap sebagai tumbuhan karena bentuk dan karakteristik dari
Bryozoa merupakan koloni dari hewan kecil-kecil, seperti hamparan lumut berbulu,
menempel pada batu, benda atau tumbuhan air di perairan dangkal yang subur dan
jernih.
Ciri – ciri umum dari filum Protozoa sendiri ada tujuh di anataranya adalah
sebagai berikut :
Protozoa memiliki beberapa kelas, dan dibagi menjadi empat kelas dari
a. Flagellata (Mastigopora)
satu atau beberapa inti sel, mempunyai satu atau dua flagel melekat pada sel yang
gunanya untuk bergerak. Hidup di air tawar, laut, secara plangtonik, bebas atau
1. Ordo Chrysomonadida
2. Ordo Dinofladellida
3. Ordo Silicoflagellida
4. Ordo Choanoflagellida
b. Ciliata (Ciliopora)
Golongan ini memiliki Cilia yang meliputi seluruh tubuhnya. Dinding selnya
mempunyai bentuk tetap, yaitu protoplasma dengan satu atau beberapa nukleus.
Mempunyai cangkang yang terdiri dari zat organik serta partikel-partikel asing
lainnya. Hidupnya di segala jenis air, baik secara bebas maupun parasitis.
Gambar 2.2 Contoh spesies dari kelas ciliata
c. Apicomplexa ( sporozoa )
Golongan ini merupakan protozoa berspora, tidak dapat bergerak sendiri, tidak
keras. Kebanyakan hidup parasitis dan ada yang terdapat di dalam usus manusia .
d. Sarcodina.
dapat berubah-berubah oleh adanya pseudopodia, kelas ini umumnya hidup di air
1. Subkelas Rhizopoda
- Ordo Amoebida
- Ordo Testacida
- Ordo Foraminifera
2. Subkelas Actinopoda
- Ordo Radiolaria
- Ordo Heliozoa
Bryozoa memiliki beberapa ciri – ciri, diantaranya adalah ciri umum dari
sebagai berikut :
1. Phylactolaemata
secara koloni, terdapat di air tawar, tidak ada zooid, dan tidak ada proses pengerasan
asam kapur. Dalam kelas Phylactolaemata hanya terdapat satu ordo yaitu ordo
Plumatellina.
2. Gymnolaemata
Dalam kelas Gymnolamata terbagi lagi dalam dua kelas adalah sebagai berikut :
a. Ctenostomata
Contoh dari ordo Ctenostomata adalah Pladucella (di air tawar) dan Alcyonidium
b. Cheilostomata
3. Stenolaemata
Bentuk tubuh sepetri tabung, terbuka di bagian ujung, dinding tubuh berkapur
dan menyatu satu sama lain, terdapat 900 spesies dan semua hidup dilaut.
Pada kelas stenolaemata ini dibagi lagi dalam enam ordo, yaitu :
b. Ordo Cystoporata.
c. Ordo Stomatopora.
d. Ordo Cryptostomata.
e. Ordo Treopostomata.
f. Ordo Fenestrata.
BAB III
PEMBAHASAN
2. Zooid
3. Zoorium
4. Maticula
5.Calic
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam filum mollusca,
Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati diantaranya, test
yaitu seluruh tubuh fosil, lubang kecil atau zooid, lubang pada tubuh yang lebih
besar dari zooid yaitu zoorium, lubang yang lebih besar dari zoorium yaitu maticula,
Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah mineralisasi
yaitu pergantian sebagian atau seluruh tubuh organisme dengan mineral yang lebih
Bentuk dari fosil ini adalah tabular yaitu bentuk yang menyerupai bentuk
tabung. Setelah ditetesi HCl fosil ini tidak bereaksi maka dapat diketahui bahwa
komposisi kimianya adalah Silika (SiO2), dengan lokasi pengendapan yaitu laut
dalam. Berdasarkan skala waktu geologi atau penarikan umur secara relatif fosil ini
tergolong dalam zaman Kapur Atas (±100-65 juta tahun yang lalu).
Kegunaan dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan
antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.
1. Test
2. Oral Disk
3. Oral Opening
4. Calic
5.Holdfast
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam filum bryozoa,
gracilis (A.).
Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati diantaranya, test
yaitu seluruh tubuh fosil, oral opening,oral disk, calic atau garis-garis pada tubuh
permineralisasi yaitu pergantian sebagian dari tubuh organisme dengan mineral yang
tahan terhadap pelapukan. Bentuk dari fosil ini adalah branching yaitu bentuk yang
menyerupai koral.
Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi
kimianya adalah karbonat (CaCO3), dengan lokasi pengendapan yaitu laut dangkal.
Berdasarkan skala waktu geologi atau penarikan umur secara relatif fosil ini
antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.
1. Test
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam filum bryozoa,
heliolithes, dan organisme ini termasuk dalam spesies Heliolithes cf. Megastoma Mc
COY.
Fosil ini hanya memiliki satu bagian tubuh yang masih dapat diamati yaitu,
Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah mineralisasi
yaitu pergantian sebagian dari tubuh organisme dengan mineral yang tahan terhadap
pelapukan. Bentuk dari fosil ini adalah globular atau bentuk bulat. Setelah ditetesi
HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah
skala waktu geologi atau penarikan umur secara relatif fosil ini tergolong dalam
antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.
3.4 Coral limestone
1. Test
2. Oral Disk
3. Oral Opening
4. Calic
Fosil ini tergolong dalam filum cnidaria, dengan kelas anthosa, ordo
hexacorallia, family coralidae, genus coral, dan organisme ini termasuk dalam
Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati diantaranya, test
yaitu seluruh tubuh fosil, oral opening,oral disk atau tempat masuknya makanan
Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah mineralisasi
yaitu pergantian sebagian dari tubuh organisme dengan mineral yang tahan terhadap
pelapukan.
Bentuk dari fosil ini adalah Brancing yaitu bentuk yang menyerupai seperti
koral. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi
kimianya adalah karbonat (CaCO3), dengan lokasi pengendapan yaitu laut dangkal.
Berdasarkan skala waktu geologi atau penarikan umur secara relatif fosil ini
antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup
.
3.5 Nummelites millecaput BOUBEE
1. Test
2. Endoderm
3. Eksoderm
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam filum protozoa,
BOUBEE.
Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati diantaranya, test
yaitu seluruh tubuh fosil, endoderm bagian dalam fosil dan eksoderm bagian luar
fosil.
Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah mineralisasi
yaitu pergantian sebagian dari tubuh organisme dengan mineral yang tahan terhadap
pelapukan. Bentuk dari fosil ini adalah Brancing yaitu bentuk yang menyerupai
seperti koral. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa
komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3), dengan lokasi pengendapan yaitu laut
dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi atau penarikan umur secara relatif fosil
antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.
3.6 Fenestella explanata A. ROEM
1. Test
2. Calic
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam filum protozoa,
Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati diantaranya, test
yaitu seluruh tubuh fosil dan calic atau garis-garis yang ada pada tubuh fosil.
Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah mineralisasi
yaitu pergantian sebagian atau seluruh tubuh organisme dengan mineral yang tahan
terhadap pelapukan.
Bentuk dari fosil ini adalah Branching yaitu bentuk yang menyerupai seperti
koral. Setelah ditetesi HCl fosil ini tidak bereaksi maka dapat diketahui bahwa
komposisi kimianya adalah Silika (SiO2), dengan lokasi pengendapan yaitu laut
dalam. Berdasarkan skala waktu geologi atau penarikan umur secara relatif fosil ini
antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.
3.7 Caninia Cornucopiae NICH.
1. Test
2. Zooid
3. Zoorium
4. Holdfast
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam Filum Bryozoa,
Caninia, dan organisme ini termasuk dalam Spesies Caninia Cornucopiae NICH.
Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati diantaranya, test
yaitu seluruh tubuh fosil, zoorium atau lubang pada tubuh fosil dan holdfast atau
Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah mineralisasi
yaitu pergantian sebagian atau seluruh tubuh organisme dengan mineral yang tahan
terhadap pelapukan. Bentuk dari fosil ini adalah Brancing yaitu bentuk yang
Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi
kimianya adalah karbonat (CaCO3), dengan lokasi pengendapan yaitu laut dangkal..
Berdasarkan skala waktu geologi atau penarikan umur secara relatif fosil ini
antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Filum Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal
dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan.
kecil, seperti hamparan lumut berbulu, menempel pada batu, benda atau
b. Ciri – ciri umum dari filum Protozoa sendiri ada tujuh di anataranya adalah
saprofit atau parasit, dapat membentuk sista untuk bertahan hidup, alat gerak
berupa pseudopodia, silia, atau flagella. Bryozoa memiliki beberapa ciri – ciri,
diantaranya adalah ciri umum dari filum Bryozoa sebagai berikut : Hidup
berkoloni dan hidup bebas di air laut, mirip dengan beberapa koral, bunga
4.2 Saran
Noor.J. 2012. E-book Pengantar Geologi. Di akses pada 9 Maret 2017 23;15
Syulasmi, A., Sriyati, S., Peristiwati. (2011). Avetebrata Air Jilid II. Malang:
Erlangga.